Orang beriman saling Nasehat menasehati dalam kebenaran dan

Orang beriman saling Nasehat menasehati dalam kebenaran dan
Kang Juki
www.inikebumen.net ORANG-ORANG yang tidak merugi sebagaimana disebutkan dalam surat Al 'Ashr adalah orang yang beriman, beramal shaleh serta saling menasehati untuk kebenaran dan kesabaran.

Dalam Al Qur'an, selain menasehati digunakan juga istilah memberi peringatan. Disebutkan dalam surat Adz Dzariyat ayat 55 yang artinya, "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman."

Memberi nasehat atau mengingatkan bukanlah suatu hal yang mudah. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, surat Adz Dzariyat ayat 55 merupakan hiburan dari Allah Swt untuk Nabi Muhammad Saw agar tetap memberi peringatan. Pada ayat sebelumnya, ayat 52, Allah Swt menyampaikan bahwa tidak ada Rasul yang bebas dari tanggapan negatif kaum yang didatanginya, antara lain disebut sebagai tukang sihir atau orang gila. Namun tanggapan tersebut tak boleh menyurutkan semangat untuk memberi peringatan, karena bagi orang yang beriman, peringatan itu pasti memberi manfaat.Zaman sekarang tak jauh beda, ketika ada orang menasehati atau mengingatkan, respon orang juga bisa negatif, bahkan kadang terasa menyakitkan. Sekadar contoh, ketika ada yang mengingatkan, "Jangan korupsi!" ada saja yang malah menanggapi, "Tidak usah munafik lah, memang kamu sendiri tidak perlu uang?"

Sindiran-sindiran sok alim, atau ungkapan Kebumenan  jarkoni (bisa ngajar ora bisa nglakoni, bisa mengajari tidak bisa menjalani) tak jarang harus diterima oleh orang yang mengingatkan atau menasehati. Sehingga akhirnya semakin sedikit orang yang mau menasehati dan mengingatkan. "Dinasehati juga percuma, tidak akan berubah, nanti malah jadi ribut!" atau, "Mau mengingatkan tidak enak, nanti dikira kita iri." Begitu beberapa dalih orang yang enggan mengingatkan saat orang di lingkungannya berbuat kesalahan.

Harus diingat bahwa Nabi Muhammad Saw saja, yang semula mendapat julukan Al Amin, ganti disebut tukang sihir dan orang gila saat mengingatkan, apalagi kita yang hanya manusia biasa.

Selain surat Adz Dzariyat ayat 55 untuk menjadi pendorong semangat dalam mengingatkan dan menasehati, banyak hadits yang juga bisa menambah motivasi. Antara lain yang berasal dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya,  

"Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HR Muslim no. 4831 disahihkan oleh ijma' Ulama).

Beberapa hadits senada juga diriwayatkan para perawi hadits, mestinya hal itu bisa menambah motivasi untuk mau mengingatkan, terlebih di bulan Ramadhan seperti sekarang ini.

Manusia hanya diwajibkan untuk berusaha, termasuk menasehati dan mengingatkan orang lain. Manusia tidak diwajibkan untuk berhasil, bagaimanapun hidayah tetap merupakan rahadia Allah. Wallahu a'lam (*)

Kang Juki


Penulis adalah jamaah Masjid Agung Kauman, Kebumen.

Ilustrasi menasehati antar sesama Muslim. Foto: Freepik

Islam mengajarkan kepada umatnya agar saling menasehati antar sesama. Sebab, salah satu ciri orang beriman, yaitu orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Allah SWT berfiman:

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

Artinya: "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al Ashr: 3).

Rasulullah SAW juga mengisyaratkan bahwa saling menasehati antar sesama merupakan perkara yang penting. Dari Jarir bin Abdullah Radliyallahu 'anhu, ia berkata: “Aku berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk selalu mendirikan salat, memberikan zakat dan memberi nasehat baik kepada setiap Muslim.” (HR. Jarir bin Abdullah).

Merujuk buku Terbiasa Saling Menasehati dan Berbuat Baik terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, adapun hikmah dari mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama, yaitu:

  • Mempererat hubungan antar sesama karena dapat menumbuhkan rasa kebersamaan.

  • Tidak akan merasa rugi dalam hidup, karena dengan adanya nasehat kita akan mengetahui letak kekurangan dalam diri, sehingga bisa segera memperbaikinya.

  • Dengan adanya nasehat dari sesama Muslim, hidup kita juga akan lebih terkontrol dan dapat terhindar dari perbuatan maksiat.

Adab Bernasehat dalam Islam

Ilustrasi menasehati antar sesama Muslim. Foto: Freepik

Sebelum memberikan nasehat kepada orang lain, ada baiknya jika kita memahami beberapa adabnya dalam Islam. Menurut Abdul Aziz bin Fahi as-Sayyid Nada dalam buku Organizational Citizenship Behavior di Bank Syariah karya Dr. Hamsani, terdapat lima adab bernasehat dalam Islam yang perlu diketahui, yaitu:

Dalam memberi nasehat kita tidak diperbolehkan memiliki niat lain, kecuali mengharapkan ridho Allah semata. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap menasihati itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan.” (HR.Bukhari dan Muslim).

2. Memberikan nasehat dengan bahasa yang sopan dan santun

Islam menganjurkan agar kita memberikan nasehat dengan bahasa yang sopan dan santun. Sebagaimana diterangkan dalam hadits bahwasannya Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka katakanlah yang baik atau berdiam diri.” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Memberikan nasehat sesuai dengan ilmu yang dimilikif

Jika kita ingin memberikan nasehat, sebisa mungkin sesuai dengan ilmu yang telah kita pelajari dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Isra yang artinya

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra: 36).

4. Dilarang memberikan nasehat di depan orang banyak

Kita dilarang untuk memberikan nasehat di depan orang banyak karena akan dianggap mempermalukan orang yang dinasehati. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Imam Syafie: "Berilah aku nasihat ketika aku sendiri, dan jauhilah nasihat di tengah keramaian karena nasihat di tengah manusia adalah salah satu jenis caci maki yang tidak suka aku dengarkan."

5. Tetap bersabar jika nasehat diberi respon negatif

Kita disarankan untuk tetap memberikan nasehat walaupun tidak diminta. Terlebih jika nasehat itu bertujuan agar terhindar dari keburukan atau kenistaan.

Namun, kita juga harus bersabar dan siap menerima respon negatif dan kesan kurang baik dari orang yang diberi nasehat. Karena tak jarang, mereka akan menganggap bahwa kita ikut campur, sok tahu, dan lain sebagainya.