Mengapa Indonesia menjadi pusat perdagangan dan pelayaran laut internasional

Penyebab Indonesia menjadi pusat perdagangan laut internasional adalah …

Pembahasan

Penyebab Indonesia menjadi pusat perdagangan adalah karena Indonesia berada pada jalur pelayaran Internasional yang ramai digunakan para pedagang dalam distribusi barang melalui jalur laut. Indonesia sendiri dilalui oleh 2 jalur utama pelayaran internasioanl yaitu Selat Sunda dan Selat Malaka, kedua jalur ini menjadi penghubung kawasan Laut Cina Selatan menuju kawasan Samudera Hindia.

Jawaban

Maka, pilihan jawabannya adalah karena Indonesia berada pada jalur pelayaran Internasional yang ramai digunakan para pedagang dalam distribusi barang melalui jalur laut

See also Berikut yang temasuk hewan ekosistem gurun adalah

Mengapa Indonesia menjadi pusat perdagangan dan pelayaran laut internasional

Mengapa Indonesia menjadi pusat perdagangan dan pelayaran laut internasional
Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi jalur perdagangan laut

KOMPAS.com - Aktivitas perdagangan dan pelayaran sudah ada sejak abad pertama masehi.

Pada abad ke-2, Indonesia sudah menjalin hubungan dengan India sehingga agama Hindu masuk dan berkembang.

Bagaimana posisi Indonesia dan jaringan Nusantara terbentuk, berikut faktaya:

Jaringan perdagangan dan posisi Indonesia

Diambil dari buku The Silk Roads: Highways of Culture and Commerce (2000) karya Vadime Elisseeff, sejak abad ke-5 Indonesia sudah dilintasi jalur perdagangan laut antara India dan China.

Jalur perniagaan dan pelayaran yang melalui laut, dimulai dari China menuju Kalkuta, India.

Di mana jalur tersebut melalui Laut China Selatan kemudian Selat Malaka. Setelah sampai India, kemudian berlanjut ke Teluk Persia melalui Suriah.

Baca juga: Perdagangan Internasional: Pengertian dan Manfaatnya

Jalur perdagangan berlanjut ke Laut Tengah melalui Laut Merah sampai ke Mesir menuju Laut Tengah.

Indonesia, melalui Selat Malaka terlibat perdagangan dalam hal rempah-rempah. Posisi Indonesia cukup strategis dan memiliki sumber daya alam yang berlimpah.

Sehingga Indonesia menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting pada jalur perdagangan Timur Tengah dan semenanjung Arab dengan Selat Malaka.

Kepentingan ekonomi

Pusat-pusat integrasi Nusantara berawal dari penguasaan laut. Sehingga terjadi beberapa hal, yaitu:

  • Pertumbuhan jalur perdagangan yang melewati lokasi strategis di pinggir pantai.
  • Muncul pengendalian politik dan militer para raja-raja dalam menguasai jalur utama dan pusat perdagangan di Indonesia.

Jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara ditentukan oleh kepentingan ekonomi. Perkembangan rute perdagangan juga berbeda-beda, yang ditentukan pada masa sebagai berikut:

  • Masa prakarsa hegemoni, pada masa tersebut budaya yang datang dari Austronesia di Asia Tenggara Daratan.
  • Masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara, China di bagian utara dan India di bagian barat daya menjadi dua negara super power.

Adanya peralihan rute membawa dampak positif bagi Nusantara. Secara langsung Indonesia terhubung ke dalam jaringan perdagangan dunia saat itu.

Baca juga: Kabupaten Natuna, Jalur Pelayaran Internasional

Selat Malaka menjadi pintu gerbang yang menghubungan pedagang-pedagang China dan India.

Jalur Sutra

Sebagai pintu gerbang, Selat Malaka merupakan kawasan yang cukup penting bagi pelayaran dan perdagangan, terlebih bandar-bandar di sekitar Samudera Indonesia dan Teluk Persia.

Selat Malaka menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dengan China di sebelah timur laut Nusantara.

Jalur tersebut diberi nama "jalur sutra" sejak abad pertama Masehi hingga abad ke-16 Masehi. Penamaan jalur tersebut karena China membawa komoditas sutera cukup banyak untuk dijual di wilayah lain.

Ramainya rute pelayaran mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur Selat Malaka, yaitu Samudra Pasai, Malaka, dan Sumatera Utara (dulunya Kota China).

Kondisi masyarakat di sepanjang Selat Malaka mulai sejahtera dan terbuka dalam berbagai hal, di antaranya sosial ekonomi dan pengaruh budaya luar.

Kekuatan politik di Nusantara

Jaringan Nusantara juga terpengaruh dari kekuatan politik saat itu.

Baca juga: Jalur Penangkapan Ikan Wilayah Indonesia dan Alat yang Digunakan

Selama masa Hindu-Buddha, jaringan perdagangan dan budaya antar bangsa dan penduduk di pulau Indonesia juga tumbuh pesat.

Hal ini karena terhubung oleh jaringan Laut Jawa hingga Kepulauan Maluku. Secara tidak langsung integrasi juga terjadi dengan jaringan ekonomi dunia.

Komoditas penting yang menjadi barang dagang pada saat itu adalah kayu manis, cengkeh, dan pala.

Pertumbuhan jaringan dagang internasional dan antar pulau melahirkan kekuatan politik di Nusantara.

Kekuatan politik tersebut berada di:

  • Pantai timur melayu yang sekarang menjadi Jambi di muara Sungai Batanghari.
  • Di Pulau Jawa yang terkenal dengan Kerajaan Sriwijaya. Terdapat tiga kerajaan besar, yaitu Tarumanegara (Jawa bagian barat), Kalingga (Jawa bagian tengah), dan Singasari serta Majapahit (Jawa bagian timur).

Kerajaan besar Nusantara yang memiliki kekuatan terhubung secara politik. Artinya kerajaan yang besar dan kuat akan menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantara. Kemudian mampu mengontrol politik wilayah sekitarnya.

Baca juga: Bursa Perdagangan Aset Kripto Upbit Resmi Terdaftar di Bappebti

Hubungan kerajaan adigdaya di Nusantara dengan kerajaan dibawahnya hanya berlangsung dalam bentuk hubungan hak dan kewajiban yang saling menguntungkan.

Keuntungan yang diperoleh dari kerajaan besar antara lain berupa pengakuan simbolik seperti kesetiaan dan pembayaran upeti berupa barang yang digunakan kerajaan dan untuk diperdagangkan skala internasional.

Keuntungan kerajaan kecil adalah perlindungan dan rasa aman, sekaligus kebanggaan atas hubungan tersebut.

Jika kerajaan besar sudah tidak bisa memberikan rasa aman, kebanyakan kerajaan kecil akan melakukan pembangkangan dan berpindah ke kerajaan yang lainnya.

Hubungan tersebut semakin mengukuhkan Nusantara sebagai negara kepulauan yang dipersatukan oleh kekuatan politi dan dagang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Mengapa Indonesia menjadi pusat perdagangan dan pelayaran laut internasional

Mengapa Indonesia menjadi pusat perdagangan dan pelayaran laut internasional
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Peta Indonesia pada abad ke-18 yang menunjukkan nusantara dilalui oleh angin musim, yang penting bagi aktivitas pelayaran dan perdagangan.

KOMPAS.com - Penyebutan Indonesia sebagai negara bahari telah melekat sejak ratusan tahun lalu.

Sebagai negara kepulauan, sangat wajar apabila aktivitas perdagangannya dilakukan melintasi lautan.

Sejarah perkembangan pelayaran dan perdagangan di Indonesia pun amat panjang.

Dari berbagai sumber sejarah, diketahui bahwa aktivitas pelayaran dan perdagangan di Indonesia telah dilakukan sejak abad pertama Masehi.

Pada abad ke-2, Indonesia telah menjalin hubungan dengan India sehingga agama Hindu pun masuk dan berkembang.

Sementara pada abad ke-5, Indonesia telah dilintasi jalur perdagangan laut antara India dan China.

Berikut ini faktor-faktor pendorong perkembangan pelayaran dan perdagangan di Indonesia.

Letak Indonesia yang strategis

Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Asia-Australia dan dua samudera, Hindia-Pasifik.

Letak Indonesia yang berada di antara empat unsur tersebut membuat posisinya menjadi sangat strategis, yaitu berada di jalur perdagangan dan pelayaran internasional.

Oleh karena itu, kawasan nusantara sejak dulu banyak dilalui oleh para pelaut dari berbagai penjuru dunia baik untuk berdagang ataupun sekadar singgah.

Sebagai negara maritim, nenek moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung.

Bahkan dari berbagai sumber sejarah diketahui bahwa kemampuan mereka dalam mengendalikan kapal mampu membuat bangsa lain kagum.

Pasalnya, ketika bangsa asing datang dengan kapal mereka yang lebih modern, bangsa Indonesia yang aktif dalam dunia pelayaran ternyata mampu mengendalikan kapal mereka.

Baca juga: Monopoli Perdagangan pada Masa Penjajahan

Kekayaan alam Indonesia

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil rempah-rempah terbaik di dunia.

Sejak zaman dulu, rempah-rempah tersebut telah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan dan banyak penggemarnya.

Melalui komoditi rempah-rempah ini, dapat ditelusuri jalur-jalur pelayaran dan perdagangan sampai seberapa jauh hubungan nusantara dengan negeri lainnya.

Perdagangan laut antara India, China, dan Indonesia telah dimulai sejak abad pertama Masehi.

Demikian pula dengan hubungan antara Indonesia dengan daerah-daerah di Barat melalui India.

Pada waktu itu, rempah-rempah, kayu wangi, kapur barus, dan kemenyan dari Indonesia telah sampai di India dan Kekaisaran Romawi.

Kedatangan para pedagang untuk mencari rempah-rempah telah menyebabkan pelayaran di Indonesia pada masa itu menjadi semakin ramai.

Kondisi alam Indonesia yang dilalui oleh angin musim juga menjadi salah satu faktor perkembangan pelayaran dan perdagangan nusantara.

Angin musim yang berubah secara konsisten setiap setengah tahun itu menciptakan suatu prasarana yang penting bagi pelayaran dan perdagangan.

Pasalnya, para pelaut dan pedagang dapat memperhitungkan kegiatannya dengan tepat sesuai irama pertukaran arah angin yang konsisten.

Antara Juni sampai November, angin bertiup dari Timur ke Barat dan di Indonesia dinamakan Musim Timur.

Sedangkan antara bulan November hingga Mei, arah angin berubah dari Barat ke Timur dan disebut Musim Barat.

Keadaan ini sangat menguntungkan kegiatan pelayaran dan perdagangan di nusantara karena para pelaut dapat menempuh dua arah, baik pada saat Musim Barat ataupun Musim Timur ketika melintas Khatulistiwa.

Baca juga: Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan Maritim?

Kehadiran kerajaan yang kuat dalam maritim

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang menjadi pusat perdagangan penting pada masanya.

Kapal-kapal yang melalui Selat Malaka singgah di pelabuhannya untuk menjalankan berbagai kepentingan.

Pada abad ke-8, pelayaran Sriwijaya meliputi lautan sampai di India bahkan mungkin Madagaskar.

Konon katanya, kekayaan harta benda kerajaan didapat dari hasil perdagangan, pajak, dan peperangan laut.

Selama beberapa abad, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan kekuasaan yang menguasai pelayaran dan perniagaan di bagian barat Indonesia.

Sebagai pusat perdagangan, Sriwijaya sering dikunjungi oleh para pedagang dari Persia, Arab, China, dan pedagang dari wilayah nusantara lainnya.

Pada masa pemerintahan Kertanegara dari Singasari, wilayah bekas pengaruh Sriwijaya dijadikan kekuasaannya.

Perkembangan pelayaran dan perdagangan di nusantara terus berlanjut pada masa Kerajaan Majapahit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.