Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Ilustrasi tulisan. Foto: jarmoluk via Pixabay

Penokohan dalam sebuah cerita berperan penting dalam menciptakan kemistri dan kecocokan. Dengan penokohan yang tepat, pembaca akan tertarik untuk melanjutkan sebuah cerita hingga ke akhir bagian.

Unsur penokohan identik dengan tokoh dan watak yang meliputinya. Mengutip buku Kisi-Kisi Terbaru US SD/MI 2018 susunan Edu Penguin, pengaplikasian penokohan dapat dilihat secara langsung melalui sikap, ucapan, tingkah laku, serta suara tokoh.

Watak tokoh yang baik disebut protagonis, sedangkan yang jahat disebut antagonis. Bagaimana ciri-ciri dan contoh sikapnya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Penokohan dan Unsur Lain dalam Cerita

Watak tokoh adalah sifat yang diciptakan oleh pengarang kepada tokoh dalam cerita. Secara umum, watak tokoh dibagi menjadi dua yakni protagonis dan antagonis.

Mengutip buku 100% Bahas Tuntas US SD/MI 2016: Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA, watak protagonis umumnya bersikap baik hati, ramah, dan sopan santun. Sedangkan watak antagonis cenderung bersikap licik, sombong, dan pelit.

Ilustrasi menulis surat. Foto: Shutter Stock

Watak tokoh dalam sebuah cerita dapat diidentifikasi dengan mudah melalui cara bertindak, jalan pikiran, percakapan yang dilakukan, ciri fisik, kepribadian, reaksi tokoh lain, serta narasi yang diceritakan oleh penulis.

Penokohan dibuat menyeluruh dengan fungsi sebagai pendukung utama jalannya sebuah cerita. Selain penokohan, ada pula unsur penting lain yang terkandung di dalamnya, yakni sebagai berikut:

Tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar disusunya atau dibuatnya sebuah cerita. Tema ini nantinya akan memengaruhi alur cerita secara keseluruhan.

Plot merupakan jalinan cerita dari awal hingga akhir cerita. Umumnya, plot memuat permasalahan, konflik, klimaks, dan akhir dari permasalahan yang ada.

Dijelaskan oleh Ellizabeth Lutters dalam buku Kunci Sukses Menulis Skenario, alur cerita dibagi menjadi dua yakni plot lurus dan plot bercabang. Keduanya memiliki karakteristik sendiri yang bertumpu pada keterangan waktu dan tempat sebuah kejadian.

Ilustrasi menulis surat. Foto: Shutter Stock

Setting merupakan latar terjadinya cerita. Setting meliputi setting waktu, setting tempat, dan setting ruang

Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang lewat cerita yang diciptakan. Amanat sebuah cerita dapat diketahui setelah pembaca mengapresiasi cerita tersebut.

Sudut pandang adalah ciri khas yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan cerita. Sudat pandang terdiri dari orang pertama, kedua, dan ketiga.

Penggunaan gaya bahasa adalah cara mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan tujuan memberikan efek pada para pembacanya. Gaya bahasa juga digunakan untuk menciptakan suatu nada, suasana persuasif, serta dialog supaya mampu memperlihatkan interaksi sekaligus hubungan antar tokoh.

Gaya bahasa disebut juga dengan majas. Banyak sekali macam-macamnya seperti majas alegori, hiperbola, personifikasi, dan lain sebagainya.

Bagaimana penampilan fisik memengaruhi kepribadianmu?

Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut
Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Sumber gambar, Getty Images

Kita sering menganggap penampilan luar kita tak ada kaitannya dengan jati diri kita. Namun, ternyata ciri-ciri fisik seperti tinggi badan atau paras wajah dapat membentuk kepribadian, perilaku, hingga kecenderungan politik seseorang.

Sekolah asrama tempat saya bersekolah tahun 1990-an dulu adalah miniatur sempurna untuk melihat bagaimana "seleksi alam" terjadi.

Di asrama yang dihuni lebih dari 50 anak laki-laki kasar, setiap murid memiliki strategi masing-masing untuk menghindari aksi perundungan dan pengucilan, dari membentuk geng-geng hingga mendapat ketenaran dengan menjual baterai-baterai murah (taktik pencegahan yang saya sendiri lakukan adalah menciptakan reputasi sebagai seorang penggila karate).

Lalu ada pula sekelompok kecil anak laki-laki dengan ukuran tubuh yang lebih besar dari biasanya yang tidak terlalu mengkhawatirkan apa pun. Anak-anak ini memiliki kepercayaan diri dan keangkuhan yang kentara - kepribadian mereka yang mudah bergaul dan tegas tampak tercermin dari penampilan fisik mereka.

Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut
Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Dapatkah kepribadian seseorang terbentuk dari penampilan fisiknya?

Apakah kecocokan antara bentuk tubuh dan sifat mereka merupakan suatu kebetulan, atau memang kepribadian mereka terbentuk dari penampilan fisik mereka?

Sebuah teori menyatakan bahwa kemungkinan yang terjadi adalah yang kedua. Dikenal dengan istilah "kalibrasi kepribadian fakultatif", teori ini mengemukakan bahwa kepribadian kita terbentuk melalui penyesuaian sebaik mungkin dengan kartu genetik lain yang kita hadapi, termasuk ukuran tubuh, kekuatan, dan daya tarik kita.

  • Cara Anda menceritakan kisah hidup akan membentuk kepribadian Anda
  • Mengapa ada orang yang pemalu?
  • Apakah kemampuan ‘membaca kepribadian orang’ benar-benar ada?

Bukti-bukti yang mendukung teori kalibrasi kepribadian fakultatif ini terus berkembang - bukan hanya dalam hal bagaimana penampilan memengaruhi sifat-sifat seseorang, tetapi juga pendekatan yang kita ambil dalam mencari pasangan hingga aliran politik yang kita anut.

(Perlu dicatat bahwa teori ini masih bersifat sementara, mengingat ketergantungan kita sejauh ini terhadap - sebagian besarnya - inkonsistensi dan keterkaitan data, dan karena adanya penjelasan lain untuk temuan tersebut, salah satunya bahwa kepribadian kita dapat memengaruhi bentuk tubuh kita - kebalikannya).

Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut
Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Seekstrovert apa seseorang mungkin berhubungan dengan bentuk tubuhnya sendiri

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Kita ambil contoh ciri-ciri ekstrovert, yang bukan hanya bersifat lebih mudah bergaul, tetapi juga lebih berjiwa petualang dan siap mengambil risiko.

Dalam evolusinya, tentu masuk akal apabila seseorang yang secara fisik lebih kuat kemudian memanfaatkan kelebihan fisiknya untuk bersifat lebih ekstrovert.

Itulah yang persis ditemukan dalam sejumlah penelitian. Penelitian Universitas Göttingen, Jerman, baru-baru ini menunjukkan bahwa dari lebih 200 pria, mereka yang memiliki kondisi fisik lebih kuat dan punya tubuh yang lebih "macho" - termasuk dada bidang dan otot bisep besar - cenderung lebih ekstrovert, terutama dalam hal bersifat lebih tegas dan aktif.

Akan tetapi asosiasi kekuatan dan sifat ekstrovert tidak ditemukan pada penelitian serupa yang dilakukan terhadap perempuan.

Penelitian lain menemukan bahwa laki-laki dengan tubuh lebih besar memiliki kecenderungan untuk melakukan serangan dan tidak gampang takut atau gelisah.

Lagi-lagi, hal ini masuk akal jika Anda menganggap kepribadian sebagai strategi adaptasi. Jika secara fisik Anda lemah, maka bersikap awas dan waspada terhadap bahaya memungkinkan Anda memiliki jangka hidup lebih panjang. Akan tetapi jika secara fisik Anda kuat, Anda dapat menjadi sosok yang lebih pemberani.

Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut
Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Sebuah penelitian menemukan bahwa laki-laki dengan tubuh lebih besar memiliki kecenderungan untuk melakukan serangan dan tidak gampang takut atau gelisah

Ada kaitan menarik terhadap gagasan tersebut di antara para ilmuwan ekologi perilaku yang mempelajari hewan.

Para peneliti ini telah menyadari bagaimana, pada banyak spesies, "kepribadian" binatang (kecenderungan mereka untuk berperilaku berani atau takut) berbeda-beda menyesuaikan kondisi tubuh mereka - misalnya, sebuah studi menunjukkan bahwa laba-laba peloncat (jumping spider) yang berukuran lebih besar berperilaku lebih berani di hadapan predator mereka ketimbang yang lebih kecil. Jelas banyak penelitian terhadap manusia tentang kaitan kekuatan fisik dan sifat ekstrovert yang fokus pada objek laki-laki.

Hal ini dikarenakan, menurut teori evolusi, kekuatan fisik dan kemampuan berkelahi menjadi modal yang lebih dimiliki pria yang mana harus berkompetisi satu sama lain untuk mendapat pasangan.

Sebuah penelitian dari Universitas California, Santa Barbara, meneliti baik pria maupun wanita dan menemukan asosiasi kekuatan fisik dan sifat ekstrovert seperti biasanya, namun kaitan itu tampak lebih signifikan pada pria.

Penelitian yang sama meneliti daya tarik para peserta penelitian, sebuah atribut fisik lainnya yang dianggap - menurut teori - menguntungkan untuk membentuk kepribadian yang bersifat ekstrovert.

Hasilnya menunjukkan bahwa, baik bagi wanita maupun pria, semakin menarik penampilan fisiknya semakin ekstrovert orang tersebut - hal ini menunjukkan bahwa beberapa dinamika penampilan-kepribadian ini juga berlaku bagi perempuan. "Temuan saat ini menunjukkan bahwa sebagian besar keberagaman sifat ekstrovert antar-individu secara mengejutkan dapat diprediksi melalui kekuatan dan daya tarik fisik mereka," tulis para peneliti.Lebih jauh, temuan mereka tak bisa dijelaskan sepenuhnya oleh perbedaan gen kunci yang berhubungan dengan fungsi androgen (biasanya memengaruhi kekuatan, daya tarik dan aspek-aspek kepribadian).

Hal itu semakin menguatkan gagasan bahwa atribut fisik meningkatkan sifat ekstrovert seseorang, ketimbang gagasan bahwa asosiasi penampilan-kepribadian sekadar cerminan efek genetik yang serupa.

Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut
Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Bahkan opini dan nilai-nilai yang kita anut bisa dipengaruhi oleh bentuk fisik kita sendiri

Bukan hanya sifat ekstrovert dan (neuroticism) manusia yang diasosiasikan dengan atribut fisik mereka. Penelitian lain menunjukkan bahwa cara Anda berhubungan intim dengan pasangan juga mungkin berasal dari penyesuaian diri terhadap bentuk tubuh dan wajah Anda, terutama jika Anda lelaki.

Sebagai contoh, dalam penelitian mereka yang melibatkan ratusan mahasiswa S1, Aaron Lukaszewsk dari Universitas Loyola Marymount bersama rekan-rekannya, termasuk Christina Larson dan Kelly Gildersleeve dari Universitas California, menemukan bahwa para pria yang lebih kuat - berdasarkan tes angkat beban - dan lebih tampan cenderung mengatakan bahwa hubungan seks tanpa didasari rasa cinta adalah hal wajar, dan bahwa mereka bisa dengan senang hati berhubungan seks dengan seseorang yang tidak mereka kenal dekat. Pola temuan-temuan ini konsisten dengan gagasan bahwa di antara nenek moyang laki-laki kita, mereka yang memiliki bentuk fisik yang lebih baik memiliki kesuksesan bereproduksi yang lebih tinggi dengan melakukan banyak hubungan seks tanpa cinta, dan bahwa sejak saat itu, strategi seksual seperti itu terus berkembang sebagai respons atas kemampuan fisik yang dimiliki.

Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut
Penampilan ciri-ciri jiwa atau sifat tokoh sesuai dengan kecocokan peran disebut

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Menurut teori evolusi, kekuatan fisik dan kemampuan berkelahi menjadi modal yang lebih dimiliki pria yang mana harus berkompetisi satu sama lain untuk mendapat pasangan.

"Temuan-temuan terkini menguatkan hipotesis bahwa pria yang lebih kuat dan lebih tampan punya lebih banyak partner seks, yang mana sebagiannya dikarenakan pria-pria ini menyesuaikan diri terhadap kesempatan yang ada untuk berhubungan intim tanpa adanya komitmen," tulis para peneliti.

Sejauh mana hubungan antara penampilan dan kepribadian Anda? Untuk laki-laki, dampaknya bisa sampai pada pandangan politik mereka.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun ini, dua orang pakar politik melaporkan bukti dari 12 negara, termasuk AS, Denmark dan Venezuela, yang menunjukkan bahwa semakin kuat dan berotot pria, semakin besar kecenderungan mereka untuk bertentangan dengan politik egaliter.

Penjelasan atas fenomena itu adalah bahwa pada masa leluhur kita, pria dengan karakter tersebut cenderung menonjol di tengah masyarakat yang berusaha untuk bertahan sendiri-sendiri.

Sementara itu, penelitian terhadap perempuan menghasilkan temuan yang beragam, di mana sebagian menunjukkan bahwa kekuatan berhubungan erat dengan prinsip egaliter, sementara sisanya sebaliknya.

"Sama seperti kekuatan fisik yang membentuk perilaku konflik hewan dalam teritori yang penting bagi mereka (misalnya saat proses kawin atau pertarungan atas wilayah kekuasaan), kekuatan fisik juga tampak membentuk perilaku manusia pada teritori yang sama," tulis para peneliti.

Kita seringkali beranggapan bahwa kepribadian dan keyakinan kita mencerminkan jati diri kita sesungguhnya - baik pemalu atau mudah bergaul, takut terhadap komitmen atau pasangan yang setia, sayap kiri atau sayap kanan.

Dan kita kerap menilai bahwa karakteristik-karakteristik tersebut berasal dari proses kerja otak, moral atau bahkan sisi spiritual kita.

Gagasan bahwa aspek-aspek tersebut mungkin sesungguhnya, atau setidaknya sebagiannya, mencerminkan bentuk adaptasi strategis terhadap ukuran fisik dan penampilan luar kita, hingga kini masih menjadi sebuah teori yang kontroversial.

Akan tetapi, teori ini juga menjadi pengingat, layaknya sebuah asrama yang dipenuhi anak-anak bandel, akan akar kebinatangan kita sebagai insan manusia.

Dr Christian Jarrett merupakan editor blog the British Psychological Society's Research Digest. Buku yang ia tulis berikutnya, Personology, akan diluncurkan tahun 2019 ini.

Anda dapat membaca dalam bahasa Inggris artikel How your looks shape your personalitydi laman BBC Future.