Pada musim kemarau pohon jati akan menggugurkan daunnya Apakah tujuan dari perilaku ini dan apakah yang berperan dalam hal ini?

Tujuan Pohon Jati Menggugurkan Daunnya Ketika Musim Kemarau – Pada musim kemarau tanah akan mengalami pengurangan kadar air. Kadar air tersebut berguna untuk kelangsungan hidup bagi tumbuhan. Jika kadar air dalam tanah berkurang maka tumbuhan harus beradaptasi dengan musim tersebut. Seperti halnya tujuan pohon jati menggugurkan daunnya ketika musim kemarau. Apakah anda pernah menjumpai pohon yang tidak memiliki daun? Pohon tersebut tidak memiliki daun dikarenakan dimakan oleh ulat ataupun karena sengaja menggugurkan daunnya.

Di musim kemarau tentunya setiap jenis tumbuhan memiliki caranya masing masing untuk beradaptasi. Adaptasi terhadap lingkungan ini merupakan bentuk tumbuhan untuk mempertahankan hidupnya. Seperti halnya pohon jati. Pohon jati beradaptasi di musim kemarau dengan cara menggugurkan daunnya. Apa anda tahu alasan pohon jati menggugurkan daun dimusim kemarau?

Pada musim kemarau pohon jati akan menggugurkan daunnya Apakah tujuan dari perilaku ini dan apakah yang berperan dalam hal ini?
Tujuan Pohon Jati Menggugurkan Daunnya

Pohon pohon yang terdapat dihutan banyak sekali yang mengalami adaptasi dengan lingkungan dan musim. Terlebih lagi hutan tropis yang terdapat di Indonesia. Banyak sekali pohon pohon yang melakukan adaptasi musim dengan cara menggugurkan daunnya. Seperti halnya pohon jati. Lalu apa tujuan pohon jati menggugurkan daunnya? Nah pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang tujuan pohon jati menggugurkan daunnya ketika musim kemarau. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa setiap makhluk hidup akan melakukan adaptasi dengan lingkungannya demi mempertahankan hidupnya. Bentuk adaptasi ini dapat dilakukan dalam berbagai iklim dan cuaca. Misalnya saja tumbuhan akan melakukan penguguran daunnya ketika berada di musim kemarau. Berbeda lagi jika cuacanya musim hujan, tumbuhan tersebut tidak akan melakukan pengguguran daunnya. Tetapi tidak semua tumbuhan melakukan pengguguran daun ketika musim kemarau. Ada salah satu contoh tumbuhan yang melakukan adaptasi tersebut yaitu pohon jati.

Pohon jati merupakan salah satu jenis pohon yang melakukan adaptasi dengan lingkungannya saat musim kemarau. Pohon jati akan menggugurkan daun saat musim kemarau demi beradaptasi dengan lingkungan. Namun tujuan pohon jati akan menggugurkan daunnya ketika musim kemarau ialah untuk mengurangi penguapan yang berlebihan di dalam pohon tersebut. Penguapan ini berlangsung dibagian daun jati. Maka dari itu daun jati harus digugurkan. Jika daun jati tersebut tidak digugurkan maka pohon akan mati. Hal ini dikarenakan penguapan akan terus terjadi, meskipun air yang diperoleh dari tanah sangat sedikit.

Baca juga : Pengertian Limbah Organik dan Anorganik Beserta Contoh

Semua jenis pohon jati akan melakukan pengguguran daunnya untuk beradaptasi dan bertahan hidup. Tujuan pohon jati menggugurkan daunnya ketika musim kemarau pada setiap jenis pohon adalah sama. Selain jati adapula pohon lainnya yang melakukan pengguguran daun seperti pohon petai, pohon albasiar, pohon mahoni dan pohon akasia. Pohon pohon tersebut menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan air. Cadangan air yang terdapat dipohon tersebut berada di akar pohon dan dapat bertahan sampai musim kemarau selesai. Apabila penguapan tidak diatasi saat musim kemarau, maka cadangan air akan terus habis dan membuat pohon mati.

Setiap musim para pohon di bumi ini memiliki proses adaptasi yang berbeda. Misalnya saja saat musim semi, maka pohon akan berbunga dan berbuah. Setelah itu akan mulai tumbuh biji pada musim panas. Kemudian daun akan mulai gugur saat kemarau. Hal ini juga terjadi pada pohon jati. Nah apakah anda sudah mengerti tujuan pohon jati ketika menggugurkan daunnya?

Baca juga : Macam Macam Bentuk Tulang Daun Beserta Contohnya

Demikianlah penjelasan mengenai tujuan pohon jati menggugurkan daunnya ketika musim kemarau. Pohon jati tersebut menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Klikhijau.com – Berjalanlah ke hutan atau di kebun yang ada pohon jati saat musim kemarau. Apa yang paling terlihat dan terasa di kaki?

Hal paling menonjol adalah pemandangan pohon jati yang menggugurkan daunnya. Daun yang berguguran akan mongering dan bila terinjak kaki akan mengeluarkan bunyi: kriuk-kriuk.

Sepintas terlihat betapa pohon jati itu mengalami kekalahan oleh panas matahari akibat kemarau. Bahkan, seolah memberi tanda bahwa pohon itu akan mati. Benarkah pohon jati yang gugur daunnya di musim kemarau akan mati?

Artikel ini akan membahas tentang fakta di balik pohon jati yang menggugurkan daunnya. Pemahaman ini amat menarik sebagai bagian dari literasi tanaman dan bagaimana kita mengambil makna berharga dari alam.

KLIK INI:  Memanen Pesan Inspiratif dari Pohon, dari Tokoh Dunia

Mengapa pohon jati menggugurkan daun?

Pohon jati termasuk pohon idaman yang ditanam karena potensi kayunya yang sangat baik. Kayu jati memang sangat baik untuk kebutuhan pembangunan rumah, meubel dan lainnya. Inilah alasan mengapa pohon ini banyak ditanam, selain sifatnya yang memang mudah tumbuh.

Perihal pohon jati yang menggugurkan daunnya di musim kemarau ternyata bukanlah pertanda bahwa pohon itu akan mati. Namun, sebuah proses atau upaya adaptasi demi bertahan hidup.

Sejatinya cara alami pada pohon ini tidak saja ditunjukkan pohon jati, tetapi juga pada pohon akasia, mahoni, petai dan pohon albasiar.

Jadi, adaptasi pohon jati dengan menggugurkan dedaunnya justru berfungsi untuk mengurangi penguapan air.

Menurut Asih Kusumaningsih, SP.,M.Sc., dalam artikelnya di Ilmubudidaya, cadangan air pohon jati pada bagian akarnya hanya bertahan hingga musim kemarau usai. Faktanya, saat kemarau tiba, cadangan air berkurang. Inilah yang membuat pohon jati beradaptasi dengan menggugurkan daunnya.

Selain itu, saat kemarau, penguapan akan terjadi dengan frekuensi tinggi. Proses ini akan membuat cadangan air pohon jati bakal habis bila tak menggugurkan daunnya. Jadi, pohon jati justru akan mati di musim kemarau bila tak menggugurkan dedaunnya.

Apa dampaknya peristiwa ini?

Dedaun pohon jati yang berguguran akan menutupi permukaan tanah. Hal ini akan memengaruhi proses pertumbuhan tanaman lain, terlebih masa pelapukan dedaun jati membutuhkan waktu yang cukup lama.

Selain itu, dedaun yang berguguran bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Daun jati kering sangat mudah terbakar apalagi saat musim kemarau.

Ada banyak kasus kebakaran lahan akibat daun kering, sementara aktivitas masyarakat di kebun atau di hutan justru semakin tinggi. Jadi, perlu kehati-hatian tinggi saat beraktivitas di kebun yang ada pohon jatinya. Hindari melakukan aktivitas membakar dan pastikan api yang dinyalakan sudah benar-benar padam saat meninggalkan lokasi.

Fakta menarik perihal pohon jati

Sejumlah ahli botani mengatakan, jati berasal dari Burma. Lalu menyebar ke Semenanjung India, Muangthai, Filipina, dan Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran tanaman ini sangat dominan di Asia.

Selain di wilayah tersebut, jati juga ditemukan di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909). Faktanya, jati memang sangat mudah tumbuh di wilayah yang beriklim tropis.

KLIK INI:  Daftar Lengkap Nama Pohon di Indonesia, Plus Nama Latinnya

Berbeda dengan tanaman lainnya yang akan bertumbuh maksimal jika curah hujan tinggi, jati justru lebih cocok ditanam di daerah tandus dengan curah hujan rendah.

Inilah satu daya tariknya tanaman ini. Karena bisa ditanam tanpa intervensi apa pun dan menunggunya bisa berkembang secara alami di alam. Sebagai contoh, kayu Jati yang ditanam di Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih baik dari Jawa Barat karena di Jawa Barat sangat tinggi curah hujannya.

Selain kayunya yang sangat berkualitas tinggi, daun jati juga bisa digunakan sebagai alternatif pembungkus makanan ramah lingkungan. Di beberapa daerah, daun jati digunakan sebagai pembungkus tempe, pembungkus daging bahkan dipakai sebagai pembungkus oleh penjual ikan.

Kayu jati tergolong kayu berkualitas tinggi. Hal ini karena kayu ini mengandung minyak dan endapan di dalam sel–sel kayunya. Berkat kandungan istimewa ini maka kayu jati sangat awet digunakan meski tanpa divernis.

Kayu jati termasuk kayu yang sangat legendaris di Jawa. Istilah meubel Jepara misalnya yang sangat populer menunjukkan betapa legendarisnya kayu ini.

Sejak zaman Majapahit kayu jati sudah dikenal dan dimanfaatkan di Jawa. Rumah-rumah tradisional Jawa, misalnya rumah joglo Jawa Tengah, berbahan kayu jati.

Pada masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa umumnya telah memanfaatkan kayu jati untuk bahan bangunan. Jati bahkan dimanfaatkan dalam pembuatan kapal–kapal niaga dan kapal perang.

Dalam sejarahnya daerah yang tak jauh dari hutan jati di pantai Utara Jawa pernah menjadi sentrum galangan kapal antara lain Tuban, Pasuruan, Tegal hingga Juwana. Fakta menarik lainnya adalah petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16 mencatat bah galang kapal di masanya ada di Jepara dan Rembang.

Demikianlah pembahasan mengenai fakta di balik bergugurannya dedaun jati dan fakta menarik lainnya perihal tanaman ini. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Apakah Pohon Bisa Menangis?