Panduan analisis risiko penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien
Makalah ini terfokus pada risiko auditor internal dan eksternal umumnya, audit laporan keuangan (LK) khususnya, dan lebih khususnya lagi pada risiko akuntan publik.
Bagi COSO, pengukuran-penetapan risiko adalah kegiatan penting bagi manajemen dan auditor internal korporasi, sehingga auditor internal harus paham proses dan sarana untuk identifikasi, penilaian, pengukuran dan penetapan tingkat risiko (risk assessment) sebagai dasar menyusun prosedur audit internal. COSO menyatakan bahwa setiap entitas menghadapi risiko internal dari luar, bahwa risiko-risiko tersebut harus didentifikasi dan dinilai-diukur terfokus pada pengamanan sasaran strategis korporasi. Perubahan sosial-politik-ekonomi-industri-hukum dan perubahan kondisi operasional perusahaan teraudit mengandung risiko, manajemen perusahaan harus membentuk mekanisme untuk mengenali & menghadapi perubahan tersebut. Basis utama manajemen risiko adalah asesmen risiko. Untuk keberlangsungan usaha, asesmen risiko merupakan tanggungjawab manajemen yang bersifat integral dan terus menerus, karena manajemen tak dapat memformulasikan sasaran dengan asumsi sasaran akan tercapai tanpa risiko atau hambatan. Contoh risiko, bahaya, ancaman, atau hambatan mencapai sasaran korporasi adalah :
PENGGUNA HASIL PENILAIAN-PENETAPAN RISIKO PERENCANAAN ASESMEN RISIKO Perencanaan audit internal harus berbasis pengetahuan akan risiko kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan. Perencanaan strategis perusahaan mencakupi pertimbangan risiko kegagalan organisasi. Manajemen risiko berpengaruh pada perencanaan audit. Auditor melakukan evaluasi kendali internal sebagai sarana penghindaran risiko. PERLUASAN AUDIT BERBASIS RISIKO Pada awalnya, kegiatan audit dimulai dengan observasi terhadap control (pengendalian), analisis pengendalian, disusul kegiatan analisis risiko tiap jenis operasi korporasi tersebut dan analisis keselarasan aktivitas dengan sasaran korporasi. Perluasan Audit Berbasis Risiko mencakupi kegiatan identifikasi, pengukuran dan analisis risiko, lalu memilih aktivitas strategis terkait manajemen risiko sbb:
AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO RISIKO AUDIT LAPORAN KEUANGAN Persoalan auditor eksternal sebagai berikut berlaku bagi auditor internal yang mengaudit Laporan Keuangan; bahwa risiko auditor terbesar adalah tak mengetahui (gagal untuk mengetahui) hal-hal yang seharusnya mengubah opini auditor terhadap Laporan Keuangan yang mengandung salah-saji secara material. Auditor harus memertimbangkan sifat & kualitas manajemen, sifat industri, sifat operasi, dan bentuk atau sifat penugasan auditor eksternal. Sebagai contoh, sifat dan kualitas manajemen yang mengandung risiko audit adalah
Sebagai contoh, sifat Industri dan operasi yang mengandung risiko audit adalah
Sebagai contoh, sifat penugasan audit yang mengandung risiko audit laporan keuangan adalah
Untuk mengurangi risiko, auditor wajib mendapatkan asersi LK berupa pernyataan (semacam pernyataan jaminan) manajemen (management representation) tentang (1) eksistensi, (2) kelengkapan, (3) hak dan kewajiban, (4) evaluasi dan alokasi, (5) penyajian dan pengungkapan berbagai akun dan pos penting Laporan Keuangan. Sebagai misal, risiko audit pada tataran saldo akun catatan akuntansi, pos laporan keuangan dan kelompok transaksi sejenis adalah
Pada standar auditing, pertimbangan auditor dalam evaluasi risiko saldo akun dan jenis transaksi, misalnya adalah
RISIKO INHEREN Sebagai contoh:
RISIKO PENGENDALIAN RISIKO DETEKSI
HUBUNGAN ANTAR RISIKO Auditor hanya dapat mengurangi detection risk, makin besar inherent risk dan control risk, makin besar bukti audit (audit sampling, observasi dll) harus dikumpulkan. Sebagai catatan pemakalah, program audit untuk deteksi salah saji material mirip dengan fraud auditing, prosedur dirancang berbasis kecurigaan salah saji, jumlah sample diperbanyak (sampai 100% atau full audit) pada wilayah kecurigaan tersebut. Inherent risk terkait pada
Sebagai misal, bagi BPKP sebagai internal auditor NKRI :
RISK INVENTORY Sebagai contoh, external risk inventory mencakupi antara lain
Sebagai contoh, internal risk inventory antara lain adalah
Auditor wajib membuat top minds of risks melalui rating risiko, pembuatan daftar risiko terbesar, ancaman terbesar yang harus dipertimbangkan pada penyusunan rencana strategis, diikuti pemutahiran risk inventory secara berkala. Auditor wajib membuat daftar pemicu risiko menjadi kenyataan-bencana. Direksi korporasi wajib memberi fasilitas diskusi risiko bisnis, membangun infrastruktur pemantau risiko bisnis, membangun sistem identifikasi jenis baru risiko. Auditor internal harus bersikap proaktif terhadap risiko, jangan mengandalkan deteksi risiko telah (terlanjur) menjadi kenyataan, menjamin bahwa jumlah SDM pakar risiko harus seimbang dengan besar & kerumitan korporasi. PERTANYAAN DASAR AUDITOR TENTANG RISIKO
CONTOH PRAKTIK STRATEGI MANAJEMEN RISIKO
…………Bersambung ke Part 2 |