Pengungkapan secara jelas, baik cerita maupun tokohnya merupakan model penyajian secara

Proses Garap Gerak Tari Kreasi.

Top 1: Makalah Seni Tari Indonesia | Budaya Nusantara - Budaya Nusantara

Pengarang: budayanusantara.web.id - Peringkat 151

Ringkasan: . . . Pendidikan. Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan,. kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik,. yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan. berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : “belajar dengan. seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peranan ini tidak. bisa diberikan oleh mata pelajaran lain. (PERMEN NO. 22,23, dan 24 : 2006) Tari. merup

Hasil pencarian yang cocok: 16 Jan 2018 — Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai ... proses pemilihan gerak, pengintegrasian gerak dan penyatuan gerak. ...

Top 2: Bagaimana proses penggarapan tari - Brainly.co.id

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 85

Ringkasan: . Dalam sistem notasi musik barat, musik ditulis dalam lima buah garis dan empat buah spasi garis yang disebut … Pilih salah satu: a. Paranada/Pentagram. … a b. Tanda Kunci c. Garis Bantu d. Not Balok​ Apakah yang dimaksud pola lantai gerak lengkung​ . Jelaskan 3 macam jenis tari kreasi​ . Perilaku kreatif dalam kerajianan yang hasil ciptaan bentuk baru yang berbeda dari contoh aslinya di karenakan adanya ….tolong di bantu ☺️​ . Pewarnaan p

Hasil pencarian yang cocok: Namun, tari kreasi baru juga muncul karena orientasi gerak dari daerah yang berbeda atau dengan kombinasi gerak tari dari negara lain, ... ...

Top 3: tuliskan pengertian dari eksplorasi,improvisasi,evaluasi,dan ...

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 100

Ringkasan: . Pliis di jawab... Dan tolong jangan asal-asalan! . tuliskanlah pemahaman Anda pengertian tentang tontonan serta teknik dalam pertunjukan music!​​ . nama teknik sulam ini adalahbtw yg warna hitam​ . Didalam naskah/lakon meliputi sebagai berikut, kecuali...A.TemaB.Jalur/jalan ceritaC.SettingD.Point of viewE.Pelaku seni​ . hasil karya seni rupa menurut kepentingannya terbagi atas seni murni,seni tarapan dan komensial. Nah seni yang menitik beratkan

Hasil pencarian yang cocok: Menjawab soal tersebut dengan memilih jawaban yang paling tepat sesuai ... Eksplorasi berarti pencarian ide untuk menghasilkan ragam gerak. ...

Top 4: Proses Garap Gerak Tari Kreasi | Mikirbae.com

Pengarang: mikirbae.com - Peringkat 117

Ringkasan: Home ». Kelas XII » Proses Garap Gerak Tari Kreasi Tari adalah gerakan dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam tari. Ide garapan dapat muncul dari hasil apresiasi karya tari tradisi, kreasi, maupun modern, atau dasar pengalaman dalam kegiatan kehidupan dan aktivitas lainnya. Proses garap gerak tari banyak teknik dan cara yang dapat ditempuh pada saat melakukan proses pengembangan gerak tari. Proses garap ger

Hasil pencarian yang cocok: 25 Mar 2016 — Pada tahap ini kegiatan memilih dan memilah gerak-gerak yang sudah diolah, diseleksi kembali untuk disesuaikan dengan ide garapan. Pemilihan ... ...

Top 5: MAKALAH PENCIPTAAN TARI ANAK SD - mort cantik

Pengarang: mymort.blogspot.com - Peringkat 120

Ringkasan: . MAKALAH . PENCIPTAAN. TARI ANAK SD Diajukan. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik Dosen. Pengampu: Amalia Nurul Azizah, S.Pd., M.Pd . . Disusun. oleh: 1.      Ainun                                    (10115043) 2.      Santi.

Hasil pencarian yang cocok: 1 Okt 2017 — ... dengan proses pemilihan gerak, pengintegrasian gerak, dan penyatuan gerak. Kesatuan gerak tersebut dinamakan tari atau bentuk tari. ...

Top 6: TUGAS TUTORIAL 2 SENI DARMAN SATRIA PUTRA 856203227.docx

Pengarang: coursehero.com - Peringkat 169

Ringkasan: TUGAS TUTORIAL 2PENDIDIKAN SENI DI SDPDGK 4207UNIVERSITAS TERBUKADISUSUN OLEH :Nama: Darman Satria PutraNIM: 856203227SEMESTER: 3 PGSD-BIUNIVERSITAS TERBUKAUPBJJ PADANGPOKJAR PADANG TIMURTAHUN 2020TUGAS TUTORIALPENDIDIKAN SENI DI SD1.Jelaskan usaha-usaha efektif sebagai seorang guru dalam melatih anak menari indah yangbaik, sehingga dapat menimbulkan daya pikat, karena anak banyak yang kaku dalambergerakJawab :a.Memotivasi siswa menggunakan metode ceramahMembuka pelajaran dengan memotivasi sis

Hasil pencarian yang cocok: ... gerak hendaknya dipadukan atau ditambah dengan proses pemilihan gerak, pengintegrasian gerak, dan penyatuan gerak. Kesatuan gerak tersebut dinamakan ... ...

Top 7: konsep koreografi seni tari dan drama - Setapak Sriwedari

Pengarang: sitirohmaniyah-nia.blogspot.com - Peringkat 150

Ringkasan: . BAB II PEMBAHASAN. 1.       . Konsep-konsep. Koreografi Koreografi (atau "rancangan tari",. berasal dari bahasa Yunani "χορεία", "tari" dan. "γραφή", "menulis") disebut juga sebagai komposisi tari. merupakan seni membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu. pola gerakan-gerakan. Istilah komposisi tari bisa juga berarti navigasi atau koneksi atas struktur. pergerakan. Hasil atas suatu pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai.

Hasil pencarian yang cocok: 6 Nov 2013 — Hasil atas suatu pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai koreografi. ... Proses pemilihan, pengintegrasian, serta penyatuan dari ... ...

Top 8: Konsep Pergelaran Tari : Proses Garap, Improvisasi & Tata Pentas

Pengarang: serupa.id - Peringkat 142

Ringkasan: Konsep pergelaran tari meliputi berbagai urusan manajemen, unsur intrinsik (dalam) dan unsur ekstrinsik (luar) tari. Oleh karena itu, pergelaran tari merupakan pekerjaan yang akan melibatkan banyak orang karena terdiri dari banyak pekerjaan yang harus diselesaikan secara sekaligus. Sebetulnya bisa jadi tari yang akan kita pergelarkan disiapkan oleh pihak penarinya saja. Artinya, kita benar-benar hanya mempersiapkan pergelarannya saja. Namun, hal tersebut jarang terjadi pada pergelaran tari, kar

Hasil pencarian yang cocok: Stilisasi dan Seleksi Gerakan — Setelah proses pembentukan gerak, selanjutnya dilakukan pemilihan gerak yang sesuai dengan ide atau disebut dengan ... ...

Top 9: koreografi tari tenun troso di desa troso kecamatan pecangaan ...

Pengarang: lib.unnes.ac.id - Peringkat 110

Hasil pencarian yang cocok: Proses pemilihan, pengintegrasian, serta penyatuan dari gerak-gerak yang telah dihasilkan menjadi sebuah bentuk dan kesatuan yang terbentuk disebut tari. ...


BENTUK VISUALISASI KEGIGIHAN RANGGALAWE  

PADA KARYA TARI ARYA ADIKARA

Oleh:

 Dwi Wahyu Wirwan Paneli

Abstrak

Anggapan sebagian pembaca sejarah, menangkap bahwa sejarah itu bisa bersifat subjektif ataupun  objektif, tergantung dari sudut mana cara menyikapinya. Seperti pada sejarah pemberontakan Ranggalawe terhadap kerajaan Majapahit,  Nambi yang diangkat sebagai patih  Majapahit, dianggap bahwa dia tidak ada loyalitasnya terhadap kerajaan Majapahit membuat Ranggalawe berontak. Dari fenomena tersebut, koreogrfer mengangkat sejarah ini menjadi karya tari dengan  fokus karya kegigihan, semangat, dan keberanian Ranggalawe. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penyusunan karya diantaranya mengunakan proses eksplorasi, improvisasi, evaluasi, dan pembentukan. Konsep dalam penciptaan karya tari ini, korografer menggunakan tipe tari dramatik, mode penyajian simbolik reprsentatif, dengan gaya Jawa Timuran dan Mataraman. Elemen utama tari adalah gerak dengan pendukungnya  tari tata rias busana, pola lantai, musik pengiring, dan tata teknik pentas Dalam proses pembuatan karya tari, seorang koreografer  hendaknya lebih cermat dan memahami tentang tema yang akan digarap. Konsep sebagai langkah awal harus lebih dipikirkan susunan gerak atau skenario agar lebih mudah untuk menuangkan suatu ide garapan. Dengan demikian karya yang akan disampaikan bisa terbaca dan dipahami oleh penonton.

Keywords: Kegigihan, Karya Tari



Pendahuluan

Setiap daerah  tidak dapat dipisahkan dari cerita-cerita lisan yang tersebar diantara masyakatnya, begitupun dengan Kabupaten Tuban. Anggapan sebagian pembaca sejarah, menangkap bahwa sejarah itu bisa bersifat subjektif ataupun  objektif, tergantung dari sudut mana cara menyikapinya. Seperti itu pula kita menyikapi pemberontakan Ranggalawe terhadap Majapahit. Baik dalam Pararaton maupun Kidung Ranggalawe telah mengungkapkan perihal perang saudara pertama di Majapahit (1295) yang ditandai dengan pemberontakan Ranggalawe atas keputusan Dyah Wijaya yang telah mengangkat Nambi sebagai Rakryan Patih. Bagi Ranggalawe, seyogyanya jabatan itu dianugerahkan kepada Lembu Sora yang dipandang lebih cakap dan berjasa dalam perjuangan pada Majapahit. Karena hasutan Mahapati, Ranggalawe yang  menghadap Sri Rajasa Jayawardhana itu menuntut agar kedudukan Nambi sebagai Rakryan Patih digantikan oleh Lembu Sora. Sementara Lembu Sora sendiri menghendaki Nambi sebagai Rakryan Patih. Ranggalawe menganggap jasa-jasa Nambi belum sepadan untuk memangku jabatan tersebut. Setalah perdebatan  tidak menemukan titik temu, maka Ranggalawe pun menyatakan perang pada Majapahit. 

Setelah kita baca dan memahami sejarah Ranggalawe, koreografer mempunyai alasan ketertarikan selain dari nama besar Ranggalawe dalam kontribusinya membesarkan nama Tuban  ternyata berhenti sampai pada sejarahnya saja, sementara pada tulisan-tulisan itu sendiri, apakah itu berbentuk biografi atau bentuk yang lain. Koreografer tertarik pada cerita sejarah Adipati Ranggalawe dan sebagai mahasiswa jurusan  Sendratasik dan juga putra Tuban yang ingin mengambil sisi kekaryaan, maka ketertarikan dari koreografer ini adalah membuat karya yang nantinya akan menjadi momentum atau memvisualisasikan untuk mendokumentasikan tokoh Ranggalawe dalam bentuk karya tari. Sungguh disayangkan jika cerita tentang Adipati Ranggalawe dibiarkan begitu saja hingga suatu saat nanti hilang jika hanya dikenal dalam bentuk sejarahnya saja. Namun  tentu saja gagasan itu harus dibatasi. Koreografer membatasinya tidak mulai dari perjalanan hidup dari awal sampai akhir, dari remaja sampai menjadi Adipati tetapi dikhususkan pada bagaimana seorang Ranggalawe akan maju di medan perang. Dengan latar belakang yang telah diuraikan dan ide gagasan berdasarkan pemilihan tema sudah diuraikan beserta alasan ketertarikannya, maka koreografer kemudian menentukan  fokus kekaryaan dan fokus tulisan. Koreografer ingin menyampaikan sebuah karya tari ini dalam bentuk proses perkembangan tari tradisi yang dikembangkan dengan konsep kekinian agar gerak–gerak yang diharapkan  koreografer dapat tersampaikan kepada penonton dengan maksud dan tujuan dari koreografer. Sementara fokus kekaryaan ini adalah tentang kegigihan Ranggalawe pada karya tari Arya Adikara. Sehingga selain dalam bentuk dokumentasi karya, koreografer juga ,mendeskripsikan bentuk visualisasi kegigihan Ranggalawe pada karya tari “Arya Adikara”  melalui pengembangan elemen geraknya.

Kajian Pustaka

A.           Hasil Penciptaan Yang Relevan

Dari hasil penciptaan yang relevan koreografer terinspirasi dari karya–karya tari terdahulu, antara lain: Karya Tari dengan judul “Ronggolawe Gugur” (2006) yang disutradarai oleh Sunarno Purwolelono. Karya tari ini diamati dalam bentuk video yang menceritakan kegigihan Adipati Ranggalawe dalam perang melawan Minakjinggo dari Blambangan yang memberontak kerajaan Majapahit. Karya tari ini mengkisahkan perlawanan Ranggalawe melawan Minakjinggo hingga gugurnya Ranggalawe. Dalam garapan tari yang berjudul “Ronggolawe Gugur” yang sutradarai oleh Sunarno mengagangkat ceritera perlawanan Ranggalawe melawan pemberontakan Minakjinggo kepada kerajaan Majapahit, untuk karya tari yang berjudul Arya Adikara akan mengungkap kegigihan Ranggalawe dalam menumpas kospirasi politik. Dimana pemberontakan Majapahit yang dilakuakn oleh Ranggalawe merupakan wujud protes dari kolusi dan nepotisme   ketika  Raden Wijaya mengangkat Nambi sebagai patih

B.            Tari Dramatik dan  Tari Dramatari

Tari dramatik mengandung arti bahwa gagasan yang dikomunikasikan sangat kuat dan penuh daya pikat, dinamis serta banyak ketegangan melibatkan konflik antara orang maksudnya dalam dirinya atau dengan orang lain. Tari dramatik akan memusatkan perhatian pada sebuah kejadian atau suasana yang tidak menggelarkan ceritera. Sebaliknya tari Dramatari merupakan tipe tari yang menggelar ceritera. Sutu contoh tari yang menggambarkan kekuatan Pandawa dapat disebut tari dramatik, tetapi pengambaran ceritera Pandawa merupakan tari dramatari. Dengan demikian tari dramatik dan dramatari terikat dengan emosi dan kejadian dalam hubungan manusia, maka karakterisasi merupakan titik perhatian. Seorang koreografer harus hati-hati dalam mempelajari karakter dan suasana dalam realita serta memahami bagaimana mendramatisasikan isi gerak tari. Penekanan isi dalam gerak cenderung memberikan pengaruh dramtik. Di samping itu tari dramatik hampir selalu mengahdirkan konflik atau hubungan. Orientasi hubungan yang dihadirkan tidak harus berarti tegas antar penari dan batas ruang mereka. Korografer harus cermat untuk menggrap sebuah tarian agar isi yang ada dalam karya tari tersampaikan oleh penonton. Dalam penggarapan karya tari ini koreografer menggunakan tipe tari drmatik. 

C.            Koreografi Kelompok

Menurut Sumandiyo Hadi Koreografi kelompok adalah komposisi yang ditariakan lebih dari satu penari atau bukan tarian tunggal (solo dance), sehingga dapat diartikan duet (dua penari), trio (tiga penari), kuartet (empat penari), dan seterusnya. Dalam koreografi kelompok diantara penari harus ada kerjasama, saling ketergantungan tau terkait satu sama lain. Masingi-masing penari mempunyai pendelagasian tugas atau fungsi. Bentuk koreografi ini semata–mata menyadarkan diri pada keutuhan kerjasama antar penari sebagai perwujudan bentuk. Koreografi atau komposisi kelompok dapat dianalogikan seperti pertunjukan orkes simponi yang terdiri dari beberapa pemain dengan isnstrumennya sendiri-sendiri, tetpai suaranya harus padu dan harmonis. Demikian pula pada karya tari “Arya Adikara” setiap penari mempunyai peranan sendiri-sendiri, secara harmonis memberi daya hidup tari secara keseluruhan. Keutuhan atau keseluruahan penari menjadi lebih berarti dan masing-masing kemampuan penari. 

D.           Teori Transformasi Bentuk

Transformasi adalah sesuatu yang disampaikan dalam sebuah karya seseorang  memiliki emosi jiwa. Bentuk adalah seperangkat tata hubungan karakteristik gerak yang terperinci dalam suatu tari. Garapan tari bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan melalui rangkaian gerak serta mempunyai wujud, bentuk dan kesatuan, sehingga memberi kesan pada penonton tentang keseluruhan bentuk atau wujud gerak dari sebuah karya tari yang disajikan. Seorang koreografer memiliki tahapan dalam penyusun sebuah karya tari antara lain; eksplorasi guna melahirkan motif dan bentuk baru, kemudian diberikan pada  penari agar konsep koreografer tercapai.

Metode Penciptaan

A.           Metode Menemukan Karya

Gagasan dituangkan dalam bentuk karya tari, koreografer menemukan rangsang awal sebagai fokus garapan tari. Rangsang awal tersbut adalah idiesional yang didapatkan dari membaca sebuah web Wikepedia  berisi tentang kidung Ranggalawe.

Metode yang digunakan untuk menemukan fokus karya dengan cara berdiskusi, mengamati, membaca, dan memperhatikan fenomena sesuai keinginan koreografer. Beberapa metode tersebut kemudian digabung untuk dapat ditemukan atau fokus serta tema yang tepat. Setelah itu baru kemudian proses konsep karya digunakan acuan membuat suatu karya tari.

B.            Metode Konstruksi

Rangsang awal merupakan sesuatu yang dapat membangkitkan fikir, semangat, atau mendorong kegiataan. Setiap pembuatan karya seni baik musik, tari, dan drama akan mengalami hal ini karena rangsang awal adalah dasar paling utama. Koreografer pada pembuatan karya tari ­­­­­­­telah menemukan sebuah cerita yaitu, Kidung Ranggalawe, kidung ini menceritakan tentang tindakan pemberontakan Ranggalawe. Pemberontakan diakibatkan karena tuntutan Ranggalawe akan pengangkatan Empu Nambi sebagai Patih Amangkubumi Majapahit dianulir.

Setelah melakukan observasi mengenai gagasan tersebut, koreografer mencoba untuk memperdalam lagi tentang kegigihan dengan bertanya dan berdiskusi kepada dosen dan juga teman dekat koreografer. Dengan berdiskusi dan bertanya, penata ingin memvisualisasikan atau mentransformasikan ke dalam sajian tari garapan. Koreografer melakukan eksplorasi dari gerak-gerak yang bernafaskan atau berpijak Jawa Timuran dan Mataraman. Pijakan gerak-gerak yang diambil adalah Jawa Timur gremoan, glipangan, dan malangan. Sedangkan gerak yang diambil dari Mataraman seperti, ladrangan, sabetan, singget onclang dan trecet.

Proses eksplorasi dilakukan bersama dengan penari agar mampu meresapi dan memahami keinginan koreografer dalam menyampaikan pesan di dalamnya. Maka dari itu diperlukan keseriusan dan konsentrasi dalam berproses atau kerja studio. Pengalaman koreografer yang cukup matang sangat membantu dalam pencarian motif, dan pola penggarapan karya tari ini. Ketika semua motif diketemukan maka perlu adanya penggabungan motif tersebut melalui pengembangan secara improvisasi. Improvisasi dilakukan oleh koreografer sesuai dengan kemampuannya, sehingga gerak yang dikembangkan masih bisa dikenali seperti gerak Jawa Timuran seperti bumi langit dan singget pada remo. Improvisasi sangat dibutuhkan ketika penari maupun koreografer mampu menentukan transisi, ekspresi atau rasa sehingga terbentuklah gerak yang dinamis.

Evaluasi dilakukan koreografer menapilkan  atau mempresentasikan kepada dosen pembimbing dan dosen penguji sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Koerografer mencari gerak Jawa Timuran dan menggabungkan dengan gaya Mataraman lalu mengembangkannya, sehingga gerak yang dikembangkan masih bisa dikenali seperti gerak Jawa Timuran seperti bumi langit dan singget pada remo, setelah itu koreografer menganalisa gerak tersebut agar cocok untuk dirangkai pada bagian apa. Setelah itu mengevaluasi gerak itu sudah sesuai dan dapat menyampaikan pesan koreografer pada penonton.

Tahap berikutnya adalah tahap penemuan motif yang sudah tergabung dalam bentuk karya tari melalui evaluasi oleh orang lain. Perkembangan yang  ada dimaksud agar lebih memperhalus garapan karya tari tersebut. Ketika koreografer mencari bentuk pada tari yang sedang digarap, kroagrafer hendaknya harus sadar bawa koreografer sedang membuat desain waktu. Bila makna keseluruhan hadir, bagian-bagiannya masuk secara tepat akan masuk kedalam wujud atau bentuk menopangnya. Motif perlu dipakai sebagai dasar struktur untuk mendapatkan bentuk. Motif-motif tersebut menciptakan gambar waktu yaitu gerak yang memrlikan waktu untuk berganti intensitas dan penekanannya.

B.            Konsep Penciptaan

a)             Tema

Tema tari lahir secara spontan dari pengalaman total seorang penata tari, yang kemudian harus diteliti secara cermat kemungkinan–kemungkinannya untuk diungkapkan dalam gerak dan kecocokannya dengan keputusan. Tema adalah ide atau gagasan atau pokok pikiran sebuah karya tari. Tema karya ini berasal dari apa yang koreografer lihat dan baca yaitu kegigihan. Sub tema dari tema tersebut yaitu berani–semangat/spirit– kegigihan.

b)             Judul dan Sinopsis

Judul  hendaknya bersifat umum karena dapat memunculkan interpretasi yang beragam. Dalam prasasti Kududu nama Ranggalawe adalah Arya Adikara. Dalam tradisi Jawa ada istilah nunggak semi, yaitu nama ayah kemudian dipakai anak. Jadi, nama Arya Adikara yang merupakan nama lain Arya Wiraraja, kemudian dipakai sebagai nama gelar Ranggalawe ketika dirinya diangkat sebagai pejabat Majapahit. Dalam prasasti Kudadu, ayah dan anak tersebut sama-sama menjabat sebagai pasangguhan, yang keduanya masing-masing bergelar Rakryan Mantri Arya Wiraraja Makapramuka dan Rakryan Mantri Dwipantara Arya Adikara.

Maka dari itu   koreografer memilih judul “Arya Adikara” karena sangat cocok dengan karya tari ini. Kedua Arya Adikara merupakan nama lain dari Ranggalawe.

Sinopsis

Ketika kekuasaan menjadi segalanya

Ambisi laksana api

Api yang dapat melenyapkan kehidupan

Membumi hanguskan harapan

Api yang berkobar dalam hati

c)             Tipe Tari

Koreografer telah menentukan tipe tari pada karya tari “Arya Adikara” dengan jenis tipe tari dramatik karena karya tari garapan ini memusatkan perhatian pada sebuah kejadian atau suasana yang tidak menggelarkan ceritera.

d)            Mode penyajian

 Sebuah karya tari ada dua, yaitu simbolis dan representatif atau representasional. Mode penyajian secara simbolis adalah mengungkapkan gerak dalam tari dengan menggunakan simbol–simbol atau menambahkan gambaran lain mengenai sesuatu, gerak–gerak yang unik dan tidak nyata. Sedangkan mode penyajian secara representasional adalah mengungkapkan gerak dalam tari yang mirip seperti kehidupan nyata atau menirukan aslinya. Mode penyajian yang digunakan pada penggarapan karya tari Arya Adikara adalah simbolik representatif karena karya tari ini disajikan dalam gerak yang unik sesuai dengan penggarapan koreografer dan juga sesuai dengan keadaan nyata terlukis pada gerak tari.

e)             Teknik

Teknik merupakan struktur anatomis–psikologis yang menghubungkan gerak dengan tarian. Perasaan dan emosi yang bersifat psikologis diarahkan dalam memberi motivasi kekuatan pada aktivitas otot bersifat anatomis, sehingga gerak, kualitas, kekuatan, dan irama dapat menuju pada pencapaian tertentu.

f)              Gaya

Gaya merupakan ciri khas yang ditimbulkan oleh karakter jati diri seseorang. Gaya tari dijiwai oleh suatu sikap batin tertentu dalam melaksanakan dan menghayatinya. Sikap batin ini memiliki fungsi dan tujuan penyelenggaraan tari serta menyangkut jenis rasa indah yang  hendak ditimbulkan. Gaya tari yang kami gunakan menggunakan pijakan gerak tari gaya Mataraman. Koreografer melakukan pengeksplorasian gerak untuk menemukan gaya yang diinginkan sesuai dengan konsep, sehingga ciri khas koreografer nampak pada karta tari ini.

g)              Pemain dan Instrumen

Pentingnya kerjasama antara penata dan penari agar mempersatukan rasa dan membangun batin agar terciptanya sebuah proses yang teratur dan terarah. Pemain atau penari dalam penggarapan   karya tari Arya Adikara ini berjumlah enam orang yang terdiri dari enam penari laki-laki. Koreografer memiliki alasan penggunaan sejumlah enam penari karena tari garapan ini terdapat kontak antar penari dan juga penerapan di dalamnya bersifat sama atau rampak. Dalam penggarapan tari Arya Adikara tidak menggunakan instrumen atau properti.

h)             Tata Teknik Pentas

Tata teknik pentas karya ini menggunakan panggung proscenium dan menggunakan lighting atau tata lampu. Penggunaan setting berupa gun smoke atau asap buatan dan background atau backdroup berwarna hitam .

i)               Iringan Musik

Hubungan sebuah tari dengan musik adalah karena aspek bentuk, gaya, ritme, suasana, atau gabungan dari aspek–aspek lainnya. Musik pengiring pada karya tari ini adalah musik live yang menggunakan alat musik gamelan. Garapan musik ini menggunakan notasi kepatihan yang memiliki laras pelog dan slendro. Iringan tari diciptakan berfungsi sebagai ilustrasi dan pengiring untuk mendukung gerak yang telah ditentukan sesuai dengan suasana garapan.

Pembahasan

Dalam penciptaan karya tari "Arya Adikara", terdapat beberapa tahap yang harus dilewati dalam proses penciptaan karya tari sesuai dengan teori. Adapun teori yang digunakan penata dalam karya ini adalah Teori Transformasi Bentuk, dimana sebuah karya dibuat dengan tujuan untuk mengkomunikasikan gagasan melalui rangkaian gerak serta mempunyai wujud, bentuk, dan kesatuan. Sehingga mampu memberikan kesan bagi penonton lewat keseluruhan gerak karya tari yang disajikan.  Seorang penata atau koreografer memiliki peran penting (pemimpin, produser, dan konseptor) dalam proses penyusunan sebuah karya tari. Adapun tahapan yang harus dilakukan penata antara lain adalah eksploarasi, yakni tahap yang dilakukan guna melahirkan motif dan bentuk baru. Motif dan bentuk baru tersebut kemudian diberikan kepada penari agar konsep sang koreografer dapat tercapai. Penata atau koreografer dalam hal ini mengungkapkan "Arya Adikara" dalam sebuah penyajian tari kepada penonton atau penikmat seni.

Tema yang diangkat dalam karya tari Arya Adikara adalah kegigihan seorang tokoh bernama Ranggalawe. Kegigihan dalam hal ini merupakan suatu keteguhan memegang pendapat atau mempertahankan pendiriannya sampai kinginan tersebut didapatkan dengan usaha serta kerja keras yang sangat maksim. Ranggalawe sendiri  adalah salahsatu pengikut Raden Wijaya yang memiliki jasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit. Namun  di akhir hayatnya, Ranggalawe menjadi salah satu pemberontak pertama dalam sejarah kerajaan Majapahit lantaran adanya konspirasi politik. Jika kedua pengertian tersebut digabungkan, maka kegigihan Ranggalawe dapat diartikan sebagai perjuangan dan emosi  dalam tokoh Ranggalawe sebagai wujud protes atas berbagai tindak kolusi dan nepotisme yang terjadi di kerajaan Majapahit.


A.           Hasil Karya

Karya tari Arya Adikara disajikan dalam empat adegan dalam durasi kurang lebih 12 menit, dengan pembagian adegan sebagai berikut:

a)             Introduksi

Intro merupakan adegan sebagai gambaran suasana dalam sosok Ranggalawe yang gagah dan kuat. Suasana awal pada karya tari ini diawali dengan suasana sedikit tegang. Pada adegan intro empat penari masuk ke dalam panggung dengan tidak bersamaan.

Pengungkapan secara jelas, baik cerita maupun tokohnya merupakan model penyajian secara


Gambar 1. Empat penari masuk ke dalam panggung setalah musik berbunyi 1x 8. Setiap penari melakukan gerak yang berbeda-beda dan cepat hitungan per penari 1x8 lalu pause 1x8.

(doc. Dwi).


b)             Adegan Satu

Adegan satu sudah memasuki adegan inti yang menggambarkan Ranggalawe seakan terbayang-bayang oleh musuhnya yaitu Nambi.

Pengungkapan secara jelas, baik cerita maupun tokohnya merupakan model penyajian secara

Gambar 2. Empat penari bergerak simpuh serong kanan  menuju ke

belakang seakan menyambut satu penari hitungan 1x8. Lalu satu penari yang masuk bergerak maju serong kiri selasai, empat penari berinteraksi kepada penari satu hitungan 1x8.

(doc. Dwi).

c)                  Adegan Dua

Adegan dua merupakan gambaran wibawa dan ketenangan Ranggalawe akan mengalami peperangan dengan musuh yang tidak gampang untuk dikalahkan yaitu dari kerajaan Majapahit

Pengungkapan secara jelas, baik cerita maupun tokohnya merupakan model penyajian secara

Gambar 3. Penari dibagi menjadi dua bagian. Diawali dengan bagian A berada di belakang kiri panggung mengadap ke serong depan. Bagian B berada di depan  kiri panggung mengahadap serong kanan. Antara A dan B melakukan gerak rampak tetapi berlawanan arah. (doc. Dwi).

d)            Adegan Tiga

Adegan tiga ini merupakan gambaran konflik sekaligus sebagai klimaks atau puncak dari sturtur penyajian ini. Disini digambarkan Ranggalawe ingin memecahkan masalah yang ada pada dirinya.

Pengungkapan secara jelas, baik cerita maupun tokohnya merupakan model penyajian secara

Gambar 4. Hanya ada satu penari berada di atas panggung. Gerak yang dilakukan seperti orang kebingungan. (doc. Dwi).

e)             Adegan Empat

Adegan keempat merupakan gambaran Ranggalawe yang siap menuju ke medan perang apapun resikonya beliau siap menanggung.

Pengungkapan secara jelas, baik cerita maupun tokohnya merupakan model penyajian secara

Gambar 5. Lima penari membuat piramida di depan kanan panggung, satu penari bergarak sendiri seperti orang yang siap maju di medan perang hingga naik di atas lima penari yang membentuk piramida. (doc. Dwi).


B.                Tata Rias dan Tata Busana

Karya tari Arya Adikara menggunakan beberapa seni pendukung, diantaranya yaitu tata rias dan busana, tata cahaya, pola lantai, tata teknik pentas, dan iringan tari. Penciptaan pada tata rias dan busana sesuai dengan tipe dan mode penyajian karya tari “Arya Adikara”, maka konsep tata rias yang dipergunakan adalah tata rias laki-laki kesatria gagah. Riasan ini sesuai dengan tokoh yang digambarkan yaitu Ranggalawe sedangkan bentuk tata busana dalam karya tari Arya Adikara akan disesuaikan dengan tokoh yang dihadirkan oleh koreogarfer yaitu Ranggalawe. Desain busana tersebut berpijak pada motif desain busana tradisi tari Jawa Timur gaya Mataraman yang telah dikembangkan bentuknya.

        

Penutup

Setiap daerah  tidak dapat dipisahkan dari cerita-cerita lisan yang tersebar diantara masyakatnya, begitupun dengan Kabupaten Tuban. Seperti pada sejarah pemberontakan Ranggalawe terhadap kerajaan Majapahit,  Nambi yang diangkat sebagai patih  Majapahit, dianggap bahwa dia tidak ada loyalitasnya terhadap kerajaan Majapahit membuat Ranggalawe berontak. Dari fenomena tersebut, koreogrfer mengangkat sejarah ini menjadi karya tari dengan  fokus karya kegigihan, semangat, dan keberanian Ranggalawe. Peristiwa itulah koreografer  memunculkan Ranggalawe sebagai sosok yang dapat diangkat menjadi sebuah karya tari.

Pada karya  tari Arya Adikara ini dengan durasi 12 menit, koreografer membuat sebuah komposisi yang merupakan ungkapan kegigihan Ranggalawe dalam maju di medan perang. Pada proses penataan, koreografer menemukan gaya dari penata sendiri yaitu gerak-gerak rampak, tegas, gagah dan semangat dengan pijakan tari tradisional Jawa Timur gaya Mataraman..  Dengan menggunakan penari laki-laki yang berjumlah enam, diharapkan dapat memvisualisasikan kegigihan Ranggalawe.

Struktur penyajian dari karya tari Arya Adikara ini terdiri dari lima bagian. Elemen utama tari yaitu gerak sedangkan elemen pendukungnya yaitu tata rias busana, pola lantai, musik pengiring, dan tata teknis pentas. Karya tari ini diharapkan dapat menyampaikan pesan moral melalui tema yang di hadirkan yaitu tentang kepahlawan Ranggalawe, dimana nilai-nilai terkandung didalamnya dapat digunakan sebagai suri tauladan.  Dalam penggarapannya, koreografer sering kali mengalami masalah dalam menghadirkan simbol-simbol gerak, dimana simbol-simbol gerak yang dihadirkan sangat penting untuk memudahkan  penikmat atau penonton mengetahui maksud dan tujuan dari karya tari. Menciptakan sebuah karya tari tidak mudah, memerlikan proses yang sangat panjang. Dari pengalaman tersebut, koregrafer memiliki hal-hal baru yang dapat ditemukan dan pelajaran  dalam menggarap sebuah karya tari.

Ranggalawe adalah sebuah tokoh besar  yang patut di teladani dan diambil nilai-nilai positifnya. Kita sebagai pecinta seni hendaknya jangan ragu-ragu untuk mengangkat tema ceritera yang ada dalam kisah tokoh tersebut.  Dengan terciptanya karya tari Arya Adikara diharapakan masyarakat khususnya penikmat dapat mengambil hikmah untuk dijadikan suri tauladan di era globalisasi saat ini.

Dalam proses pembuatan karya tari, diharapkan seorang koreografer  agar lebih cermat dan memahami tentang tema yang akan digarap. Konsep sebagai langkah awal harus lebih dipikirkan susunan gerak atau skenario agar lebih mudah untuk menuangkan suatu ide garapan.

Daftar Pustaka

Abdilah,  Abdillah. 2008. Dramatrurgi I. Surabaya: UNESA University Press

Barianto, Sanu. 2011. Bocah-Bocah Tuban. Surabaya: PT Java Pustaka

Bayu-Sri Wantala. Tanpa Tahun. Sejarah Raja-Raja Jawa Dari Mataram Kuno Hingga Mataram Islam. Yogyakarta: Araska.

Ellfeld, Luis. Tanpa Tahun. Pedoman Dasar Penataan Tari. Terjemahan Sal Mugiyanto. Jakarta: IKJ.

Desi Anwar. Tanpa Taun. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia Surabaya.

Hadi, Sumandiyo. 2003. Koreografi Kelompok. Yogyakarta: LKAPII

Haryawan. 1986. Dramaturgi. Bandung: CV Rosda Bandung

Jacquline Smith. 1985. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru.Terjemahan Ben Suharto, S. S.T. Yogyakarta: IKALASTI Yogyakarta  Edisi Perdana

Meri, La. 1986. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari. Yogyakarta: Lagaligo

Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi (pengetahuan dasar komposisi tari). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Olthof. 1941.  Babad Tanah Jawi. Jogjakarta: Narasi Parani, Yuliati. 1986. Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah Tari

Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara

Soedarsono. 2002. Seni Pertujukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada Uneversity Press

Soedarsono. Tanpa Taun. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta :Departeman Pendidikan dan Kebudayaan

Tim Penyusun. Tanpa Taun .Selayang Pandang Kabupaten Tuban. Tuban: Pemerintah Kabupaten Tuban

 

Sumandiyo Hadi, Koreografi Kelompok (Yogyakarta: LKAPII, 2003), 2-4.

      Sal Murgiyanto, M.A, Koreografi (Pengetahuan Dasar Komposisi Tari) (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983), 47.