Prinsip dan tujuan distribusi dalam Islam

Prinsip Distribusi

Ajaib.co.id – Salah satu aktivitas perekonomian manusia selain produksi dan konsumsi adalah distribusi. Prinsip distribusi menjadi salah satu pembahasan yang penting dalam perekonomian. Sebelum membahas lebih jauh bagaimana ajaran Islam menjelaskan prinsip distribusi serta hubungannya dengan aspek ekonomi, yuk kita simak pengertian prinsip distribusi dibawah ini:

Pengertian Prinsip Distribusi 

Secara umum, prinsip distribusi didefinisikan sebagai suatu proses atau aktivitas perekonomian penyampaian barang, jasa, pendapatan agar dapat tersebar dengan luas dari satu pihak ke pihak lainnya. Distribusi juga merupakan proses perekonomian selain dari aktivitas produksi dan juga konsumsi.

Nah, aktivitas distribusi ini harus dilakukan dengan cara yang tepat sasaran lho agar barang maupun yang dihasilkan oleh produsen dapat diterima dengan baik oleh konsumen atau siapapun yang membutuhkan. Prinsip distribusi dan tujuannya memiliki arti sama seperti defInisinya yakni proses penyaluran dengan baik, benar dan tepat sasaran. 

Lalu bagaimana dengan prinsip distribusi ekonomi dalam ajaran Islam? Yuk, simak uraian berikut ini menegenai prinsip distribusi dalam Islam.

Prinsip Distribusi Ekonomi Islam

Dalam ajaran Islam, salah satu ajaran yang penting adalah arahan dan tuntunan agar manusia selalu berusaha untuk hidup dengan seimbang dan senantiasa memperhatikan keseimbangan kesejahteraan hidup di dunia dan juga akhirat.

Hal ini berlaku juga untuk sumber daya ekonomi yang seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan ajaran Islam. Ayat-ayat yang merujuk pada prinsip distribusi seperti Qs. al-Hasyr [59]: 7, Qs. al- Hadid [57]: 7, Qs. al-Anfal [8]: 1 dan Qs. at- Taubah [9]: 60 mencerminkan nilai larangan akan penumpukan barang kebutuhan pokok ataupun benda pada beberapa orang saja dan juga prinsip distribusi yang adil, merata dan pola distribusi yang harus mendahulukan aspek prioritas berdasarkan kebutuhan. 

Islam mengajarkan mekanisme dengan dasar spiritual dalam mewujudkan keadilan sosial pada setiap aktifitas ekonomi. Ajaran Islam mengarahkan manusia untuk menyebarkan hartanya agar kekayaannya tidak menumpuk hanya pada beberapa golongan masyarakat. Ketidakseimbangan distribusi baik dalam barang, jasa dan pendapatan dapat menjadi latar belakang pemicu konflik.

Upaya manusia untuk mencapai kebahagiaan akan sulit tanpa didasari keyakinan pada prinsip moral dan kedisiplinan dalam mengimplementasikan konsep tersebut. Nah, untuk kamu ketahui prinsip distribusi yang mencerminkan keadilan merupakan prinsip utama dalam ekonomi Islam. Selain itu, sistem ekonomi Islam juga mencerminkan kebebasan.

Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang mengandung nilai-nilai tauhid yang berkeadilan dan tidak mengandung pemahaman yang sama dengan kapitalisme yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk bertindak tanpa campur tangan siapapun. Tauhid memiliki makna bahwa Allah adalah pusat dari semua yang ada di dunia dan alam semesta. Maka, kepada Allah saja semua hamba-Nya melakukan pengabdian. 

Keadilan distribusi tidak diartikan sebagai persamaan. Sebagai dasar prinsip distribusi, keadilan adalah sebagai keseimbangan. Tidak adanya kezaliman dalam proses distribusi menjadi wujud keadilan yang benar dan ideal dalam ekonomi Islam. Dikutip dari jurnal kajian ekonomi dan perbankan, Musthafa Syukur 2018 [Distribusi Persfektif Etika Ekonomi Islam] prinsip distribusi seharusnya dapat mewujudkan beberapa hal berikut ini :

  1. Distribusi sumber daya ekonomi merupakan pemenuhan kebutuhan untuk semua makhluk
  2. Dapat memberikan efek positif bagi si pemberi yakni seperti zakat, selain dapat membersihkan diri dan juga harta memberikan zakat juga menumbuhkan kebiasaan yang baik untuk berbagi dan meningkatkan keimanan 
  3. Menciptakan Kebaikan untuk semua orang
  4. Dapat mengurangi kesenjangan pendapatan dan juga kekayaan
  5. Pemanfaatan yang lebih baik terhadap sumber daya dan aset.
  6. Memberikan harapan bagi orang lain melalui pemberian 

Mekanisme Distribusi dalam Islam 

Untuk mewujudkan prinsip distribusi yang adil, mekanisme distribusi tidak bertumpu pada mekanisme pasar saja. Pemerintah memiliki peranan penting dan aktif dalam menjalankan system distribusi ekonomi dan bukan hanya sebagai al-muhtasib saja. Mekanisme dalam sistem distribusi Islam dikelompokkan menjadi dua yakni:

1. Mekanisme Ekonomi 

Mekanisme ekonomi meliputi seluruh aktivitas ekonomi yang bersifat produktif yang merupakan aktivitas pengembangan harta dalam akad-akad mu’amalah. Peran pemerintah dalam aktivitas ekonomi berkaitan dengan implementasi nilai-nilai dan etika Islam, mengatur mekanisme pasar dan mengontrol perilaku-perilaku menyimpang. Oleh karena itu pemerintah bukan hanya berperan sebagai perangkat ekonomi melainkan juga mengambil fungsi sosial dan religius. 

2. Mekanisme Non Ekonomi

Berbeda halnya dengan mekanisme ekonomi, mekanisme non ekonomi meliputi aktivitas non produktif seperti pemberian zakat, hibah dan juga warisan. Mekanisme non ekonomi ini dimaksudkan sebagai pelengkap mekanisme ekonomi yang dapat mengatasi ketimpangan distribusi kekayaan yang tidak merata dan sempurna.

Penyimpangan distribusi dalam mekanisme ekonomi juga menyebabkan mekanisme non ekonomi diperlukan. Misalnya seperti pemberian zakat oleh muzakki kepada musthakik, pemberian infaq, shadaqoh, wakaf, hibah dari orang yang mampu kepada yang tidak mampu dapat merealisasikan keadilan yang dimaksudkan dalam ajaran Islam.

Prinsip distribusi dalam ekonomi Islam sesuai dengan prinsip syariah dalam implementasinya haruslah benar dan merata agar sesuai dengan prinsip dalam [Qs. Annisa [4]:29 ]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” 

Proses distribusi yang adil dan merata sesuai dengan ekonomi Islam diharapkan dapat mewujudkan keadilan distribusi dan dapat menjembatani kesenjangan distribusi yang mungkin terjadi.

Ingin berinvestasi? Yuk, baiknya kamu percayakan investasimu di Ajaib dengan terlebih dahulu mendownload aplikasinya. Ajaib telah terdaftar di OJK, lho. Tunggu apalagi? Jangan ragu pilih Ajaib, ya!

Dapatkan Profit Lebih Tinggi

dengan investasi saham & reksa dana

Tanpa minimal investasi, bebas tarik uang kapanpun. Dipercaya 1 juta++ pengguna

Investasi Sekarang

Oleh: M. Raihan Erwin, Sherlina, Suci Rahayu, Zaharatul Jannah, Fildza Luthfi Arief*

Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen, Menurut Warren J. Keegan [2003], distribusi menurut perspektif Islam memiliki makna yang lebih luas cangkupannya, mulai mengikuti dari peraturan atau cara kepemilikan dalam distribusi, unsur-unsur produksi, dan sumber-sumber barang atau jasa. Secara umum Islam mengajarkan tata cara atau mekanisme berbasis moral dalam pemeliharaan keadilan dan kesejahteraan sosial dalam bidang ekonomi, terutamanya dalam bidang distribusi. Meskipun Islam itu memberi kewenangan kebebasan kepada manusia untuk memiliki dan melakukan semua apa yang disuka dan apa yang diinginkan dengan menggunakan cara yang mereka kehendaki. Namun, dalam tanda kutip “Jangan sampai membuat atau merusak kesejahteraan kehidupan orang lain” karena hidup kesejahteraan manusia tidak hanya pada hasil produksi, melainkan juga pada distribusi atau penyaluran yang benar.  Nabi Muhamad SAW. telah mengajarkan dasar-dasar nilai pendistribusian yang benar yaitu dengan kejujuran dan ketekunan. Dr. Muhammad Sharif Chaudhry, M.A, LLB., Ph.D. [2016 : 140]Baik distribusi pendapatan maupun kekayaan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini seiring dengan tujuan dasar Islam, yaitu menyejahterahkan pemeluknya di dunia dan di akhirat.

 Firman Allah SWT. dalam QS. al-‘Ahdzab ayat 70 dan 71

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh, dan katakanlah perkataan yang tepat – benar [dalam segala perkara]. Supaya Ia memberi taufik dengan menjayakan amal-amal kamu, dan mengampunkan dosa-dosa kamu"

Ada pun prinsip distribusi dalam ekonomi Islam, yaitu :

Pemenuhan kebutuhan bagi semua makhluk

Menimbulkan efek positif bagi pemberi

Menciptakan kebaikan di antara semua orang, antara kaya dan miskin

Mengurangi kesenjangan pendapatan dan kekayaan

Pemanfaatan lebih baik terhadap sumber daya alam

Adapun prinsip utama dalam konserp distribusi menurut pandangan Islam ialah peninggkatan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan, sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar diantara golongan tertentu saja [Putra, Romi 2017]. Secara umum sistem distribusi dalam Islam merealisasikan tujuan umum syari’at Islam, diantarnya:

Selalu menghiasi amal dengan niat ibadah dan ikhlas.

Transparan dan kondisi barangnya halal serta tidak membahayakan.

Adil dan tidak mengerjakan ha-hal yang dilarang dalam Islam.

Tolong menolong, toleransi dan sedekah.

Mencari keuntungan yang wajar.

Islam telah melarang penimbunan atau hal-hal yang menghambat pendistribusian barang sampai ke konsumen. Menimbun adalah membeli barang dalam jumlah yang banyak kemudian menyimpannya dengan maksud untuk menjualnya saat atau dengan harga tinggi. Penimbunan dilarang dalam Islam hal ini dikarenakan agar supaya harta tidak hanya beredar di kalangan orang-orang tertentu.

dalam sebuah Hadits riwayat Muslim:

?? ????????? ?????: ????? ??????? ????? ??????????? ???????? ?????????: «???? ????????? ?????? ???????» [???? ????????]

Artinya: “Dari Ma’mar ia berkata, Rasul SAW. bersabda: barang siapa yang menimbun barang, maka ia bersalah [berdosa]” .

Dalam berfirman allah:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, [bahwa mereka akan mendapat] siksa yang pedih”

Satu-satunya sistem ekonomi yang bisa diharapkan mengatasi problem ekonomi hanyalah sistem ekonomi Islam. Islam memang tidak mengharuskan persamaan dalam kepemilikan kekayaan, namun Islam juga tidak membiarkan buruknya distribusi kekayaan. Sebab, Islam memandang individu sebagai manusia yang harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhan primernya secara menyeluruh [Tsaqofah, 2007]  Distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada nilai-nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting, yaitu nilai kebebasan dan nilai keadila. [Norhadi,2008]

Keadilan.

Keadilan dalam Islam merupakan pondasi yang kokoh meliputi semua ajaran dan hukum Islam. Persoalan yang menjadi perhatian Islam dalam keadilan adalah pelarangan berbuat kezaliman. Ketidak seimbangan distribusi kekayaan adalah sumber dari semua konflik individu dan sosial.

Kebebasan.

Nilai utama dalam bidang distribusi kekayaan adalah kebebasan. Nilai kebebasan. Dalam Islam, legitimasi hak milik sangat terkait erat dengan pesan moral untuk menjamin keseimbangan. Hak milik pribadi diakui, dan hak kepemilikan itu harus berfungsi sebagai nafkah bagi diri dan keluarga, berproduksi dan berinvestasi, mewujudkan kepedulian sosial dan jihad fisabilillah. [*]

Penulis adalah: Mahasiswa/i universitas jambi jurusan akuntansi*



Artikel Rekomendasi

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề