Panduan imunisasi mr dan mmr

“Pada tahun 2011, WHO merekomendasikan agar semua negara yang belum mengintroduksikan vaksin Rubella dan telah menggunakan 2 (dua) dosis vaksin Campak dalam program imunisasi rutin untuk memasukkan vaksin Rubella dalam program imunisasi rutin. Komite Penasihat Ahli imunisasi Nasional (ITAGI) juga telah mengeluarkan rekomendasi pada tanggal 11 Januari 2016 mengenai introduksi, agar mengintegrasikan Vaksin Measles Rubella (MR) ke dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kejadian penyakit Rubella dan Congenital Rubella Syndrome.”

Panduan imunisasi mr dan mmr

Vaksin Rubella tersedia dalam bentuk monovalent maupun kombinasi dengan vaksin virus yang lain misalnya dengan Campak (Measles Rubella/MR) atau dengan Campak dan parotitis (Measles Mumps Rubella/MMR). Semua vaksin Rubella dapat menimbulkan serokonversi sebesar 95% atau lebih setelah pemberian satu dosis vaksin dan efikasi vaksin diperkirakan sekitar 90% – 100%.

Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya boleh dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama. Vaksin yang telah dilarutkan harus segera digunakan paling lambat sampai 6 jam setelah dilarutkan.

MMR adalah singkatan dari measles, mumps, dan rubella alias campak, gondongan, dan rubella. Tiga penyakit ini tergolong menular dan dapat menyerang anak-anak.

Campak adalah penyakit dengan gejala utama berupa demam dan ruam atau bintil-bintil merah pada kulit. Campak bisa memicu infeksi paru, kerusakan otak, hingga kematian.


Gondongan adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh family Paramyxovirus, dengan predileksi pada kelenjar dan jaringan saraf. Pada gondongan, paling sering terjadi pembengkakan pada kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis. Penyebaran melalui droplet dan terutama terjadi pada anak dengan insidens puncak usia 5-9 tahun. Gondongan dapat mengakibatkan meningitis, pembengkakan ovarium atau testis, serta tuli.

Rubella pada umumnya merupakan penyakit infeksi akut yang ringan yang disebabkan oleh virus rubella. Penyebaran melalui udara dan droplet. Gejala klinis yang mencolok adalah timbulnya ruam makulo-papular yang bersifat sementara (kira-kira 3 hari), pembengkakan kelenjar sekitar telinga dan kepala, nyeri sendi. Walapun jarang terjadi, namun dapat terjadi komplikasi lain pada sistem saraf dan trombositopenia.

Di Indonesia, diperkirakan terjadi sekitar 23 ribu kasus campak dan 30 ribu kasus rubela sepanjang 2010-2015.

Apa manfaat imunisasi MMR?

Imunisasi MMR sangat efektif untuk melindungi diri dari campak, gondongan, dan rubela sekaligus mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit tersebut. Anak yang telah menerima dua dosis vaksin MMR terbilang lebih terlindungi seumur hidupnya, meski tetap ada potensi infeksi.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), efektivitas satu dosis vaksin MMR terhadap campak sebesar 93 persen, gondongan 78 persen, dan rubela 97 persen. Sedangkan dua dosis vaksin MMR 97 persen efektif mencegah campak dan 88 persen efektif terhadap gondongan.

Imunisasi anak MMR akan memberikan perlindungan lewat pembentukan antibodi di dalam tubuh. Antibodi ini terbentuk dari vaksin anak MMR yang berasal dari virus MMR yang dilemahkan. Jikapun anak terinfeksi MMR, gejalanya tidak akan berat dan lebih cepat pulih.

Kapan imunisasi MMR dapat diberikan?

Berdasarkan jadwal imunisasi rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2020, bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Karena dapat terjadi kegagalan imunisasi primer campak pada 10-15% anak, maka harus diberikan vaksin campak ke 2 (bersama rubella) pada umur 15-18 bulan. Selanjutnya, imunisasi MR (atau MMR) diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada kelas 1 SD dalam program BIAS. Jadwal ini juga sesuai dengan WHO position paper mengenai vaksin mumps 2007 yang menganjurkan pemberian vaksin mumps 2 dosis (bersama campak dan rubella) mulai umur 12-18 bulan. Dosis kedua diberikan pada usia masuk sekolah (school entry) sekitar umur 6 tahun untuk memberikan perlindungan jangka panjang.

Ditinjau oleh:

dr. Ria Yoanita SpA

Dokter Spesialis Anak

Primaya Evasari Hospital

Vertigo: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Referensi:

Salimo H., Pasaribu S., Soedjatmiko. Campak, Gondongan dan Rubella (Measles, Mumps, Rubella=MMR). Pedoman imunisasi di Indonesia Ed 6. 2017. h.340-8.

Soedjatmiko, Sitaresmi M., Rezeki S., Kartasasmita C., Ismoedijanto, et al. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Sari pediatri 2020;22(4):252-60.

Vaksin MR (vaksin campak dan rubella) diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella (campak jerman). Seperti diketahui, campak dan rubella merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Penularan kedua penyakit ini biasanya melalui saluran napas, terutama dari kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi melalui batuk atau bersin.

Perbedaan Vaksin MR dan MMR

Campak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan demam, ruam, batuk, pilek, dan mata merah serta berair. Campak juga kerap menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi telinga, diare, pneumonia, kerusakan otak, dan kematian.

Sementara rubella atau campak Jerman merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, mata merah dan mata gatal. Rubella kerap terjadi pada anak-anak dan remaja. Kendati ringan, virus ini bisa memberi dampak buruk pada ibu hamil yang tertular, yakni menyebabkan keguguran, bayi terlahir mati, atau bahkan cacat lahir serius pada bayi seperti kebutaan dan tuli. Nah, program pemberian imunisasi vaksin MR ini bertujuan untuk mencegah infeksi rubella saat kehamilan yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan penyakit kelainan bawaan.

Vaksin MR merupakan pengganti vaksin MMR yang kini sudah tidak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Vaksin MMR merupakan vaksin untuk mencegah penyakit campak, rubella dan gondongan. Perbedaan antara vaksin MR dan MMR adalah kandungan mumps untuk melawan gondongan yang tidak dimasukkan ke dalam vaksin MR.

Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat mengakibatkan terjadinya demam, nyeri sendi, sakit kepala, pembengkakan pada kelenjar yang terletak di bagian bawah telinga, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. Gondongan juga dapat menyebabkan komplikasi yang mencakup pembengkakan testis atau ovarium penyebab kemandulan, tuli, meningitis, dan dalam kasus yang jarang terjadi bisa berakhir pada kematian. Namun, kasus penyakit gondongan sudah jarang dijumpai di Indonesia.

Program Vaksinasi Pemerintah Indonesia

Program vaksin MR menjadi prioritas Pemerintah Indonesia sebagai wujud upaya pengendalian campak dan rubella, lantaran bahaya komplikasinya yang berat dan mematikan. Oleh sebab itu, anak yang telah mendapat imunisasi vaksin MMR masih perlu mendapat vaksin MR untuk memastikan kekebalan penuh.

Imunisasi vaksin MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat.

Vaksin MR efektif dan aman diberikan kepada anak sekalipun pada anak yang sudah mendapat vaksin MMR. Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan vaksin ini telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia. Departemen Kesehatan RI juga menegaskan bahwa vaksin MR tidak menyebabkan autisme atau kelumpuhan seperti isu yang beredar di masyarakat.

Sama halnya dengan vaksin suntik lainnya, demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di lokasi suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian pasca imunisasi yang serius sangat jarang terjadi.

Yang perlu dipahami adalah, campak merupakan penyakit pembunuh anak-anak, dan rubella dapat menyebabkan cacat lahir seumur hidup. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak dan rubella, namun keduanya dapat dicegah dengan vaksin MR. Oleh sebab itu, penting bagi anak Anda untuk mendapatkan vaksin MR dalam program kampanye pemerintah dan imunisasi rutin untuk meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil dari penyakit ini.

Tak hanya anak-anak dan remaja, orang dewasa juga dapat diberikan vaksin ini terutama sebelum hamil. Untuk info lebih lanjut konsultasikan dengan dokter-dokter di rumah sakit, puskesmas, atau pusat kesehatan terdekat.

Imunisasi MR sama MMR apakah sama?

Perbedaan Vaksin MR dan Vaksin MMR Perbedaan vaksin MR dan MMR terletak pada isi kombinasi virus di dalamnya. Vaksin MR berisi virus campak atau measles (M) dan rubella (R) yang sudah dilemahkan. Sedangkan vaksin MMR berisi virus campak atau measles (M), gondongan atau mumps (M), dan rubella (R).

Sudah imunisasi Mr Perlukah vaksin MMR lagi?

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K)., menjelaskan, walaupun sebelumnya bayi di atas 9 bulan sudah mendapatkan imunisasi MMR, tetap perlu mendapatkan imunisasi tambahan vaksin MR.

Kapan waktu pemberian imunisasi MR?

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) kali ini diharapkan mampu memenuhi target semua anak usia 9 bulan sampai 12 tahun menerima imunisasi MR untuk pencegahan Campak-Rubella.

Bagaimana cara penyuntikan imunisasi MR?

Cara Pemberian Vaksin MR Vaksin MR akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Penyuntikan dilakukan pada lengan atas. Sesudah menerima vaksin MR, anak atau orang yang divaksinasi harus menunggu selama 30 menit di tempat layanan vaksinasi.