Perundingan renville dilaksanakan atas usulan ktn, indonesia memilih australia yang diwakili oleh …

Halo! Kalian tahu nggak kalau Indonesia pernah melakukan perundingan dengan Belanda di sebuah kapal? Saat itu, pasca Indonesia merdeka di tahun 1945, Belanda tetap melakukan penyerangan. Tepatnya tanggal 27 Juli 1947 sampai 4 Agustus 1947, Belanda melakukan Agresi Militer pertamanya. Nah, akhirnya dilakukanlah Perjanjian Renville. Apa saja ya yang dibahas di dalamnya? Penasaran? Baca terus!

Kalian tahu kenapa Belanda melakukan Agresi Militer Pertama? Hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan penafsiran yang ada dalam Persetujuan Linggarjati. Karena adanya penolakan Indonesia terhadap Belanda, sehari sebelum Agresi Militer Pertama, Belanda tidak lagi terikat dengan Perjanjian Linggarjati. Maka, jadilah Belanda melakukan Agesi Militer Pertamanya.

Pada akhirnya, Dewan PBB dan KTN [Komisi Tiga Negara] mengusulkan agar Indonesia dan Belanda melakukan perundingan. Usulan itu disepakati dan perundingan pun dilaksanakan di atas kapal pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat yang bernama USS Renville, pada 8 Desember 1947. Dalam perundingan itu, Indonesia diwakili oleh Mr. Amir Syarifuddin dan Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Widjojoatmodjo, seorang Indonesia yang memihak Belanda.

Beberapa tokoh yang menghadiri Perjanjian Renville [sumber: elnuha.net]

1. Hasil Perjanjian Renville

  1. Belanda akan tetap berdaulat hingga terbentuknya RIS atau Republik Indonesia Serikat.
  2. RIS atau Republik Indonesia Serikat memiliki kedudukan sejajar dengan Uni Indonesia Belanda.
  3. Belanda dapat menyerahkan kekuasaannya ke pemerintah federal sementara, sebelum RIS terbentuk.
  4. Negara Republik Indonesia akan menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat.
  5. Enam bulan sampai satu tahun, akan diadakan pemilihan umum dalam pembentukan Konstituante RIS.
  6. Setiap tentara Indonesia yang berada di daerah pendudukan Belanda harus berpindah ke daerah Republik Indonesia.

Berdasarkan isi perjanjian Renville, pihak Indonesia mendapat banyak kerugian, lho Squad! Kok bisa ya?

2. Dampak Perjanjian

  1. Semakin menyempitnya wilayah Republik Indonesia karena sebagian wilayah Republik Indonesia telah dikuasai pihak Belanda.
  2. Dengan timbulnya reaksi kekerasan sehingga mengakibatkan Kabinet Amir Syarifuddin berakhir karena dianggap menjual Negara terhadap Belanda.
  3. Diblokadenya perekonomian Indonesia secara ketat oleh Belanda
  4. Republik Indonesia harus memakasa menarik mundur tentara militernya di daerah gerilya untuk ke wilayah Republik Indonesia.
  5. Untuk memecah belah republik Indonesia, Belanda membuat negara Boneka, antara lain negara Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara jawa Timut.

3. Tokoh

Komisi Tiga Negara:

  • Ketua: Frank Graham [Amerika Serikat]
  • Anggota: Paul van Zeeland [Belgia], Richard Kirby [Australia]

Indonesia:

  • Anggota: Ali Sastroamidjojo, Haji Agus Salim, Dr. J. Leimena, Dr. Coa Tik Len, Nasrun

Belanda:

  • Ketua: R. Abdulkadir Wijoyoatmojo
  • Anggota: Mr. H.A.L van Vredenburgh, Dr. P.J Koets, Mr. Dr. Chr. Soumokil

Berdasarkan Persetujuan Renville, wilayah RI semakin dipersempit dengan adanya garis Demarkasi Van Mook, yang dikenal dengan istilah Kantong. Kesatuan TNI yang berada di dalam wilayah Belanda harus meninggalkan daerah tersebut. Di Jawa Barat, semua pasukan Siliwangi sebanyak 35.000 orang, pada 26 Februari 1948 telah meninggalkan daerah-daerah gerilyanya menuju ke daerah RI di Jawa Tengah. Adapun pasukan TNI di Jawa Timur yang harus hijrah ke daerah RI di Jawa Tengah sebanyak 6.000 pasukan. Peristiwa ini dikenal dengan nama Hijrah.

Jadi begitu! Pihak Indonesia bersedia menandatangai perjanjian ini karena memang kondisi persediaan amunisi perang yang semakin menipis. Jadi, untuk menghindari serangan Belanda yang lebih hebat, Indonesia bersedia menyetujui isi perjanjian tersebut.

Masih mau mengupas tuntans tentang materi sejarah? Kamu bisa melihat video beranimasi lengkap untuk membantu kamu lebih mudah memahami konsep materi di ruangbelajar.

Referensi:

AM, Sardiman. [2017] Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Sumber foto:

Foto Beberapa tokoh yang menghadiri Perjanjian Renville [daring]. Tautan: //elnuha.net/perjanjian-renville/ [Diakses: 26 Oktober 2020]

Artikel terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2020

Jakarta, CNN Indonesia --

Perjanjian Renville merupakan perundingan antara Indonesia dan Belanda yang terjadi di atas kapal Amerika Serikat yaitu USS Renville pada 8 Desember 1947.

Menurut Pengaruh Perang Kemerdekaan II terhadap Pengakuan Kedaulatan RI Tanggal 27 Desember 1949 [2015], perundingan Renville dilatarbelakangi pertikaian Belanda-Indonesia.

Yang menjadi unsur pertikaian adalah serangan Belanda ke Indonesia pada 12 Juli 1947 atau dikenal dengan agresi militer Belanda pertama.


Serangan yang dilakukan Belanda ke Indonesia itu mendapat perhatian negara lain dan menjadi kecaman internasional.

Pada 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB ikut turun tangan untuk membantu menghentikan serangan Belanda tersebut.

Tetapi, pada 5 Agustus 1947, Belanda dan Indonesia kembali mengumumkan akan melakukan gencatan senjata, hingga membuat Dewan Keamanan PBB mengambil langkah penyelesaian.

Dewan Keamanan PBB kemudian membentuk Komisi Tiga Negara [KTN] terdiri atas Australia, Belgia, dan Amerika Serikat, yang bertugas menyelesaikan sengketa antara Belanda serta Indonesia.

KTN juga berusaha mendekatkan kedua belah pihak yaitu Belanda dan Indonesia untuk menuntaskan segala persoalan-persoalan militer serta politik.

Di samping itu, KTN turut berperan dalam mempertemukan kembali antara Belanda dan Indonesia dalam perundingan yang berlangsung di atas kapal perang Renville.


Tokoh Perjanjian Renville

Sejumlah saksi turut dihadirkan ketika perundingan Renville, di antaranya:

  • Delegasi Indonesia diwakili oleh Amir Syarifudin [ketua], Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim, Dr.J. Leimena, Dr. Coatik Len, dan Nasrun.
  • Delegasi Belanda diwakili oleh R.Abdul Kadir Wijoyoatmojo [ketua], Mr. H.A.L. Van Vredenburg, Dr.P.J. Koets, dan Mr. Dr. Chr. Soumokil.
  • PBB sebagai mediator diwakili oleh Frank Graham [ketua], Paul Van Zeeland, dan Richard Kirby.
  • Belanda berdaulat atas Indonesia sebelum Indonesia mengubah menjadi RIS [Republik Indonesia Serikat].


Isi Perjanjian Renville

Isi Perjanjian Renville [Ilustrasi Foto: Istockphoto/naruedom]

Setelah cukup lama berunding, akhirnya terciptalah perjanjian Renville yang berisi sebagai berikut:

  1. Pembentukan Republik Indonesia Serikat [RIS] dengan segera.
  2. Republik Indonesia merupakan negara bagian RIS.
  3. Belanda tetap menguasai seluruh Indonesia sebelum RIS terbentuk.
  4. Wilayah Republik Indonesia yang diakui Belanda hanya Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera.
  5. Wilayah kekuasaan Indonesia dengan Belanda dipisahkan oleh garis demarkasi yang disebut Garis Van Mook.
  6. TNI harus ditarik mundur dari Jawa Barat dan Jawa Timur atau wilayah-wilayah kekuasaan Belanda.
  7. Akan dibentuk UNI Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.
  8. Akan diadakan plebisit atau referendum [pemungutan suara] untuk menentukan nasib wilayah dalam RIS.
  9. Akan diadakan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante RIS.


Dampak Perjanjian Renville

Hasil Perjanjian Renville yang telah ditandatangani pada 17 Januari 1948 itu cukup merugikan bagi Indonesia. Salah satunya perekonomian Indonesia diblokade Belanda secara ketat.

Dalam Indonesian National Revolution 1945-1950 [1974] tulisan Anthony Reid, keberadaan Garis Van Mook dinilai sebagai hinaan karena wilayah Indonesia jadi semakin dipersempit.

Tidak hanya itu, dampak Perjanjian Renville ini memicu aksi pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 dan membuat konflik politik di Indonesia semakin kacau.

[avd/fef]

[Gambas:Video CNN]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề