Menurut anda,bagaimana dampak dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah jepang tersebut?

Bagaimanakah faktor alam semula jadi mempengaruhi perkembangan pembinaan tamadun manusia?

ringkasan sejarah pahlawan Kalimantan selatan pangeran antasari tolong buat seringkas ringkas mungkinnya ya kakterima kasih ​

Kenapa Thailand tidak Pernah Dijajah oleh negara lain?​

sebutkan perbedaan dan persamaan monopoli perdagangan oleh VOC dan Portugis di Indonesiatolong dijawab dengan sungguh-sungguh :] terimakasih​

Sebutkan faktor penghambat sebuah perubahan

Tuliskan ciri-ciri konsep berpikir diakronik secara singkat!

Menurut Anda, apa yang membedakan matematika pada perjalanan sejarah matematika empirik dengan matematika kontemporer [termasuk di dalamnya matematika … modern]? Berikan contoh konkretnya!​

apa arti tanda lahir di lengan kiri berbentuk pohon ?-tolong jawab ya.... ​

mana yang paling parah cara menjajahnya kolonialisme atau imperialismejelaskan​

Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Jelaskan keterkaitan konsepp ruang dan waktu dalam sejarah!

Bagaimanakah faktor alam semula jadi mempengaruhi perkembangan pembinaan tamadun manusia?

ringkasan sejarah pahlawan Kalimantan selatan pangeran antasari tolong buat seringkas ringkas mungkinnya ya kakterima kasih ​

Kenapa Thailand tidak Pernah Dijajah oleh negara lain?​

sebutkan perbedaan dan persamaan monopoli perdagangan oleh VOC dan Portugis di Indonesiatolong dijawab dengan sungguh-sungguh :] terimakasih​

Sebutkan faktor penghambat sebuah perubahan

Tuliskan ciri-ciri konsep berpikir diakronik secara singkat!

Menurut Anda, apa yang membedakan matematika pada perjalanan sejarah matematika empirik dengan matematika kontemporer [termasuk di dalamnya matematika … modern]? Berikan contoh konkretnya!​

apa arti tanda lahir di lengan kiri berbentuk pohon ?-tolong jawab ya.... ​

mana yang paling parah cara menjajahnya kolonialisme atau imperialismejelaskan​

Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Jelaskan keterkaitan konsepp ruang dan waktu dalam sejarah!

Ilustrasi belajar. Medcom.id/M Rizal

Jakarta: Masihkah Sobat Medcom ingat dengan sejarah ‘penjajahan’ Jepang di Indonesia pada 1942 hingga 1945 silam? Alih-alih penjajahan, peristiwa memilukan itu sejatinya lebih tepat disebut pendudukan. Sebab, setibanya di Indonesia, Jepang mulai mengambil alih berbagai wilayah yang saat itu dikuasai sekutu. Mereka mengerahkan pasukan untuk menyerang dan merampas wilayah Tanah Air dari sekutu, sehingga diterapkanlah berbagai kegiatan dan kebijakan Jepang.

Melansir laman Zenius, kedatangan Jepang ke Indonesia ini dipicu menipisnya suplai minyak dari Amerika Serikat [AS]. Kala itu, kedua negara tersebut tengah bersitegang lantaran AS tak suka dengan gerakan imperialisme Jepang.

Alhasil, Jepang mencari alternatif untuk mendapatkan stok bahan bakar minyak, hingga mereka mendaratkan sasaran pada Indonesia yang sedang berada di bawah jajahan sekutu. Mereka tiba di Tanah Air, lebih tepatnya di Tarakan, pada 1942. Sepintas, kehadiran Nippon seolah membawa angin segar bagi Indonesia. Bagaimana tidak, mereka menjanjikan kemerdekaan, menunjukkan simpati terhadap pergerakan rakyat, serta membentuk berbagai organisasi guna memudahkan keseharian rakyat Indonesia. Namun, kenyataan tak seindah yang dijanjikan. Memang benar Indonesia menerima dampak positif dari kebijakan-kebijakan Nippon, tetapi dampak negatif yang diterima bahkan lebih banyak. Lantas, apa sajakah dampak positif dan negatif dari peristiwa pendudukan Jepang di Inndonesia? Berikut ulasannya:

Baca juga: Rumah Rengasdengklok Jadi Sanksi Penyusunan Teks Proklamasi

Dampak positif pendudukan Jepang

  1. Dampak militer Mengingat Jepang kerap menjadikan rakyat Indonesia ‘pembantu’ dalam perang, hal ini membuat Indonesia berkesempatan mempelajari hal-hal terkait militer. Salah satunya, melalui pelatihan di Pembela Tanah Air [PETA]. Bekal ilmu militer ini lantas digunakan untuk melancarkan perlawanan terhadap Jepang.
  2. Dampak kesenian dan kebudayaan
    Tak cuma dari segi militer, bidang kesenian dan kebudayaan Indonesia juga terdampak positif. Dunia perfilman Tanah Air semakin terorganisir, meskipun fokusnya hanya diperbolehkan menunjukkan dukungan terhadap Jepang. Kebijakan Nippon yang memperbolehkan penggunaan bahasa Indonesia juga berhasil membangkitkan jiwa nasionalisme. Rasa nasionalisme ini juga dikembangkan melalui upacara bendera.

Dampak negatif pendudukan Jepang

Selama masa pendudukan, Jepang banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya malah merugikan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan demi memenuhi keperluan mereka, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, atau budaya.
  1. Dampak politik Di bidang politik, Jepang melakukan restrukturisasi pemerintahan, reorganisasi administrasi, propaganda dan akomodasi tokoh penguasa melalui gerakan 3A, Pusat Tenaga Rakyat [PUTERA], Chuo Sangi In, atau Jawa Hokokai, serta memobilisasi massa guna memperoleh dukungan politik dan militer dari rakyat Indonesia.
  2. Dampak ekonomi Di bidang ekonomi, Nippon mengambil aset-aset yang semula dikuasai sekutu, serta mengadakan setoran wajib dan koperasi bersama. Kebijakan tersebut akhirnya malah merugikan rakyat Indonesia karena Jepang-lah yang menerima setoran lebih banyak.
  3. Dampak sosial Di bidang sosial, Jepang mengeksploitasi rakyat Indonesia dengan membentuk Romusha. Melalui kebijakan ini, laki-laki Indonesia melakukan kerja paksa. Sedangkan, para perempuan dijadikan Jugun Ianfu atau tenaga penghibur untuk memuaskan hasrat tentara Jepang.
  4. Dampak budaya
    Adapun di bidang budaya, Jepang ingin menanamkan kebiasaan Seikerei, yaitu membungkukkan badan terhadap kaisar. Kebiasan tersebut jelas bertentangan dengan cara ibadah rakyat Indonesia yang mayoritas umat muslim.

Demikianlah pembahasan mengenai dampak pendudukan Jepang di Indonesia. Sejarah mencatat, ternyata Indonesia lebih banyak menerima dampak negatif ketimbang dampak positif. [Nurisma Rahmatika]
 
Baca juga: Sejarah Politik Etis, Balas Budi Belanda untuk Indonesia

 

Editor : Renatha Swasty

tirto.id - Sejarah pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada 1942 dan berlangsung selama kurang lebih 3,5 tahun hingga proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dinyatakan tanggal 17 Agustus 1945. Lantas, apa saja dampak penjajahan Jepang di Indonesia dalam berbagai bidang, mulai dari sosial, ekonomi, budaya, militer, hingga pendidikan?

Anik Sulistiyowati dalam Sejarah Indonesia [2020] mencatat bahwa pertama kali Jepang menginjakkan kaki di Indonesia pada 1 Maret 1942 di Teluk Banten. Jepang kala itu berhasil mengalahkan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua. Indonesia sebelumnya adalah wilayah jajahan Belanda yang merupakan bagian dari Sekutu.

Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerahkan kekuasaannya atas wilayah Indonesia kepada pemerintah militer Jepang. Di sisi lain, Indonesia yang sudah lama dijajah oleh Belanda semula menyambut gembira kedatangan Jepang yang dianggap saudara tua karena sama-sama merupakan bangsa Asia.

Jepang alias Dai Nippon memang awalnya memposisikan sebagai saudara tua bagi Indonesia dengan mengusung semangat 3A, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.

Akan tetapi, Jepang ternyata tidak berbeda dengan Belanda, sama-sama bangsa penjajah yang memberikan banyak kerugian terhadap rakyat Indonesia. Jepang bahkan memanfaatkan sumber daya Indonesia untuk membiayai perang mereka melawan Sekutu.

Selama kurang lebih 3,5 tahun menguasai wilayah Indonesia, pendudukan pemerintahan militer Jepang menyebabkan munculnya banyak dampak di berbagai bidang yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Baca juga:

  • Sejarah Perang Dunia I, Penyebab, dan Daftar Negara yang Terlibat
  • Sejarah Perjanjian Kalijati: Latar Belakang, Isi, & Tokoh Delegasi
  • Sejarah Organisasi Militer di Masa Pendudukan Jepang

Dampak di Bidang Sosial

Berdasarkan catatan Soepriyanto dalam Perjuangan Meraih Kemerdekaan [2018:10], semasa pendudukan Jepang, komunikasi antar pulau atau dengan luar negeri mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena pihak Jepang yang berwenang mengendalikan saluran komunikasi.

Selain masalah sosial berupa komunikasi, dampak sosial juga terjadi ketika orang-orang Indonesia mengalami tindakan sewenang-wenang dari Jepang, seperti penahanan, penyiksaan, menjadi korban salah tangkap, dan lainnya.

Bukan hanya itu, warga Indonesia juga dijadikan sebagai pekerja paksa [romusha] yang tidak mendapatkan upah.Selain itu, seperti yang diungkap Irma Samrotul dalam Sejarah Kelas XI [2020:7] para perempuan tidak jarang menjadi korban penipuan lowongan kerja. Mereka ternyata dipekerjakan sebagai gadis penghibur [Jugun Ianfu] dan dipaksa untuk memuaskan nafsu para tentara Nipon.

Baca juga:

  • Apa itu Romusha di Masa Penjajahan Jepang, Tujuan, dan Dampaknya?
  • Sejarah DAMRI Bermula dari Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
  • Sejarah Jugun Ianfu pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia

Dampak di Bidang Ekonomi

Saat menduduki Indonesia, Jepang juga sedang terlibat perang dengan pihak Sekutu. Oleh karena itu, Nipon memiliki siasat licik untuk memanfaatkan Indonesia sebagai sumber kebutuhan menjalankan peperangan.

Sistem ekonomi perang ini mengakibatkan munculnya penyitaan pabrik, perkebunan, bank, hingga beberapa perusahaan. Lebih lanjut, hal tersebut berdampak pada terjadinya penurunan produksi pangan, kelaparan, sampai kemiskinan.

Dampak di Bidang Budaya

Pada bidang ini, masyarakat Indonesia dipaksa untuk melakukan penghormatan kepada Tenno Heika [kaisar] yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari. Ritual tersebut dilakukan dengan membungkukan badan tepat ke arah kaisar yang berada di arah matahari terbit [dikenal sebagai budaya Seikeirei].

Kala membungkukan badan, masyarakat juga disuruh untuk menyanyikan lagu kebangsaan negara Jepang, yakni Kimigayo. Kebiasaan yang sudah terkesan asing dalam budaya Indonesia ini pada akhirnya ditentang oleh beberapa ulama, bahkan hingga memunculkan pertempuran.

Dampak di Bidang Militer

Saat pendudukan terjadi, Jepang memanfaatkan masyarakat untuk bisa terlibat dalam Perang Pasifik melawan Sekutu. Alasannya sudah tentu dikarenakan Jepang membutuhkan pasukan agar bisa memenangkan perang tersebut.

Dengan cara membujuk masyarakat Indonesia untuk ikut melawan pihak musuh, Jepang pada akhirnya berhasil membentuk beberapa organisasi semi-militer. Di antaranya ada Seinendan, Keibodan, Hizbullah, Fujinkai, Barisan Pelopor, PETA, dan Heiho.

Organisasi tersebut dilatih sedemikian rupa untuk bisa menggunakan senjata, baris-berbaris, dan latihan militer lainnya. Salah satu organisasi, PETA, berkembang seiring dengan perubahan situasi Indonesia. Mula-mula, berubah menjadi Badan Keamanan Rakyat [BKR], Tentara Keamanan Rakyat [TKR], dan kini menjadi Tentara Nasional Indonesia [TNI].

Dampak di Bidang Pendidikan

Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan dapat dibilang mengalami kemajuan, yakni tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan lagi serta dibentuknya sistem tahapan [SD, SMP, dan SMA].

Namun, tetap ada motivasi pemanfaatan masyarakat untuk bisa terlibat perang kala itu. Para siswa diwajibkan untuk mengikuti latihan dasar kemiliteran, yaitu baris-berbaris dan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang.

Baca juga artikel terkait MASA PENDUDUKAN JEPANG atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
[tirto.id - prd/isw]


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề