Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Bagaimana pengalamanmu mengenal Tuhan Yesus pertama kali? Bagikan cerita kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda lainnya.

Gembala yang Baik
Baca: Mazmur 23:1-6

“Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;” (Mazmur 23:2)

Setiap kali kita membaca mazmur Daud ini, setiap kali pula kita merasakan betapa besar kasih, perhatian dan kebaikan Tuhan dalam kehidupan anak-anakNya. Kita tahu, Daud sendiri sebelum menjadi raja adalah seorang gembala, sehingga melalui pengalaman pribadinya dia dapat berbicara banyak soal gembala.

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Daud berkata, “Tuhan adalah gembalaku,” (ayat 1) yang ditujukan kepada Allah Israel. Pernyataannya ini ditegaskan kembali oleh Tuhan Yesus sendiri ketika Dia berada di bumi, “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” (Yohanes 10:14).

Dalam mazmurnya Daud tidak berbicara tentang dirinya sebagai gembala, tetapi sebagai ‘domba’ yang sangat bangga, sangat memuji dan mengandalkan ‘gembalanya’. Daud dengan bangganya ingin menunjukkan bahwa Tuhan itu gembalanya dan pemimpinnya. Karena pernah memiliki pengalaman sebagai seorang gembala maka Daud dapat merasakan dan memahami betapa domba-domba sangat bergantung penuh kepada gembalanya.

Hidup mati domba-domba sangat bergantung penuh kepada siapa dan seperti apa gembalanya. Dalam tangan gembala tertentu (upahan), domba-domba terkadang harus berjuang sendiri untuk mendapatkan makanan serta mempertahankan hidupnya dari serangan binatang buas karena gembala tersebut sama sekali tidak memperhatikan domba-dombanya (baca Yohanes 10:12-13). Sebaliknya, dalam pemeliharaan gembala yang baik domba-domba akan merasa aman dan terpuaskan karena senantiasa dijaga, dipelihara dan dituntun ke padang rumput dan juga air yang tenang.

Maka Daud dapat berkata, “…takkan kekurangan aku.” (ayat 1) karena ia berada di bawah pengawasan dan pemeliharaan seorang gembala yang baik. Sebagai anak-anakNya kita patut bersyukur karena memiliki Gembala yang baik yaitu Yesus; Dia tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendirian, sehingga seperti yang dituturkan Daud, ia tidak takut akan marabahaya (ayat 4).

“Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11b).

(Kiranya Renungan Singkat ini Menjadi Berkat dan Membangun Iman Percaya Kita Berjalan Dalam Kasih Tuhan, Disadur dari Aplikasi Renungan Harian )


Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala
Image : angiestolba.com
Alkitab memberi beberapa gambaran tentang pekerjaan-pekerjaan Tuhan dalam hidup kita. Pemazmur mencatat, bahwa "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku" Pemazmur ternyata mengenali siapa itu Tuhan. Sebagai orang Kristen, pengenalan akan Tuhan menentukan relasi kita denganNya. Bila kita benar-benar memiliki relasi yang intim dengan Tuhan, maka pastilah kita sudah terlebih dahulu mengenal Dia. Pemazmur bukan saja menjelaskan hubungannya dengan Tuhan, namun dia menyebutkan bahwa "Tuhan adalah gembalaku". Pemazmur mengakui dan percaya bahwa, dia benar-benar menjadikan Tuhan sebagai pribadi yang bertanggungjawab dalam hidupnya. Kita tidak akan berani menyebut "papa dan mama" kepada kedua orangtua kita, jikalau kita tidak memastikan pertalian kita dengan mereka. Pemazmur sangat menyadari bahwa siapa Tuhan dan sikap yang harus dia tunjukkamn kepadaNya. Pemazmur juga berkata "takkan kekurangan aku" Beberapa terjemahan bahasa inggris berkata "I shall not want atau I lack nothing" Penulis teks Mazmur 23 ini benar-benar mengalami Tuhan dalam hidupnya. Pemazmur tidak saja mendeskripsikan hubungannya dengan Tuhan, namun dia juga menjelaskan akibat relasi tersebut. Daud sebagai pengarang, bukan saja tahu bahwa Tuhan mencukupi keperluannya dan memeliharanya, namun justru dia berkata "aku tidak kekurangan apapun". Dengan kata lain, pemazmur percaya bahwa "ketika dia menjadikan Tuhan sebagai Gembala dalam hidupnya, Tuhan justru memberikan jaminan pemeliharaan. Memiliki Tuhan dalam hidup ini, sebenarnya kita sudah memiliki segalanya. Tuhan adalah segalanya bagi kita, sehingga ketika kita memiliki Tuhan dalam hidup kita, di situlah kita memiliki apapun dalam hidup kita. Tuhan adalah yang empunya langit dan bumi, Dia jugalah yang menopang segala sesuatu. Jika saat ini anda merasa bahwa hidupmu merasa tidak lengkap dan hampa, barangkali anda belum menjadikan Dia sebagai Gembala dalam hidupmu. Jika anda mengingini hal-hal yang justru tidak disukai Tuhan, mungkin anda belum percaya bahwa Tuhan adalah gembala dalam hidupmu. "Dia adalah Vembala yang baik", kata Daud. Jika Daud yang adalah raja dan memiliki segalanya, dia tidak bergantung dan bersandar pada harta dan kekuasaan. Dia merasa bahwa segala yang dia punya itu karena Tuhan yang campur tangan. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia adalah kita yang terbaik yang kita miliki di dalam hidup ini. Amin. Tuhan memberkati.

Setahun lalu, seorang anak Pratama yang saya temui di Cile membuat saya tersenyum. “Halo,” ujarnya, “Saya David. Maukah Anda berbicara tentang saya di konferensi umum?”

Di saat-saat hening, saya merenungkan sapaan David yang tak terduga. Kita semua ingin dikenali. Kita ingin menjadi penting, diingat, dan merasa dikasihi.

Sister dan brother, Anda masing-masing penting. Bahkan jika Anda tidak dibicarakan di konferensi umum, Juruselamat mengenal Anda dan mengasihi Anda. Jika Anda bertanya-tanya apakah itu benar, Anda hanya perlu merenungkan bahwa Dia telah “mengukir [Anda] di atas telapak tangan[-Nya].”1

Mengetahui bahwa Juruselamat mengasihi kita, kita mungkin kemudian bertanya-tanya bagaimana kita dapat dengan paling baik menunjukkan kasih kita bagi-Nya?

Juruselamat bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku …?

Petrus menjawab, “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi engkau. Kata Yesus kepadanya: ‘Gembalakanlah domba-domba-Ku.’”

Ketika diberi pertanyaan ini untuk kedua dan ketiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Petrus sedih namun menegaskan kasihnya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya, Gembalakanlah domba-domba-Ku.”2

Bukankah Petrus telah membuktikan dirinya sebagai pengikut Kristus yang pengasih? Dari pertemuan pertama mereka di tepi danau, dia “langsung” meninggalkan jalanya dan mengikuti Juruselamat.3 Petrus menjadi penjala sejati manusia. Dia telah menyertai Juruselamat selama pelayanan pribadi-Nya dan menolong mengajar orang lain tentang Injil Yesus Kristus.

Tetapi sekarang Tuhan yang telah bangkit mengetahui bahwa Dia tidak akan lagi berada di sisi Petrus, menunjukkan kepadanya bagaimana dan kapan dia hendaknya melayani. Dalam ketidakhadiran Juruselamat, Petrus akan perlu mencari bimbingan dari Roh, menerima wahyunya sendiri, dan kemudian memiliki keberanian dan iman untuk bertindak. Berfokus pada domba-domba-Nya, Juruselamat berhasrat agar Petrus melakukan apa yang akan Dia lakukan seandainya Dia ada di sana. Dia meminta Petrus untuk menjadi gembala.

April lalu, Presiden Russell M. Nelson menyampaikan ajakan serupa kepada kita untuk menggembalakan domba-domba Bapa dalam cara yang lebih kudus dan untuk melakukannya melalui Pelayanan.4

Untuk secara efektif menerima ajakan ini, kita harus mengembangkan hati gembala dan memahami kebutuhan dari domba-domba Tuhan. Bagaimana kita menjadi gembala seperti yang Tuhan kehendaki?

Seperti semua pertanyaan, kita dapat memandang kepada Juruselamat kita, Yesus Kristus—sang Gembala yang Baik. Dalam tulisan suci, kita belajar bahwa domba-domba Juruselamat dikenal dan terbilang; mereka diawasi, mereka dikumpulkan ke dalam kawanan domba Allah.

Sewaktu kita berusaha untuk mengikuti teladan Juruselamat, kita harus pertama-tama mengenali dan membilang domba-domba-Nya. Kita telah ditugasi individu dan keluarga tertentu untuk dipelihara sehingga kita yakin bahwa semua kawanan domba Tuhan diperhitungkan dan tidak seorang pun dilupakan. Membilang, bagaimanapun, bukanlah mengenai angka, ini mengenai memastikan setiap orang merasakan kasih Juruselamat melalui seseorang yang melakukan pelayanan bagi Dia. Dengan cara itu, semua dapat mengenali bahwa mereka dikenal oleh Bapa di Surga yang pengasih.

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Saya baru-baru ini bertemu seorang remaja putri yang telah ditugasi untuk melayani seorang sister yang hampir lima kali lipat dari usianya. Bersama-sama, mereka menemukan kesukaan yang sama untuk musik. Ketika remaja putri ini berkunjung, mereka bernyanyi bersama, dan berbagi lagu-lagu favorit. Mereka menjalin persahabatan yang memberkati kehidupan mereka berdua.

Saya harap mereka yang Anda layani akan melihat Anda sebagai teman dan menyadari bahwa, dalam diri Anda, mereka memiliki seorang pemenang dan pembela—seseorang yang mengetahui keadaan mereka dan mendukung mereka dalam pengharapan dan aspirasi mereka.

Baru-baru ini saya menerima tugas untuk melayani seorang sister yang rekan saya dan saya tidak kenal dengan baik. Sewaktu saya berembuk dengan Jess, rekan Pelayanan saya yang berusia 16 tahun, dia dengan bijak menyarankan, “Kita perlu mengenal dia.”

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Kami segera memutuskan bahwa swafoto dan pesan singkat perkenalan berada dalam urutan awal. Saya memegang ponsel, dan Jess menekan tombol untuk mengambil foto. Kesempatan Pelayanan pertama kami adalah upaya kerekanan.

Pada kunjungan pertama, kami menanyakan kepada sister tersebut adakah apa pun yang dapat kami sertakan dalam doa-doa kami bagi dia. Dia membagikan tantangan pribadi dan menuturkan bahwa dia akan menyambut baik doa-doa kami. Kejujuran dan keyakinannya mendatangkan ikatan kasih seketika. Betapa merupakan kesempatan istimewa untuk mengingat dia dalam doa-doa saya.

Sewaktu Anda berdoa, Anda akan merasakan kasih Yesus Kristus bagi mereka yang Anda layani. Bagikan kasih itu kepada mereka. Apakah cara yang lebih baik untuk menggembalakan domba-domba-Nya selain menolong mereka merasakan kasih-Nya—melalui Anda?

Cara kedua untuk mengembangkan hati gembala adalah dengan mengawasi domba-domba-Nya. Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kita menggerakkan, memperbaiki, mereparasi, dan membangun kembali apa saja. Kita cepat memenuhi kebutuhan dengan uluran tangan atau sepiring kukis. Namun masih ada lagikah?

Apakah domba-domba kita mengetahui kita mengawasi mereka dengan kasih dan kita akan bertindak untuk membantu?

Dalam Matius 25 kita membaca:

“Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu …:

Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; …

Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?

Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan?”5

Brother dan sister, kata kuncinya adalah melihat. Orang-orang saleh melihat mereka yang membutuhkan karena mereka mengawasi dan memperhatikan. Kita juga dapat menjadi mata yang mengawasi untuk membantu dan menghibur, untuk merayakan dan bahkan bermimpi. Dan sewaktu kita bertindak, kita juga dapat diyakinkan akan janji dalam Matius: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang yang paling hina ini …, kamu telah melakukannya untuk Aku.”6

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Seorang teman—kita akan menyebutnya John—membagikan apa yang dapat terjadi ketika kita melihat kebutuhan orang lain yang tidak terlihat: “Seorang sister di lingkungan saya mencoba bunuh diri. Setelah dua bulan, saya mendapati tidak seorang pun dalam kuorum saya yang mendekati suaminya untuk membicarakan pengalaman traumatis ini. Sedihnya, saya juga tidak bertindak. Akhirnya, saya mengajak suaminya makan siang. Dia seorang yang pemalu dan pendiam. Namun ketika saya berkata, ‘Istri Anda mencoba untuk bunuh diri. Itu pasti membingungkan bagi Anda. Apakah Anda ingin membicarakannya?’ Dia secara terus terang menangis. Kami bercakap-cakap dengan lembut dan akrab serta mengembangkan kedekatan dan kepercayaan yang luar biasa dalam beberapa menit.”

John menambahkan, “Saya pikir kecenderungan kita hanyalah untuk membawa brownies alih-alih mencari tahu bagaimana memasuki momen itu dengan kejujuran dan kasih.”7

Domba-domba kita mungkin tersakiti, tersesat, atau bahkan sengaja tersesat; sebagai gembalanya, kita dapat menjadi yang pertama untuk melihat kebutuhan mereka. Kita dapat mendengarkan dan mengasihi tanpa menghakimi dan menawarkan harapan dan bantuan dengan bimbingan yang membedakan dari Roh Kudus.

Sister dan brother, dunia lebih dipenuhi harapan dan sukacita karena tindakan-tindakan kebaikan kecil diilhami yang Anda lakukan. Sewaktu Anda mencari arahan Tuhan mengenai bagaimana menyampaikan kasih-Nya dan melihat kebutuhan dari mereka yang Anda layani, mata kita akan terbuka. Tugas Pelayanan sakral Anda memberi Anda hak ilahi bagi ilham. Anda dapat mencari ilham tersebut dengan keyakinan.

Ketiga, kita ingin domba-domba kita dikumpulkan ke dalam kawanan Allah. Untuk melakukannya, kita harus memikirkan di mana mereka berada di jalan perjanjian dan bersedia untuk berjalan bersama mereka dalam perjalanan iman mereka. Kita memiliki kesempatan istimewa yang sakral untuk mengetahui hati mereka dan mengarahkan mereka kepada Juruselamat mereka.

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Sister Josivini di Fiji memiliki kesulitan melihat jalannya ke depan pada jalan perjanjian—secara harfiah. Temannya melihat bahwa Josivini juga bergumul untuk melihat tulisan suci dengan cukup baik untuk membacanya. Dia memberikan kepada Josivini kacamata baca baru dan pensil berwarna kuning terang untuk menyoroti setiap kali Yesus Kristus disebut dalam Kitab Mormon. Apa yang awalnya merupakan hasrat sederhana untuk melayani dan menolong dengan penelaahan tulisan suci menghasilkan kehadiran Josivini di bait suci untuk pertama kalinya di usia 28 setelah dia dibaptiskan.

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Apakah domba-domba kita kuat atau lemah, bersukacita atau bersedih, kita dapat memastikan bahwa tidak seorang pun berjalan sendirian. Kita dapat mengasihi mereka di mana pun mereka berada secara rohani dan memberikan dukungan serta dorongan semangat untuk langkah maju selanjutnya. Sewaktu kita berdoa dan berusaha untuk memahami hati mereka, saya bersaksi bahwa Bapa Surgawi akan mengarahkan kita dan Roh-Nya akan menyertai kita. Kita memiliki kesempatan untuk menjadi “malaikat di sekitar mereka ketika Dia pergi di hadapan muka mereka.”8

Pengalaman dalam hidup bahwa Tuhan adalah gembala

Tuhan mengajak kita untuk memberi makan domba-domba-Nya, untuk menggembalakan kawanan domba-Nya sebagaimana yang Dia lakukan. Dia mengajak kita untuk menjadi gembala bagi setiap bangsa, setiap negara. (Dan ya, Penatua Uchtdorf, kami mengasihi dan membutuhkan gembala Jerman.) Dan Dia berhasrat agar umat muda-Nya bergabung dalam perkara ini.

Remaja kita dapat menjadi gembala-gembala terkuat. Mereka adalah, seperti yang dituturkan Presiden Russell M. Nelson, “di antara yang terbaik yang pernah Tuhan utus ke dunia ini.” Mereka adalah “roh-roh agung,” “para pemain terbaik kita” yang mengikuti Juruselamat.9 Dapatkan Anda membayangkan kuasa yang gembala-gembala semacam ini akan bawa sewaktu mereka memedulikan domba-domba-Nya? Melakukan Pelayanan berdampingan bersama para remaja ini, kita menyaksikan keajaiban.

Remaja putri dan remaja putra sekalian, kami membutuhkan Anda! Jika Anda tidak memiliki tugas Pelayanan, berbicaralah kepada presiden Lembaga Pertolongan dan kuorum penatua. Mereka akan bersukacita dengan kesediaan Anda untuk memastikan domba-domba-Nya dikenal dan terbilang, terawasi, dan terkumpulkan ke dalam kawanan Allah.

Ketika harinya tiba dimana kita akan berlutut di kaki Juruselamat terkasih kita, setelah memelihara kawanan-Nya, saya berdoa semoga kita dapat menjawab seperti Petrus menjawab: “Benar Tuhan; Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.”10 Inilah, domba-domba-Mu, dikasihi, mereka selamat, dan mereka berada di rumah. Dalam nama Yesus Kristus, amin.