Proses naiknya air pada seluruh permukaan bumi disebut

Proses naiknya air pada seluruh permukaan bumi disebut
ilustrasi air. ©nationalgeographic.com

SUMUT | 28 Agustus 2020 14:45 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Air bumi selalu bergerak, dan siklus air alami, juga dikenal sebagai siklus hidrologi, menggambarkan pergerakan air yang terus menerus di atas, di permukaan dan di bawah permukaan bumi. Air selalu berubah wujud antara cair, uap, dan es dan proses ini terjadi dalam sekejap mata dan selama jutaan tahun.

Dari mana semua air di bumi berasal? Bumi purba adalah bola pijar yang terbuat dari magma, tetapi semua magma mengandung air. Air yang dibebaskan oleh magma mulai mendinginkan atmosfer bumi, hingga bisa bertahan di permukaan sebagai cairan. Aktivitas vulkanik terus berlanjut dan tetap memasukkan air ke atmosfer, sehingga meningkatkan volume permukaan dan air tanah di Bumi.

Siklus air tidak memiliki titik awal. Tapi, kita akan mulai di lautan, karena di sanalah sebagian besar air bumi ada. Matahari, yang menggerakkan siklus air, memanaskan air di lautan. Beberapa di antaranya menguap sebagai uap ke udara.

Es dan salju dapat menyublim langsung menjadi uap air. Arus udara yang naik membawa uap ke atmosfer, bersama dengan air dari evapotranspirasi, yaitu air yang keluar dari tumbuhan dan diuapkan dari tanah. Uap naik ke udara di mana suhu yang lebih dingin menyebabkannya mengembun menjadi awan.

Berikut selengkapnya siklus air beserta tahapan dan urutannya melansir dari APEC Water:

2 dari 4 halaman

Siklus air dimulai dengan penguapan. Ini adalah proses di mana air di permukaan berubah menjadi uap air. Air menyerap energi panas dari matahari dan berubah menjadi uap. Badan air seperti samudra, laut, danau, dan badan sungai merupakan sumber utama penguapan. Melalui penguapan, air berpindah dari hidrosfer ke atmosfer. Saat air menguap, suhu badan berkurang.

Langkah 2: Kondensasi

Saat air menguap menjadi uap air, ia naik ke atmosfer. Di dataran tinggi, uap air berubah menjadi partikel es atau tetesan air yang sangat kecil karena suhu di dataran tinggi rendah. Proses ini disebut kondensasi. Partikel-partikel ini saling berdekatan dan membentuk awan dan kabut di langit.

Langkah 3: Sublimasi

Selain penguapan, sublimasi juga berkontribusi pada uap air di udara. Sublimasi adalah proses di mana es langsung diubah menjadi uap air tanpa diubah menjadi air cair.

Fenomena ini bertambah cepat saat suhu rendah atau tekanan tinggi. Sumber utama air dari sublimasi adalah lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan serta lapisan es di pegunungan. Sublimasi adalah proses yang agak lebih lambat daripada penguapan.

3 dari 4 halaman

Awan (uap air yang terkondensasi) kemudian turun sebagai presipitasi karena angin atau perubahan suhu. Ini terjadi karena tetesan air bergabung menjadi tetesan yang lebih besar. Juga ketika udara tidak dapat menahan air lagi, itu mengendap.

Di dataran tinggi suhunya rendah dan karenanya tetesan kehilangan energi panasnya. Tetesan air ini jatuh sebagai hujan. Jika suhu sangat rendah (di bawah 0 derajat), tetesan air jatuh seperti salju. Air juga mengendap dalam bentuk gerimis, hujan es dan salju. Karenanya air memasuki litosfer.

Langkah 5: Transpirasi

Saat air mengendap, sebagian diserap oleh tanah. Air ini masuk ke dalam proses transpirasi. Transpirasi adalah proses yang mirip dengan penguapan di mana air cair diubah menjadi uap air oleh tanaman. 

Akar tanaman menyerap air dan mendorongnya ke arah daun yang akan digunakan untuk fotosintesis. Air ekstra dikeluarkan dari daun melalui stomata (lubang yang sangat kecil pada daun) sebagai uap air. Jadi air masuk ke biosfer dan keluar ke fase gas.

Langkah 6: Limpasan

Saat air mengalir (dalam bentuk apa pun), itu mengarah ke limpasan. Limpasan adalah proses dimana air mengalir di atas permukaan bumi. Ketika salju mencair menjadi air, itu juga menyebabkan limpasan. 

Saat air mengalir di atas tanah, ia menggeser lapisan tanah teratas bersamanya dan memindahkan mineral bersama dengan aliran air. Limpasan ini bergabung untuk membentuk saluran dan kemudian sungai dan berakhir menjadi danau, laut, dan samudra. Di sini air memasuki hidrosfer.

Langkah 7: Infiltrasi

Sebagian air yang mengendap tidak mengalir ke sungai dan diserap oleh tanaman atau menguap. Itu bergerak jauh ke dalam tanah. Ini disebut infiltrasi. 

Air merembes ke bawah dan meningkatkan permukaan air tanah. Ini disebut air murni dan dapat diminum. Infiltrasi diukur sebagai inci air yang direndam oleh tanah per jam.

4 dari 4 halaman

Air memengaruhi intensitas variabilitas dan perubahan iklim. Ini adalah bagian penting dari peristiwa ekstrem seperti kekeringan dan banjir. Kelimpahan dan pengiriman tepat waktu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan ekosistem.

Manusia menggunakan air untuk minum, aplikasi industri, pengairan pertanian, tenaga air, pembuangan limbah dan rekreasi. Penting bahwa sumber air dilindungi baik untuk keperluan manusia maupun kesehatan ekosistem. Di banyak daerah, persediaan air habis karena pertumbuhan penduduk, polusi dan pembangunan. Tekanan ini diperparah oleh variasi iklim dan perubahan yang memengaruhi siklus hidrologi.

Air dan perubahan iklim

Perubahan iklim memengaruhi di mana, kapan, dan berapa banyak air tersedia. Peristiwa cuaca ekstrem seperti kekeringan dan curah hujan tinggi, yang diperkirakan meningkat seiring perubahan iklim, dapat memengaruhi sumber daya air. 

Kurangnya pasokan air yang memadai, banjir, atau kualitas air yang menurun berdampak pada peradaban, sekarang dan sepanjang sejarah. Tantangan-tantangan ini dapat memengaruhi ekonomi, produksi dan penggunaan energi, kesehatan manusia, transportasi, pertanian, keamanan nasional, ekosistem alam dan rekreasi.

(mdk/amd)

tirto.id - Siklus air adalah rangkaian atau tahapan yang dilalui oleh air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi.

Konsep mengenai daur air erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Menurut buku Mengenal Alam Sekitar daur air adalah perputaran air yang terjadi di alam.

Proses singkat daur air, yaitu ketika air laut (evaporasi) atau tumbuhan (transpirasi) terkena panas matahari, akan terjadi penguapan. Proses itu kemudian membentuk awan.

Setelah itu, awan ditiup oleh angin hingga berkumpul di atmosfer. Semakin naik ke atas, suhu awan semakin dingin. Awan yang suhunya dingin ini berkondensasi menjadi titik-titik air.

Kondensasi adalah perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada saat suhu udara di bawah titik embun.

Proses naiknya air pada seluruh permukaan bumi disebut

Selanjutnya, akibat serangkaian proses tadi, air hujan turun ke bumi (presipitasi) dan meresap ke dalam tanah (infiltrasi). Rangkaian proses itu terjadi secara berulang dan menjadi siklus teratur.

Gambar Siklus Air

Siklus hidrologi atau siklus air adalah rangkaian atau tahapan yang dilalui oleh air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi. Siklus air tidak pernah berhenti dari atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Artinya, air yang ada di bumi menguap, jadi awan, terus turun lagi sebagai hujan atau embun. Hal itulah yang menyebabkan volume air di bumi itu relatif sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi terus menerus, mengikuti tahapan dalam siklusnya.

Proses naiknya air pada seluruh permukaan bumi disebut

Tahapan dan Urutan Siklus Air

Jika diperinci tahapan proses siklus air bisa dibagi dalam empat bagian. Keempatnya ialah sebagai berikut:

  1. Evaporasi: proses di mana air yang ada di laut, rawa, sungai dan lainnya menguap karena adanya pemanasan dari sinar matahari. Dalam hal ini, air diubah menjadi uap air atau gas, sehingga bisa naik ke atmosfer.
  2. Transpirasi: proses ini serupa dengan evaporasi, hanya saja proses penguapan ini terjadi pada jaringan makhluk hidup, seperti tumbuh-tumbuhan.
  3. Kondensasi: proses di mana berubahnya uap air di atmosfer menjadi partikel es yang sangat kecil di suhu yang rendah. Partikel es tersebut saling mendekat satu sama lain, sehingga akan menggumpal sebagai awan.
  4. Presipitasi: ketika terlalu banyak air yang terkondensasi maka tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara sehingga jatuh sebagai hujan, salju atau hujan es.
  5. Infiltrasi: singakatnya adalah proses meresapnya air ke dalam tanah. Infiltrasi jadi salah satu faktor dalam siklus hidrologi yang memainkan peranan penting dalam mendistribusikan air hujan sehingga sangat berpengaruh terhadap limpasan permukaan, banjir, erosi, ketersediaan air untuk tanaman, air bawah tanah dan ketersediaan air untuk irigasi di musim kemarau. Infiltrasi secara umum dipengaruhi oleh berbagai sifat tanah dan vegetasi.

Beberapa faktor yang berpengaruh pada kelangsungan daur air adalah cahaya matahari, suhu udara, arah angin, dan kelembapan udara.

Proses naiknya air pada seluruh permukaan bumi disebut

Lalu, mengapa intensitas hujan di setiap wilayah di dunia berbeda-beda?

Pada daerah gurun pasir hujan sangat jarang terjadi, sehingga jumlah air sedikit. Hal ini terjadi karena resapan yang diterima pada daerah tersebut sedikit dan iklim cenderung panas. Adapun di daerah hujan tropis, hujan dapat berlangsung sepanjang tahun, maka banyak air yang diserap.

Daur air merupakan proses yang terus-menerus terjadi setelah ada lautan di bumi. Jika manusia senantiasa menjaga keseimbangan alam maka air tidak akan pernah habis karena kelangsungan daur air juga terkait dengan iklim.

Aktivitas yang Merusak Siklus Air

Maka itu, manusia perlu melakukan upaya-upaya untuk mengurangi perbuatan yang merugikan alam. Berikut adalah kegiatan-kegiatan manusia yang dapat berpengaruh buruk terhadap daur air.

1. Merusak alam

Manusia sering kali merasa berkuasa terhadap alam sehingga mengekploitasinya dengan semena-mena. Misalnya, penebangan hutan berlangsung terus-menerus dan berdampak buruk terhadap kelangsungan daur air karena area resapan air yang berkurang. Selain itu, pencemaran air. Air sungai atau laut yang tercemar akan berdampak buruk bagi siklus air.

Pencemaran udara juga dapat berdampak pada daur air. Air hujan yang turun ke bumi dan meresap ke tanah dan mengandung asam, dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Efek hujan asam dipengaruhi oleh gas-gas di atmosfer. Gas-gas lain yang menjadi polutan juga dapat menghambat proses evaporasi atau penguapan pada daur air.

2. Pembangunan yang berlebihan

Banyaknya bangunan dan jalan beraspal menyebabkan berkurangnya area resapan air yang dapat mengganggu kelangsungan daur air. Maka itu, perlu ada usaha-usaha untuk menyeimbangkan daur air. Contohnya pembuatan bak-bak resapan air, waduk, bendungan, saluran air, dan wilayah resapan air yang ditumbuhi pepohonan.

3. Boros air

Kebiasaan menghemat air adalah sikap yang bijaksana untuk menjaga keseimbangan alam dari hal kecil. Beberapa cara menghemat air antara lain, menutup kran dengan rapat setelah selesai menggunakan; mandi dan mencuci pakaian dengan air secukupya; juga menampung air hujan untuk mencuci baju, menyiram tanaman, dan lainnya. Maka dari itu, penting untuk diingat bahwa kita harus menggunakan air seperlunya.

Baca juga:

  • Jogja Hujan Es Hari Ini, Kenapa Terjadi & Tandanya Menurut BMKG?
  • Proses Terjadinya Hujan, Manfaat Air Hujan, dan Penyerapan ke Tanah
  • Apa itu Fenomena Hujan Es, Jenis dan Proses Terjadinya?

Baca juga artikel terkait SIKLUS AIR atau tulisan menarik lainnya Nika Halida Hashina
(tirto.id - nka/add)


Penulis: Nika Halida Hashina
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Nika Halida Hashina

Subscribe for updates Unsubscribe from updates