Pada buku besar PD angkasa tanggal 31 Juli 2022 terdapat akun sebagai berikut
akuntansi
Dalam postingan sebelumnya yaitu pencatatan penghapusan piutang, telah dibahas cara mencatat akun atau rekening piutang saat terjadi penghapusan piutang, sekarang dalam postingan ini akan membahas tentang cara menentukan atau menghitung besarnya kerugian piutang yang dialami perusahaan, jadi ada keterkaitan yang tinggi antara postingan ini dengan postingan sebelumnya, disarankan kepada anda untuk membaca postingan ini dan postingan sebelumnya jika anda ingin memahami tentang proses perhitungan hingga pencatatan kerugian piutang ataupun penghapusan piutang secara komprehensif. Penentuan kerugian piutang dapat dilakukan dengan menerapkam tiga metode yaitu sebagai berikut: Kerugian piutng dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengingat bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit, maka sebaiknya kerugian piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit. Tetapi pada praktiknya, dapat pula dihitung dari jumlah penjualan kredit maupun tunai (penjualan bersih). Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang. Pembahasan: Berdasarkan data tersebut, besarnya taksiran kerugian piutang yaitu: 0,5% x 1.500.000.000 = 7.500.000 Jurnal yang dibuat tanggal 31 desember 2011 (jurnal penyesuaian) adalah sebagai berikut: Beban Kerugian Piutang 7.500.000 Cadangan Kerugian Piutang 7.500.000 Pada buku besar akun cadangan kerugian piutang, akan tampak seperti dibawah ini:
1. dinaikan sampai persentase tertentu dari saldo piutang 2. Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang 3. Dihitung berdasarkan analisis umur piutang Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar jumlahnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut: a) Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan ( matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan. b) Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang. c) Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan. d) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang. e) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang. Contoh soal: (Jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit) Pada buku besar PD Latanza tanggal 31 Desember 2011, terdapat akun sebagai berikut: 112 Piutang dagang 250.000.000 112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo kredit 2000.000 Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011. Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu: Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000 = 5000.000 Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang = 2000.000 - Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 3000.000 Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah: Beban Kerugian Piutang 3000.000 Cadangan Kerugian Piutang 3000.000 Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
DOCP-182 https://onlystream.tv/ycfyusy0k9dvContoh soal: (Jika cadangan kerugian piutang bersaldo debet)
112 Piutang dagang 250.000.000 112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo debet 2000.000 Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011. Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu: Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000 = 5000.000 Saldo debet akun cadangan kerugian piutang = 2000.000 + Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 7.000.000 Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah: Beban Kerugian Piutang 7000.000 Cadangan Kerugian Piutang 7000.000 Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lamanya tunggakan. Berdasarkan persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkaniap usia tiap kelompok. Contoh: Pada Buku Besar PD Latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut: 112 Piutang dagang 250.000.000 112.1 Cadangan Kerugian piutang 2000.000 Rincian Nama Debitur adalah sebagai berikut: Toko mataram Jumlah 61.000.000 Tanggal jatuh tempo 15 November 2011 Toko Thamrin Jumlah 64.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 10 Oktober 2011 Toko Damai Jumlah 63.000.000 Tanggal jatuh tempo 25 Desember 2011 Toko Lancar Jumlah 62.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 4 Januari 2011 Persentase kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut: Kelompok Piutang Persentase kerugian Belum Jatuh tempo 2% Lewat Jatuh tempo 1-30 hari 5% Lewat Jatuh tempo 31-60 hari 10% Lewat Jatuh tempo 61-90 hari 15% Lewat Jatuh tempo > 90 hari 20% Berdasarkan data tersebut dibuat analisis umur piutang sebagai berikut: Berdasarkan analisis umur Piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2011 sebagai berikut: Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu: Taksiran kerugian piutang = 29.490.000 Cadangan Kerugian piutang = 2.000.000- Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 27.490.000 Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2011 Beban Kerugian Piutang 27.490.000 Cadangan Kerugian Piutang 27.490.000 Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
|