Mulai diproduksinya sel kelamin adalah tanda pubertas secara brainly

Hormon androgen sering kali disebut sebagai “hormon laki-laki”. Hormon ini secara umum memang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan organ reproduksi pria. Meski demikian, hormon androgen juga diproduksi dalam tubuh wanita, hanya saja jumlahnya tidak sebanyak pada pria.

Sebenarnya, androgen merupakan sebutan untuk kumpulan hormon. Jenis hormon androgen yang paling aktif dan dominan adalah hormon testosteron. Pada pria, testosteron diproduksi di testis atau buah zakar. Sementara pada wanita, testosteron diproduksi di ovarium atau indung telur.

Mulai diproduksinya sel kelamin adalah tanda pubertas secara brainly

Selain testosteron, terdapat jenis hormon androgen lain yang mendukung fungsi testosteron, hanya saja jumlahnya jauh lebih sedikit daripada testosteron. Hormon-hormon ini meliputi androstenedion, dehidroepiandrosteron (DHEA), DHEA sulfat, dan dihidrotestosteron.

Fungsi Hormon Androgen pada Tubuh Pria

Pada pria, hormon androgen memiliki beragam peran, mulai dari menunjang perubahan fisik, mengatur proses pubertas, hingga menjaga kesehatan organ reproduksi pria. Berikut ini adalah beberapa fungsi hormon androgen pada pria:

1. Mengatur proses pubertas

Anak laki-laki yang sudah memasuki masa pubertas akan mengalami perubahan fisik, misalnya:

  • Tumbuhnya kumis dan janggut
  • Tumbuhnya rambut di dada bagian atas, kaki, dan paha
  • Berkembangnya organ seksual, seperti penis dan testis

Semua perubahan tersebut terjadi berkat adanya hormon androgen.

2. Merangsang produksi sperma

Hormon androgen juga mengatur kinerja dan fungsi organ reproduksi pria. Hormon ini membuat pria menjadi tertarik pada pasangan, mengatur libido atau hasrat seksual, dan merangsang produksi sperma.

3. Mengubah karakter suara

Ketika anak laki-laki sudah memasuki masa remaja atau masa pubertas, pita suaranya akan menjadi lebih panjang dan tebal. Hal ini membuat suara anak laki-laki terdengar lebih berat dan dalam. Perubahan suara tersebut terjadi karena peningkatan hormon androgen di dalam tubuhnya.

4. Menunjang pertumbuhan jaringan tubuh

Hormon androgen juga turut berperan dalam pertumbuhan tulang dan jaringan otot, pembentukan pigmen pada kulit, produksi minyak atau sebum di kulit, hingga produksi sel darah merah.

Pria bisa saja mengalami kekurangan androgen, tetapi kondisi ini umumnya terjadi secara perlahan seiring proses penuaan. Namun, ada beberapa pria yang terlahir dengan kondisi kekurangan androgen karena faktor genetik atau bawaan lahir.

Kekurangan hormon androgen, terutama testosteron, dapat menyebabkan pria mengalami disfungsi ereksi, penurunan libido, kelelahan berlebih, sulit berkonsentrasi, hingga depresi. Kondisi ini bisa diatasi jika penyebab seseorang kekurangan hormon androgen sudah diketahui.

Fungsi Hormon Androgen pada Wanita

Meski androgen dikenal sebagai “hormon pria”, tubuh wanita juga memproduksi hormon ini. Pada wanita, testosteron diproduksi di ovarium bersama dengan estrogen yang merupakan salah satu hormon utama di tubuh wanita. Selain di ovarium, hormon tertosteron juga diproduksi di kelenjar adrenal.

Jumlah testosteron yang diproduksi oleh tubuh wanita tidak sebanyak pada tubuh pria. Namun, fungsinya tidak kalah penting. Berikut ini adalah beberapa fungsi hormon androgen pada tubuh wanita:

Menjaga kesehatan organ tubuh

Hormon androgen di dalam tubuh wanita berfungsi untuk menunjang kesehatan organ tubuh. Beberapa organ di dalam tubuh wanita yang membutuhkan hormon androgen untuk tetap sehat adalah tulang, payudara, dan organ reproduksi wanita.

Meningkatkan kemampuan daya ingat dan konsentrasi

Hormon androgen juga memiliki peran cukup besar terhadap kemampuan wanita dalam mempelajari dan mengingat sesuatu, terutama yang berhubungan dengan visual. Hormon androgen juga diketahui berperan dalam mendukung daya konsentrasi pada wanita.

Mengatur kinerja sistem reproduksi

Siklus menstruasi, gairah seksual, dan kesuburan wanita juga turut dipengaruhi oleh kadar hormon androgen. Tanpa kadar hormon androgen yang seimbang, wanita lebih berisiko mengalami gangguan pada sistem reproduksi.

Jika jumlah hormon androgen bermasalah, tubuh wanita bisa mengalami menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali. Selain itu, gangguan pada hormon androgen juga dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom ovarium polisistik (PCOS) pada wanita.

PCOS bisa membuat wanita mengalami kesulitan untuk hamil, ketidakstabilan kadar gula darah karena resistensi insulin, peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, hirsutisme, serta meningkatkan risiko terserang penyakit jantung.

Fungsi hormon androgen sangat penting bagi tubuh, baik pada pria maupun wanita. Namun perlu diingat, kadar hormon androgen di dalam tubuh harus normal. Kadar hormon androgen yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Jika Anda mengalami keluhan terkait hormon androgen, misalnya memiliki libido yang rendah atau terlalu tinggi dan gangguan kesuburan, Anda dapat memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang sesuai.

Jakarta -

Masa pubertas adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Laki-laki maupun perempuan mengalami perubahan pada masa pubertas. Perubahan apa saja yang terjadi? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.

Pada laki-laki yang sedang pubertas akan mengalami mimpi basah. Mimpi basah merupakan perubahan primer pada laki-laki. Dengan terjadinya mimpi basah berarti sel kelamin pria atau sperma pada organ reproduksi laki-laki mulai diproduksi. Hal ini menandakan bahwa sistem reproduksinya telah berfungsi.

Berikut ciri-ciri fisik atau perubahan sekunder yang dialami seseorang laki-laki yaitu, sebagai berikut:

1. Tumbuh jakun

2. Tumbuh kumis dan janggut

3. Tumbuh rambut-rambut halus di ketiak dan organ kelamin

4. Organ kelamin membesar

5. Suara berubah menjadi berat

6. Pundak dan dada tampak bidang

7. Munculnya jerawat dan peningkatan produksi keringat

Namun, tidak semua laki-laki mengalami ciri-ciri perubahan sekunder yang mencolok. Ada juga yang tidak mengalami pertumbuhan kumis dan janggut.

Merangkum modul IPA Paket A Kelas VI oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada masa pubertas terbagi menjadi dua jenis perubahan yang terjadi yaitu, perubahan primer dan perubahan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan utama yang terjadi di dalam tubuh. Perubahan primer memungkinkan seorang laki-laki dan perempuan pada masa pubertas dapat menghasilkan seorang bayi. Hal ini terjadi karena anak perempuan sudah mampu menghasilkan sel telur dan anak laki-laki sudah mampu menghasilkan sel sperma. Apabila kedua sel tersebut bertemu, akan terjadi pembuahan yang dapat menyebabkan kehamilan.

Perubahan primer juga diiringi dengan perubahan sekunder. Perubahan sekunder adalah perubahan fisik atau perubahan yang ciri-cirinya tampak pada tubuh laki-laki dan perempuan.

Saat masa pubertas atau yang biasa disebut dengan akil baligh juga terjadi perubahan mental, termasuk emosi dan perilaku pada anak laki-laki dan anak perempuan yang disebabkan perubahan hormon.

Nah, itulah ciri-ciri pubertas pada laki-laki. Semoga menambah pengetahuan kamu ya, detikers.

Simak Video "Geger! Penemuan Bayi Laki-laki di Dekat Sungai di Lumajang"



(lus/lus)

Reproduksi adalah salah satu dari sekian banyak ciri makhluk hidup. Ini adalah proses saat makhluk hidup bisa menghasilkan keturunan dengan tujuan supaya tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.

Reproduksi pada manusia berarti membahas suatu sistem yang berbeda struktur dan fungsinya pada pria dan wanita. Sistem reproduksi adalah kumpulan organ internal dan eksternal yang bekerja bersama untuk tujuan prokreasi.

Oleh karena peran vitalnya dalam kelangsungan hidup spesies, tak sedikit ahli yang berpendapat bahwa sistem reproduksi adalah salah satu sistem yang paling penting di seluruh tubuh.

Cara Kerja Sistem Reproduksi Manusia

Proses reproduksi manusia terjadi ketika sel telur dari wanita dengan sel sperma dari pria bersatu dan berkembang di dalam rahim untuk membentuk janin. Dengan kata lain, kemampuan ini berguna untuk menghasilkan keturunan atau berkembang biak. 

Beberapa bagian tubuh, baik pada wanita maupun pria dibutuhkan agar proses ini dapat terjadi yang disebut dengan alat reproduksi atau alat kelamin. Sistem reproduksi pada pria dan wanita memiliki sistem kerja yang berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan keunikannya sendiri secara genetik. 

Ketika proses reproduksi terjadi melalui hubungan intim, percampuran antara sel sperma dan sel telur akan menuju pada proses yang disebut dengan pembuahan. Setelah itu, janin akan terbentuk di dalam rahim antara 36 hingga 40 minggu hingga dilahirkan sebagai bayi.

Perbedaan Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Sistem reproduksi pria terdiri dari dua bagian utama, yaitu testis sebagai tempat sperma diproduksi dan penis. Bagian penis dan uretra sebenarnya termasuk dalam sistem saluran kemih dan reproduksi pada pria. 

Sedangkan testis merupakan bagian organ reproduksi pria yang terletak di dalam kantong luar yang disebut dengan skrotum.  Biasanya sedikit lebih dingin dibandingkan suhu tubuh untuk memfasilitasi produksi sperma.

Sementara itu, struktur eksternal dari sistem reproduksi wanita antara lain klitoris, labia minora, labia majora, serta kelenjar Bartholin. Bagian tubuh yang termasuk organ dalam utama dari sistem reproduksi wanita adalah vagina dan rahim. Kedua organ ini berguna sebagai wadah dari air mani dan ovarium tempat menghasilkan sel telur. Vagina terletak menempel ke rahim melalui serviks, sedangkan saluran tuba menghubungkan rahim ke ovarium.

Pembuahan terjadi jika sperma memasuki tuba falopi dan terus berada di dalam sel telur. Pembuahan biasanya terjadi di saluran telur, tetapi bisa juga terjadi di rahim itu sendiri. 

Sel telur kemudian ditanamkan di lapisan rahim saat proses embrio dan janin mulai terbentuk. Saat janin sudah cukup dewasa untuk bertahan hidup di luar rahim, serviks akan membesar dan menyebabkan kontraksi rahim untuk mendorongnya keluar melalui jalan lahir.

Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria memiliki struktur eksternal yang meliputi:

Penis adalah organ vital yang digunakan untuk berhubungan intim. Sperma dapat keluar melalui saluran di dalam penis ketika sudah mencapai orgasme.

Bagian kantong kulit yang menggantung di pangkal penis. Skrotum berfungsi untuk melindungi testis, saraf, serta pembuluh darah.

Suatu kelenjar yang memiliki fungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Bagian ini adalah organ terpenting dari sistem reproduksi pria dan terletak di dalam skrotum.

Selain itu, pria juga memiliki organ reproduksi internal yang dikenal sebagai organ tambahan. Organ tersebut berfungsi untuk membantu berlangsungnya proses produksi, penyimpanan, dan keluarnya sperma. Organ tersebut, antara lain:

  • Uretra.
  • Vas deferens.
  • Epididimis.
  • Vesikula seminalis.
  • Duktus ejakulatorius.
  • Kelenjar prostat.
  • Kelenjar bulbouretral.

Hormon testosteron dapat memengaruhi fungsi dari organ-organ reproduksi tersebut. Selain itu, hormon testosteron juga bermanfaat dalam pengembangan karakteristik pria dari segi fisik, gairah seksual, FSH (follicle stimulating hormone), dan LH (luteinizing hormone) yang berguna untuk membantu produksi sperma.

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita lebih banyak terletak pada tubuh bagian dalam yang meliputi:

Jalur yang menghubungkan ovarium dan rahim yang berguna untuk pergerakan sel telur. Bentuk dari tuba falopi menyerupai tabung kecil dan menempel di bagian atas rahim.

Sebuah kelenjar dengan fungsi untuk menghasilkan sel telur, hormon progesteron, dan hormon estrogen. Organ ini berbentuk oval kecil dan terletak di kedua sisi rahim.

Bagian ini berfungsi sebagai jalur penghubung antara serviks ke bagian luar tubuh. Selain itu, vagina juga berguna sebagai jalan keluar bayi saat proses melahirkan. Saat berhubungan intim, organ ini berguna untuk jalur penetrasi penis sehingga sel sperma dapat masuk dan bertemu sel telur.

Rahim berguna sebagai tempat janin untuk berkembang ketika kehamilan terjadi. Rahim berbentuk menyerupai buah pir dan merupakan organ berongga yang wajib dimiliki setiap wanita jika ingin hamil.

Selain itu, wanita juga memiliki beberapa organ tambahan, seperti labium mayor, labium minor, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Organ-organ tersebut berfungsi untuk:

  • Melindungi bagian reproduksi internal wanita dari bermacam jenis infeksi.
  • Memicu hasrat seksual pada wanita.
  • Sebagai jalur yang memungkinkan sperma untuk masuk ke dalam tubuh wanita dan mencapai sel telur.

Setiap wanita juga memiliki empat hormon reproduksi utama, yaitu FSH dan LH yang membantu proses produksi sel telur di ovarium. Bagian lainnya adalah hormon yang berperan penting untuk kehamilan, yaitu estrogen dan progesteron.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

Banyak sekali masalah kesehatan yang rentan terjadi pada sistem reproduksi pria, dan kanker prostat menjadi penyakit yang paling umum ditemui. Namun, pria juga dapat mengidap kanker testis dan kanker penis. Selain itu, masalah pada sistem reproduksi pria lainnya yang juga umum terjadi adalah:

  • Disfungsi ereksi.
  • Prostatitis.
  • Epididimitis.
  • Hipospadia.
  • Varikokel.
  • Hidrokel.
  • Orchitis.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

Banyak bagian dari sistem reproduksi pria dan wanita dapat dipengaruhi oleh kanker. Sel kanker dapat menyerang rahim, ovarium, payudara dan leher rahim, di antara organ lainnya. Selain itu, masalah pada sistem reproduksi wanita lainnya yang juga umum terjadi adalah:

  • Sindrom polikistik ovarium (PCOS).
  • Endometriosis.
  • Miom.
  • Radang panggul.
  • Prolaps uteri.

Cara Menjaga Kesehatan Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Oleh karena sangat rentan mengalami masalah kesehatan yang membahayakan, setiap individu perlu mengetahui bagaimana cara tepat menjaga kesehatan sistem reproduksi, yaitu:

  • Pastikan selalu menjaga kebersihan area intim

Tidak hanya membuat pasangan menjadi enggan untuk melakukan hubungan intim, area kelamin yang tidak terjaga kebersihannya juga meningkatkan risiko munculnya penyakit. Kondisi ini bisa mengakibatkan terganggunya kinerja dari sistem reproduksi. 

Pastikan area intim bersih dan kering setelah buang air kecil. Bagi wanita, sebaiknya tidak menggunakan produk yang memiliki kandungan parfum karena bisa mengiritasi vagina. Sementara untuk pria, sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan khitan guna mengurangi risiko infeksi bakteri. 

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang tidak hanya memiliki dampak positif untuk kesehatan fisik, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan sistem reproduksi. Konsumsi makanan bergizi tinggi bisa membuat peluang wanita untuk mendapatkan kehamilan menjadi lebih tinggi. Sementara itu, konsumsi makanan bergizi seimbang juga bisa meningkatkan kualitas sperma pada pria. 

  • Praktik hubungan intim yang aman

Bertujuan untuk menghindari risiko penularan penyakit seksual, tetapi juga mencegah terjadinya kehamilan yang memang tidak direncanakan. Baik pria dan wanita sebaiknya tidak sering berganti pasangan, menggunakan alat kontrasepsi yang aman, dan segera membersihkan area kelamin setelah berhubungan intim.

  • Terapkan pola hidup sehat

Selain pola makan sehat, menjaga kesehatan organ reproduksi juga bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. Pastikan untuk mendapatkan cukup istirahat, menghindari dan mengelola stres dengan baik, berolahraga rutin, tidak merokok, serta menghindari mengonsumsi minuman beralkohol. 

  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter

Terakhir, pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan organ reproduksi ke dokter. Jadi, adanya masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi bisa dideteksi dan ditangani lebih dini, sehingga komplikasi yang berbahaya dapat dihindari. 

Kapan Harus ke Dokter?

Bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, perlu untuk melakukan pemeriksaan sistem reproduksi seperti pap smear. Sementara bagi pria, pemeriksaan sperma juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui kualitas sperma dan tingkat kesuburan. 

Semua pemeriksaan tersebut sekarang lebih mudah dilakukan dengan membuat Janji Medis di aplikasi Halodoc. Yuk,  download Halodoc di ponselmu melalui App Store dan Play Store!

Referensi:
Britannica. Diakses pada 2022. Human Reproductive System.
Live Science. Diakses pada 2022. Reproductive System: Facts, Functions & Diseases.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Male Reproductive System.
Healthline. Diakses pada 2022. Female Reproductive.
American Sexual Health Association. Diakses pada 2022. Reproductive Health.
Women’s Health. Diakses pada 2022. Protecting Your Sexual and Reproductive Health.

Diperbarui pada 5 Juli 2022