Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara
Ilustrasi makanan kaleng. Shutterstock ©2021 Merdeka.com

TRENDING | 18 September 2021 10:11 Reporter : Kurnia Azizah

Merdeka.com - Pengawetan makanan telah dilakukan selama ribuan tahun. Sebagai proses yang diterapkan agar makanan tetap aman dan stabil. Terdapat dua cara utama pengawetan makanan, yakni pengawetan kimia dan pengawetan fisik.

Pengawetan makanan secara kimia melibatkan penambahan bahan-bahan tertentu ke dalam makanan. Lalu disimpan dalam kemasan yang memungkinkan makanan tetap aman dan segar. Sejumlah pengawetan makanan yang terkenal, seperti yogurt, kimchi dan asinan.

Apalagi mengingat bahwa mengurangi limbah makanan menjadi bagian penting. Pengawetan makanan ini sebagai eksplorasi cara limbah tersebut. Mencegah makanan rusak dan teroksidasi, serta menjaga kesegarannya dalam sistem pasokan makanan global.

Pengawetan makanan ini juga penting dalam proses produsen grosir untuk mendistribusikan makanan ke seluruh negeri. Tanpa memengaruhi keamanan atau kualitas makanan.

Dalam pengawetan makanan pun perlu diperhatikan jenis dan bahan makanan itu sendiri. Lantaran tidak semua makanan bisa diawetkan dengan cara yang sama. Semisal ada yang bisa awet meski hanya menggunakan garam, ada yang harus dibekukan, dan masih banyak lagi.

Lebih jelasnya, simak pengawetan makanan secara kimia dan fisik berikut ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (17/9).

2 dari 4 halaman

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Shutterstock/HandmadePictures

Pengawetan makanan adalah bahan dan proses yang diterapkan pada makanan, supaya aman serta kualitas stabil. Terdapat dua teknik pengawetan makanan seperti dilansir dari Michigan State University, yaitu:

Pengawetan Makanan Secara Kimia

Pengawetan kimia melibatkan penambahan bahan-bahan tertentu ke dalam makanan. Baru disimpan dalam kemasan yang memungkinkan makanan tetap aman dan segar.

Manusia telah menggunakan pengawetan kimia selama ribuan tahun dan produk makanan yang sudah dikenal seperti yogurt, asinan kubis, dan kimchi.

Penggunaan bahan kimia sebagai pengawet diatur secara ketat oleh pemerintah. Meski memiliki fungsi pengawetan makanan, keamanannya tetap harus dibuktikan sebelum digunakan pada produk makanan.

Pengawetan Makanan Secara Fisik

Pengawetan fisik melibatkan berbagai teknik seperti pengawetan garam, pendinginan, pengasapan, pengeringan, dan banyak lagi untuk melindungi kualitas makanan.

Seperti halnya pengawetan kimia, manusia telah menggunakan cara fisik ini untuk pengawetan makanan sejak zaman kuno. Salah satu contohnya adalah mengeringkan dan mengasapi daging, sayuran, dan banyak lagi.

Teknik pengawetan makanan ini seringkali perlu menggunakan pendekatan pengawetan kimia dan fisik bersamaan. Makanan kaleng adalah contoh yang mudah dijumpai. Karena pengawetan makanan dengan dikalengkan harus memastikan hal berikut:

- Isi makanan mencapai tingkat keasaman tertentu. Biasanya memerlukan penambahan bahan kimia seperti asam askorbat (contoh Vitamin C) atau garam.

- Stoples dan wadah tertutup atau kaleng steril. Melibatkan merebus toples atau proses sterilisasi fisik lainnya.

- Wadah kedap udara. Membatasi oksigen yang dibutuhkan organisme mikroba untuk hidup, serta mencegah mikroba yang tidak diinginkan mencemari makanan. Langkah ini memerlukan teknik pengawetan makanan secara fisik.

3 dari 4 halaman

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara
ilustrasi Garam, Shutterstock

Kontaminasi mikroba seperti bakteri dan jamur, menjadi jenis utama mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan makanan. Bahkan membawa penyakit tertentu bila terkonsumsi.
Makanan dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme saat masa penyimpanan, pengolahan, distribusi, hingga penanganan.

Melansir dari Britannica, sumber utama kontaminasi mikroba ialah tanah, udara, pakan ternak, kulit dan usus hewan, permukaan tanaman, limbah, bahkan mesin atau peralatan saat mengolah makanan.

Metode yang paling umum digunakan untuk membunuh atau mengurangi pertumbuhan mikroorganisme adalah:

  • panas
  • penghilangan air
  • penurunan suhu selama penyimpanan
  • penurunan pH
  • kontrol konsentrasi oksigen dan karbon dioksida
  • menghilangkan dari nutrisi yang dibutuhkan mikroba untuk pertumbuhan.

Cara Pengawetan Makanan Secara Fisik

Terdapat sejumlah cara dalam pengawetan makanan, di antaranya:

1. Kemasan Anti Induksi Cahaya

Cahaya memengaruhi sejumlah reaksi kimia yang menyebabkan pembusukan makanan. Reaksi-reaksi yang diinduksi cahaya ini termasuk menghancurkan kandungan klorofil, mengakibatkan sayuran tertentu memutih. Lalu perubahan warna daging segar, penghancuran riboflavin dalam susu, serta oksidasi vitamin C dan pigmen karotenoid.

Pengawetan makanan dengan kemasan yang mencegah paparan cahaya adalah salah satu yang efektif untuk mencegah pembusukan.

2. Pendinginan

Cara pengawetan makanan yang paling umum selanjutnya ialah pendinginan. Makanan yang biasanya didinginkan termasuk buah-buahan dan sayuran segar, telur, produk susu, dan daging. Umumnya akan lebih tahan lama dengan penyimpanan pada suhu di bawah 4° Celcius.

Meski begitu, pendinginan tidak dapat meningkatkan kualitas makanan. Ini hanya dapat memperlambat kerusakan.

3. Pembekuan

Penyimpanan beku menyediakan cara yang sangat baik untuk menjaga kualitas gizi makanan. Pada suhu di bawah titik beku, maka proses kehilangan nutrisi sangat lambat selama periode penyimpanan.

4. Pengasapan dan Pengeringan

Pengasapan adalah salah satu metode tertua untuk pengawetan makanan. Bahan makanan akan dikeringkan dengan asap.

Selain memberikan rasa pada makanan (biasanya daging), asap ini akan membantu menjauhkan bakteri pembawa serangga selama proses pengeringan.

4 dari 4 halaman

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara
Shutterstock/grynold

Pengawet antimikroba umum digunakan untuk mengurangi pembusukan makanan dengan menghambat pertumbuhan bakteri, ragi, dan jamur. Berikut ini beberapa produk makanan yang biasanya diawetkan secara kimia:

- Asam sorbat, natrium sorbat, sorbat: keju, anggur, makanan yang dipanggang, roti, kue, daging, dan masih banyak lagi.

- Asam benzoat, natrium benzoat, benzoat: selai, saus salad, jus, acar, minuman berkarbonasi, kecap.

- Sulfur dioksida, sulfit: buah-buahan, anggur, dan sebagainya.

- Nitrit, nitrat: daging.

- Asam laktat: yogurt, kefir, keju cottage, dan masih banyak lagi.

- Asam propionat, natrium propionat: makanan yang dipanggang.

- Belerang dioksida, sulfit: minuman, anggur

- Tokoferol (Vitamin E): minyak, sereal, dan banyak lagi.

Sedangkan beberapa cara umum pengawetan makanan secara alami di antaranya, dengan mencampurkan makanan dengan bahan berikut:

  • Cuka
  • Kluwak
  • Gula
  • Garam
  • Kayu Manis
  • Daun Gambir
  • Bawang putih
(mdk/kur)

Liputan6.com, Jakarta Teknik pengawetan makanan telah digunakan sejak berabad-abad untuk meningkatkan daya simpan dan kualitas. Bahan makanan alami seperti sayuran, buah, daging, ikan, susu, dan masih banyak lagi, bahan-bahan ini tak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Teknik pengawetan makanan berguna untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang waktu penyimpanan makanan. Teknik pengawetan makanan digunakan dengan cara menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan makanan.

Teknik pengawetan makanan sudah diterapkan sejak lama dalam kehidupan manusia. Salah satu cara pengawetan yang paling tua di antaranya adalah pengeringan, pengasinan, dan fermentasi. Metode modern termasuk pengalengan, pasteurisasi, pembekuan, iradiasi, dan penambahan bahan kimia.

Teknik pengawetan makanan bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, ada juga teknik pengawetan makanan yang memerlukan teknologi seperti pemanasan pada suhu tertentu. Berikut 8 teknik pengawetan makanan yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (11/2/2020).

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Ilustrasi makanan beku (sumber: iStock)

Pendinginan merupakan teknik pengawetan makanan yang paling mudah dan sering dilakukan. Pendinginan atau pembekuan makanan dilakukan untuk menurunkan suhu agar menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penghambatan ini mencegah makanan membusuk dan basi.

Pendinginan bisa dilakukan menggunakan lemari es atau pembeku, Makanan-makanan yang biasa mengalami proses pendinginan adalah daging dan olahannya, buah, sayuran, susu. 

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Gambar ilustrasi

Teknik pemanasan diterapkan pada bahan makanan padat dan cair. Proses pemanasan bertujuan untuk mematikan atau mencegah perkembangan mikroorganisme yang membusukkan makanan. Pemanasan makanan adalah cara yang efektif untuk mengawetkan makanan karena sebagian besar patogen berbahaya terbunuh pada suhu dekat dengan titik didih air.

Dalam hal ini, memanaskan makanan adalah bentuk pengawetan makanan yang sebanding dengan pembekuan tetapi jauh lebih unggul efektivitasnya. Salah satu teknik pemanasan yang paling populer adalah pasteurisasi. Bahan yang biasa dipasteurisasi adalah susu, telur, madu, anggur, jus buah, dan cuka sari apel.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Ilustraasi foto Liputan6

Pengalengan adalah proses menerapkan panas ke makanan yang disegel dalam tabung untuk menghancurkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan makanan. Makanan kemudian dikemas dalam kaleng.

Teknik ini menggabungkan proses kimia dan fisika untuk mendapatkan hasil makanan yang lebih tahan lama. Makanan yang biasa dikalengkan meliputi sayur, buah, makanan laut, dan susu.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Gambar ilustrasi

Pengasapan dilakukan dengan meletakkan makanan di suatu tempat lalu diasapi dari bawah tanpa mendekatkannya dengan api. Sebelum diasapi, daging atau ikan biasa direndam dengan air garam, namun ada pula yang langsung diasapi. Makanan harus dijaga agar seluruh bagian makanan terkena asap.

Teknik ini akan mengeringkan makanan dan membuatnya lebih awet karena mikroorganisme tak dapat berkembang di dalamnya. Makanan yang biasa diasapkan adalah daging dan ikan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Ilustrasi buah kering - kismis (iStockphoto)

Pengeringan dilakukan untuk mengeluarkan air dengan cara penguapan. Pengeringan biasa dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari, aplikasi udara panas, atau melalui permukaan yang terpanaskan.

Pengeringan menghambat pertumbuhan bakteri, ragi, dan jamur melalui pembuangan air. Bahan makanan yang biasa dikeringkan seperti ikan, buah, sayur, dan daging.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Ilustraasi foto Liputan6

Pengasinan atau penggaraman adalah metode mengawetkan makanan yang lebih umum sebelum pendinginan modern. Pengasinan menjaga makanan dengan menarik air keluar dari makanan, mencegah bakteri tumbuh dan merusak makanan. Makanan yang biasa diasinkan seperti daging, ikan, telur, dan buah-buahan.

Alasan mengapa garam adalah pengawet yang efektif adalah karena garam mengeluarkan kelembaban dari makanan. Makanan cenderung rusak karena kelembaban yang menyebabkan mikroorganisme merusak makanan. Ketika sesuatu seperti daging terpapar garam dalam jumlah yang tepat, sekitar 20% salinitas, garam mulai menarik uap air dari sel tidak hanya pada makanan tetapi juga bakteri yang ada dalam makanan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Gambar ilustrasi

Pemanisan adalah metode pengawetan makanan yang mirip dengan pengasinan. Makanan dikeringkan terlebih dahulu dan kemudian dikemas dengan gula. Gula ini bisa berupa kristal dalam bentuk meja atau gula mentah, atau bisa berupa cairan dengan kepadatan gula tinggi seperti madu, sirup, atau molase.

Gula juga digunakan dalam pengalengan dan pembekuan buah-buahan untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan mempertahankan warna dan bentuk alami. Makanan yang sering dimaniskan adalah buah dan sayuran.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara

Perbesar

Gambar ilustrasi

Fermentasi adalah proses alami di mana mikroorganisme seperti ragi dan bakteri mengubah karbohidrat seperti pati dan gula menjadi alkohol atau asam. Alkohol atau asam bertindak sebagai pengawet alami dan memberikan rasa khas dan kekenyalan pada makanan yang difermentasi.

Fermentasi juga mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan, yang dikenal sebagai probiotik. Makanan fermentasi banyak ditemui seperti tape, kimchi, yogurt, kefir, anggur, keju, dan masih banyak lagi.

Lanjutkan Membaca ↓

Pengawetan yang tidak memerlukan pengeringan adalah pengawetan dengan cara