Mengapa Soekarno Radjiman dan Hatta harus berangkat ke Dalat Vietnam?

SINAR HARAPAN--Sejarah perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia penuh liku  dan menghadapi berbagai rintangan. Namun kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya merupakan momentum bagus yang dimanfaatkan oleh para pemimpin untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. 

Pada tanggal 11 Agustus 1945 tercatat sebuah peristiwa penting dalam rangkaian perjuangan menuju kemerdekaan, yaitu keberangkatan tiga pemimpin nasional --Ir Soekarno, Mohammad Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat-- dari Saigon menuju markas besar tentara Jepang wilayah Selatan di Dalat, Vietnam.

Ketiga tokoh tersebut berangkat secara rahasia dari Jakarta menuju Singapura pada tanggal 9 Agustus kemudian menginap satu malam. Mereka didampingi oleh Kolonel Nomura dan seorang penerjemah bernama Miyoshi.

Mereka menghindari penerbangan malam hari jadi menginap. Esok paginya, 10 Agustus ketiga pemimpin pergerakan Indonesia menuju Saigon.

Dalam suatu catatan sejarah, Bung Karno teringat penerbangan dari Singapura ke Saigon penuh guncangan sehingga barang-barang di pesawat berserakan. Ketika itu, ketiga pemimpin tersebut belum tahu menmgapa dipanggil ke Dalat untuk menemui Jenderal Terauchi Hisaichi.

Setelah menginap satu malam di Saigon, pagi harinya rombongan ketiga tokoh tersebut menuju Dalat.   

Dalam buku Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Restu Gunawan dkk (2015), Ir. Soekano, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dijadwalkan bertemu dengan Jenderal Terauchi dijadwalkan pukul 10.00 waktu setempat.

Terkini

KEKALAHAN Jepang oleh sekutu karena dijatuhkannya bom atom di dua kota yaitu Hiroshima dan Nagasaski membuka jalan kemerdekaan Indonesia. Sejumlah tokoh seperti Soekarno, Mohammad Hatta, KRT Radjiman Wedyodiningrat dan lain sebagainya berusaha membawa negeri ini ke gerbang kemerdekaan.

Dikutip dari beragam sumber, ketiga orang tersebut oleh Jepang dianggap sebagai tokoh yang cukup berpengaruh bagi rakyat Indonesia. Selain itu, mereka juga yang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945.

(Baca juga: Soekarno Menagih Janji Jepang Ketika Bom Atom Menghantam Nagasaki)

Sebagai pimpinan PPKI, ketiganya diundang ke Dalat, Vietnam oleh Jepang untuk membicarakan kemerdekaan RI untuk bertemu Panglima seluruh Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Hisaichi Terauchi.

(Baca juga: Lahirnya PPKI, Cikal Bakal Berdirinya Negara Indonesia)

Ketiganya pun berangkat ke Dalat, Vietnam pada Pada 8 Agustus 1945. Mereka meninggalkan Jakarta pada pukul lima pagi melalui Bandara Kemayoran untuk memulai sebuah penerbangan yang harus dirahasiakan karena bisa saja pesawat yang mengangkut ketiga tokoh itu disergap dan ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat sekutu.

Dan benar saja, pada 9 Agustus 1945 Amerika Serikat kembali melakukan penyerangan ke Kota Nagasaki, Jepang ‎ Penyerangan dilakukan dengan menjatuhkan bom atom dari pesawat pengebom milik Amerika B-29 salah satu ke pelabuhan terbesar di Jepang itu.

Nagasaki merupakan kota terpenting pada saat Perang Dunia II. Bom atom diterjunkan Amerika Serikat dan menghancurkan Nagasaksi ‎sebagai bentuk penyerangan. Dalam insiden tersebut tercatat 39.000 hingga 80.000 orang tewas.

Selanjutnya, pesawat yang membawa mereka mendarat di Saigon, Vietnam pada 10 Agustus 1945. Sesampainya di Saigon, ketiga juga belum tahu mengapa dipanggil oleh Panglima Tertinggi Jepang di Asia Tenggara itu. Sehari sesudahnya, pada 11 Agustus 1945 atau tepat 75 tahun silam, ketiga ini diterbangkan ke Dalat, Vietnam. Sesampai di sana, mereka menginap lagi semalam.

Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut bersama Lifebuoy x MNC Peduli Tengah Berlangsung!

(fmi)

  • #Soekarno-Hatta
  • #Ilmu pengetahuan & Sejarah
  • #Kemerdekaan RI
  • #Dalat Vietnam

Pembahasan

Jepang kemudian memanggil Soekarno, Hatta, dan Radjiman ke Dalat, Vietnam, yaitu Markas Besar Angkatan Bersenjata jepang di Asia Tenggara. Di Vietnam, para tokoh Indonesia ini bertemu dengan Jenderal Terauchi, panglima angkatan perang Jepang di Asia Tenggara. Terauchi kemudian menyampaikan informasi penting yaitu, Tokyo memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.

Jepang kemudian memanggil Soekarno, Hatta, dan Radjiman ke Dalat, Vietnam, yaitu Markas Besar Angkatan Bersenjata jepang di Asia Tenggara. Di Vietnam, para tokoh Indonesia ini bertemu dengan Jenderal Terauchi, panglima angkatan perang Jepang di Asia Tenggara. Terauchi kemudian menyampaikan informasi penting yaitu, Tokyo memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.

Mengapa Soekarno Hatta dan Radjiman berangkat ke Dalat Vietnam pada tanggal?

KOMPAS.com - Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga tokoh pemimpin Indonesia berangkat ke Kota Dalat, Vietnam. Mereka adalah Soekarno, Mohammad Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat, yang berangkat untuk memenuhi panggilan Jenderal Hisaichi Terauchi.

Mengapa Soekarno pergi ke Vietnam?

Pada 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Radjiman berangkat ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara Marsekal Hisaichi Terauchi. Dalam pertemuan tersebut, Terauchi menyatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Mengapa Jepang mengundang Soekarno Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat markas tentara Jepang di Asia Tenggara pada 9 Agustus 1945 *?

Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat pada tanggal 9 Agustus 1945 ke Dalat Vietnam adalah untuk memberikan ucapan selamat kepada Soekarno dan Hatta karena telah terpilih sebagai ketua dan wakil organisasi PPKI dan untuk memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia.

Mengapa Jendral Terauchi memanggil Ir Soekarno Moh. Hatta dan Radjiman Wedyoningrat untuk pergi ke Dalat *?

JAWABAN: Karena Jepang ingin menyakinkan penuh keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka.