Permainan engklek melatih apa?

Permainan engklek melatih apa?
Marneskliker.com - Keberadaan teknologi dan informasi yang semakin pesat telah menggusur berbagai permainan tradisional. Dulu permainan daerah begitu populer di kalangan masyarakat khususnya di pedesaan. Tapi kini permainan tersebut sudah jarang sekali kita temukan, baik itu di pedesaan terlebih lagi di perkotaan. Anak-anak sekerang cenderung lebih memilih permainan yang berbasis TI, seperti game online, facebook, twitter dan lain-lain.

Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin membahas salah satu permainan daerah yang cukup populer pada masanya, sekaligus untuk mengenang kembali mungkin ada diantara sobat yang sewaktu kecil dulu pernah mengalaminya. Nama permainannya adalah Engkle atau Jangka. Tulisan ini terinspirasi ketika saya berada dikampung pas liburan akhir tahun beberapa minggu yang lalu. Dimana dalam mengisi hari-hari libur tersebut hampir setiap hari anak saya bermain engklek di pekarangan rumah.Baca juga: Liburan Keluarga: Berkunjung ke Rumah Orang Tua di Lebak - Banten

Engklek atau jangka merupakan sebuah permainan tradisional yang cukup populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lainnya, tentu dengan nama yang berbeda-beda pula. Misalnya di daerah saya, permainan ini disebut Engkle, sementara anak saya yang lama tinggal di Jawa menyebutnya Jangka. Di beberapa daerah engklek atau jangka memang cukup beragam sebutannya, seperti sunda manda, téklék,ingkling,sundamanda / sundah-mandah,jlong jling,lempeng, ataudampu dan mungkin masih banyak lagi sebutan lainnya. Ada dugaan bahwa permainan ini berasal dari zondag-maandag yang berasal dari Belanda dan menyebar ke nusantara pada zaman kolonial.
Permainan engklek melatih apa?
Bermain Engklek dapat melatih kekuatan otot tungkai dan melatih keseimbangan (Dok. Pribadi)
Permainan engklek atau jangka biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan dua sampai lima orang peserta. Umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Walau tak sedikit pula laki-laki ikut bermain. Pola gambar permainannya berbentuk kotak-kotak berpalang, baik ke depan maupun ke samping.Untuk gambarnya biasanya dibuat di atas tanah, namun bisa juga di dalam rumah menggunakan kapur tulis. Selain itu bentuk gambarnya juga bermaca-macam, tergantung dari selera dan kesepakatan dalam membuat kotak untuk bermain. Saya sendiri dulu hanya mengenal 2 macam saja, tapi ternyata ada juga model yang lainnya. Misalnya ada kotak yang jika disusun standar seperti huruf T, ada pula yang berbentuk kincir, rumah, lingkaran dan lainnya.

Permainan engklek melatih apa?
Untuk dapat bermain, peserta harus berbekal gacuk (di daerah saya disebutnya gacon) yang biasanya berbentuk sepotong pecahan genteng atau batu pipih, bisa juga menggunakan pecahan keramik. Sebelum bermain biasanya hompimpah atau ping sut untuk menentukan siapa yang berhak bermain lebih dulu. Peserta yang menang terlebih dahulu bermain dengan melemparkan gacuk tadi ke dalam kotak permainan dilanjutkan dengan kaki yang melompat-lompat dari satu kotak ke kotak lainnya dengan satu kaki. Kotak yang terdapat pecahan genteng tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain.Jadi, para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada. Saat melemparkan pecahan genteng juga tidak boleh melebihi garis kotak yang telah disediakan, atau saat melompat menginjak garis atau keluar kotak. Bila itu terjadi, maka dinyatakan gugur dan giliran pemain berikutnya. Selama melompat dari kotak satu ke kotak berikutnya kaki tidak boleh bergantian. Kecuali saat menemukan kotak ke samping, kedua kaki boleh menginjak di masing-masing kotak.

Pemain yang menyelesaikan satu putaran terlebih dulu, dia berhak untuk melemparkan gacuk atau pecahan genteng dengan cara membelakangi engkleknya. Jika pas di dalam kotak, maka kotak tersebut akan menjadi "sawah". Artinya, dipetak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak kotak dengan dua kaki. Sedangkan pemain lain tidak boleh menginjak kotak tersebut selama permainan berlangsung. Dan peserta yang memiliki "sawah" terbanyak adalah pemenangnya.

Sangat disayangkan permainan tradisional seperti ini sudah banyak ditinggalkan. Padahal permainan ini terbilang seru, karena ketika bermain adakalanya pemain lawan sering mencari-cari kesalahan. Jadi permainan engklek atau jangka ini sangat dibutuhkan kejelian, jangan sampai melakukan kesalahan. Selain itu permainan ini dapat melatih kemampuan fisik, karena diharuskan untuk melompat-lompat serta bisa mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan juga mengajarkan kebersamaan. Yang tidak kalah penting lagi permainan ini tidak harus mengeluarkan biaya alias gratis.