Penyakit apa saja yang harus cuci darah

Jakarta, CNN Indonesia -- Dialisis atau dalam istilah awam dikenal dengan cuci darah merupakan prosedur medis untuk membuang racun yang menumpuk dalam tubuh. Selama ini, metode dialisis dikenal dilakukan pada orang dengan gagal ginjal.

Namun, selain gagal ginjal ada beberapa penyakit lainnya yang membutuhkan cuci darah. Beberapa penyakit itu di antaranya keracunan dan sepsis.

Sepsis sendiri merupakan kondisi medis di mana seluruh tubuh mengalami peradangan akibat infeksi. Sepsis adalah komplikasi yang jarang terjadi, tapi sangat berbahaya dari suatu penyakit.

Ahli penyakit dalam FKUI, dr Tunggul Situmotang mengatakan, pada beberapa kasus keracunan dan sepsis, racun dan bakteri menyerang fungsi ginjal. Alhasil, ginjal tak bisa bekerja sebagaimana mestinya.

"Gangguan ginjal itu biasanya terjadi secara akut sehingga membutuhkan penanganan segera," ujar Tunggul yang merupakan ahli ginjal dan hipertensi ini kepada CNNIndonesia.com, Kamis [3/1].

Pada tahap tersebut, metode cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal sementara.

Hal ini berbeda dengan gagal ginjal yang memerlukan proses dialisis terus menerus atau seumur hidup. Dialisis pada gagal ginjal dilakukan karena ginjal tak lagi berfungsi dan tidak bisa ditangani secara konservatif melalui diet dan obat-obatan.

"Pada keracunan dan dan sepsis karena bakteri berat umumnya akut dan secara mendadak, tidak seumur hidup seperti gagal ginjal," ujar Tunggul.

Pada dialisis menggunakan mesin atau dikenal dengan hemodialisis, proses dilakukan dengan menggunakan tiga komponen utama yakni mesin hemodialisis, selang hemodialisis [blood tubing], dan dialiser [ginjal buatan]. Ginjal buatan itu memiliki kapiler-kapiler halus untuk memisahkan racun dari darah.

Metode hemodialisis ini dilakukan dengan mengalirkan darah dari tubuh pasien, biasanya paha atau leher dengan selang menuju dialiser dan dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Darah itu dialirkan dengan kecepatan 200-250 cc per menit. [ptj/asr]

MENGAPA PERLU CUCI DARAH ?

oleh dr. Citra Dewi Nirmala Sari – Dokter Umum RSU Harapan Ibu

Cuci darah atau hemodialisis akan diperlukan ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik akibat penyakit gagal ginjal atau trauma. Ginjal merupakan sepasang organ yang terletak pada bagian belakang pinggang. Ginjal yang bekerja dengan baik berfungsi untuk mencegah timbulnya kelebihan cairan, produk sisa/ limbah, dan racun dalam tubuh. Ginjal juga membantu mengatur tekanan darah, kadar kimia serta elektrolit dalam darah, seperti garam dan kalium. Selain itu, ginjal menjadi tempat untuk mengaktifkan vitamin D guna meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh.

Ketika ginjal gagal melakukan penyaringan, terjadilah penumpukan limbah, racun dan cairan dalam tubuh. Kondisi ini berisiko membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan, maka Dokter akan merekomendasikan proses cuci darah untuk mencegah berbagai komplikasi fatal. Cuci darah membantu menggantikan fungsi ginjal agar tubuh tetap memiliki keseimbangan fungsi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa Dialisis tidak dapat menyembuhkan penyakit ginjal atau kondisi lain yang mempengaruhi kerja ginjal. Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter di Rumah Sakit untuk memberikan penanganan dan pengobatan lain yang diperlukan.

Dalam melakukan proses cuci darah, ada dua metode yang bisa dipilih, yaitu Hemodialisis atau Dialisis Peritoneal. Cuci darah yang paling banyak dikenal orang adalah Hemodialisis. Hemodialisis menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah menggantikan ginjal yang rusak. Sedangkan Dialisis Peritoneal menggunakan peritoneum [selaput dalam rongga perut] sebagai penyaring.

Dibutuhkan pemeriksaan oleh Dokter dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan perlu atau tidaknya seseorang melakukan cuci darah. Ada beberapa indikator pemeriksaan laboratorium yang menunjang, yaitu kadar kreatinin dan ureum dalam darah, kecepatan ginjal menyaring darah, dan keluhan tertentu yang mengacu pada gangguan jantung, pernafasan dan perut.

Pada proses Hemodialisis, biasanya petugas medis akan memasukkan jarum pada pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring pada mesin pencuci darah, dan setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh. Proses dialisis adalah bentuk pertolongan terhadap kerusakan organ ginjal. Pada penderita gagal ginjal, cuci darah juga dapat membantu mengendalikan tekanan darah, dan mengatur kadar mineral dan elektrolit dalam tubuh.

Sebagian besar pasien memerlukan Hemodialisis sebanyak 1-2 kali sesi dalam seminggu, dan membutuhkan waktu 3-5 jam setiap sesinya tergantung dari kondisi dan kebutuhan medis pasien. Sebelum dilakukan cuci darah, berat badan Anda akan ditimbang, demikian pula setelahnya, hal ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kelebihan cairan yang dapat diambil dari darah Anda.

Beberapa pasien yang menjalani hemodialisis, mungkin akan mengalami efek sampingseperti sakit kepala, mual, muntah, kram, tekanan darah turun, mudah lelah, kram otot, dan kulit menjadi kering atau gatal. Banyak pasien yang melakukan cuci darah, tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Mereka masih bisa bekerja atau melanjutkan sekolah. Cuci darah juga bukan halangan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang, berolahraga, mengemudi, atau bahkan berlibur, jika tidak terdapat keluhan setelah menjalani proses cuci darah.

Karena pentingnya fungsi ginjal bagi kehidupan, maka Anda perlu memeliharanya dengan menjalani pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan fungsi ginjal untuk memantau kondisi ginjal. Cara sederhana untuk menjaga kesehatan ginjal Anda adalah dengan berolahraga rutin, minum air putih dalam jumlah cukup, hindari merokok, hindari konsumsi alkohol dan minuman bersoda, serta hindari konsumsi obat-obatan diluar pemantauan Dokter.

Penyakit apa yang harus melakukan cuci darah?

Cuci darah atau hemodialisis memang menjadi salah satu terapi pengobatan yang penting untuk pasien gagal ginjal kronik. Banyak orang yang merasa khawatir dan cemas saat harus melalui prosedur ini karena akan menyita tenaga, waktu, pikiran, dan keuangan.

Kapan seseorang harus melakukan cuci darah?

Melansir National Kidney Foundation, penderita penyakit ginjal pada umumnya baru memerlukan perawatan cuci darah ketika didiagnosis sudah mengalami gagal ginjal stadium akhir atau stadium 5.

Apa saja gejala ginjal bermasalah?

Baik akut maupun kronis, berikut gejala gagal ginjal yang umumnya dirasakan:.
Nyeri punggung bawah..
Lelah setiap saat..
Panas dingin pada tubuh. ... .
Sesak napas. ... .
Kulit kasar dan gatal..
Pembengkakan pada tangan, kaki, dan wajah. ... .
Tekanan darah tinggi..
Gula darah yang tinggi..

Sakit ginjal itu seperti apa?

Apa itu penyakit ginjal? Penyakit ginjal adalah gangguan fungsi pada organ ginjal. Kerusakan ginjal menyebabkan produk limbah dan cairan menumpuk dalam tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan beberapa masalah, seperti pembengkakan di pergelangan kaki, muntah, lemah, susah tidur, dan sesak napas.

Bài mới nhất

Chủ Đề