Mengapa sumber sejarah harus dibuktikan keasliannya jelaskan

Halo sobat pintar, siapa dari kalian yang suka mempelajari sejarah? Dengan mempelajari sejarah sobat bisa mengetahui peristiwa yang terjadi pada masa lampau, contohnya: mempelajari kehidupan manusia di masa lampau.
Nah, untuk mempelajari sejarah sobat pintar juga harus mempelajari tentang sumber sejarah juga nih. Karena sumber sejarah inilah yang digunakan oleh para ahli sejarah untuk mengkaji sejarah. Jadi sumber sejarah ini dijadikan sebagai acuan saat akan menulis cerita sejarah.
Untuk mengetahui tentang sumber sejarah, Simak penjelasan berikut ini ya sobat!

Pengertian Sumber Sejarah

Menurut R. Moh. Ali dalam Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia [2005], sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud, serta berguna bagi penelitian sejarah indonesia sejak zaman purba sampai sekarang. Sumber sejarah bisa berbentuk lisan, tulisan, atau audio-visual.
Sumber sejarah pada dasarnya adalah sesuatu yang memberitahu kita tentang sejarah atau peristiwa di masa lampau. Sumber sejarah dapat dikatakan sebagai data sejarah, karena data yag ada digunakan sebagai acuan untuk menyusun kembali peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
Informasi yang didapatkan dari data sejarah berupa keterangan dimana peristiwa itu terjadi, Kapan terjadi, bagaimana peristiwa bisa terjadi, dan siapa pelakunya. Data tersebutlah yang digunakan oleh ahli sejarah untuk merekontruksi peristiwa sejarah. Kenapa harus menggunakan sumber sejarah? Karena peristiwa sejarah bersifat nonfiksi dan harus benar-benar terjadi dimasa lampau. Kalau tidak ada data yang dapat dipertanggungjawabkan maka peristiwa tersebut tidak bisa dikatakan sebagai peristiwa sejarah.

Jenis-Jenis Sumber Sejarah

Dikutip dari Permendikbud Nomor 69 Tahun 2016, sumber-sumber sejarah memiliki beberapa jenis berdasarkan sifat dan bentuknya.

Sumber Sejarah Berdasarkan Sifat

Sumber Primer

Sumber Primer adalah kesaksian dari seseorang yang pernah melihat peristiwa dengan indera yang dimilikinya, baik dengan mata maupun dengan indera yang lainnya. Informasi ini didapatkan dari orang yang secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah. Informasi tersebut berupa tulisan, lisan, ataupun audio-visual.
Sumber primer dibuat selama periode waktu masa lampau menurut sudut pandang pelaku selaku pengamat langsung peristiwa sejarah pada masa lampau. Oleh karena itu, sumber primer harus sezaman dengan peristiwa sejarah pada masa lampau.
Dalam konteks penelitian historis, sumber primer adalah sumber yang dibuat selama periode waktu tertentu yang sedang dipelajari. Sumber primer memungkinkan peneliti sedekat mungkin dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi selama peristiwa sejarah atau periode waktu tertentu.

Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah kesaksian dari seseorang yang tidak secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah pada masa lampau. Sumber sekunder ini bisa berupa tulisan, lisan, dan audio-visual.
Sumber sekunder tidak memberikan bukti secara langsung oleh pelaku, namun sumber sekunder ini memberikan informasi yang berasal dari data primer yang sudah di rekontruksi atau di tafsirkan. Biasanya penulis melakukan penelitian secara langsung terhadap peristiwa sejarah yang dibahas.
Para sejarawan akan menghabiskan banyak waktu dengan sumber-sumber sekunder seperti halnya dengan sumber-sumber primer. Tujuannya untuk memahami bagaimana para sarjana lain menafsirkan peristiwa-peristiwa yang tidak jelas dan mungkin tidak sepakat dengan analisis mereka.

Sumber Tersier

Sumber Tersier adalah kumpulan sumber sejarah yang berasal dari sumber sejarah sekunder yang telah ditafsirkan kembali. Sumber sejarah ini merupakan kumpulan dari beberapa hasil penelitian ahli sejarah yang dianalisis.
Sumber sejarah yang tergolong dalam sumber sejarah tersier ini adalah buku-buku sejarah berdasarkan laporan hasil penelitian ahli sejarah. Biasanya penulis tidak melakukan penelitian secara langsung mengenai topik-topik yang dibahas.

Sumber Sejarah Berdasarkan Bentuk

Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan peristiwa pada masa lampau berupa tulisan dan catatan. Contohnya prasasti, dokumen, piagam, naskah, surat kabar, dan laporan.

Sumber Lisan

Sumber lisan adalah keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami peristiwa sejarah tersebut. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami langsung peristiwa tersebut, sumber lisan juga bisa diperoleh dari kerabat atau orang lain yang mengetahui peristiwa tersebut secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah ini bisa digunakan untuk sumber primer dan sumber sekunder. Contohnya wawancara.
Pada dasarnya informasi yang didapatkan tidak langsung dijadikan acuan karena tidak semua pelaku sejarah ingat dengan peristiwa sejarah secara detail. Sehingga pemakaian sumber lisan ini harus dibarengi dengan sumber tulisan sebagai penunjang.

Sumber Benda

Sumber benda adalah sumber yang berasal dari peninggalan-peninggalan sejarah berua benda-benda kebudayaan. Contohnya bangunan, senjata, perkakas dari batu, patung, perhiasan, dan candi.

Contoh Sumber Sejarah

Foto-Foto


Photo by Suzy Hazelwood from Pexels

Foto merupakan sumber sejarah yang berbentuk visual. Foto dalam bentuk primer biasanya tersimpan di arsip-arsip pemerintah. Foto bisa dipakai sebagai sumber sejarah apabila foto tersebut berhubungan dengan peristiwa sejarah.

Dokumen


Photo by Suzy Hazelwood from Pexels

Dokumen merupakan sumber tertulis yang dipakai oleh ahli sejarah untuk mengkaji sejarah. Dokumen ini ada yang dijadikan sumber primer maupun sumber sekunder. Dokumen bisa berbentuk dokumen pemerintah, dokumen pengadilan, dokumen properti dan dokumen yang mengungkap peristiwa sejarah.

Candi


Photo by Inimafoto from Pexels

Candi merupakan bangunan yang berasal dari peninggalan-peninggalan sejarah. Kata ‘candi’ mengacu padaarti sejarahbangunan dengan berbagai bentuk dan fungsi, seperti tempat ibadah, pusat pengajaran agama, tempat pemakaman untuk menjaga abu raja, tempat tinggal dewa, tempat pemandian kerajaan, atau pintu gerbang. Meskipun candi pernah melayani banyak fungsi, mereka dibangun sebagian besar untuk mengakomodasi kegiatan agama Buddha atau Hindu.
Candi merupakan sumber sejarah yang berbentuk benda yang digunakan para ahli sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah. Sumber benda ini biasanya dijadikan tempat destinasi wisata untuk menambah kegunaan dari sumber sejarah.

Patung


Photo by Ayadi Ghaith on Unsplash

Patung merupakan salah satu karya seni yang kerap dijadikan objek untuk mengenang dan mengabadikan suatu momen. Patungadalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karyaseni. Patung merupakan sumber benda yang banyak ditemukan di Museum atau diberbagai tempat. Patung selain untuk mengenang sejarah juga ada beberapa patung yang menyuguhkan spot instagramable. Patung tersebut seperti patung Budha Tidur di Mojokerto, patung Dewa Murungan di Langkat, dan patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Wawancara


Photo by Christina @ wocintechchat.com on Unsplash

Wawancara adalah kegiatan melakukan tanya jawab dengan narasumber untuk mendapatkan keterangan tertentu. Di Indonesia metode wawancara dalam penulisan sejarah mulai dikembangkan dengan diawali adanya proyek sejarah lisan yang ditangani oleh Badan Arsip Nasional. Berkembangnya metode wawancara dalam penulisan sejarah di Indonesia dilatarbelakangi oleh sulitnya menemukan jejak masa lampau berupa dokumen yang sezaman serta makin berkembangnya perhatian studi sejarah yang mengarah ke subyek masyarakat berupa orang kecil dalam peristiwa kecil yang biasanya tidak meninggalkan jejak berupa dokumen.

Sobat Pintar jangan lupa download aplikasi Aku Pintar di Play Store atau App Store, ya! Ada fitur Belajar Pintar yang bakal nemenin Sobat belajar di rumah. Simak juga artikel-artikel lainnya, yaa.

Writer: Santi Puspita Dewi
Editor: Muhammad Fahmi Ridlo

Hai, Quipperian!

Ilmu pengetahuan memiliki beberapa ciri. Ilmu pengetahuan harus merupakan seperangkat pengetahuan yang sistematis, memiliki metode yang efektif, memiliki objek, memiliki rumusan kebenaran-kebenaran umum, bersifat objektif, dan dapat memberikan perkiraan.

Lalu, bagaimana cara menyusun sebuah pengetahuan secara sistematis? Dengan metode di dalamnya! Metode sendiri adalah langkah-langkah yang wajib ditempuh agar dapat menjelaskan objek yang dikajinya.

Bicara tentang sejarah, objek yang diteliti adalah manusia. Hmm, bagaimana ya metode penelitian sejarah yang digunakan dalam ranah ilmu pengetahuan? Quipper Blog punya ulasannya di bawah ini.

1. Pemilihan Topik

Topik tentu saja adalah hal paling penting yang harus ditentukan sebelum melakukan penelitian itu sendiri. Eits, tapi topik tidak bisa ditentukan dengan asal, lho

Topik yang diteliti harus layak untuk dijadikan penelitian, bukan pengulangan atau duplikasi dari penelitian yang sudah ada. Untuk mengukur kelayakan topik yang dipilih, kamu dapat melihat ketersediaan sumber penelitian.

Menurut Gray dalam buku Metodologi Sejarah karya Helius Sjamsudin, ada empat kriteria yang harus kamu perhatikan saat memilih topik penelitian, yaitu:

Apakah kajian yang akan diangkat memiliki nilai yang berarti bagi masyarakat pada umumnya?

Apakah topik, kajian, atau subjek penelitian belum diteliti sebelumnya? Jika sudah pernah diteliti sebelumnya, apakah ada fakta-fakta baru yang substansial dan signifikan? Apakah ada interpretasi baru dari fakta-fakta yang akurat dan dapat dibuktikan?

  • Kepraktisan [Practicality]

Apakah penelitian menunjang sumber-sumber yang diperoleh tanpa adanya kesulitan yang tidak rasional? Latar belakang pendidikan peneliti dan ruang lingkup penelitian juga jadi poin penting.

Apakah subjek penelitian memiliki elemen-elemen dengan kesatuan ide?

2. Heuristik atau Pengumpulan Sumber

Jika kamu sudah menetapkan topik dalam penelitianmu, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sumber. Dalam tahapan langkah penelitian sejarah, heuristik berperan penting karena merupakan tahap pengumpulan fakta-fakta baru. Ada dua jenis sumber, yaitu:

Sumber yang dapat diperoleh di perpustakaan, kantor arsip, kantor pemerintah, dan tempat lainnya. Misalnya, gedung Arsip Nasional di Jakarta yang menyimpan begitu banyak arsip yang dikumpulkan sejak zaman kolonial! Sumber seperti ini dapat kita sebut sebagai sumber primer. Sementara itu, data yang bersumber dari perpustakaan biasa disebut sebagai sumber sekunder.

Sumber yang dapat diperoleh dengan cara wawancara.

3. Verifikasi atau Kritik Sumber

Metode penelitian sejarah selanjutnya ialah verifikasi atau kritik sumber. Verifikasi adalah tahap yang memiliki tujuan untuk menyeleksi sumber-sumber yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini, kamu harus memastikan bahwa setiap sumber yang telah terkumpul sifatnya valid dan sesuai dengan subjek yang dikaji. Ada dua kritik sumber, yaitu:

Kritik yang menguji keaslian sumber dengan merujuk pada bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber. Ada tiga pertanyaan yang harus diungkap dalam kritik eksternal:

      • Autentitas: apakah sumber tersebut sesuai?
      • Orisinalitas: apakah sumber tersebut asli atau turunan?
      • Integritas: apakah sumber tersebut masih utuh atau sudah berubah?
  • Kritik internal

Kritik yang menguji keaslian sumber dengan merujuk pada isinya. Ada tiga pertanyaan yang harus diungkap dalam kritik internal:

    • Sifat sumber: apakah sumber tersebut resmi atau tidak resmi?
    • Latar belakang penulis/pengarang sumber: apakah penulis berperan dalam peristiwa yang diteliti?
    • Membandingkan: apakah isi sumber tersebut memiliki fakta yang sejajar dan objektif bila dibandingkan dengan sumber lainnya?

4. Interpretasi atau Penafsiran Fakta Sejarah

Penafsiran fakta sejarah dalam tahap ini diperoleh dari analisis terhadap data-data, fakta-fakta, serta sumber-sumber yang telah dihimpun. Proses melakukan interpretasi harus bersifat objektif, deskriptif, dan selektif. Ada dua jenis interpretasi sejarah, yaitu:

Berkaitan dengan upaya menjelaskan sumber-sumber yang dihimpun untuk menyusun fakta sejarah.

Menyatukan analisis-analisis terhadap sumber yang dihimpun untuk memperoleh penulisan karya sejarah.

5. Historiografi atau Penulisan Sejarah

Tahap terakhir dalam metode penelitian sejarah ialah historiografi atau penulisan sejarah. Paul Veyne dalam buku Metodologi Sejarah menjelaskan bahwa menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual. Historiografi adalah cara utama untuk memahami sejarah.

Peneliti tidak hanya menuliskan laporan semata, melainkan bekerja keras dengan hasil pemikirannya. Sehingga, hasil akhir yang diperoleh adalah buah pemikiran kritis peneliti yang didapatkannya dari analisis sumber.

Ada cukup banyak hal yang harus diperhatikan untuk melakukan sebuah penelitian, ya, Quipperian! Semoga artikel ini dapat membantumu dalam memahami metode penelitian sejarah!

Penulis: Evita

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề