Rasulullah shallallahu alaihi Wasallam mengajarkan untuk hidup sederhana hidup sederhana artinya

Oleh Aminuddin
Pemerhati Keislaman

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS Al Isra’: 29)

DALAM Islam kesederhanaan itu disebut dengan istilah Washathiyah. Menurut Al- Quran, hidup sederhana adalah di antara tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit.

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Artinya: “Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurk (hartanya), maka ia tidak tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik.” (QS Al-Furqan 67)

Dilansir dari Brainly. co. Id, berikut bebera pa contoh hidup sederhana yang terinspi rasi dari kesederhanaan Rasulullah SAW.

– Tidak pernah berlebihan ketika berpakaian

– Tidak bermewah-mewah dalam mendekorasi rumah

– Makan dan minum seadanya

– Berbelanja hanya sesuai kebutuhan

– Menggunakan barang hanya sesuai dengan fungsinya saja

– Tidak mudah terpengaruh oleh tren dan hal-hal viral

– Hemat dalam pengeluaran pribadi dan boros ketika beramal

– Hanya mengganti barang memang ketika barang tersebut sudah rusak

– Menggunakan kendaraan umum saat bepergian.

Sedangkan manfaat hidup sederhana itu ada 3:

1. Terhindar dari Sifat Sombong

Manfaat hidup sederhana yang pertama adalah melindungi umat Islam dari sifat sombong. Hal ini karena orang-orang yang hidup sederhana biasanya akan lebih rendah hati.

Sombong adalah sifat yang se baiknya dijauhi karena sangat tidak disukai oleh Allah SWT.

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS An- Nahl : 23)

Dalam ayat suci lainnya, Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman : 18)

Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong).” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadist lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”

Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?”

Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR Muslim

2. Menjadi Umat Islam yang Selalu Bersyukur

Manfaat hidup sederhana yang selanjutnya, yakni menjadikan anda dan keluarga sebagai manusia yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
Di rumah pasti akan selalu merasa cukup atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT.

Selain itu, hidup yang penuh dengan kesederhanaan juga akan membuat anda dan keluarga selalu menggunakan segala sesuatu dengan bijak, seperlunya, dan tidak berlebihan.

Baca Juga  Memohon Maaf Itu Lebih Mulia

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS Al-Baqarah : 152)

Masih dalam surat yang sama, yakni Al-Baqarah ayat 172, Allah SWT juga berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”

Umat Islam yang selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT ini pun akan mendapatkan balasan.

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 145)

3. Terhindar dari Perilaku Boros

Manfaat hidup sederhana lainnya ialah menghindarkan anda dan keluarga dari perilaku boros. Hal ini karena hidup sederhana dapat menciptakan rasa syukur dalam diri sehingga tidak akan berlebihan atau bermewah-mewahan dalam gaya hidup.

Allah SWT lebih menyukai hamba-Nya yang memanfaatkan hartanya secara secukupnya (sederhana). Sebagaimana firman-Nya berikut ini :

“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.” (QS Al-Furqon : 67)

Sebaliknya, seseorang yang senantiasa hidup berlebihan biasanya cenderung memiliki barang-barang mubah (tidak terpakai) yang bisa saja mengarah ke perilaku boros. Perilaku ini sangat tidak terpuji karena termasuk dalam sifat menyia-nyiakan nikmat Allah SWT.

Allah SWT pun tidak suka dengan umat Islam yang berperilaku boros.

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al-Isra’ : 27)

Teladan Hidup

Rasulullah SAW adalah teladan dalam hidup yang sederhana. Di beberapa riwayat, para sahabat banyak menuturkan betapa seder hananya hidup utusan Allah itu.

Salah satunya yang dituturkan oleh Sa’id bin Sa’id Al-Maqburi kepada Abu Hurairah.

Suatu saat, Sa’id melewati orang-orang yang sedang memanggang kambing. Mereka mengajak Sa’id makan bersama. Namun ia menolak karena teringat Rasulullah SAW.

Kepada orang-orang itu, Sa’id berkata, “Rasulullah SAW hingga meninggal dunia belum pernah kenyang (karena) makan roti gandum”.

Aisyah ra juga bertutur bahwa alas tidur Rasulullah terbuat dari kulit yang berisi sabut.

Umar bin Khattab juga pernah menangis karena hidup Rasulullah yang begitu sederhana, sementara raja-raja Romawi dan Persia bergelimang harta.

Kepada sahabatnya itu, Rasulullah bertanya, “Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita, dan dunia menjadi bagian mereka?”

Dari kisah tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bahwa yang utama adalah kebahagiaan di akhirat.

Orang yang beriman kelak akan mendapat kenikmatan di akhirat, sehingga tidak perlu resah jika di dunia hidup sederhana.

Baca Juga  Saling Menasihati di Jalan Kebaikan

Rasulullah SAW juga tidak meninggalkan banyak harta warisan untuk anak-anaknya. Warisan dari beliau adalah Al- Quran dan As-Sunnah.

Sedini Mungkin

Mengakhiri tulisan ini marilah kita sama-sama mendidik anak agar hidup sederhana harus dilakukan sedini mungkin. Berikut ini adalah strategi yang bisa kita lakukan:

1. Belajar Menabung
Salah satu implementasi hidup sederhana adalah melatih anak untuk menabung sejak dini. Tidak harus menabung di bank kalau tidak memungkinkan. Cukup gunakan celengan buatan atau celengan yang menarik minat anak untuk menabung.

Ini salah satu cara untuk mengajarkan anak berhemat. Hemat bukan berarti mendidik anak untuk bersikap pelit terhadap dirinya sendiri maupun pada orang lain.

Berhemat lebih bermakna menggunakan sesuatu secara bijaksana sesuai kebutuhan. Tidak menggunakan secara berlebihan sehingga mendatangkan hal yang mubazir.

2. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan

Mendidik anak untuk bersikap sederhana dimulai dari kemampuan membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Mana yang dirasakan sebagai kebutuhan dan mana pula yang hanya bersifat keinginan saja.

Kehidupan sederhana memang tidak banyak dipenuhi oleh benda-benda apalagi yang bersifat keinginan saja. Begitu pula dengan mendidik anak agar menjadi seorang yang sederhana.

Diawali dengan lemari yang tidak dipenuhi oleh barang-barang yang tidak dibutuhkan. Tidak diajarkan untuk mengoleksi barang barang mewah yang tidak substantif.

3. Belajar Tanggung Jawab

Mari kita dampingi ananda untuk belajar tanggung jawab atas apa yang ia miliki. Hal ini berlaku untuk barang-barang miliknya atau perbuatan yang telah ia lakukan. Dengan begitu anak akan berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

Contohnya adalah tanggung jawab terhadap mainan-mainan yang masih berserakan, merapikan tempat tidur setelah bangun dan lain sebagainya.

Kemandirian anak yang dibentuk sejak dini akan memberikan dampak positif bagi kehidupannya kelak. Anak tidak selalu bergantung kepada orang lain, tentu saja hal itu membuat apa yang dilakukannya menjadi lebih berkesan dan membekas pada dirinya.

Membentuk kemandirian anak juga berdampak kepada jiwa kepemimpinannya. Karena anak yang terbiasa memimpin dirinya sendiri, maka jiwa kepemimpinan dalam dirinya akan berkembang dengan baik.

4. Bersyukur

Hidup sederhana tidak bisa dilepaskan dari rasa syukur. Ajari anak untuk selalu bersyukur atas apa yang ia miliki. Ajak anak untuk terlibat dalam pergaulan sosial yang menumbuhkan rasa empatinya.

Dengan tumbuhnya rasa empati ajarkan anak untuk lebih baik memberi daripada meminta. Ajari anak untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang kita terima.

Contoh sederhana, saya selalu menganjurkan anak anak untuk tidak menyisakan sebutir nasipun dalam piringnya ketika mereka makan.

Tumbuhkan sikap empatik dengan mengatakan bahwa masih banyak orang lain yang jauh tidak beruntung ketimbang kita.

Wallahu a’lam bishshawab.

____________

Sumber Literasi

– 99.co – Orami.co.id – Gramedia. com – Umroh. Com

– Pesantren. Id