Nilai yang terkandung dalam permainan gobak sodor adalah

Dipilihnya Permainan tradisional gobak sodor karena, memiliki berbagai hal yang berfaedah. Nilai-nilai karakter dalam permainan gobag sodor tersebut adalah religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kedemokratisan, kepedulian, nasionalisme, kepatuhan, kesadaran hak dan kewajiban, serta tanggungjawab.

Nilai-nilai apa saja yang terdapat pada permainan tradisional?

Salah satu permainan tradisional yang mengandung nilai-nilai adalah gobag sodor. Nilai yang terkandung antara lain adalah nilai kejujuran, nilai sportivitas, nilai kerjasama, nilai pengaturan strategi dan nilai kepemimpinan (Siagawati, 2007: 11).

Apa nilai-nilai yang terkandung dalam permainan congklak?

Berdasarkan dari hasil temuan penelitian terdahulu dan buku-buku, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai karakter yang terdapat dalam permainan congklak yaitu jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, menghargai presatasi serta anak dapat belajar matematika.

Apa pelajaran yang bisa diambil dari permainan gobak sodor?

Anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan dalam permainan gobak sodor. Kedisiplinan dalam permainan ini melatih anak kelak akan selalu disiplin dan mantaati peraturan. Keempat, kerja keras. Anak-anak berusaha keras menerobos garis-garis yang dijaga lawan untuk mendapatkan nilai dan kemenangan.

Nilai apa saja yang terkandung dalam permainan Keripik Jengkol?

Salah satu nilai luhur dalam permainan keripik jengkol adalah kebersamaan. Kebersamaan ini tercermin pada saat para pemain?

  • para pemain menyanyikan lagu dengan kompak.
  • bekerjasama agar tidak mudah jatuh.
  • Melompat-lompat secara berputar.
  • Saling mengaitkan tangan.

Mengapa anak anak lebih dianjurkan untuk banyak memainkan permainan tradisional?

Dengan permainan tradisional anak akan bermain serta belajar anak akan mengerti apa saja nilai-nilai kebaikan karena di dalam permainan tradisional terdapat banyak nilai-nilai kebaikan. Selain bermain anak akan mengerti apa saja nilai-nilai kebaikan anak akan mencintai kebaikan dan anak akan melakukan kebaikan.

Apa saja manfaat yang didapat dengan melakukan olahraga atau permainan tradisional?

Manfaat Bermain Permainan Tradisional

  1. Meningkatkan kreativitas.
  2. Mencerdaskan otak.
  3. Menanggulangi konflik.
  4. Melatih empati.
  5. Mengasah panca indera.
  6. Sebagai media terapi.
  7. Bermain melakukan penemuan.

Nilai-nilai apa yang terkandung dalam permainan tradisional kelereng?

Dikutip dari berbagai sumber, permainan kelereng bermanfaat untuk:

  • Mengatur Emosi (Relaks)
  • Melatih Kemampuan Motorik.
  • Melatih Kemampuan Berfikir (Kognitif)
  • Kemampuan Berkompetensi.
  • Kemampuan Sosial.
  • Bersikap Jujur.
  • Melatih Kecermatan dan Ketelitian.

Apakah nilai yang bisa diambil dari permainan congklak brainly?

Jawaban. Jawaban: Disiplin, Ketangkasan, Nilai Sosial, Kreatif, Mandiri, Komunikatif, Tanggung Jawab.

Apa manfaat bermain congklak?

Dari permainan congklak, anak dapat melatih saraf motorik halus karena melibatkan otot kecil, koordinasi mata, serta tangan anak. Selain itu, permainan congklak juga dapat melatih kesabaran, belajar menghitung, memahami aturan, dan kejujuran anak.

Bagaimana strategi kelompokmu untuk dapat memenangkan permainan gobak sodor itu?

SEBAGAI SEBUAH PERMAINAN TRADISIONAL, STRATEGI TERBAIK YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMENANGKAN PERMAINAN GOBAK SODOR DAN BENTENG-BENTENGAN ADALAH KEKOMPAKAN DENGAN PARA TEMAN SETIM SERTA KECEPATAN UNTUK BERGERAK MENGHINDARI KEJARAN PIHAK LAWAN.

Apa makna permainan gobak sodor?

Gobak sodor atau galah asin adalah salah satu permainan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Permainan gobak sodor merupakan permainan menghalangi lawan untuk mencapai garis akhir. Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga orang.

Apa makna dari permainan keripik jengkol?

Permainan Keripik Jengkol ini merupakan permainan tanpa alat yang bisa dimainkan oleh 3-4 orang anak lelaki atau perempuan. Sifat permainan adalah hiburan, di mana anak-anak yang bermain saling adu kekuatan dan ketangkasan dengan saling mengkaitkan satu kakinya menjadi satu dengan cara tertentu.

Moniqa Siagawati, Wiwin Dinar Prastiti, Purwati Purwati


DOI: https://doi.org/10.23917/indigenous.v9i1.1620

Nilai merupakan faktor yang mendukung untuk berbuat baik atau buruk, benar atau salah. Nilai mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk melakukan tindakan. Permainan lebih disukai anak dalam menanamkan nilai karena sifatnya yang bebas dan menyenangkan. Permainan tradisional seperti gobag sodor dianggap mampu menanamkan sejumlah nilai positif pada anak. Namun sayangnya permainan tradisional mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai apa sajakah yang terkandung dalam permainan tradisional gobag sodor Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis induktif deskriptif. Dari penelitian ini didapatkan wawasan yang lebih luas mengenai latar belakang permainan gobag sodor.
Nilai-nilai dalam permainan gobag sodor dapat dirangkum menjadi tiga aspek, yaitu aspek jasmani, aspek psikologis, aspek sosial. Transfer nilai dalam permainan gobag sodordapat terjadi dalam beberapa cara yaitu, penghayatan langsung, terbiasa melakukan, menirukan orang yang lebih tua dan pengarahan dari guru dan orang tua. Transfer nilai melalui permainan gobag sodor juga memiliki keterbatasan seperti keterbatasan lahan atau kalah bersaing dengan permainan modern. Namun, permainan gobag sodor masihakan mampu bertahan dengan potensi yang dimilkinya.

Ariani, dkk. (1992). Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Astuti, M. (2000). Peningkatan Sosialisasi Anak Melalui Pelatihan

Permainan Tradisional. Skripsi.

Fakultas Psikologi Universitas Gadjahmada Yogyakarta.

Dharmamulyo, S. (1992). Transformasi Nilai Budaya Melalui Permainan Anak DIY. Yogyakarta: Proyek P2NB.

Kniker, C. R. (1997). You and Values Education. United State of America:Abell & Howell Company.

Marsono, dkk. (1999). Berbagai Permainan Tradisional Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Lembaga Studi Jawa Yogyakarta

Poeny, J., et.al. (1995). Understanding Values Education In Thr Primaty School. The Schotish Council for Research in Education.

Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Reed, S. K. (2000). Cognition : Theory and Application. San Diego State University.

Suyami. (2006). Kandungan Nilai Dalam Permainan Egtang dan Gobag sodor. Makalah Seminar Tevitalisasi Permainan Tradisional

yang diselenggatakan oleh Jarahnitra

Abstract view(s): 11163 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 1655 time(s)
  • There are currently no refbacks.

Nilai merupakan faktor yang mendukung untuk berbuat baik atau buruk, benar atau salah. Nilai mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk melakukan tindakan. Permainan lebih disukai anak dalam menanamkan nilai karena sifatnya yang bebas dan menyenangkan. Permainan tradisional seperti gobag sodor dianggap mampu menanamkan sejumlah nilai positif pada anak. Namun sayangnya permainan tradisional mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai apa sajakah yang terkandung dalam permainan tradisional gobag sodor Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis induktif deskriptif. Dari penelitian ini didapatkan wawasan yang lebih luas mengenai latar belakang permainan gobag sodor. Nilai-nilai dalam permainan gobag sodor dapat dirangkum menjadi tiga aspek, yaitu aspek jasmani, aspek psikologis, aspek sosial. Transfer nilai dalam permainan gobag sodor dapat terjadi dalam beberapa cara yaitu, penghayatan langsung, terbiasa melakukan, menirukan orang yang lebih tua dan pengarahan dari guru dan orang tua. Transfer nilai melalui permainan gobag sodor juga memiliki keterbatasan seperti keterbatasan lahan atau kalah bersaing dengan permainan modern. Namun, permainan gobag sodor masih akan mampu bertahan dengan potensi yang dimilkinya.

Siedoo, BERBICARA tentang pendidikan karakter, perangkat hukum yang ada di Indonesia jelas menginginkan adanya hasil pendidikan yang berkarakter. Berbagai terobosan dan inovasi pendidikan digali, agar menemukan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Hal itu dikuatkan dengan perangkat hukumnya. Mulai dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP Nomor 19 Tahun 2005  tentang Standar Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan,  Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, Permendiknas  Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014, Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014, Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010-2014.

Lalu apa yang salah dalam sistem pendidikan kita. Sehingga begitu banyak nilai-nilai karakter luhur bangsa ini yang sudah dilupakan? Berbagai perilaku siswa, seperti: mencontek, tawuran atau pergaulan bebas terjadi di berbagi kalangan di Indonesia. Belum lagi data mengenai kekerasan di lingkungan sekolah yang menduduki peringkat kedua dalam penanganan kasus kekerasan pada anak.

Nenek moyang kita serius menciptakan permainan tradisional. Begitu banyak nilai karakter yang ada dalam permainan tradisonal Indonesia. Misalnya permainan Gobak Sodor.

Beberapa nilai karakter yang didapat dalam permainan gobak sodor antara lain:

Pertama, nilai yang berhubungan dengan diri sendiri. Dalam permainan ini melatih anak untuk berbuat jujur, yaitu jika berada dalam kelompok yang melintas mengakui jika tersentuh lawan atau melewati batas mati.

Kemudian jika berada dalam kelompok jaga garis, tidak berbuat curang dengan keluar dari garis penjagaan

Kedua, bertanggungjawab. Dengan melakukan tugas jaga garis dengan baik sesuai perannya masing-masing, sebagai anggota kelompok yang menjaga garis horizontal atau pun jaga garis vertikal.

Ketiga, disiplin. Anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan dalam permainan gobak sodor. Kedisiplinan dalam permainan ini melatih anak kelak akan selalu disiplin dan mantaati peraturan.

Keempat, kerja keras. Anak-anak berusaha keras menerobos garis-garis yang dijaga lawan untuk mendapatkan nilai dan kemenangan. Kerja keras ditunjukkan kelompok yang sedang jaga garis dengan berusaha mengejar anggota kelompok yang sedang melintas untuk menyentuhnya agar keadaan menjadi berbalik.

Kelima, bergaya hidup sehat. Sebagai anggota tim yang menjaga garis berlari mengejar lawan dan sebagai anggota kelompok yang melintas, harus menghindari sentuhan lawan merupakan kegiatan yang memerlukan tenaga sama seperti kegiatan berolahraga

Keenam, percaya diri. Ketika mulai bermain, anak-anak tidak pernah berpikir untuk kalah duluan. Mereka yakin terhadap kemampuannya untuk menang dan dengan berani menghadapi lawan dalam permainan Gobak Sodor itu.

Ketujuh, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Gobak Sodor merangsang aktivitas berpikir, menentukan strategi untuk menerobos garis penjagaan lawan. Melihat situasi dan kondisi, mengambil kesempatan, mengecoh lawan dan memikirkan bagaimana cara memperoleh kemenangan tanpa tersentuh penjaga garis saat melintas.

Masih banyak lagi nilai karakter yang dapat digali dari permainan tradisional Gobak Sodor maupun permainan tradisional di seluruh Indonesia. Beragam bentuk permainan tradisional tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Baik yang dimainkan dengan kelompok kecil atau besar.

Sebagai generasi bangsa yang kaya budaya dan tradisi, sudah seharusnya kita  melestarikan permainan tradisional. Sebagai langkah awal membentuk karakter anak Indonesia yang takwa, cerdas, bertatakrama, dan bermartabat.

*Narwan, S.Pd Guru SD Negeri Jogomulyo, Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang, Jateng.