Mengapa jika kendaraan menggunakan bensin dengan angka oktan rendah menyebabkan mesin cepat aus

Mengapa jika kendaraan menggunakan bensin dengan angka oktan rendah menyebabkan mesin cepat aus

Pengumuman bensin premium kosong di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) kawasan Abdul Muis, Jakarta, 21 November 2017. Pada periode Januari-September 2017, penjualan premium turun hingga 35,11%. Dari angka 8,46 juta kiloliter pada Januari-September 2016, saat ini penjualan premium hanya tinggal 5,49 juta kiloliter dalam periode yang sama tahun ini. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak isu yang mengatakan bahwa BBM oktan rendah atau bensin dengan Research Octane Number (RON) atau oktan rendah bisa merusak mesin motor atau mobil.

Ternyata hal tersebut dibenarkan oleh pakar kendaraan mesin bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Iman Kartolaksono Reksowardojo.

Menurut Iman, BBM oktan rendah berpotensi menurunkan performa kendaraan. Selain itu, bensin dengan oktan rendah juga bisa memperburuk emisi gas buang kendaraan bermotor hingga membuat mesin mengelitik (knocking).

"Knocking harus dihindari, karena dalam kasus ekstrem bisa membuat piston berlubang dan menurunkan efisiensi dan menaikkan emisi gas buang," kata Iman, dikutip dari Antara, Selasa, 12 Juli 2021.

Iman juga menjelaskan bahwa knocking mesin bisa terjadi karena BBM oktan rendah tidak tahan tekanan atau temperatur tinggi. Hal ini menyebabkan bensin terbakar sebelum api dari busi dinyalakan.

"Pembakaran yang terjadi pada BBM oktan tinggi, hanya berasal dari api busi. Bukan karena temperatur dan tekanan yang tinggi yang berasal bukan dari busi," ucapnya.

Iman yang juga anggota Komite Teknis Bahan Bakar Fosil dan Nabati, menyarankan para pengguna kendaraan bermotor untuk menggunakan BBM dengan RON tinggi. Terlebih saat ini motor atau mobil baru dirancang untuk menggunakan BBM beroktan tinggi.

"Kalau mesinnya dirancang untuk oktan tinggi maka harus mempergunakan BBM oktan tinggi. Jika tidak, maka akan terjadi off-design operation," ujar Iman.

Baca juga: Pengamat Jelaskan BBM Oktan Rendah Merusak Mesin Kendaraan

Jakarta - Punya kendaraan keluaran tahun 2009 – 2014 tapi masih menggunakan bahan bakar beroktan di bawah 91? Hati-hati, ada resiko 'ngelitik' / knocking yang mengintai mesin kendaraan kesayangan Anda. Pada kasus yang ekstrim bahkan piston bisa sampai rusak dan berlubang. Sebenarnya seberapa besar pengaruh tingkat oktan terhadap ketahanan mesin kendaraan?Penjelasan sederhananya seperti ini. RON atau angka oktan merepresentasikan ketahanan bahan bakar terhadap kompresi di dalam mesin tanpa meledak sendiri. Maka mesin dengan kompresi yang tinggi membutuhkan bahan bakar dengan angka oktan yang tinggi. Pada operasi normal mesin bensin, Campuran bahan bakar dan udara baru meledak setelah ada percikan api busi.Cara ini mengatur ledakan agar selalu terjadi pada saat yang tepat. Dengan demikian energi hasil ledakan menyumbang tenaga mekanik yang paling besar. Celakanya, bahan bakar dengan angka oktan lebih rendah daripada yang dibutuhkan mesin bisa meledak sendiri pada akhir langkah kompresi. Akibatnya terjadi tabrakan antara ledakan bahan bakar yang meledak sendiri dengan bahan bakar yang dinyalakan oleh busi. Inilah yang menimbulkan bunyi pada mesin dan kita kenal sebagai ‘ngelitik’ / knocking. Knocking menyebabkan energi mekanik yang dibangkitkan jadi tidak optimal.

Mesin jadi lebih panas dan pada kasus yang ekstrim bisa membuat piston rusak serta berlubang. Pada mesin modern, efek knocking karena bahan bakar dengan oktan rendah memang bisa diatasi dengan memajukan waktu pengapiannya. Tapi cara ini mengakibatkan tenaga tidak keluar optimal dan konsekuensinya adalah konsumsi bahan bakar jadi lebih boros.

Untuk kendaraan produksi 5 tahun terakhir seharusnya menggunakan bahan bakar beroktan di atas 91. Ini karena mesin kendaraan didesain untuk menghasilkan performa bertenaga namun tetap hemat bahan bakar. Jadi butuh bahan bakar dan pelumas yang berkualitas agar umur mesin tahan lama.Pertamax Series merupakan bahan bakar berkualitas dengan tingkat oktan di atas 91. Pertamax memiliki oktan 92 jadi cocok untuk kendaraan berasio kompresi 9.1 sampai 10.1. Seperti Toyota Kijang Innova dan Yamaha Scorpio. Sementara Pertamax Plus yang memiliki oktan 95 cocok untuk kendaraan berasio kompresi 10.1 hingga 11.1. Seperti Toyota Yaris, Honda Jazz, Daihatsu Xenia dan Honda Vario.

Tidak hanya beroktan tinggi, Pertamax Series juga mengandung Ecosave Technology. Formula aditif terbaru dari Pertamina ini memiliki tiga fungsi unggulan yang dapat merawat mesin kendaraan kesayangan kita. Pertama, fungsi demulsifier atau pengikat air untuk menjaga kemurnian Pertamax Series.

Kedua, fungsi detergency yang menjaga kebersihan intake valve, port fuel injector dan combustion chamber dari timbunan kotoran. Ketiga, fungsi corrosion inhibitor yang mencegah timbulnya karat di saluran dan tangki bensin. Ecosave Technology juga membuat kendaraan Anda lebih irit dan ramah lingkungan.

Informasi lebih lanjut mengenai Pertamax Series, silakan follow Twitter @pertamaxIND dan Like fanpage Facebook PertamaxIND.

(adv/adv)

Oleh Arief Aszhari pada 20 Agu 2020, 15:18 WIB

Diperbarui 20 Agu 2020, 15:18 WIB

Mengapa jika kendaraan menggunakan bensin dengan angka oktan rendah menyebabkan mesin cepat aus

Perbesar

Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mulai dari Rp500 hingga Rp900 per liter mulai 1 Juli 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mengisi bahan bakar atau bensin yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan marupakan hal yang wajib. Jangan sampai, karena bertujuan untuk menghemat pengeluaran, lalu menggunakan bensin dengan oktan yang lebih rendah dibanding rekomendasi dari pabrikan.

Pasalnya, hal tersebut tentu saja bakal berpengaruh terhadap mesin dan performa mobil kesayangan.

Melansir laman resmi Hyundai Indonesia, sebelumnya pemilik mobil harus mengetahui mengapa nilai oktan bisa berbeda. Semakin tinggi nilai oktan, maka bahan bakar akan semakin sulit terbakar dan menghasilkan ledakan pada mesin.

Hal ini sangat krusial bagi mesin modern dengan kompresi tinggi dan engine timing yang presisi. Jika menggunakan nilai oktan yang lebih rendah dari spesifikasi mesin, maka bahan bakar akan meledak dan terbakar secara prematur. Alhasil tenaga jadi lebih rendah, mesin ngelitik dan konsumsi bahan bakar yang lebih boros.

Terkadang kondisi yang memaksa kita untuk mengisi bahan bakar yang tidak sesuai seperti ketidak tersediaan jenis bahan bakar yang ada ketika sedang berada di daerah yang cukup terpencil. Hal tersebut boleh dilakukan sesekali karena komputer mesin bisa mendeteksi kualitas bahan bakar dan mengatur 7 pada mesin.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Namun bila dilakukan terus menerus dengan sengaja, kebiasaan ini akan merusak mesin. Jangka pendeknya bisa saja tidak terasa jika terus mengisi jenis BBM dengan kadar oktan yang lebih rendah.

Untuk jangka panjang, kebiasaan yang dianggap menghemat uang ini akan menguras dompet.

Tak tanggung-tanggung, internal mesin bisa rusak dan perlu melakukan turun mesin. Kerusakannya bisa ringan seperti busi yang cepat habis hingga kerusakan besar seperti piston yang rusak dan katup yang rusak.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Lalu apa yang terjadi bila mengisi bahan bakar yang nilai oktannya di atas rekomendasi?

Jawabannya adalah tidak akan terjadi apa-apa. Performa mesin tidak akan berubah menggunakan bahan bakar beroktan tinggi kecuali mesin memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. 

Untuk mesin yang direkomendasikan menggunakan BBM beroktan 91, tidak perlu diisi bahan bakar beroktan 95. Pembakaran sama saja optimalnya dan performanya akan sama saja.

Hal ini hanya menambah pengeluaran saat pengisian bahan bakar. Agar lebih yakin, sebaiknya melihat informasi (berupa stiker) dibalik tutup tangki bahan bakar dan manual book (buku manual petunjuk kendaraan). Ingat, selalu isi kendaraan dengan bahan bakar yang sesuai rekomendasi pabrikan.

Lanjutkan Membaca ↓

Mengapa jika kendaraan menggunakan bensin dengan angka oktan rendah menyebabkan mesin cepat aus