Perbedaan karakteristik pada suatu atau beberapa wilayah dapat mengakibatkan …

Perbedaan Desa dan Kelurahan

Perbedaan karakteristik pada suatu atau beberapa wilayah dapat mengakibatkan …

Desa merupakan susunan pemerintahan terkecil dan terendah yang berkaitan langsung dengan warga negara. Desa adalah institusi dan identitas masyarakat hukum tertua yang bersifat asli. Keaslian desa terletak pada kewenangan otonomi dan tata pemerintahannya, yang diatur dan dikelola berdasarkan atas hak asal-usul dan adat istiadat setempat. Desa dalam sistem pemerintahan daerah merupakan ujung tombak suksesnya otonomi daerah karena di dalam sistem pemerintahan desa terdapat suatu hak dan kewajiban desa untuk menjalankan roda pemerintahan supaya menimbulkan suatu kesejahteraan untuk masyarakatnya.

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan, atau sebaliknya.

Dari kedua pengertian tersebut, tentu sudah akan tergambar apa saja perbedaan antara desa dan kelurahan. Secara singkat perbedaan keduanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Perbedaan Desa Kelurahan
Pemimpin Kepala Desa / Perbekel Lurah
Status Pemimpin Non-PNS PNS
Pengangkatan Pemimpin Pilkades / Pilkel Ditunjuk Bupati / Walikota
Masa Jabatan Maks. 3 Periode (@6 Tahun) Tidak Terbatas hingga Pensiun
Sumber Dana APBN APBD
Badan Perwakilan BPD DK

Jadi itulah beberapa perbedaan desa dan kelurahan ditinjau dari berbagai aspek mendasar. Semoga dengan adanya artikel ini, kita semua tak lagi bingung dalam membedakan apa itu desa dan apa itu kelurahan. Semoga bermanfaat.

  • 30 Januari 2019
  • Oleh: danginpurikaja
  • Dibaca: 145644 Pengunjung

Artikel Terkait Lainnya

6939

Makna Upacara Pemelaspasan

26 Desember 2017

Perbedaan karakteristik pada suatu atau beberapa wilayah dapat mengakibatkan …

Perbedaan karakteristik pada suatu atau beberapa wilayah dapat mengakibatkan …
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi pengertian wilayah formal dan fungsional

KOMPAS.com - Wilayah seringkali bersifat dinamis. Wilayah mengacu pada unit geografis yang memiliki batasan tertentu. Wilayah juga berarti adanya penekanan antara hubungan manusia dengan sumber daya yang ada di dalamnya.

Mengutip dari buku Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (2009) karya Ernan Rustiadi, wilayah merupakan suatu unit geografis dengan batasan tertentu yang mana komponen di dalamnya mempunyai keterkaitan dan hubungan fungsional antar satu sama lain.

Johnston (1976) memandang wilayah sebagai bentuk klasifikasi spasial. Ia membagi wilayah menjadi dua tipe, yakni wilayah formal (formal region) dan wilayah fungsional (functional region). Kedua jenis pembagian ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain.

Pengertian wilayah formal

Menurut Achmad Zaini dalam buku Pengembangan Sektor Unggulan di Kalimantan Timur (2019), wilayah formal adalah sebagian besar permukaan bumi atau wilayah geografis yang memiliki kesegaraman kriteria tertentu.

Baca juga: Jenis-Jenis Hewan di Wilayah Neotropik dan Persebarannya

Keseragaman artinya bersifat homogen. Keseragaman ini bisa dilihat dari beberapa kriteria fisik yang dimiliki suatu wilayah, baik alam atapun sosial budaya, yang relatif sama. Oleh karena kesamaan inilah, wilayah formal sering juga disebut wilayah seragam (uniform region).

Contohnya iklim, vegetasi, budaya, hingga ekonomi. Sebagai contoh wilayah di Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, memiliki kesamaan iklim, yakni tropis.

Ketiga wilayah ini memiliki rata-rata curah hujan dan suhu yang kurang lebih hampir sama. Begitu pula dengan budaya dan vegetasinya yang tidak jauh berbeda.

Pengertian wilayah fungsional

Dalam buku Aktivitas Ekonomi dalam Perspektif Ruang dan Lingkungan (2021) karya Yudi Antomi, wilayah fungsional adalah wilayah yang terbentuk karena diatur oleh beberapa pusat kegiatan kemudian dihubungkan dengan garis melingkar. Artinya pembagian wilayah ini memperlihatkan adanya kekompakan fungsional dalam beberapa kriteria.

Jenis wilayah ini lebih menekankan pada keterkaitan atau hubungan antar pusat kegiatan di beberapa kawasan, sehingga bisa dikatakan muncul ketergantungan di antara wilayah tersebut. Dibanding wilayah formal, wilayah fungsional sifatnya lebih heterogen dan dinamis (dapat berubah).

Contohnya hubungan kota dan desa. Sebagai contoh kota dan desa tidak bisa berkembang atau berfungsi dengan baik karena keduanya saling membutuhkan.

Kota membutuhkan pasokan makanan dan kebutuhan pokok yang dikirim dari desa. Sedangkan desa juga membutuhkan beberapa pasokan kebutuhan penting dari kota.

Baca juga: Teori Perkembangan Wilayah Berdasarkan Geografi

Perbedaan wilayah formal dan fungsional

Antara wilayah formal dan fungsional, keduanya jelas memiliki perbedaan. Apa sajakah itu?

Pembeda Wilayah formal Wilayah fungsional
Sifat Bersifat homogen (homogenitas) Bersifat heterogen (heterogenitas)
Adanya perubahan atau tidak Wilayah formal bersifat pasif dan statis (karena menyangkut segala hal yang sifatnya sulit diubah) Wilayah fungsional sifatnya aktif dan dinamis (karena menyangkut kehidupan sosial manusia)
Ciri Wilayah formal memiliki ciri fisik yang terlihat jelas Wilayah fungsional mempunyai ciri yang sulit diketahui
Hubungan ketergantungan Sifat ketergantungan (interdependensi) tidak terlihat jelas Sifat ketergantungan (interdependensi) terlihat jelas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Fungsi dan peranan kawasan kota hakekatnya ditentukan oleh keadaan geografis dan potensi kawasan kota tersebut. Dengan adanya potensi tertentu yang berkembang dan menonjol, maka terbentuk kawasan kota dengan ciri dan fungsi tertentu. Semakin besar peranan suatu kawasan kota maka fungsi kawasan kota cenderung berkembang dan sejalan dengan perkembangan fisik ekonominya serta kawasan hinterlandnya. Kawasan kota yang besar pada umumnya mempunyai fungsi yang lebih luas, merupakan kawasan kota induk bagi kawasan kota lainya, sehingga akan terbentuk sistem kota sesuai dengan tingkat fungsi dan peranan kawasan kota ditinjau dari luas daerah pelayanannya. Namun fenomena fungsi Kawasan Selatan sebagai kawasan alternatif pengembangan dan juga kawasan kota no dua setelah Kawasan Utara di Kota Ternate perkembangannya lebih pesat dibandingkan dengan Kawasan Utara yang memiliki fungsi sebagai kota utama dan Ibu kota Kota Ternate sekaligus pusat pemerintahan. Penelitian ini berjudul “ Faktor-faktor penyebab terjadinya perbedaan perkembangan kawasan kota dengan studi kasus Kawasan Selatan, Kawasan Utara dan Kawasan Pulau Ternate: (1) Menjelaskan perkembangan Kawasan Selatan, Utara dan Pulau Ternate yang seharusnya sesuai dengan fungsinya dan (2) Mengetahui perkembangan yang terjadi sebenarnya dilapangan serta (3) Mencari tahu mengapa perkembangan Kawasan Utara tidak sesuai dengan peranan dan fungsinya sebagai Ibu Kota Kota Ternate dan terkesan stagnan. Penelitian ini menggunakan gabungan antara metode penelitian kualitatif dan metode analisis geografis/pendekatan keruangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui : (1) Terjadinya pergeseran jalur masuk ke Kota Ternate dari yang sebelumnya berada di Kawasan Utara (Pelabuhan A. Yani) ke Kawasan Selatan (Pelabuhan Bastiong) telah menyebabkan posisi Kawasan Selatan menjadi sentral dan strategis karena terjadinya hubungan interaksi yang luas dengan wilayah hinterland Kota Ternate dan wilayah kabupaten pemekaran yang kesemuanya mengharapkan aliran distribusi barang-barang produksi dan sebaliknya dari Kawasan Selatan, menjadikan Kawasan Selatan berkembang dengan pesat terutama dari sisi perekonomian perkotaan di bandingkan dengan Kawasan Utara ataupun Kawasan Pulau Ternate. (2) Keberadaan beberapa perguruan tinggi di Kawasan Selatan telah menyebabkan Kawasan Selatan lebih berkembang di tinjau dari segi pertumbuhan penduduk dan aktivitas perekonomian (perdagangan dan Jasa) dari pada Kawasan Utara. Karena mampu menarik ribuan mahasiswa yang datang dan menetap. Sehingga tuntutan akan areal permukiman dan perdagangan semakin tinggi dan berkembang (3) Terdapatnya perbedaan kondisi fisik antara Kawasan Selatan, Utara dan Pulau Ternate, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penggunaan dan pengembangan kawasan kota masing-masing. Kawasan Utara merupakan daerah rawan bencana gunung berapi sementara Kawasan Selatan tidak.

The function and role of city area actually depends on the geographical and potency of its area. With the existence of certain potency which develops well, it turns out that the city area is formed with special character and function. The larger the role of is accordance with its economic development as well as hinterland area. However, phenomenon of the function of southern Ternate as developing alternative area and the second city after northern Ternate, the development of its city is much further than in northern area which function as the center city and capital. A process of development in southern area has just happened these few years. It is signed by the expansion of north Maluku and relocation of all universities from northern to southern area. This research is aimed to clarify the cause Determinant Factors on Characteristic Distinction of City Area Development that includes Northern, Southern and Ternate Island Area, it has several objectives such as : (1) to explain the development of northern, southern and also ternate island that should conform to the fuction ; (2) to know what happens in the field right away ; and (3) to explain why the development of northern area is not appropriate with its role and fuction as the capital of Ternate because it seems to be stagnant. The research used qualitative and spatial analysis methods. The research results show several points : First, a shift of entrance access to Ternate which used to be in northern area (Port A. Yani) to be in southern area (Port Bastiong) has made southern area strategic n central. It proves from the wide interaction between hinterland of Ternate and expanded distribution. Thus, southern area is more developed rapidly especially the economic aspect of the city than in the northern area or in Ternate island. Second, the presence of universities in southern area has caused southern area is more developed, seen by population growth and economic activity than in northern area. Third, the differences of physical geographic among southern and northern Ternate and Ternate island cause the difference of using and developing each city area. Northern area is vulnerable to volcanic disaster while southern area is not.

Kata Kunci : Kawasan Perkotaan,Pengembangan,City Development, Determinant Factors, Ternate