Proklamasi kemerdekaan yang telah diperoleh bangsa Indonesia merupakan

Kemerdekaan Bangsa Indonesia ini diperoleh …atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, serta didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya…[Sebagaimana pada Pembukaan UUD Negera RI Tahun 1945].

Kemerdekaan sejati adalah, tatkala kita memiliki kedaulatan Bangsa. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT yang terlihat dalam kokohnya aqidah islamiyah, terhunjamnya tauhid yang berakar kuat didalam setiap jiwa Bangsa. Sehingga Allah SWT menganugerahkan keberkahan dari langit dan bumi. Tidak mau diperbudak oleh hawa nafsu yang hina. Tidak mau digeincirkan oleh syetan la’natullah. Tidak terbelenggu oleh angan-angan dan kekuasaan yang melupakan manusia pada fitrahnya. Tidak menjadi tamu di Negerinya sendiri. Tegak kokoh, sebagai satu kekuatan yang saling bersinergi untuk kejayaan agama dan bangsa.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Siapa pahlawan bangsa Indonesia ? Mayoritas mereka adalah mujahid Allah, pejuang jihad fy sabilillah. Dengan kalimat tauhid dan takbir, menggugah semangat rela berkorban. Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI] ini ditegakkan oleh para ulama. Ide NKRI muncul dari Ulama dan Diplomat Ulung Sumatera Barat, yaitu Buya Muhammad Natsir, untuk menggantikan Republik Indonesia Serikat [RIS] yang pernah ada di Indonesia. [Disarikan dari Pidato Habib Rizziq Shihab tentang NKRI].

Proklamator asal Sumatera Barat Dr. H. Moh. Hatta berkata : “Pahlawan yang setia itu berkorban bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.”

Presiden Soekarno pernah berpesan : JAS MERAH !
Jangan Sampai Melupakan Sejarah. Ini maksudnya adalah agar Bangsa Indonesia, dari generasi ke generasi harus arif dan bijaksana mencermati setiap perjalanan sejarah Bangsanya. Agar tidak melupakan jati diri Bangsa. Supaya proporsional dalam menempatkan para pejuang dan pahlawan Bangsa. Sehingga lahir jiwa ksatria dan semangat juang untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan segenap jiwa dan raganya. Bukan warna Merah dipelintir menjadi lambang partai politik atau berkiblat kepada negara yang berbendera merah [RRC], sehingga Negara ini digadaikan kepadanya. Justeru pesan ini memuat wasiat agar terus waspada terhadap bahaya laten komunisme yang telah terbukti sebagai pengkhianat Bangsa.

Diantara kelemahan umat Islam adalah Malas Termasuk Malas Membaca, Tidak Mempelajari Sejarahnya Sendiri dan Spontan, Tidak Terencana. Teori ini dikemkana oleh Moshe Dayan yang ahli perang dan menteri pertahanan Israel yang disegani dunia tahun 1960-an.

Sifat Malas, termasuk malas membaca sesorang atau bahkan suatu bangsa akan menjadikan orang atau bangsa bodoh, orang yang hidup dalam ketidaktahuan dan kegelapan alam keilmuan, orang atau bangsa yang hanya ingin bersenang-senang, menikmati apa yang ada tanpa mau bekerja keras. Orang atau bangsa seperti ini mudah disogok dan diarahakan oleh aktor intelektual menurut keinginan orang yang berilmu dan berkepentingan dengan mereka.

Tidak mengerti sejarah diri sendiri akan membuat seseorang atau suatu bangsa tidak paham masa lalunya, asal muasalnya dan segala hal yang terkait dengan kondisi kekiniannya serta jati dirinya sendiri. Mereka akan mengalami krisis identitas, tidak mengerti hukum sebab akibat yang terkandung dalam sejarah, sehingga mudah jatuh atau dijatuhkan dengan sebab yang sama dan di lobang yang sama berkali-kali sebagaimana dialami oleh para pendahulu mereka. Bangsa yang tidak tahu sejarahnya sama dengan orang atau bangsa buta yang berjalan di jalan yang tidak dipahami, sehingga mudah disesatkan oleh orang-orang jahat yang ada disekitarnya.

Kelemehan umat Islam yang ketiga adalah perilaku spontan dan tidak terencana dengan baik. Hal ini akan menjadikan pribadi bangsa yang reaktif, mudah dipancing dengan issu-issu sensistif, lalu bereaksisecara spontan tak terarah, tanpa mengerti apa sebenarnya yang sedang terjadi. Sehingga mudah dijatuhkan musuh dengan kelemahannya sendiri. Terencana, teratur serta memiliki tahapan perjuangan adalah penting. Agar generasi Bangsa ini bisa bangkit berjuang secara simultan bagi kejayaan bangsanya.

Sejarah mencatat jejak ulama pejuang bangsa yang luar biasa tangguh. Mulai dari Tuanku Imam Bonjol, Cik Ditiro, Pangeran Diponegoro. Mereka turun langsung ke medan juang berperang memimpin umat melawan penjajah. Sampai ke KH. Ahmad dahlan dengan Persyarikatan Muhammaddiyahnya [tahun 1912], KH. Hasyim Asy’ari dengan Nahdatul Ulamanya [tahun 1926], H. Zamzam dengan Persatuan Islamnya [tahun 1923]. Mereka bergerak di bidang pendidikan dan amal sosial untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Teruatam di Pulau Jawa.

Syeikh Sulaima Ar-Rasuli [Inyiak Canduang] dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyahnya [tahun 1928], Muhammad Arsyad Thalib Lubis dengan Al-Jami’atul Washliyahnya [tahun 1930] yang bergerak di bidang pendidikan dan amal sosialnya di wilayah Sumatera.

Dan puluhan bahkan ratusan ulama lainnya di luar Jawa dan Sumatera yang telah berkontribusi besar untuk lahirnya para pejuang bangsa, yang akhirnya menyatu menjadi kekuatan besar bagi lahirkan kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945.

Nagari Gadut Kec. Tilatang Kamang Kab. Agam, juga punya seorang tokoh pejuang, pembina kaum muda di masa kemerdekaan. Ia dalah tokoh kepercayaan Soekarno untuk membina generasi muda waktu itu. Yang kemudian ikut bersama tokoh-tokoh muda lainnya mendesak Soekarno dan Moch. Hatta agar diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agusus 1945. Tokoh itu memang belum dicatat sebagai pahlawan nasional, namun peran dan nilai perjuangannya patut diteladani. Dialah Djohar Nur. Maka di Nagari Gadut, nama beliau diabadikan sebagai nama sebuah Yayasan Pembinaan Sumberdaya Manusia Djohar Nur. Yang diharapkan akan menjadi wadah perjuangan bersama bagi semua kekuatan nagari, termasuk Solidaritas Anak Nagari Gadut kedepan.

Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, setelah masa proklamasi. Para santri di berbagai pondok pesantren dengan organisasinya masing-masing mendirikan pasukan-pasukan bersenjata yang mereka sebuat laskar yang berjuang bersama hizbullah. Kemudian melahirkan Tentara Keamanan Rakyat [TKR], sebagi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Ide ini muncul dari seorang kader ulama yang menjadi guru Madrasah Ibtidaiyyah di Surabaya, yang kini dikenal bangsa kita sebagai Panglima TNI, Jenderal Besar Soedirman.

Kegigihan para ulama dalam berjuang tentu tidak terlepas dari konsep jihad dalam Islam. Bagi kaum muslimin, penjajah adalah kezhaliman yang wajib dihadang. Maka hampir setiap perjuangan kemerdekaan digelorakan dan diawali dengan fatwa ulama, langsung atau pun tidak langsung. Seperti Resolusi Jihad dari Fatwa KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya yang kemudian menggelorakan perang heroik melawan tentara sekutu di Surabaya. Diabadikan sebagai hari pahlawan 10 November 1945.

Resolusi Jihad itu menyebutkan bahwa berperang melawan penjajah adalah kewajiban fardhu ‘ain bagi lingkaran 94 km dari kedudukan musuh. Fardhu ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan, bahkan anak-anak, bersenjata taupun tidak. Hal ini pula yang terjadi pada perang paderi, perang aceh, perang Teluk Ketapang, Melaka, Banten dan lainnya.

Solusi terbaik saat ini adalah :

Pertahankan kesatuan dan persatuan. Sebagaimana diamanatkan dalam QS. Al-Hujurat ayat 9-12.Wariskan semanat juang dengan memahami sejarah bangsa dan peran ulama dalam perjuangan menegakkan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.Tetap waspada terhadap segala bentuk upaya dan strategi semua pihak yang merupakan Hambatan, Tantangan, Ancaman Dan Gangguan [HTAG] yang akan merusak kedaulatan bangsa Indonesia.Taati ulama waratsastul ambiya, karena makhluk Allah SWT yang paling takut kepada Allah adalah para ulama. Tugas mulia yang diembannya adalah mewarisi tugas para nabi dan rasul Alla SWT. Yaitu membimbing umat agar istiqamah dalam mengamalkan ajaran Islam yang Kaffah.

Kemerdekaan memang sudah berusia 75 tahun, namun perjuangan bangsa tidak mengenal batas waktu. Maka jadilah pejuang terbaik di masa kita masing-masing. Merdeka !

Merdeka, merdeka, merdeka! Hari ini, 17 Agustus 2021, bertepatan dengan 76 tahun kemerdekaan Indonesia. Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta, menjadi saksi bisu kala presiden pertama kita, Soekarno, membacakan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Perjuangan panjang para leluhur dan pendahulu bangsa akhirnya mencapai titik cerah dengan dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan tersebut. Kini, 76 tahun setelah proklamasi, apakah kita sudah benar-benar memahami makna dari kemerdekaan Indonesia? Mari menilik 17 makna di balik kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

1] Kebebasan

Sebagaimana pada Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], makna “kemerdekaan” adalah keadaan [hal] berdiri sendiri [bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya]; kebebasan. Merdeka berarti bebas. Perjuangan para pahlawan kemerdekaan membuat masyarakat Indonesia dapat menghirup udara bebas dengan jiwa yang terlepas dari belenggu penjajahan. Dari masa ke masa, kebebasan telah berevolusi, dan sekarang kebebasan dalam berdemokrasi serta berekspresi menjadi salah satu bentuk nyata kebebasan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat Indonesia.

2] Kedaulatan

Merdeka berarti Indonesia tak lagi berada di bawah kekuasaan pemerintah negara manapun. Hal ini menjadi penanda bahwa Indonesia merupakan negara yang berdaulat. Menjadi negara yang berdaulat berarti Indonesia memiliki kekuasaan tertinggi untuk mengatur kehidupan seluruh masyarakatnya dan memastikan keadilan serta kemakmurannya. Dengan mandat untuk mengatur masyarakatnya, pemerintah sepatutnya memastikan di masa sekarang tak ada lagi masyarakat yang merasa tertindas.

3] Kemandirian

Kemerdekaan Indonesia memiliki makna kemandirian. Setelah menjadi bangsa yang merdeka, Indonesia pada hakikatnya tidak lagi menggantungkan nasib bangsa pada bangsa lain. Aspek-aspek kemandirian antara lain ideologi, politik, hukum, pendidikan, dan lain-lain. Namun, hal ini tidak menghalangi Indonesia untuk bekerjasama dengan negara lain dalam mencapai tujuan yang menguntungkan bersama. Dengan dilandaskan kemandirian, kita juga perlu memaksimalkan potensi anak bangsa di segala aspek pembangunan menuju Indonesia emas.

4] Edukasi

Usaha untuk meraih kemerdekaan Indonesia secara tidak langsung mengajarkan pentingnya edukasi bagi generasi penerus bangsa. Edukasi pada zaman perjuangan kemerdekaan menstimulasi pembentukan organisasi-organisasi terpelajar seperti Budi Utomo, Indische Partij, dan Sarekat Islam. Munculnya organisasi-organisasi kebangsaan ini menjadi tanda dimulainya pergerakan nasional dengan visi yang jelas, yaitu kemerdekaan Indonesia. Pergerakan diplomasi organisasi-organisasi ini berperan penting pada kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, generasi yang nantinya membawa arah gerak Indonesia ke masa depan harus lebih sadar akan pentingnya edukasi.

5] Sumber Hukum

Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 menandakan kelahiran sumber hukum di Indonesia yang di masa sekarang mengatur ketatanegaraan secara menyeluruh. Cita-cita bangsa yang tercantum pada proklamasi kemerdekaan menjadi arah gerak bangsa yang juga menjadi acuan untuk pembuatan landasan hukum Indonesia, hukum yang bebas dari kolonialisme. Sebagai warga negara yang menghargai perjuangan para pahlawan, hal ini dapat menjadi pengingat kita agar selalu menaati aturan hukum yang dirancang untuk memastikan kestabilan kehidupan berbangsa dan bernegara.

6] Kekuatan

Mengusir penjajah yang telah menduduki tanah air selama bertahun-tahun bukanlah hal yang mudah. Para pahlawan yang berhasil mengusir penjajah 76 tahun yang lalu menunjukkan bahwa kekuatan yang kita miliki tidak dapat dipandang sebelah mata. Meskipun kita masih perlu memperbaiki kekuatan dalam berbagai aspek, hal ini sepatutnya menyadarkan beberapa masyarakat Indonesia agar tidak selalu bersikap pesimis terhadap kekuatan bangsanya sendiri.

7] Martabat Bangsa

Sebelum mencapai kemerdekaannya, Indonesia masih dianggap sebagai bangsa jajahan. Sebagai bangsa yang masih dijajah, Indonesia pada kala itu dinilai rendah oleh negara lain dan tidak memiliki hak yang setara dengan negara-negara berdaulat. Maka dari itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menaikkan martabat bangsa di mata dunia. Maka dari itu, ini menjadi tugas kita untuk selalu menjaga dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.

8] Pemersatu

Perjuangan demi meraih kemerdekaan Indonesia merupakan usaha kolektif bangsa dari Sabang sampai Merauke. Seluruh lapisan masyarakat dari berbagai ras, agama, suku, dan golongan bersatu dan berjuang atas nama bangsa Indonesia. Perbedaan yang ada dijadikan kekuatan untuk meraih tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia. Dewasa ini, hal ini dapat menjadi refleksi bersama agar tak mudah terpecah belah karena kemajemukan bangsa yang dimiliki bangsa Indonesia.

9] Jembatan Emas

Kemerdekaan Indonesia merupakan jembatan atau sebagaimana yang disampaikan oleh Soekarno, proklamator kemerdekaan, merupakan jembatan emas menuju kesempurnaan masyarakat. Kemerdekaan diharapkan dapat menjadi jembatan emas menuju masyarakat yang kuat, berkompeten, berintegritas, dan berdaya saing di kancah internasional.

10] Revolusi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi penanda dimulainya sebuah revolusi baru. Revolusi yang dimaksud adalah perubahan secara fundamental dan dilaksanakan dengan cepat. Pemindahan kekuasaan dan struktur negara yang semula masih berada dalam bayang-bayang kolonialisme ke negara yang mandiri dan berdaulat. Hal ini dipertegas dengan dibuatnya beberapa lembaga pelengkap kebutuhan negara setelah menjadi negara merdeka.

11] Merdeka secara de facto

Untuk menjadi negara yang merdeka secara de facto berarti negara tersebut diakui kemerdekaannya oleh negara lain berdasarkan fakta yang ada. Proklamasi, yang telah menyatakan bahwa Indonesia akhirnya menjadi negara yang merdeka, menjadi pernyataan kemerdekaan secara de facto. Setelah proklamasi dibacakan, dunia luar pun tahu bahwa ada bangsa yang baru merdeka, yakni Indonesia. Dengan diakuinya kemerdekaan secara de facto, Indonesia dapat mulai menjalin hubungan dengan negara-negara lain.

12] Merdeka secara de jure

Setelah merdeka secara de facto, kemudian Indonesia sebagai negara yang merdeka mendapatkan pengakuan dan dapat menyatakan kemerdekaannya secara de jure, yakni diakui merdeka secara hukum oleh negara-negara lain. Dengan pengakuan kemerdekaan secara de jure yang bersifat tetap, Indonesia dapat menjalin persahabatan antar negara dan membuka peluang lebih untuk pembangunan yang lebih meluas.

13] Hilangnya Ego Pribadi

Ego pribadi untuk saling merasa lebih dan saling ingin menguasai dikesampingkan saat kemerdekaan sudah menjadi keinginan dan tujuan bersama. Hal tersebut yang hanya akan memancing perpecahan memang tak sepatutnya ditinggikan demi kemerdekaan di tangan. Kini, ego pribadi misalnya haus akan kekuasaan dan mengecilkan atau melupakan tujuan bangsa harus kita binasakan. Kita perlu merefleksi pada hilangnya ego pribadi di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

14] Simbol Kemenangan

Pertempuran yang terjadi di berbagai daerah di seluruh penjuru nusantara telah mengorbankan jiwa dan raga para pendahulu bangsa. Namun, pertempuran yang telah merenggut banyak nyawa ini menemukan titik akhir. Kemerdekaan Indonesia menjadi simbol kemenangan yang menandakan bahwa segala bentuk pengorbanan para pahlawan terbayarkan dengan manis di titik akhir pertempuran.

15] Satu Rasa

Saat sebuah bangsa memiliki musuh bersama atau common enemy, secara langsung maupun tidak langsung, bangsa tersebut akan memiliki satu rasa. Begitu pula dengan Indonesia, common enemy yakni penjajah yang merampas kebebasan masyarakat membuat bangsa Indonesia memiliki satu rasa, hasrat untuk menumpas penjajahan dan sarana untuk mencapai tujuan bangsa.

16] Nasionalisme

Kecintaan para pendiri bangsa terhadap tanah air yang membumbung tinggi menjadi penyulut untuk terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Rasa senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang tertindas dirasakan oleh masyarakat Indonesia kala itu. Rasa tersebut berkembang menjadi rasa cinta terhadap ibu pertiwi. Rasa nasionalisme ini menjadi penumpas rasa takut dan pesimis yang pada akhirnya menghantarkan bangsa ini ke pintu kemerdekaan. Sebagai generasi penerus bangsa, nasionalisme harus terus tertanam di dalam dada karena untuk membangun negeri ini harus dilandaskan oleh rasa cinta terhadap

tanah air.

17] Perjuangan yang Belum Usai

Setelah merdeka, Indonesia kemudian memiliki tujuan bangsa yang secara formal ada pada Undang-Undang Dasar 1945 [UUD 1945]. Tujuan Indonesia ada pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “..melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”

Mari bersama-sama kita jadikan momentum hari kemerdekaan Indonesia ke-76 tahun ini sebagai pengingat bahwa perjuangan belum usai. Kemerdekaan Indonesia berperan sebagai kunci pembuka gerbang kebebasan masyarakat Indonesia untuk berperan. Pada akhirnya, perjuangan untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia ada di tangan kita, tangan penerus bangsa.

Merdeka, merdeka, merdeka!

Referensi

Fitri, A. [2015, August]. Kemerdekaan Yang Sesungguhnya. //www.arsip.pa-manna.go.id/wp-content/uploads/2015/08/Kemerdekaan-Yang-Sesungguhnya.pdf

Rinardi, H. [2017]. Proklamasi 17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 2[1], 143–150.

Hamidi, J. [2006]. Makna dan Kedudukan Hukum Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Risalah HUKUM Fakultas Hukum Unmul, 2[2], 68–86.

Putri, A. S. [2020, January 31]. Kedaulatan di Indonesia. Kompas. //www.kompas.com/skola/read/2020/01/31/100000869/kedaulatan-di-

indonesia?page=all

Anugerah, B. [2016, June 23]. Nasionalisme Dulu dan Kini. Media Indonesia. //mediaindonesia.com/opini/52521/nasionalisme-indonesia-dulu-dan-kini Mengenal Makna Proklamasi Kemerdekaan Bagi Bangsa Indonesia. [2020, October 23].

Yahoo! Berita. //id.berita.yahoo.com/mengenal-makna-proklamasi-kemerdekaan-bagi-074524413.html

Putra, A. P. [2020, April 16]. Sejarah Pergerakan Nasional. Pahamify. //pahamify.com/blog/sejarah-pergerakan-nasional/

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề