NADA
Nada adalah suara yang teratur, yang digunakan untuk menyanyi. Yang diatur dari sebuah nada yaitu :
- Panjang dan pendeknya suara
- Tinggi dan rendahnya frekuensi suara
- Keras dan lembutnya suara
- Warna suara atau timbre
Pembagian nada secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Daftar nada untuk setiap oktafnya adalah :
Baskant
- Oktaf Sub Kontra : C2 – D2 – E2 – F2 – G2 – A2 – B2 – C1
- Oktaf Kontra : C1 – D1 – E1 – F1 – G1 – A1 – B1 – C
- Oktaf Besar : C – D – E – F – G – A – B – c
- Oktaf Kecil : c – d – e – f – g – a – b – c’
Diskant
- Oktaf bergaris satu : c’ – d’ – e’ – f’ – g’ – a’ – b’ – c’’
- Oktaf bergaris dua : c’’ – d’’ – e’’ – f’’ – g’’ – a’’ – b’’ – c’’’
- Oktaf bergaris tiga : c’’’ – d’’’ – e’’’ – f’’’ – g’’’ – a’’’ – b’’’ – c’’’’
- Oktaf bergaris empat : c’’’’ – d’’’’ – e’’’’ – f’’’’ – g’’’’ – a’’’’ – b’’’’ – c’’’’’
Tidak semua alat musik maupun vokal bisa menjangkau semua wilayah nada tersebut. Sebagai contoh untuk piano hanya bisa menjangkau 7 oktaf, mulai dari Oktaf Kontra sampai dengan Oktaf bergaris empat. Vokal manusia umumnya baru bisa menjangkau 1 oktaf. Gitar akustik hanya bisa menjangkau 3 oktaf.
Vokal
Vokal menurut ensiklopedi musik dapat diartikan sebagai suara manusia. Dalam ilmu bahasa, huruf hidup disebut huruf vokal, hal tersebut karena huruf hidup merupakan unsur utama dalam menghidupkan bunyi bahasa itu sendiri. Dapat dipastikan bahwa rangkaian huruf yang tanpa disertai huruf hidup, tidak akan melahirkan bunyi yang berarti bagi telinga. Oleh karena itu kemudian vokal digunakan dalam menyebut huruf hidup, sekaligus sebutan bagi suara manusia. Tetapi, untuk huruf mati dalam menyanyi tetap memiliki makna dan diperhatikan secara khusus dalam bahasan artikulasi huruf hidup ataupun artikulasi huruf mati.
Musik vokal, artinya karya musik yang dilantunkan dengan vokal. Musik vokal lazim disebut seni menyanyi. Sebenarnya, seni vokal dapat berlaku bagi yang mendalami seluk beluk vokal seperti presenter, drama dan MC [master of ceremony ]. Perbedaan seni vokal dalam menyanyi dengan seni vokal drama sangat jelas, yang satu musikal, yang satu lagi tidak musikal. Bagi yang memiliki keinginan menjadi penyanyi amatir, apalagi profesional, tidak cukup hanya bermodalkan warna suara yang bagus, tetapi perlu memiliki wawasan praktis tentang musik, dan pengetahuan tentang teori musik.
Jenis pembagian suara untuk vokal manusia adalah :
1. Suara Pria a. Tenor [tinggi] : c – a’ b. Bariton [sedang] : A – f’ c. Bas [rendah] : F – d’ 2. Suara Wanita a. Sopran [tinggi] : c’ – a’’ b. Meso Sopran [sedang] : a – f’’ c. Alto [rendah] : f – d’’ 3. Anak-anak a. Tinggi : c’ – f’’
b.Rendah : a – d’’Yang diperlukan untuk dapat bernyanyi dengan baik antara lain :
Adalah cara yang dilakukan untuk dapat menghasilkan suara yang baik untuk menyanyi. Yang termasuk teknik vokal diantaranya :
Intonasi atau menyanyikan nada dengan tepat merupakan dam-
baan setiap orang yang berprofesi sebagai penyanyi. Untuk itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam intonasi yaitu: relaks, tidak
tegang dalam menyanyi, tidak takut dalam menca-pai nada tinggi,
percaya diri; Konsentrasi, tidak ragu-ragu dalam mengambil nada
sehingga tinggi nada tidak turun; Latihan nafas dengan diafragma agar
mendapatkan nafas yang panjang; Pita suara dilaraskan kembali,
terutama pada setiap ulangan nada dan nada yang ditahan, hal ini untuk
menjaga agar suara tidak cepat lelah; Peka terhadap suara lain terutama
iringan; Latihan interval untuk membidik lompatan-lompatan nada dengan
tepat; Latihan nada-nada peralihan register suara, untuk menyanyikan
lagu yang berpindah kunci; Latihan nada-nada pada batas wilayah suara,
baik itu untuk suara tinggi maupun rendah; Pengucapan huruf-huruf hidup
dengan jelas agar tinggi nada tidak berubah; Tidak terpengaruh dengan
tangganada lain, apalagi dari daerah yang sudah terbiasa dinyanyikan
sehari-hari.
Penyebab intonasi yang kurang tepat adalah diakibatkan karena:
kurang latihan, sehingga kurang menguasai lagu yang dinyanyikan;
merasa takut jika tidak dapat mencapai nada tinggi; cara pernafasan
kurang sempurna; tempat pengambilan nafas tidak jelas; kurang peka
pada iringan; kesulitan membidik lompatan nada dengan tepat
Bentuk atau sikap mulut sewaktu menyanyi sangat mempengaruhi
pembentukan nada yang dihasilkan. Kesalahan umum yang terjadi pada
awal pelajaran menyanyi adalah bahwa mereka tidak bisa membuka
mulutnya, sehingga suara yang dihasilkan kurang jelas. Banyak yang
dihinggapi rasa rendah diri, malu jika ditertawakan apabila membuka
mulutnya terlalu lebar. Padahal dalam menyanyi tidak usah terlalu memi-
kirkan bagaimana bentuk wajah atau mulut, asalkan bernyanyi dengan
sewajarnya dan tidak dibuat-buat. Diksi dan artikulasi yang baik tergantung dari cara membuka mulut masing-masing penyanyi. Kadang-kadang sebelum belajar menyanyi terlebih dahulu harus belajar berbicara.
Arti Resonansi
Apa yang disebut dengan resonansi adalah fenomena yang ada
sangkut pautnya dengan banyaknya rongga dalam tubuh manusia. Seti-
ap orang yang menyanyi, resonansi akan timbul dari suara yang dihasil-
kan. Oleh sebab itu resonansi membantu memperbesar luas suara dan
memperkuat daya tahan suara. Ruang resonansi utama terdapat di dalam
kepala, dengan banyak bilik udara yang besar atau kecil, dan berpe-
ngaruh terhadap pembentukan suara. Getaran-getaran pita suara menja-
lar ke dalam bilik-bilik yang meresonansi suara.
Ruang Resonansi
Ruang resonansi terdiri dari semua rongga dalam tubuh manusia
terutama rongga di atas pita suara. Ruang resonansi dapat dibagi
menjadi 2 macam yaitu: [1] rongga resonansi yang bentuknya tak dapat
diubah; dan [2] rongga resonansi yang bentuknya dapat diubah. Fungsi
dari semua rongga terutama rongga yang dapat berubah adalah menim-
bulkan perbedaan warna suara dan huruf hidup. Semakin banyak udara
terdapat dalam rongga resonansi, maka semakin bulat suara yang
ditimbulkan, karena udara turut bergetar.
Phrasering adalah pemenggalan kalimat musik menjadi bagian-bagian yang lebih pendek, tetapi tetap mempunyai kesatuan arti. Tujuan
phrasering adalah agar dapat memenggal kalimat musik lebih tepat
sesuai dengan isi kalimat. Dengan demikian usaha untuk mengung-
kapkan suatu lagu dapat lebih mendekati kebenaran yang terkandung
didalamnya sesuai dengan pesan lagu tersebut. Phrasering ada dua
macam, yaitu:
Phrasering Kalimat Bahasa
Setelah mengucapkan masing-masing huruf dan bagaimana suku katanya yang harus disambung, pusat perhatian berikutnya adalah pada kesatuan kata-kata. Bernyanyi berarti membawakan suatu lagu, yaitu: dengan menghayati isi dari kata-kata, sebagai ide atau pesan. Kemudian setiap nyanyian terdiri dari: satu atau beberapa kalimat bahasa, dan satu
atau beberapa kalimat musik. Kedua-duanya meru-pakan suatu kesatuan. Untuk mengupas suatu nyanyian, harus membaca kalimat-kalimat bahasa tanpa disertai lagu,. dan menyanyikan kalimat-kalimat lagu tanpa teks.
Phrasering Kalimat Musik
Kalimat musik terdiri dari rangkaian nada dalam bentuk motif atau tema lagu. Tema lagu mengungkapkan suatu ide musik.
1 Kelompok nada [motif]
Motif adalah penggalan dari kalimat musik dalam dua birama, empat
birama atau paling banyak delapan birama. Sering dijumpai penggalan
kalimat musik yang muncul berulang-ulang dengan gerakan yang sama.
2 Puncak dari lagu/kalimat
Seringkali puncak dari lagu terdapat pada nada yang tertinggi dalam
sebuah kalimat atau lagu. puncak ini disiapkan misalnya dengan lagu
yang naik [arsis], dan dikembalikan misalnya dengan lagu yang turun
[tesis].
3 Tekanan nada
Dalam musik tekanan nada ditentukan oleh irama. Nada yang terdapat
pada hitungan pertama dari masing-masing birama mendapat tekanan.
4 Kalimat yang dinyanyikan
Kalimat yang dinyanyikan dalam lagu ada dua bentuk, yaitu: nyanyian
resitatif; nyanyian melismatis.
Nyanyian resitatif adalah: kata-kata lebih penting daripada lagu.
lagu mengabdi total kepada teksnya. Untuk perlu menerapkan aturan-
aturan dari kalimat bahasa.
Nyanyian melismatis adalah: satu huruf hidup dipakai untuk serangkaian
nada. Teks memberi ruangan penuh kepada lagu, untuk itu dipakai
aturan-aturan dari kalimat musik.
Organ-organ penting yang menyalurkan udara ke suara adalah paru-
paru. Akan tetapi tidak banyak orang yang menggunakan paru-parunya
dengan efisien. Dipandang dari segi kepentingan penyaluran dan peme-
liharaan udara bagi tubuh manusia, belajar menyanyi itu patut diper-
hatikan dan dipraktikkan. Sebelum dapat menyanyi dengan baik, harus
lebih dahulu belajar menggunakan udara di bawah tenggorokan. Untuk itu
dalam beberapa waktu yang lama harus melakukan latihan-latihan
bernafas secara khusus. Sebagai langkah awal, seseorang yang akan
menyanyi dapat berdiri dengan tegak didepan sebuah cermin, dimana ia
dapat melihat seluruh tubuhnya sendiri. Setelah itu me-ngeluarkan nafas
sebanyak-banyaknya, kemudian menarik nafas dalam-dalam melalui
hidung sehingga terasa betul-betul penuh. Setelah itu nafas ditahan sela-
ma beberapa detik, secara pelan-pelan semua udara dikeluarkan melalui
mulut dengan meniupkan keluar. Dibawah ini akan dijelaskan tentang
beberapa cara pernafasan yang perlu diketahui dalam menyanyi.
Jenis Pernafasan
Dalam bernyanyi, pernafasan tidak hanya memegang peranan dalam
menciptakan suara, tetapi juga suara yang dikehendaki dari suatu nya-
nyian. Pernafasan yang teratur akan menciptakan irama yang teratur
pula, karena bernafas merupakan irama yang sangat alamiah dalam
kehidupan manusia. Jenis pernafasan yang digunakan dalam bernyanyi
adalah:
Pernafasan diafragma; yaitu pernafasan yang dilakukan dengan
cara mengambil nafas kemudian dimasukkan kedalam paru-paru
sehingga terisi penuh tanpa terjepit. Ruangan akan leluasa de-
ngan menegangnya sekat rongga badan atau diafragma yang
bergerak kebawah.
Pernafasan dada; yaitu pernafasan yang dilakukan dengan cara
mengambil nafas sepenuhnya kemudian dimasukkan kedalam
paru-paru sehingga rongga dada membusung ke depan. Kele-
mahan pernafasan ini adalah paru-paru cepat lelah dalam mena-
han udara, maka yang dihasilkan tidak stabil karena udara yang
dikeluarkan kurang dapat diatur.
Pernafasan bahu; yaitu pernafasan yang dilakukan dengan cara
mengambil nafas dengan mengembangkan bagian atas paru-
paru, sehingga mendesak bahu menjadi terangkat keatas. Kele-
mahan pernafasan ini adalah tidak dapat tahan lama dan sikap
tubuh kurang enak untuk dilihat.
Dari ketiga jenis pernafasan diatas, pernafasan diafragmalah yang
paling baik digunakan pada waktu bernyanyi. Tetapi tidak semua orang
dapat melakukannya dengan mudah, harus melalui tahap-tahap latihan
yang teratur. Biasanya, yang sering dilakukan dalam bernyanyi adalah
diafragma tidak bergerak, paru-paru tidak diisi sepenuhnya dan nafasnya pendek-pendek. Oleh karena itu diafragma dan semua pergerakan otot-otot perut dan sisi badan harus dilatih untuk mengadakan ketegangan serta pengenduran yang sengaja dan disadari. Harus diperhatikan juga bahwa dasar untuk bernafas dengan baik adalah keseimbangan antara sikap bertegang dan sikap kendur. Untuk itu badan bersikap relaks, agar dapat menghirup udara dengan baik, seperti proses pernafasan diafragma di bawah ini:
Cara menghirup udara cara mengeluarkan udara
Gambar 1: cara bernafas diafragma
Untuk dapat tampil menyanyi dengan baik, diperlukan sikap tubuh
yang rileks namun penuh tenaga. Tubuh yang rileks adalah sikap yang
baik dan benar. Secara fisik, sikap bernyanyi adalah seluruh bagian tubuh
harus selalu dalam keadaan tidak kaku. Menggerakkan kaki, tangan,
kepala dan badan seperlunya. Secara psikispun, dalam menyanyi perlu
jiwa yang lentur atau tidak tegang. Pikiran harus positif dan jiwa perlu
dilarutkan pada gerak musik. Apabila fisik dan jiwa sudah lentur, harus
disiapkan mental yang akan mendukung vokal yang enak. Cara menum-
buhkan sikap mental yang relax dan powerpul, selain memper-hatikan
faktor di atas juga meningkatkan jam terbang seefektif mungkin.
Sikap tubuh waktu menyanyi merupakan hal yang penting. Untuk
menjaga agar tidak menimbulkan ketegangan, maka berlatih untuk tidak
selalu mengangkat bahu dan tidak menggerakkan dada keatas harus
dikuasai oleh seorang penyanyi. Biasanya, ketegangan-ketegangan yang
terjadi diakibatkan oleh keadaan jasmaniah maupun rohaniah [psikis].
Keadaan jasmaniah yang sakit atau lelah mempengaruhi pernafasan.
Nafas menjadi pendek dan gelisah. Keadaan rohaniah yang dapat me-
nimbulkan ketegangan yaitu ketakutan, cemas, demam panggung dan
sebagainya.
Dalam ketegangan yang tidak wajar, semua nyanyian yang sudah
dilatih dengan baik dapat hilang seketika atau gagal. Untuk itu sikap
menyanyi yang baik adalah dengan sikap bebas dari semua ketegangan,
konsentrasi untuk menyanyi dan harus pandai menguasai diri. Sikap
tubuh yang lain adalah tidak kaku, tidak membungkuk tetapi jangan
terlalu menengadah keatas. Posisi kaki kanan agak maju, supaya berat
badan dapat berpindah-pindah dengan relaks.
Seorang penyanyi harus dapat membawakan lagu dengan baik
dari suatu ciptaan sesuai dengan jiwa lagu tersebut, misalnya sedih,
gembira, semangat dan sebagainya. Sebuah lagu yang gembira harus
pula disertai dengan mimik atau gerakan yang gembira pula. Bernyanyi
dengan ‘perasaan’ berarti bernyanyi dengan ‘hati’. Sebelum
menyanyikan lagu, alangkah baiknya jika sudah menghayati apa yang
akan dinyanyikan. Karena selama bernyanyi harus menghayati isi
nyanyian dengan pera-saan/hati. Banyak penyanyi memusatkan
perhatian pada dirinya sendiri, bukan pada nyanyian yang sedang
dibawakan. Tidak ada nyanyian ekspresif yang dilakukan sambil
mengingat-ingat lagu yang dibawakan, apalagi bila sambil membaca
syairnya. Oleh sebab itu sebe-lum tampil, hafalkan lirik lagu yang akan
dibawakan. Setelah hafal lirik lagunya, pahami betul apa makna pesan
yang ada pada lagu tersebut, kemudian pahami makna dan pesannya,
pastikan apakah jiwa dasar lagu itu sedih, marah, semangat, gembira
dansebagainya. Setelah berhasil menjiwai syair lagu, nyanyikan melodi
tersebut tanpa syair dengan tetap berin-tegrasi pada jiwa dasar
penafsiran tentang syair. Setelah syair lagu dikuasai, masih ada satu lagi yang harus dilalui yaitu factor musik pengi-ring yang berguna fungsinya untuk membawa pada perasaan yang lebih mendalam. Saat menyanyi dengan iringan musik, satukan perasaan lagu dengan suasana musik pengiring. Kiat sederhana dalam menjiwai irama musik pengiring, yaitu berinteraksilah, terutama dengan salah satu instrument [apabila diiringi lebih dari satu instrument], karena instrument memiliki perasaan yang lebih menonjol terhadap irama. Ekspresi adalah penguasaan syair, lagu, sambil menjiwai atau menghayati secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan beberapa teknik bernyanyi sebagai berikut:
Teknik Penjiwaan
Teknik penjiwaan adalah cara untuk menguasai teknik-teknik bernyanyi, yaitu:
Merubah dinamika atau volume suara
Teknik penjiwaan yang biasa dilakukan adalah dinamika atau perubahan
keras lembutnya suara sesuai dengan tanda-tanda atau perasaan. Tanda
dinamik terletak dalam struktur kalimat musik yang pada umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian sebelum puncak yang disertai dengan crescendo dan bagian sesudah puncak yang disertai dengan decrescendo.
Menghidupkan tempo
Memilih tempo yang tepat untuk sebuah nyanyian, penting sekali
dalam penjiwaan. Karena semua istilah seperti allegro [cepat]moderato
[sedang], lambat [andante danserusnya sangat relatif, maka penyanyi
harus mencoba tempo mana yang sesuai dengan nyanyian
Pengungkapan Nyanyian
Dalam mengungkapkan nyanyian terlebih dahulu mempelajari
penjiwaan. Mula –mula dengan memilih nyanyian yang memancing
gerak-gerik; Kemudian menyanyikan lagu-lagu yang lebih serius. Tidak
bernyanyi terlalu keras, dan jangan bernyanyi hanya dengan suara tetapi dengan wajah. Suara selalu dijiwai oleh penghayatan aka nisi dan
maksud nyanyian, dan oleh hati yang tidak pernah meninggalkan suara.
Perlu juga membaca teks tidak hanya dengan mata tetapi dengan suara
seolah-olah seperti baca puisi.
Menjiwai Ornamen vokal
Ornamen artinya hiasan atau variasi. Khusus dalam vocal yang lazim dikatagorikan sebagai ornamen, yaitu improvisasi atau hiasan yang dilakukan secara mendadak dan impromptu atau hiasan yang direncanakan. Ornamentasi pada dasarnya bertujuan membuat lagu menjadi lebih hangat dan lebih kaya nuansa. Ornamentasi tidak akan bermakna apapun apabila dilakukan tidak dengan sepenuh jiwa.
Mengingat menyanyi merupakan pekerjaan hati, maka prinsip dasar saat melakukan ornamen vokalpun tetap perlu dilakukan dengan penuh perasaan. Yang termasuk dalam katagori ornamentasi vokal, selain memproduksi soft distorsi dan distorsi, termasuk vibrato, echo, tremolo, falsetto/kopstem. Distorsi adalah vokal suara yang dibuat dengan kesan kasar seperti penyanyi rock, sedangkan soft distorsi merupakan vokal yang lembut dan serak. Seperti suara Krisdayanti, Stevie Wonder, Celine Dion dansebagainya. Teknik vibrato adalah gelombang vokal lembut yang mendalam, sebagaimana yang banyak dilakukan hampir semua penyanyi pop. Teknik tremolo adalah getaran vocal yang lebih rapat seperti yang banyak dilakukan para penyanyi seriosa. Teknik echo adalah cara bernyanyi mendesah, hal ini sering digunakan oleh para penyanyi yang kurang memiliki potensi mengalunkan gelombang vibrato atau tremolo.
Kopstem /falsetto adalah suara palsu yang ditujukan bagi pria dan dapat dimanfaatkan sebagai ornamen. Pemanfaatan kopstem untuk bagian nada yang masih bisa dijangkau dengan suara asli adalah suara Mariah Carey dalam lagu ‘My All’, Rossa melalui lagu ‘Perawan Cinta’ dan sebagainya.
Menjiwai Ornamen lagu
Bagi yang belum memahami banyak tentang harmoni, sebaiknya
tidak menyajikan ornamentasi secara revolusional. Karena dapat terjebak pada ornamen yang tidak proporsional. Ornamentasi bukan kewajiban utama bagi seorang penyanyi, kewajiban utama adalah menyanyi dengan penuh perasaan. Dalam dunia nyanyi populer, penjiwaan diperlukan untuk menyajikan ornamentasi. Tidak ada ukuran yang jelas tentang ornamentasi selama dibawakan dengan hati.
Menjiwai tentang Dinamik
Dinamik adalah bahasa musik yang mengandung makna keras
lembutnya suara. Penyanyi seperti Dorce,Titik Puspa, Celine Dion,
Barbra Streisand pandai menghanyutkan perasaan pendengarnya. Musik populer tergolong corak musik yang menuntut permainan dinamik yang variatif. Oleh sebab itu para penyanyi musik populer profesional pandai mengombang-ambingkan perasaan pendengarnya.
Menjiwai tentang Pengucapan
Komunikasi vokal yang tidak musikal adalah berbicara atauberkata-
kata, sedangkan menyanyi adalah komunikasi vokal secara melodis.
Seorang penyanyi dituntut selalu bisa menjiwai berbagai aspek peri-
lakunya di panggung. Gerak tangannya, langkah kakinya, termasuk saat
mengucapkan kata-katapun perlu dijiwai. Dengan menjiwai gerakan alat-alat pengucapan, berarti telah menyajikan teknik diksi atau gaya
pengucapan yang lebih menarik serta dapat bermanfaat untuk mempertegas karakter suara.
Penampilan dalam menyanyi sangat menentukan berhasil tidaknya seorang penyanyi dalam suatu pertunjukan. Oleh karena itu sebagai vokalis harus benar-benar berusaha menampilkan dirinya sebaik mungkin, agar memberi kesan mempesona sehingga dapat menarik penonton. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penampilan, diantaranya yaitu make up dan kostum. Make up atau merias diri sangat diperlukan dalam suatu penampilan. Tujuannya adalah untuk memperindah atau mempercantik diri, tetapi tidak berlebihan, yang wajar saja. Penataan rambut juga perlu diperhatikan, disesuaikan dengan wajah. Untuk kostum atau busana harus memilih warna dan potongan yang serasi.
Ini materi kelas VII, buat yang mau tau tentang pembelajaran vokal, silahkan download powerpoint-nya di bawah ini :
Sebuah pembelajaran vokal secara sederhana.