Pergiliran keturunan pada lumut yang benar adalah

Lihat Foto

bio.libretexts.org

Siklus hidup tumbuhan lumut


KOMPAS.com – Lumut merupakan tumbuhan non vaskular yang tergolong ke dalam Bryophytes. Tumbuhan yang muncul di bumi sejak 450 juta tahun lalu ini memiliki metagenesis atau pergiliran keturunan yang khas.

Berikut bagan metagenesis tumbuhan lumut!

Lihat Foto

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI

Bagan metagenesis tumbuhan paku


Secara garis besar, metagenesis tumbuhan lumut terdiri dari dua fase yaitu fase gametofit dan fase sporofit. Berikut penjelasannya:

Fase Gametofit

Protonema

Metagenesis tumbuhan lumut diawali dengan spora. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, spora akan tetap dalam kondisinya sehingga lumut bisa bertahan dalam lingkungan ekstrim.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, dalam lingkungan yang menguntungkan, spora akan menjadi benang hijau bercabang atau protonema. Protonema mengandung banyak klorofil dan hormon pertumbuhan.

Protonema kemudian akan tumbuh menjadi tanaman lumut dan mengembangkan generasi gametofit berupa gamet jantan dan betina yang disebut dengan anteridium dan arkegonium.

Baca juga: Ciri-ciri Tumbuhan Lumut pada Kingdom Plantae

Anteridium

Anteridium adalah pucuk tanaman lumut yang merupakan gamet jantan. Anteridium kemudian menghasilkan beberapa sel sperma yang motil atau bisa bergerak karena dilengkapi dengan alat gerak berupa flagela.

Arkegonium

Arkegonium adalah pucuk tanaman lumut yang merupakan gamet betina. Arkegonium kemudian menghasilkan satu sel telut yang tidak motil.

Fase sporofit

Zigot

Sel sperma kemudian dapat berenang menuju arkegonium dengan bantuan air. inilah mengapa, lumut membutuhkan air untuk bereproduksi.

Sel sperma kemudian akan bertemu dan sel telur dan terjadilah pembuahan. Pembuahan tersebut kemudian akan menghasilkan zigot dan memulai fase sporofit tanaman lumut.

Baca juga: Persamaan Serta Perbedaan Antara Lumut dan Tumbuhan Paku

Sporangium

Zigot kemudian akan membelah secara mitosis dan menghasilkan sporangium. Dilansir dari Biology LibreTexts, sporangium berisi sel induk spora yang disegel oleh operkulum dan ditutup dengan kaliptra.

Spora

Sel induk spora dalam sporangium kemudian akan membelah secara meiosis dan menghasilkan sel haploid. Operkulum dan kaliptra kemudian akan membuka dan melepaskan spora.

Dilansir dari Lumen Learning, pelepasan spora haploid dari sporangium yang berkembang pada sporofit kemudian akan memulai kembali metagenesis pada lumut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jika bermanfaat, jangan lupa bagikan artikel ini yaa..

Sobat edcent pernah melihat lumut tidak? Seperti apa bentuknya? Lumut merupakan kelompok makhluk hidup yang tergolong ke dalam kingdom Plantae. Yang membedakan lumut dari kelompok tumbuhan lain dalam kingdom plantae adalah dirinya yang tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sejati. Kalau sobat edcent masih ingat bentuk lumut, tentunya kamu tidak akan bisa membedakan bagian batang, daun, dan akarnya secara mudah. Oleh sebab itulah lumut disebut tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sejati. Oh ya, akar pada lumut punya istilah lain lho, yaitu Rhizoid.

Selama hidupnya lumut mengalami pergiliran turunan lho sobat edcet. Apa sih pengertiannya pergiliran turunan? Artinya lumut mengalami 2 fase sekaligus, yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Apa bedanya ya kedua fase ini? Nah, pada fase sporofit lumut menghasilkan spora, sedangkan pada fase gametofit lumut akan menghasilkan sel-sel gamet yang akan berperan dalam reproduksi seksual. Kita bahas lebih dalam yuk melalui bagan di bawah ini.

Bagan Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut

Prosesnya dimulai ketika spora dari suatu tumbuhan lumut jatuh di suatu tempat. Nah, apabila suhu, kelembapan, dan kondisi tanah tempat itu cocok dengan habitat tumbuhan lumut maka spora yang jatuh akan berubah menjadi protonema. Selanjutnya protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Lumut dewasa selanjutnya akan menghasilkan sel kelamin berupa anteridium dan arkegonium. Anteridium sebagai penghasil kelamin jantan alias spermatozoid sedangkan arkegonium sebagai penghasil sel kelamin betina alias sel telur. Selanjutnya terjadilah pembuahan antara sel telur dan spermatozoid yang akan menghasilkan zigot. Seterusnya zigot akan tumbuh menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora dalam bentuk sporangium alias kotak spora. Nah, itulah dia pergiliran keturunan pada tumbuhan lumut. Oh ya, yang harus kamu ingat juga adalah sporogonium merupakan fase sporofit tumbuhan lumut karena menghasilkan spora, sedangkan tumbuhan lumut itu sendiri merupakan fase gametofit karena menghasilkan 2 sel kelamin. Apakah sobat edcent sudah paham?

                Sobat edcent, ternyata tidak hanya tumbuhan lumut yang mengalami pergiliran keturunan melainkan tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan. Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun yang sejati, sehingga tumbuhan paku sudah digolongkan ke dalam tumbuhan berpembuluh. Seperti apa ya pergiliran turunan pada tumbuhan paku? Yuk kita cek pembahasannya di edcent.id!

Baca Juga Bentuk Rupa Bumi dan Buku Paket Gratis Kelas VII SMP

Pergiliran keturunan atau metagenesis adalah daur hidup yang dialami oleh organisme,baik tumbuhan maupun hewan yang untuk setiap fase/tahapnya melibatkan individu dengan kandungan genetik berbeda: biasanya tahap haploid [n] dan tahap diploid [2n]. Istilah ini umumnya dipakai pada konteks organisme yang termasuk Archaeplastida [tumbuhan hijau, alga merah, dan Glaucophyta.]

Diagram pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.

Meiosis merupakan bagian penting pergiliran keturunan karena memungkinkan sporofit, individu multiseluler pembentuk spora, menghasilkan spora yang haploid. Spora selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi gametofit, individu multiseluler dan haploid baru yang bertugas membentuk gamet atau sel kelamin [seksual]. Gamet yang berbeda tipe [biasa disebut betina dan jantan] akan melebur dalam pembuahan, yang pada gilirannya akan tumbuh dan berkembang menjadi sporofit.

Pergiliran keturunan [metagenesis] dibedakan dari metamorfosis berdasarkan kandungan genetiknya ini: metamorfosis hanya melibatkan perubahan bentuk yang disebabkan perubahan pada ekspresi gen-gen, semetara individunya sendiri tidak berubah identitas genetiknya. Metagenesis melibatkan dua individu yang berbeda karena identitas genetiknya tidak sama antara individu pada satu fase dengan fase yang lain.[1]

Tumbuhan lumut, paku-pakuan, dan tumbuhan berbiji mengalami pergiliran keturunan yang secara umum terbagi menjadi dua tahap: tahap/fase sporofit dan gametofit. Sporofit menghasilkan spora, sedangkan gametofit membentuk sel-sel kelamin [gamet] dan melangsungkan reproduksi seksual.

Tumbuhan lumut yang biasa dikenal adalah fase gametofit. Gametofitnya akan menjadi penyokong kehidupan sporofitnya.

Pada tumbuhan paku, gametofit tumbuh seperti lumut dan menyokong kehidupan awal sporofitnya, sebelum gametofit akhirnya mati dan sporofit tumbuh menjadi bentuk yang biasa dikenal orang.

Tumbuhan berbiji tidak memiliki gametofit yang hidup bebas karena kehidupannya tergantung dari struktur reproduktif yang dihasilkan sporofit [strobilus atau bunga]. Tumbuhan berbiji yang kita kenal adalah sporofit, lalu menghasilkan spora pada organ reproduksi. Spora akan tumbuh menjadi gametofit [serbuk sari serta kantung embrio] yang kehidupannya sepenuhnya dibantu oleh sporofit. Pembuahan pada tumbuhan berbiji berlangsung pada tempat yang jelas, sehingga tumbuhan berbiji [Spermatophyta] juga disebut sebagai "Phanerogamae" [perkawinannya terlihat].

  1. ^ Pergiliran keturunan

 

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pergiliran_keturunan&oldid=19229410"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề