Prinsip kontrasepsi vasektomi pada laki-laki dan tubektomi pada wanita adalah

Pengertian vasektomi adalah salah satu jenis kontrasepsi yang paling efektif pada pria dengan tingkat keberhasilan mencapai 99 persen.

Artinya, kurang dari 1 di antara 100 orang wanita yang hamil setelah satu tahun pria menjalani prosedur vasectomy.

Vasektomi dilakukan dengan cara memotong vas deferens, yakni saluran berbentuk tabung kecil di dalam skrotum yang mengantarkan sperma agar bisa keluar melalui penis.

Biasanya, dokter meminta Anda untuk menjalani tes lanjutan sekitar 8-16 minggu setelah vasektomi. Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak ada sperma yang tersisa di dalam penis.

Meskipun begitu, Anda masih bisa membuat pasangan hamil hingga jumlah sperma benar-benar nol.

Itu sebabnya, setelah prosedur vasektomi (vasectomy) pada pria selesai, Anda disarankan tetap menggunakan metode kontrasepsi lain, setidaknya sampai 3 bulan.

Apa saja jenis-jenis vasektomi?

Ada dua metode vasektomi yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Metode sayatan

Pada vasectomy konvensional atau metode sayatan, dokter bedah akan membuat sayatan pada kedua sisi skrotum, yaitu bagian atas skrotum dan bagian bawah penis.

Kemudian vas deferens di dalamnya akan dihilangkan, diikat, atau bahkan dikaterisasi. Bekas luka kemudian akan dijahit sebagai tahap terakhir.

2. Metode tanpa sayatan

Sementara itu, pada vasectomy tanpa pisau bedah, dokter bedah akan menggunakan penjepit kecil untuk menahan saluran yang akan dipotong.

Selanjutnya, dibuat lubang kecil pada kulit skrotum lalu dokter memotong bagian saluran sebelum mengikatnya.

Prosedur vasektomi ini tidak memerlukan jahitan. Bahkan, vasektomi (vasectomy) bisa dibilang adalah prosedur yang paling populer karena minim risiko dan komplikasi.

Apa manfaat melakukan vasektomi?

Setelah memahami jenis vasektomi, kini saatnya Anda mengetahui manfaat yang bisa Anda peroleh jika menjalani prosedur ini, di antaranya:

1. Sangat efektif

Vasektomi adalah metode yang sangat efektif, apalagi jika dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, pil KB, dan metode lainnya.

Bahkan, vasektomi diperkirakan 99% efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan pada pasangan atau istri Anda.

2. Kenyamanan

Efek samping dan gangguan yang timbul dari prosedur vasektomi sangatlah minim.

Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen yang tidak akan memengaruhi kadar hormon testosteron, ereksi, klimaks, libido, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan kehidupan seks.

3. Tidak berpengaruh terhadap hubungan seks

Vasektomi tidak akan menurunkan kadar hormon testosteron. Selain itu, vasektomi juga tidak mengganggu gairah seks Anda.

Dengan begitu, Anda tetap bisa mengalami ereksi, orgasme, hingga ejakulasi.

Siapa yang dapat melakukan vasektomi?

Dikutip dari Planned Parenthood, pria (memiliki penis dan testis) dapat melakukan prosedur vasectomy.

Namun, pastikan Anda sudah yakin tidak ingin punya anak lagi nantinya sebelum melakukan steril untuk pria ini.

Prosedur ini mungkin tidak dianjurkan jika Anda dalam kondisi berikut:

  • Berencana punya anak di kemudian hari.
  • Mendapat tekanan oleh pihak lain, seperti pasangan, teman, atau keluarga.
  • Berpikir bahwa vasektomi dapat menyelesaikan masalah sementara, seperti masalah pernikahan, seksual, finansial, atau penyakit mental atau fisik.

Bagaimana persiapan dan proses vasektomi?

Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah langkah-langkah melakukan vasektomi (vasectomy) yang dilakukan untuk mencegah kehamilan pada pasangan:

Meski kedua prosedur ini adalah prosedur yang aman dan efektif, sebagai pasangan, hanya perlu satu orang yang melakukan prosedur ini jika tidak ingin memiliki anak. Artinya, tidak perlu keduanya melakukan metode sterilisasi ini. Hanya saja, jika Anda berdua memang sudah sepakat untuk melakukannya bersama-sama, bukan berarti tidak boleh untuk melakukannya.

Namun, jika Anda dan pasangan hanya sepakat bahwa cukup satu di antara Anda berdua yang melakukannya, mungkin Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Untuk menentukan mana metode yang terbaik bagi Anda dan pasangan, Anda disarankan untuk memeriksakan kesehatan Anda berdua serta mendiskusikan dengan dokter mana pilihan terbaik bagi Anda berdua. Hal ini sebaiknya juga dilihat dari hasil pemeriksaan kesehatan yang Anda lakukan.

Jika Anda dan pasangan sama-sama berpotensi untuk melakukan metode sterilisasi, Anda dan pasangan mungkin ingin menentukan siapa yang lebih baik melakukan metode tersebut.

Biasanya, vasektomi lebih banyak diminati oleh para pasangan dibanding ligasi tuba. Pertimbangan ini biasanya diambil karena vasektomi memiliki efek samping yang lebih ringan, lebih mudah, dan lebih murah. Meski begitu, tubal ligasi masih merupakan pilihan sterilisasi yang juga aman, dan tidak sedikit wanita yang ingin melakukannya.

Sumber foto: Sciencepost.fr

Halodoc, Jakarta – Bagi pasangan suami istri yang sudah tidak ingin mempunyai anak lagi, sterilisasi menjadi cara yang sering dilakukan. Dengan sterilisasi, maka mereka bisa mencegah kehamilan secara permanen. Biasanya, tindakan ini diambil oleh pasangan suami istri yang sudah memiliki lebih dari 3 anak, berusia di atas 30 tahun, atau yang tidak menginginkan keturunan lagi. 

Pada pria, sterilisasi dilakukan melalui prosedur vasektomi. Sedangkan pada wanita, sterilisasi dilakukan melalui KB sterilisasi atau yang disebut juga dengan tubektomi. Simak penjelasan tentang kedua metode sterilisasi ini lebih lanjut di sini.

Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur sterilisasi yang dilakukan dengan cara memotong saluran sperma (vas deferens) yang menyalurkan sperma dari testis ke Mr.P. Dengan demikian, sperma tidak akan tercampur dengan air mani, sehingga air mani yang keluar tidak bisa membuahi sel telur.

Untuk melakukan vasektomi, dokter bedah pertama-tama akan memijat skrotum pria sampai ia bisa merasakan vas deferens. Proses pencarian vas ini bisa digambarkan seperti ketika kamu berusaha menemukan tali dalam pinggang karet celana jogging saat tali tersebut tertarik ke dalam. Setelah ditemukan, dokter kemudian akan menusuk lapisan kedua skrotum guna membuat lubang mikro dengan menggunakan jarum dan penjepit kecil untuk sedikit menarik vas keluar. 

Lalu, dokter akan menjahit ujung tabung melalui proses yang dinamakan intraluminal cauterization with fascial interposition. Dengan menggunakan teknik tersebut, dokter akan mengiris ujung tabung vas menjadi dua cabang, dan membuat luka pada salah satu dinding dalam dengan jarum panas. Setelah itu, dokter akan menjahit jaringan pelindung vas (fascia) untuk menutup tabung yang terbuka. 

Menjahit tabung bertujuan untuk mencegah terjadinya rekanalisasi yang mungkin terjadi ketika saluran mikroskopik tumbuh di antara potongan ujung tabung vas. Bila hal itu terjadi, sperma bisa mengalir melalui jalur baru tersebut dan kemudian bercampur dengan air mani.

Baca juga: Kenali Alat-Alat Kontrasepsi untuk Pria

Prosedur vasektomi biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan dilakukan di bawah pengaruh anestesi lokal atau umum. Metode sterilisasi untuk pria ini menimbulkan rasa nyeri yang termasuk ringan hingga sedang di sekitar testis dan hanya beberapa detik, tergantung toleransi sakit yang dimiliki pria tersebut.

Setelah menjalani vasektomi, kamu dianjurkan untuk beristirahat selama satu harian dan menghindari pekerjaan fisik yang berat, seperti mengangkat barang berat, melompat, jogging, bersepeda, dan berenang selama seminggu.

Baca juga: Benarkah Vasektomi Bisa Pengaruhi Perfoma Seks Pria?

Tubektomi

Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk wanita yang dilakukan dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba falopi. Dengan demikian, sel telur pun tidak akan bisa menuju rahim. Sel sperma juga tidak akan bisa mencapai tuba falopi dan membuahi sel telur. 

Tubektomi sangat efektif untuk mencegah pembuahan dan kehamilan. Kemampuan metode ini dalam mencegah kehamilan mencapai 99,9 persen. Selain itu, tubektomi juga bisa melindungi kamu dan pasangan dari penyakit menular seksual. Dengan begitu, kamu dan pasangan pun bisa berhubungan intim dengan leluasa dan aman.

Untuk melakukan tubektomi, ada beberapa pilihan cara yang bisa kamu diskusikan dengan dokter atau bidan secara langsung. Pasalnya, tiap wanita mungkin memiliki kondisi yang berbeda, sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Berikut pilihan teknik tubektomi yang tersedia:

Pada proses ini, dokter akan memasukkan alat laparoskopi untuk menentukan letak tuba falopi dan menutup saluran tersebut dengan peralatan bedah.

Minilaparatomy menggunakan teknik mengikat dan menjepit tuba falopi dengan alat khusus.

Pada proses ini, dokter akan memasukkan semacam tabung kecil melalui Miss V dan leher rahim hingga mencapai saluran tuba falopi. Pemasangan implan ini berfungsi untuk menghambat, bukan memotong atau mengikat saluran tuba falopi.

Baca juga: Tips Memilih Kontrasepsi untuk Wanita

Nah, itulah penjelasan mengenai tubektomi dan vasektomi. Bila kamu ingin mengetahui lebih jauh mengenai kedua metode sterilisasi ini, tanyakan saja pada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk berdiskusi seputar kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.