Mesir dapat ditundukkan pasukan islam yang dipimpin oleh

Ditulis Unknown 2 Oktober 2012 Edit


alexandria-mesir
Berwisata ke Mesir? Jangan lupa untuk mengunjungi distrik Mesir Lama. Di daerah ini terdapat banyak bangunan historis Islam, salah satunya adalah Masjid Amr ibn al-Ash atau Masjid Fusthath. Masjid ini merupakan bagian dari peringatan dalam sejarah Islam yang mencatat peran besar Amr ibn al-Ash untuk menundukkan Mesir.

Penakluk Mesir

Sebelum memeluk Islam, Amr ibn Ash adalah seorang pedagang sukses di kota Alexandaria, yang menjadi pusat perniagaanya. Setelah memeluk Islam pada tahun 18 H/639 M, Amr ibn Ash diangkat oleh khalifah Umar ibn Al-Khattab menjadi Gubernur Palestina dan Yordania. penaklukan mesir oleh muslim

Pada saat Khalifah Umar melakukan perjalanan terakhir ke Suriah, Amr ibn Ash menunggu kedatangan sang Khalifah untuk membicarakan idenya untuk menguasai Mesir. Menurutnya, Mesir harus ditundukkan agar posisi pasukan kaum muslimin yang telah berhasil menundukan Suriah dan Yordania terlindungi, terutama dengan menundukan kota Alexandria. Hal itu disebabkan Alexandaria merupakan salah satu pangkalan kuat bangsa Romawi yang merajalela di Laut Tengah. Alexandria harus direbut, jika tidak, posisi pasukan kaum muslimin akan selalu menjadi bulan-bulanan angkatan laut Romawi yang menguasai Laut Mediterania.

Awalnya, Khalifah Umar enggan memenuhi permintaan sang jenderal. Menurutnya, penaklukan Mesir belum saatnya dilakukan. Namun, karena Amr ibn Ash mengemukakan idenya berulang-ulang, sang khalifah pun mengizinkannya dengan syarat hanya membawa 4.000 serdadu.

Mendengar keputusan tersebut, betapa gembiranya sang jenderal yang terkenal piawai di medan pertempuran itu. Ia pun segera membawa pasukan dari al-Arisy menuju Farma, yang terletak di tepi Laut Tengah. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Romawi yang mencoba menghadangnya, sang jenderal mengarahkan pasukannya ke arah Benteng Babilonia. Benteng pun jatuh, begitu pula dengan wilayah Balbis dan Umm Danin.

Setelah beberapa saat beristirahat di dekat Benteng Babilonia, Amr meminta izin lagi untuk menaklukkan Alexandria, yang pada saat itu menjadi kota metropolis Byzantium yang berkebudayaan Yunani. Begitu izin sang Khalifah diterima, Amr ibn Ash pun menggerakkan pasukan kaum Muslimin untuk mengepungnya. Setelah pengepungan selama 14 bulan, pasukan terdepan yang berada di bawah komando Zubair ibn Awwan dan Maslamah ibn Mukhallad berhasil menjebol pertahanan kota tersebut. Alexandria jatuh pada tahun 20 H/ 640 M.

Usai menaklukkan pasukan Romawi, Amr ibn Ash menulis surat kepada khalifah yang berisi, ”Saya telah berhasil menundukan sebuah kota di ujung barat. Betapa banyak harta kekayaan kota ini hingga saya tidak kuasa menghitungnya. Di kota ini terdapat tidak kurang dari 4.000 pemandian Yahudi yang siap membayar jizyah dan 4.000 pemain musik dan tarian.”

Untuk menhindari serangan balasan pasukan Romawi dari luat, yang masih menguasai berbagai kawasan di luar Mesir, Umar memerintahkan Amr ibn Ash supaya tidak memilih Alexandria sebagai markasnya. Khalifah Umar khawatir jika pasukan kaum muslim mendapat gempuran dari Angkatan laut Romawi, yang kala itu menguasai laut tengah dan berpusat di Konstantinopel. Oleh karena itu, ia membuat kota baru yang bernama Futsthath sebagai ibukota wilayah tersebut.

Kota ke-3 yang dibangun kaum muslimin pada 22 H/643 M, selepas Basrah dan Kuffah, yakni Fusattum, yang semula dijadikan barak militer dan berada pada posisi 4 kilometer dari tepi sungai Nil. Selain itu, sebagai penanda keberhasilan bersejarah tersebut dan meneladani jejak Rasulullah SAW, didirikanlah sebuah Masjid. Inilah bangunan masjid yang kini lebih dikenal dengan Masjid Amr ibn al-Ash [Masjid Futsthath].

Menurut catatan sejarah, masjid ini merupakan bangunan ke-4 setelah Masjid Madinah, Kuffah, dan Basrah. Awalnya masjid ini sangat sederhana dengan panjang 25 meter, lebar 15 meter, dan dinaungi atap yang terbuat dari kayu, pelapah kurma, dan batang-batang pohon kurma. Saat itu, arah kiblat tidak sepenuhnya tepat sehingga diluruskan oleh Qurrah ibn Syarik. Masjid ini didirikan di tepi sungai Nil dan hanya memiliki 3 dinding.

Pada tahun 53 H/762 M, Masjid Futsthath direnovasi oleh Musalamah ibn Mukhallad yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Mesir pada pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Masjid tersebut diperluas dan temboknya dibuat dari batu bata. Selain itu ditambah empat buah menara di setiap sudutnya. Konon, menara-menara tersebut merupakan corak menara yang pertama kali dalam sejarah arsitektur Islam.

Selanjutnya, Masjid Futsthath diperindah oleh Abdul Aziz ibn Marwan, seorang penguasa Dinasti Umawiyyah. Pada tahun 93 H/710M, masjid ini kembali direnovasi oleh Qurrah ibn Syarik sehingga bertambah luas. Kali ini, tembok masjid dibuat menjulang tinggi dan atapnya dibuat dari kayu. Selain itu, beliau juga membuat mihrab berceruk untuk masjid ini. Inilah mihrab yang pertama kali dibuat di Mesir. Selanjutnya, masjid dilengkapi dengan sebuah mimbar kayu yang indah. Pembangunan kemudian diselesaikan oleh Shalih Ali, yang saat itu menjabat sebagai gubernur Mesir.

Seiring berjalannya waktu, Masjid Futsthath kembali mengalami renovasi, yang dilakukan oleh Abdullah ibn Thahir, Thughj Al-Ikhsyidi, Khalifah Al-Munthasir, hingga Shalahuddin al-Ayyubi. Setelah itu, renovasi kembali dilakukan oleh Murad Beik pada tahun 1213 H/1798 M dan berujung pada tahun 1342 H/1922 M. Menurut Prof.Dr.Husain Mu’nis dalam karyanya Al-Masajid, saat ini secara artistik Masjid Futsthath merupakan masjid yang sangat selaras dan terpadu.

Cheria Wisata juga masih menyediakan pilihan destinasi lainnya yang bisa Anda ikuti. Ayo daftar segera dan jangan sampai melewatkan keseruan berlibur ke berbagai destinasi bersama dengan Cheria Wisata! Untuk berkonsultasi langsung mengenai Promo Paket Tour Wisata Muslim ini silahkan menghubungi kami.

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions [MCQ] Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Khalid bin Walid
  2. Amr bin Ash
  3. Ikrimah bin Abu Jahal
  4. Abu Ubaidah bin Jarrah

Jawaban terbaik adalah B. Amr bin Ash.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Mesir dapat ditundukan pasukan Islam yang dipimpin oleh ...❞ Adalah B. Amr bin Ash.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Kodifikasi Al-Qur`an dilaksankan atas usulan ... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Apa itu cp.dhafi.link??

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Penaklukan Mesir oleh MuslimBagian dari Penaklukan Islam dan Peperangan Romawi Timur-ArabTanggalLokasiHasilPerubahan
wilayah
639–642
Mesir, Libya
Kemenangan Rasyidin
Mesir, Cyrenaica, Tripolitania, dan Fezzan direbut Muslim
Pihak terlibat Kekhalifahan Rasyidin Kekaisaran Romawi TimurTokoh dan pemimpin Umar bin Khattab
Amr bin Ash
Zubair bin Awwam
Miqdad bin Amr
Ubadah bin ash-Shamit
Kharijah bin Hudzafah
Busr bin Abi Artha'ah Heraklius
Theodorus
Aretion
Cyrus dari Alexandria
Konstans II

Penaklukan Mesir oleh Muslim dilakukan ketika Mesir masih merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Timur. Pada dasawarsa sebelumnya, wilayah tersebut diduduki oleh Kekaisaran Sasaniyah di bawah pimpinan Khosrau II [616 hingga 629 M]. Kaisar Heraklius berhasil merebut kembali Mesir, tetapi akhirnya dikuasai oleh Pasukan Rasyidin sepuluh tahun kemudian. Sebelum serangan ke Mesir dimulai, tentara Muslim telah merebut Levant dan menghancurkan sekutu Arab Romawi Timur, Ghassaniyah. Akibatnya Romawi Timur rentan terhadap serangan-serangan dari luar.[1]

Isyarat kenabian

Isyarat kenabian terhadap penaklukan Mesir oleh kaum Muslim diriwayatkan dalam hadis dari Ibnu Ka'ab bin Malik. Jalur periwayatannya dari Malik dan al-Laits melalui az-Zuhri. Dalam hadis ini disebutkan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan penerimaan kaum Kubti ketika kaum Muslim berhasil menaklukkan Mesir. Dalam hadis lain yang diriwiyatkan oleh Hakim an-Naisaburi disebutkan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan kaum Muslim untuk menerima penduduk Mesir dengan baik karena adanya jaminan dan hubungan kekerabatan.[2]

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa Nabi Muhammad menubuatkan penaklukan negeri yang di dalamnya ada qirâth [Mesir]. Dalam hadis ini Nabi Muhammad meminta agar penduduk negeri itu dilindungi dengan alasan adanya hak yang mereka miliki dan adanya hubungan kekerabatan. Hadis ini diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari dan disebutkan di dalam Shahih Muslim. Penaklukan Mesir tercapai pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Penaklukan terjadi pada tahun 20 Hijriah dengan kepemimpinan oleh Amr bin Ash.[2]

Catatan kaki

  1. ^ Al Farooq, Umar By Muhammad Husayn Haykal. chapter no:18 page no:453
  2. ^ a b Katsir, Ibnu [2018]. Dahsyatnya Hari Kiamat. Diterjemahkan oleh Nurdin, Ali. Jakarta: Qisthi Press. hlm. 4. ISBN 978-979-1303-85-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]

Pranala luar

  • Edward Gibbon, History of the Decline and Fall of the Roman Empire Diarsipkan 2005-07-21 di Wayback Machine. Chapter 51
  • Bishop John NIkiou The Chronicle of John, Bishop of Nikiu Chapters CXVI-CXXI

Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penaklukan_Mesir_oleh_Muslim&oldid=20766427"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề