Apa yang ingin kamu ketahui dari kehidupan mereka etnografi

Etnografi berasal dari 2 kata yaitu ethnos yang berarti rakyat dan juga graphia yang berarti tulisan/gambaran. Etnografi adalah suatu tulisan yang menggambarkan suatu masyarakat, kelompok atau kehidupan manusia. Etnografi adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi. Etnografi juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual mereka.

Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat dan budaya manusia. Pengumpulan data biasanya dilakukan melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner, dll. Ilmu ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari [misalnya untuk menjelaskan seseorang, sebuah ethnos] melalui tulisan. Dalam biologi, jenis studi ini disebut “studi lapangan” atau “laporan kasus”, keduanya digunakan sebagai sinonim umum untuk “etnografi."

Etnografi secara harfiah memiliki arti tulisan atau laporan tentang suatu suku-bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil kerja lapangan [field work] selama sekian bulan atau sekian tahun. Penelitian antropologis menghasilkan laporan yang sangat khas, sehingga istilah etnografi digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan suatu laporan penelitian.

Etnografi sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian dianggap sebagai dasar dan asal-usul ilmu antropologi. Ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi adalah bersifat holistik-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan native’s point of view. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi-partisipasi, wawancara terbuka dan mendalam yang dilakukan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Penelitian etnografi mengutamakan adanya kepekaan peneliti, proses berpikir mendalam dan interpretasi atas fakta berdasarkan konsep yang digunakan, mengembangkan konsep tersebut dengan pemahaman yang dalam serta mengutamakan nilai-nilai yang diteliti. Penelitian dengan metode etnografi memfokuskan pada pandangan subjek sebagai objek penelitian. Penelitian etnografi biasanya mengkaji kebudayaan dalam masyarakat yang merupakan konstruksi peneliti dari berbagai informasi yang diperoleh di lapangan. Dalam konteks kebudayaan masyarakat yang tergambar adalah tingkah laku sosial masyarakat yang dilihat sebagaimana adanya.

Kontributor: Dwi Fajar Sejati

Home » Kelas IX » Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya

Semangat untuk mewujudkan perubahan sosial senantiasa terdapat di dalam setiap kehidupan masyarakat, terutama ditunjang karena faktor keinginan masyarakat untuk berubah. Namun selain faktor yang dapat menunjang suatu perubahan sosial, terdapat pula beberapa faktor yang dapat menghambat terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial memiliki faktor-faktor pendorong sehingga dapat membuat masyarakat itu berubah, dan perubahan sosial memiliki beberapa faktor penghambat yang dapat menghambat masyrakat dalam berubah, dengan kata lain perubahan sosial budaya memiliki berbagai penyebab baik itu faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya. Faktor yang menghalangi terjadinya perubahan dikenal juga dengan faktor penghambat.

PenyebabPenjelasan
Kehidupan Masyarakat yang Terasing Kehidupan Masyarakat yang Terasing.Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
yang Terlambat
Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat.Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain [terjajah].
Sikap Masyarakat yang Tradisional Masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga,, dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai, sistem norma dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi

pendahulunya. Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif [kolot].

Adanya Prasangka Terhadap Hal-
Hal Baru atau Asing
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
Adat Istiadat Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.

Aktivitas Kelompok Untuk memahami berbagai penghambat perubahan sosial budaya lakukanlah kegiatan berikut!
  1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4 orang!
  2. Carilah salah satu etnografi atau tulisan tentang kehidupan suku bangsa di Indonesia dari berbagai sumber seperti internet, buku, dan sumber lainnya!
  3. Amati kehidupan mereka dengan membaca etnografi tersebut!
  4. Apa yang ingin kamu ketahui dari kehidupan mereka?
  5. Diskusikan dengan teman mengenai penghambat perubahan sosial budaya yang terjadi dalam kehidupan mereka!
  6. Tulis etnografi suku bangsa tersebut dan faktor yang menghambat perubahan sosial budayanya!
  7. Presentasikan di depan kelas!

Etnografi Suku Asmat Suku Asmat berdiam di daerah-daerah yang sangat terpencil dan daerah tersebut masih merupakan alam yang ganas [liar]. Mereka tinggal di pesisir barat daya Irian jaya [Papua]. Mulanya, orang Asmat ini tinggal di wilayah administratif Kabupaten Merauke. Berikut ini etnografi Suku Asmat.AspekPenjelasan
Kondisi lingkungan alam Suku Asmat mendiami daerah dataran rendah yang berawa-rawa dan berlumpur, serta ditutupi dengan hutan tropis.
Ciri-ciri fisik Bentuk tubuh orang Asmat berbeda dengan penduduk lainnya yang berdiam di pegunungan tengah atau di nagian pantai lainnya. Tinggi badan kaum laki-laki antara 1,67 hingga 1,72 meter, sedangkan kaum perempuan tingginya antara 1,60 hingga 1,65 meter. 
Bahasa Bahasa-bahasa yang digunakan orang Asmat termasuk kelompok bahasa yang oleh para ahli linguistik disebut sebagai Language of the Southern Division, bahasa-bahasa bagian selatan Irian Jaya. Bahasa ini pernah dipelajari dan digolongkan oleh C.L Voorhoeve [1965] menjadi filum bahasa-bahasa Irian [Papua] Non-Melanesia.
Sistem Teknologi Orang Asmat telah memiliki peralatan serta cara untuk mempertahankan hidupnya. Mereka telah memiliki kemampuan untuk membuat jaring sendiri yang terbuat dari anyaman daun sagu.
Senjata Perisai digunakan oleh orang Asmat untuk melindungi diri dari tombak dan panah musuh dalam peperangan. Pola ukiran pada perisai melambangkan kejantanan. 
Makanan Orang-orang Asmat tidak mengenal besi. Selain itu, tidak juga ditemukan tanah liat pada daerah ini sehingga tidak mengenal barang-barang keramik. Oleh karena itu, orang-orang Asmat biasa memasak makanannya di atas api terbuka.

Perhiasan Orang Asmat berhias untuk mempercantik dirinya masing-masing. Sesuai kepercayaan, mereka biasa berhias dengan menidentikan diri seperti burung. Seperti misalnya titik-titik putih pada tubuh yang diidentikan pada burung.
Tempat berlindung dan perumahan Menurut tradisi orang Asmat, dalam sebuah kampung terdapat 2 macam bangunan, yaitu rumah bujang dan rumah keluarga. Rumah bujang [je] ditempati oleh pemuda-pemuda yang belum menikah dan tidak boleh dimasuki oleh kaum wanita dan anak-anak. Sedangkan rumah keluarga, biasanya didiami oleh satu keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah, seorang atau beberpa istri, dan anak-anaknya
Alat musik Alat musik yang biasa digunakan oleh orang Asmat adalah tifa yang terbuat dari selonjor batang kayu yang dilobangi. Pahatan tifa berbentuk pola leluhur atau binatang yang dikeramatkan.
Alat transportasi & perlengkapannya Masyarakat Asmat mengenal perahu lesung sebagai alat transportasinya. Pembuatan perahu dahulunya digunakan untuk persiapan suatu penyerangan dan pengayauan kepala. 
Sistem Mata pencaharian Mata pencaharian hidup orang Asmat di daerah pantai adalah meramu sagu, berburu binatang kecil, [yang terbesar adalah babi hutan], dan mencari ikan di sungai, danau, maupun pinggir pantai. 
Kehidupan di perkampungan Dengan didirikannya perkampungan-perkampungan bagi orang-orang Asmat, maka kehidupan mereka yang seminomad itu mulai berubah. Biasanya, kampung yang satu berjauhan dengan kampung yang lain 
Organisasi Sosial Dalam kehidupan orang Asmat, peran kaum laki-laki dan perempuan adalah berbeda. Kaum laki-laki memiliki tugas menebang pohon dan membelah batangnya. Pekerjaan selanjutnya, seperti mulai dari menumbuk sampai mengolah sagu dilakukan oleh kaum perempuan. 
Sistem kekerabatan/ keluarga Dasar kekerabatan masyarakat Asmat adalah keluarga inti monogami, atau kadang-kadang poligini, yang tinggal bersama-sama dalam rumah panggung [rumah keluarga] seluas 3 m x 5 m x 4 m yang sering disebut dengan tsyem.  
Lembaga pernikahan Pernikahan seorang anak dalam masyarakat Asmat, biasanya diatur oleh kedua orang tua kedua belah pihak, tanpa diketahui oleh sang anak.
Sistem pemerintahan Di setiap kampung yang didirikan di wilayah masyarakat Asmat, terdapat satu rumah panjang yang merupakan semacam balai desa dimana para warga kampung berkumpul membicarakan masalah-masalah yang menyangkut kepentingan seluruh warga.  
Sistem Pengetahuan Orang Asmat berdiam di lingkungan alam terpencil dan ganas dengan rawa-rawa berlumpur yang ditumbuhi pohon bakau, nipah, sagu dan lainnya. Perbedaan pasang dan surut mencapai 4-5 meter. Pengetahuan itu dimanfaatkan oleh orang Asmat untuk berlayar dari satu tempat ke tempat lain. 
Kesenian Ragam kesenian suku Asmat yang banyak dilakukan adalah seni pahat/ ukir. Benda-benda kesenian hasil ukiran Asmat yang menarik adalah perisai-perisai, tiang-tiang mbis [patung bis/ leluhur], dan tifa.
Faktor penghambat perubahan sosial di suku Asmat antara lain sebagai berikut :
  1. Sikap masyarakat Asmat yang tradisional
  2. Kurangnya komunikasi dengan masyarakat lain
  3. Perkembangan IPTEK yang terlambat
  4. Sifat penduduk yang konservatif/tertutup
  5. Rasa khawatir jika adat suku tersebut berubah
  6. Masyarakat Asmat masih mengandalkan budaya zaman dulu/kuno
  7. Masyarakat Asmat tidak ingin mengikuti perkembangan zaman

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 5:17 PM

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề