Sakit perut seperti haid saat hamil 7 bulan

Gunakan obat sesuai dengan panduan yang tertera pada kemasannya atau arahan dokter. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.

Minumlah ibuprofen dengan segelas air. Jangan berbaring selama minimal 10 menit setelah meminum obat. Untuk menurunkan risiko masalah pencernaan dan efek samping lainnya, konusumsi obat setelah makan.

Jangan meningkatkan dosis atau menggunakannya lebih sering dari yang dianjurkan dokter atau label kemasan. Untuk kondisi tertentu, seperti arthritis, penggunaan obat membutuhkan waktu hingga 2 minggu secara teratur hingga manfaatnya terasa.

Ingatlah bahwa obat nyeri bekerja dengan baik jika segera dikonsumsi ketika rasa nyeri muncul. Jangan menunggu sampai nyerinya menjadi hebat. Obat mungkin saja tidak bekerja dengan baik.

Jika kondisi Anda tidak membaik atau malah memburuk, misalnya demam yang tak membaik setelah 3 hari atau nyeri yang tidak hilang lebih dari 10 hari, segera berkonsultasi ke dokter.

Ibuprofen sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari paparan cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan menyimpan obat ini di kamar mandi atau membekukannya.

Efek samping ibuprofen

Sebagian besar obat-obatan dapat menimbulkan terjadinya efek samping. Hal ini juga berlaku pada obat ibuprofen. Efek samping ibuprofen yang umum terjadi dan bersifat ringan adalah:

  • masalah pencernaan seperti sakit perut, maag, diare, sembelit, dan kembung,
  • pusing,
  • sakit kepala,
  • gatal atau ruam kulit, dan
  • telinga berdenging.

Hentikan penggunaan obat dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius seperti:

  • nyeri dada, lemas, sesak, bicara melantur, masalah penglihatan atau hilang keseimbangan,
  • feses berwarna hitam, berdarah, atau memiliki tekstur cair dan lengket,
  • batuk darah,
  • bengkak atau berat badan naik drastis,
  • sulit atau jarang buang air kecil,
  • memar,
  • kesemutan berat,
  • baal (mati rasa),
  • nyeri atau lemah otot,
  • kaku leher,
  • menggigil,
  • peningkatan sensitivitas pada cahaya, serta
  • kejang (konvulsi).

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat menggunakan ibuprofen

Beri tahu dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat-obatan atau mengalami reaksi tak biasa terhadap obat tertentu. Selain itu, Anda harus memberi tahu dokter mengenai riwayat kesehatan terutama bila memiliki asma, polip, hipertensi, penyakit hati, penyakit pencernaan, gangguan pembekuan darah, dan stroke.

Perlu Anda ketahui, ibuprofen dapat memberikan efek mengantuk. Jadi, usahakan untuk menghindari aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan tinggi seperti mengemudi.

Pemberian obat pada lansia juga perlu dilakukan dengan hati-hati, sebab obat ini dapat menimbulkan risiko gangguan ginjal pada lansia.

Jangan merokok atau minum alkohol selama konsumsi ibuprofen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.

Ingat, ibuprofen tidak boleh dikonsumsi oleh penderita gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, dan pasien yang hendak menjalani operasi bypass jantung.

Apakah obat ini aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai apakah ibuprofen aman untuk ibu hamil atau menyusui. Menurut Food and Drugs Administration (FDA), obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C, yang artinya obat ini mungkin akan berisiko.

Namun, biasanya ibu hamil tidak disarankan minum ibuprofen, terutama bila kehamilannya sudah mencapai usia 20 minggu atau lebih.

Agar lebih pasti, selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Interaksi obat ibuprofen dengan obat lain

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Berikut adalah beberapa obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan ibuprofen.

  • Aspirin atau NSAID lainnya (naproxen, celecoxib, diclofenac, meloxicam)
  • Obat jantung dan tekanan darah (benazepril, enalapril, lisinopril, quinapril)
  • Lithium (Eskalith, Lithobid)
  • Diuretik seperti furosemide (Lasix)
  • Methotrexate (Rheumatrex, Trexall)
  • Steroid (prednison)
  • Pengencer darah seperti warfarin (Coumadin, Jantoven)

Mungkin ada obat-obatan lainnya yang tidak disebutkan. Untuk informasi lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter Anda.

Sebagai contoh, jika Anda pada bulan sebelumnya mengalami haid di tanggal 18 Januari, maka kemungkinan perdarahan akan kembali terjadi setelah sekitar 28 hari, yaitu pada tanggal 15 Februari.

Sementara flek tanda hamil bisa terjadi di luar siklus haid. Darah biasanya akan keluar sekitar 10—14 hari setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.

Namun, hal ini juga bisa dipengaruhi oleh masa subur atau ovulasi dan proses terjadinya pembuahan.

2. Lama waktu keluar darah

Flek atau bercak darah sebagai tanda saat hamil terjadi hanya dalam waktu beberapa jam hingga paling lama sekitar 3 hari.

Sementara untuk bercak darah menstruasi, perdarahan biasanya akan terjadi dalam kurun waktu kurang lebih tujuh hari.

Selain itu, bercak darah tanda saat hamil tidak mengandung gumpalan darah seperti yang sering muncul saat menstruasi.

Jika darah yang keluar saat hamil cukup banyak hingga menyerupai darah haid, Anda perlu khawatir dan perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

Ini karena keluarnya darah yang cukup banyak saat hamil bisa menandakan adanya gangguan kehamilan atau bahkan keguguran.