Penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan vitamin d adalah....
Kalau Anda tidak pernah berjemur di bawah sinar matahari, mempunyai alergi laktosa dalam susu sapi, ataupun menjalani diet vegetarian, Anda berisiko mengalami penyakit akibat kekurangan vitamin D. Sebetulnya, istilah defisiensi dan kekurangan vitamin D itu berbeda. Kekurangan vitamin D terjadi ketika kebutuhan hariannya tidak terpenuhi dari konsumsi makanan sehari-hari. Dikutip dari The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, kekurangan vitamin D terjadi saat serum 25OHD dalam darah < 30 ng/ml. Sedangkan, defisiensi terjadi saat serum 25OHD dalam darah < 20 ng/ml dan menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih berat seperti rakitis dan osteomalacia. Umumnya, kekurangan vitamin D tingkat ringan tidak menampakkan gejala yang khas. Ketika kondisinya sudah parah, kekurangan vitamin D pada bayi bisa menyebabkan kekakuan otot, kejang-kejang, hingga kesulitan bernapas. Pada dasarnya, kekurangan vitamin D tidak memiliki gejala yang spesifik. Tetapi, ada beberapa tanda dan gejala yang umum muncul ketika si kecil kekurangan vitamin D, yaitu: Sementara itu, masalah kesehatan karena penyakit yang kekurangan vitamin D bisa terjadi pula pada anak, seperti: Kekurangan vitamin D ringan pada orang dewasa bisa ditandai dengan gejala: Sedangkan penyakit kekurangan vitamin D yang bisa terjadi pada orang dewasa, meliputi: Vitamin D diproduksi tubuh dari paparan sinar matahari pada kulit manusia. Sinar ultraviolet B (UVB) akan mengubah kolesterol di bawah kulit menjadi vitamin D3 atau cholecalciferol, yaitu bentuk aktif dari vitamin D. Untuk mendapatkan asupan vitamin ini, Anda disarankan berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 15 – 30 menit, sebanyak 2 – 3 kali seminggu. Tidak hanya diperoleh dari matahari, makanan sehari-hari seperti susu sapi dan kedelai, yoghurt, telur, dan minyak ikan, ikan sarden serta tuna juga merupakan sumber vitamin D yang baik untuk dikonsumsi. Anda juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin D seperti NUTRIMAX VITAMIN D3 1000IU ISI 60 KAPSUL (Rp 139.380). Meski penting bagi tubuh, Anda tidak dianjurkan mengonsumsi vitamin D dalam bentuk suplemen secara berlebihan. Karena vitamin D akan dicadangkan di dalam tubuh, kelebihan konsumsi vitamin ini bisa menyebabkan keracunan. Karenanya, konsultasikan dulu dengan dokter jika Anda ingin mengonsumsi suplemen. Ingin tahu apakah makanan yang anda konsumsi sudah memenuhi kebutuhan vitamin harianmu? Unduh aplikasi Jovee! Dengan Jovee anda dapat melihat rekomendasi suplemen sesuai dengan kebutuhan personalmu. Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee. Referensi
P2PTM Kemenkes RI. 2017. 5 Tanda Kekurangan Vitamin D. WebMD. 2018. Vitamin D Deficiency. Katherine Z. 2018. What are the risks of vitamin D deficiency? Leslie B. 2020. 10 Illnesses Linked to Vitamin D Deficiency. Medline Plus. 2020. Vitamin D Deficiency. Sheryl H. 2020. Vitamin D Deficiency: Causes, Signs and Symptoms, Risk Factors, and Consequences. J. Chris G. & Adarsh J. S. 2010. Vitamin D Insufficiency, Deficiency, and Bone Health. J Clin Endocrinol Metab. 95(6): 2630–2633.
“Kurangnya asupan vitamin, termasuk vitamin D, tentu berdampak signifikan pada kondisi kesehatan tubuh. Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya vitamin D sehingga asupan hariannya pun seringkali tidak terpenuhi. Berikut beberapa kondisi yang mungkin terjadi ketika asupan vitamin D tidak tercukupi.”
Halodoc, Jakarta – Banyak hal yang bisa menyebabkan tubuh kekurangan vitamin D, seperti kurang paparan sinar matahari, obesitas, dan tak kalah pentingnya, tak tercukupi kebutuhan dari makanan sehari-hari yang kamu konsumsi. Makanan kaya vitamin D, termasuk keju, telur, minyak ikan, hati sapi, atau susu yang telah diperkaya vitamin tersebut. Tentunya, setiap orang memiliki kebutuhan akan vitamin D yang berbeda, bergantung pada usia. Misalnya, bayi membutuhkan asupan harian vitamin D sebanyak 10 mikrogram atau 400 IU (international unit). Sementara itu, anak dan dewasa membutuhkan 15 mikrogram atau 600 IU. Lalu, lansia membutuhkan sekitar 20 mikrogram atau 800 IU. Baca juga: Cara Tepat Memenuhi Asupan Vitamin D untuk Tubuh Gejala Kekurangan Vitamin DGejala akibat kurang asupan vitamin D sering kali tidak terlihat dan tidak terasa oleh pengidapnya. Mereka baru menyadari hal tersebut saat melakukan pemeriksaan darah ke dokter. Memang tidak ada gejala khusus saat tubuh mengalami defisiensi vitamin D. Namun, biasanya gejala kekurangan vitamin D akan ditandai dengan:
Dampak Defisiensi Vitamin DApabila kebutuhan vitamin D tidak terpenuhi, tubuh sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah osteoporosis dan osteomalasia, juga demensia, skizofrenia, dan masalah kesehatan jantung. Sementara pada bayi, defisiensi vitamin D yang parah mengakibatkan otot menjadi kaku, tubuh mengalami kejang, hingga mengalami kesulitan bernapas. Studi pada tahun 2013 menyebutkan, terdapat hubungan antara defisiensi vitamin D dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini diduga karena vitamin D memiliki efek perlindungan terhadap jantung dan memiliki manfaat sebagai antiinflamasi. Sebuah studi lainnya menunjukkan, rendahnya kadar vitamin D dikaitkan dengan hipertensi dan sindrom metabolik. Defisiensi vitamin D juga dikaitkan dengan menurunnya pelepasan insulin, peningkatan resistensi insulin, dan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2 di dalam berbagai studi. Lalu, apabila terjadi pada usia anak-anak, dampak yang mungkin muncul, antara lain:
Baca juga: Suplemen Vitamin D Bisa Menurunkan Risiko COVID-19? Ini Faktanya Pentingnya Memenuhi Asupan Vitamin DTingginya risiko akan berbagai masalah kesehatan, baik sejak bayi hingga dewasa membuat asupan harian vitamin D tentu harus tercukupi. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya dengan berjemur setiap pagi sebelum jam menunjukkan pukul 10.00. Tidak hanya itu, kamu juga bisa memenuhi kebutuhan harian vitamin D dengan mengonsumsi makanan yang kaya kandungan tersebut. Terdapat juga sebuah fakta yang menarik mengenai tingginya tingkat kejadian orang mengalami defisiensi vitamin D. Sebuah studi di tahun 2020 menyebutkan bahwa kurang lebih 50% dari penduduk dunia mengalami defisiensi vitamin D. Tingkat kejadian ini lebih tinggi pada pekerja kantoran, di mana berdasarkan tinjauan dari 71 penelitian di seluruh dunia, lebih dari ¾ atau 78% pekerja kantoran (yang bekerja di dalam ruangan) mengalami defisiensi vitamin D. Jika memang dibutuhkan, kamu juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin D, seperti Boost D 1000 IU. Setiap tabletnya mengandung vitamin D3 atau cholecalciferol yang setara dengan 1000 IU. Tentunya, dosis konsumsi harus kamu tanyakan terlebih dahulu pada dokter. Sekali lagi, karena kebutuhan setiap orang pasti berbeda. Kamu bisa mendapatkan Boost D 1000 IU di apotek mana saja yang terdekat dengan lokasi tempat tinggalmu. Namun, apabila kamu tidak sempat membelinya, pesan langsung saja melalui aplikasi Halodoc. Setelah download aplikasi Halodoc, kamu langsung pilih pharmacy delivery dan carilah vitamin Boost D 1000 IU pada kolom pencarian. Baca juga: 4 Makanan Sehat yang Dapat Menjadi Sumber Vitamin D Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, termasuk vitamin D tentu sangat penting. Jadi, untuk menghindari berbagai risiko masalah kesehatan yang mungkin terjadi karena defisiensi vitamin D, pastikan kamu mengonsumsi makanan tinggi vitamin D dan suplemennya, ya! Referensi:Verywell Fit. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency Signs and Symptoms.WebMD. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency.Everyday Health. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency: Causes, Signs and Symptoms, Risk Factors, and Consequences.Mayo Clinic Proceedings. Diakses pada 2021. Vitamin D for health: a global perspective.Journal of the American College of Cardiology. Diakses pada 2021. The metabolic syndrome and cardiovascular risk a systematic review and meta-analysis.Journal of Steroid Biochemistry and Molecular Biology. Diakses pada 2021. Vitamin D and type 2 diabetes.BMC Public Health. Diakses pada 2021. Vitamin D levels and deficiency with different occupations: a systematic review.StatPearls. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency |