Pada campuran air dan gula yang berfungsi sebagai pelarut adalah

Larutan merupakan zat yang ada di sekitar kita secara sadar maupun tidak sadar. Larutan itu fasanya tidak terbatas hanya sekedar seperti cair. Kalau di Kimia itu ada empat fasa, ada padat, cair, gas, dan Larutan.

Bahkan, di udara pun sebetulnya juga bisa disebut Larutan. Karena, udara ini tidak hanya terdiri dari satu atom saja atau satu unsur saja ya. Tapi udara yang kita tahu merupakan campuran dari Oksigen, ada Nitrogen, ada Karbondioksida dan seterusnya. Jadi, Larutan ini merupakan campuran-campuran dari berbagai zat.

Kemudian, perlu kita tahu jika minuman berkarbonasi itu juga merupakan Larutan. Minuman itu bentuknya cair kemudian berkarbonasi yang berarti dia mengandung karbon. Lalu, laut juga termasuk Larutan karena disana ada zat terlarut yaitu garam yang terlarut didalam zat pelarutnya yaitu air.

Larutan merupakan campuran yang sifatnya itu Homogen. Artinya, ketika kita melihat suatu Larutan kita tidak akan bisa membedakan ketika zat sudah terlarut.

Misalkan kita punya Larutan gula. Gula yang sudah terlarut dalam air, ini kita tidak bisa melihat gulanya lagi, kristal-kristal gula itu tidak bisa kita lihat lagi karena merupakan satu campuran yang bersifat Homogen, sudah menyatu.

Pada campuran air dan gula yang berfungsi sebagai pelarut adalah
sumber gambar: Bimbel SMARRT

Zat Pelarut (Solvent)

Larutan ada dua bagian atau dua penyusun yaitu yang pertama zat terlarut atau yang dilarutkan, kemudian zat pelarut adalah zat yang digunakan untuk melarutkan.

Kalau dilihat dari sisi jumlah, kalau kita lihat zat terlarut umumnya lebih sedikit. Misalnya kita memiliki Larutan gula, kemudian airnya satu gelas besar, kemudian gulanya hanya satu sendok makan.

Baca:  Manajemen Laboratorium

Nah itu biasanya jumlah zat terlarut itu lebih sedikit daripada pelarutnya ya. Kalau lebih banyak ya tentu nanti tidak bisa larut karena ada derajat kejenuhan dari suatu Larutan.

Kemudian, Larutan dapat dibuat dengan proporsi bervariasi. Kenapa? Karena zat terlarut dan pelarut ini tidak bereaksi. Jadi ketika dia dikatakan tidak bereaksi dan membentuk substansi yang memungkinkan untuk mengurangi jumlah Larutannya. Jadi dia bisa dibuat dengan proporsi yang bervariasi.

Proporsi Larutan yang bervariasi ini maksudnya jika kita punya Larutan A misalkan konsentrasinya yang diketahui dengan satuan Molar ya, nah Larutan A dengan konsentrasi 1 molar ini bisa kita buat bervariasi konsentrasinya.

Misalkan kita bisa turunkan menjadi setengah atau kita tingkatkan konsentrasinya menjadi 2 molar atau 3 molar dan seterusnya.

Zat Terlarut (Solute)

Zat terlarut tidak hanya berbentuk cair, kalau selama ini kita selalu memahami bahwa yang sering kita lihat atau yang kita sadari zat terlarut adalah Larutan yang bentuknya cair. Tetapi Larutan itu bisa padat, bisa cair, bisa juga dalam bentuk gas.

Larutan juga memiliki bentuk fisik sama dengan zat pelarut. Misalkan Larutan gula, zat pelarutnya adalah air, yang kemudian zat terlarutnya gula. Gula ini memiliki fasa solid atau padat. Sedangkan air sebagai pelarutnya ini memiliki fasa cair.

Ketika mereka disatukan yang dibuat dikombinasikan menjadi Larutan gula, maka properti atau sifat fisiknya atau fasenya itu sama dengan zat pelarutnya yaitu dalam bentuk cair, Larutan gula dalam bentuk cair.

Dalam bahasa Inggris zat larutan ini kita sebut sebagai solute. Jadi misalkan zat larutan yang berbentuk gas, itu ada Nitrogen dan ada Oksigennya. Seperti, minuman soda, kemudian juga air laut.

Baca:  Senyawa Organik: Sejarah, Pengertian, dan Jenis Senyawa Organik

Selain itu, untuk Larutan yang solid seperti baja yang sering digunakan di teknik sipil dimana baja tersebut terdiri dari penambahan karbon terhadap besi.

Jadi besi yang tidak murni, yang sudah dicampur dengan karbon ini akan membentuk sebuah Larutan yang kita sebut sebagai baja, Larutan baja dalam fase padat.

Jadi, Larutan tidak hanya berbentuk cair saja, namun juga ada yang berbentuk gas, ada yang berbentuk padat.

Larutan Padat

Berdasarkan wujudnya, Larutan bukan hanya Larutan cair. Tetapi, ada Larutan padat, dan gas. Larutan pada biasanya gabungan antara padatan biasanya dua logam. Misalnya kuningan, itu merupakan paduan dari logam, tembaga, dengan seng.

Lalu, ada emas 22 karat itu maksudnya campuran dari logam emas, ditambah dengan logam perak. Sedangkan baja, itu merupakan gabungan dari logam besi dan karbon.

Larutan Cair

Larutan cair yang biasanya kita temukan dalam kegiatan sehari-hari contohnya adalah Larutan gula, yaitu campuran gula dengan air. Larutan garam, berarti campuran antara garam dengan air.

Larutan Gas

Larutan gas ini bisa ditemukan dalam sehari-hari bisanya campuran dari berbagai macam gas. Biasanya ada gas Oksigen, ada Hidrogen, Nitrogen, dan gas lainnya. Ini semua membentuk campuran Homogen yang bisa kita sebut sebagai Larutan.

Larutan Elektrolit

Larutan berdasarkan daya hantar listriknya terdiri dari dua jenis yaitu Larutan elektrolit dan non elektrolit. Kemudian, Larutan elektrolit dibagi menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

Keduanya biasanya dibedakan dari uji gelembung gas, daya hantar listrik, uji nyala lampu, ionisasi dalam air, ikatan kimianya, dan derajat ionisasinya. Derajat ionisasi biasanya kita simpulkan dengan Alfa.

Untuk uji gelembung gas, elektrolit kuat biasanya ada gelembung. Jika elektrolit lemah, maka gelembung gasnya hanya sedikit.

Baca:  10 Contoh Perubahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Jadi, jika kita mengadakan suatu percobaan Larutan, kita uji itu maka ada gelembung gas, dimana yang elektrolit kuat itu gelembungnya banyak. Sementara, elektrolit yang lemah maka gelembungnya sedikit.

Kemudian, untuk mengetes daya hantar listriknya untuk elektrolit kuat bisa menghantarkan listrik. Dan elektrolit lemah bisa menghantarkan listrik tetapi kekuatannya lemah.

Kekuatan itu biasanya diuji pada nyala lampunya. Jadi akibatnya uji nyala lampu untuk elektrolit kuat, nyala lampunya lebih terang. Sementara, untuk elektrolit lemah akan redup atau mati.

Nah untuk ionisasi dalam air, elektrolit kuat ada jenis senyawa yang asam, basa, garam. Jika Larutan terionisasi sempurna, maka akan menjadi kation, anion.

Sempurna itu maksudnya derajat ionisasinya Alfa bernilai 1, sempurna 100%. Kemudian, tidak terionisasi itu derajat ionisasinya 0. Itu pengertian jika dilihat dari derajat ionisasinya.

Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit merupakan Larutan yang sama sekali tidak bisa menghantarkan listrik. Nah, jika dilakukan percobaan dengan uji gelembung maka untuk Larutan non elektrolit tidak ada gelembung sama sekali.

Kemudian, Larutan non elektrolit sudah pasti mati ketika menggunakan nyala lampu untuk pengujian.

Demikian informasi yang kami berikan tentang Larutan mulai dari pengertiannya, kemudian macam-macam zat Larutan baik itu zat pelarut ataupun zat terlarut. Dan terakhir, mengenai Larutan elektrolit dan Larutan non elektrolit. Semoga bermanfaat!

Pada campuran air dan gula yang berfungsi sebagai pelarut adalah

Melarutkan garam ke dalam air

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.[1][2] Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.[3] Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.[4]

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.[5]

Konsentrasi

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).[6]

Pelarutan

Pada campuran air dan gula yang berfungsi sebagai pelarut adalah

Ion natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air

Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.[7]

Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.[8]

Larutan ideal

Pada campuran air dan gula yang berfungsi sebagai pelarut adalah

Diagram tekanan uap (p, x) pada campuran benzena/toluena pada suhu 20°C

Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan.[9] Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran benzena dan toluena.[10]

Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.

Sifat koligatif larutan

Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.[11]

Jenis-jenis larutan

Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya.

Contoh larutan Zat terlarut
Gas Cairan Padatan
Pelarut Gas Udara (oksigen dan gas-gas lain dalam nitrogen) Uap air di udara (kelembapan) Bau suatu zat padat yang timbul dari larutnya molekul padatan tersebut di udara
Cairan Air terkarbonasi (karbon dioksida dalam air) Etanol dalam air; campuran berbagai hidrokarbon (minyak bumi) Sukrosa (gula) dalam air; natrium klorida (garam dapur) dalam air; amalgam emas dalam raksa
Padatan Hidrogen larut dalam logam, misalnya platina Air dalam karbon aktif; uap air dalam kayu Aloi logam seperti baja

Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit, di dalam air dapat terionisasi menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion) sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak dapat terionisasi di dalam air.[12]

Lihat pula

  • Kelarutan
  • Kelarutan elektrolit
  • Kelarutan nonelektrolit
  • Koloid
  • Larutan penyangga
  • Sifat koligatif
  • Suspensi

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Hobbs 2000, hlm. 68.
  2. ^ IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, edisi ke-2 ("Buku Emas") (1997). Versi koreksi daring:  (2006–) "solution".
  3. ^ Oxtoby, Gillis & Nachtrieb 2001, hlm. 153.
  4. ^ Holman & Stone 2001, hlm. 42.
  5. ^ Reger, Goode & Ball 2009, hlm. 10.
  6. ^ Reger, Goode & Ball 2009, hlm. 468–470.
  7. ^ Holman & Stone 2001, hlm. 43.
  8. ^ Reger, Goode & Ball 2009, hlm. 475–476.
  9. ^ Castellan 1983, hlm. 285–286.
  10. ^ Castellan 1983, hlm. 307.
  11. ^ Reger, Goode & Ball 2009, hlm. 483.
  12. ^ Oxtoby, Gillis & Nachtrieb 2001, hlm. 157–158.

Daftar pustaka

  • Castellan, G. W. (1983), Physical Chemistry (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-3), Reading, MA: Addison-Wesley Publishing Company, ISBN 9-780201103854, OCLC 9281172 
  • Holman, J. S.; Stone, P. (2001), Chemistry (dalam bahasa Inggris), Cheltenham: Nelson Thornes, ISBN 9-780748762392 
  • Hobbs, P. V. (2000), Basic Physical Chemistry for the Atmospheric Sciences (dalam bahasa Inggris), Cambridge University Press, ISBN 9-780521785679 
  • Oxtoby, D.W.; Gillis, H.P.; Nachtrieb, N.H. (2001), Prinsip-Prinsip Kimia Modern, 1, diterjemahkan oleh Achmadi, S. S. (edisi ke-4), Jakarta: Erlangga, ISBN 3-52729628X 
  • Reger, D. L.; Goode, S. R.; Ball, D. W. (2009), Chemistry: Principles and Practice (dalam bahasa Inggris), Cengage Learning, ISBN 9-780534420123 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Larutan&oldid=21730582"