Sebutkan 4 pemimpin muhammadiyah pada masa kemerdekaan sampai orde lama tahun 1945-1968


Berikut ini adalah daftar Ketua Umum Persyarikatan Muhammadiyah:

Pranala luar


Sumber :
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ensiklopedia.web.id, ensiklopedia-dunia.nomor.net, nomor.net (kodepos.nomor.net), indonesia-info.net,
kota-jakarta.web.id, kuliah-karyawan.com, kucing.biz, kelas-karyawan.co.id, kelas-karyawan-bandung.com, al-quran.co,
civitasbook.com (Pahlawan Indonesia), jadwal-shalat.com, gilland-ganesha.com, sepakbola.biz, gilland-group.co.id


Page 2


Berikut ini adalah daftar Ketua Umum Persyarikatan Muhammadiyah:

Pranala luar


Sumber :
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ensiklopedia.web.id, ensiklopedia-dunia.nomor.net, nomor.net (kodepos.nomor.net), indonesia-info.net,
kota-jakarta.web.id, kuliah-karyawan.com, kucing.biz, kelas-karyawan.co.id, kelas-karyawan-bandung.com, al-quran.co,
civitasbook.com (Pahlawan Indonesia), jadwal-shalat.com, gilland-ganesha.com, sepakbola.biz, gilland-group.co.id

Sebutkan 4 pemimpin muhammadiyah pada masa kemerdekaan sampai orde lama tahun 1945-1968

Muhammadiyah merupakan organisasi Islam besar di Indonesia yang bersumber pada Alquran dan Sunnah. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH. A. Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 November 1912 di Kota Yogyakarta. Untuk nama-nama yang menjabat ketua pimpinan pusat Muhammdiyah di masa orde lama dan orde baru​ akan kita sebutkan di bawah ini.

Pembahasan

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Berikut nama-nama yang menjabat ketua pimpinan pusat Muhammdiyah.

Pada masa Orde Lama yaitu :

  • Ki Bagoes Hadikoesoemo (1944 - 1953)
  • Buya AR Sutan Mansur (1953 - 1959)
  • KH Yunus Anis (1959 - 1962)
  • KH Ahmad Badawi (1962 - 1968)

Pada masa Orde Baru yaitu :

  • KH Faqih Usman (1968 - 1968)
  • KH AR Fachrudin (1968 - 1990)
  • KH Ahmad Azhar Basyir (1990 - 1995)
  • Prof Dr Amien Rais (1995 - 1998)

--------------------------------------------------------------------------------------------

Pelajari lebih lanjut

Detail Jawaban

Kelas : 12 SMA

Mapel : Sosiologi

Kategori : Bab 2 - Lembaga Sosial

Kode : 12.20.2

#TingkatkanPrestasimu #SPJ3

Para pemimpin Muhammadiyah

Sebutkan 4 pemimpin muhammadiyah pada masa kemerdekaan sampai orde lama tahun 1945-1968

Keterangan gambar,

Dalam satu abad sudah 14 orang memimpin Muhammadiyah sejak 1912

Saat didirikan tahun 1912, Muhammadiyah diharapkan mampu menjadi motor pembaruan praktek ibadah Islam, serta menggaungkan dakwah melalui organisasi yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

KH Ahmad Dahlan (pendiri dan ketua Muhammadiyah 1912-1923)

Sebagai seorang ahli dalam agama Islam, ditandai dengan beberapa kali berangkat ke tanah suci dan tinggal disana untuk berguru, serta saudagar batik di kampung Kauman, Dahlan berkesempatan menyebarkan paham Muhammadiyah kepada berbagai kalangan.

Dilakukan ditengah munculnya kesadaran berbangsa menjelang kemerdekaan, dakwahnya ke berbagai wilayah Nusantara mendapat kecurigaan penguasa Hindia Belanda. Ditandai antara lain dengan larangan pemerintah kolonial bagi Muhammadiyah untuk membentuk cabang organisasi di luar Yogyakarta. Larangan ini baru berubah saat pemerintah Hindia memberikan izin perluasan cabang Muhammadiyah seluruh Nusantara tahun 1921.

Keterangan gambar,

KH Ahmad Dahlan meninggalkan warisan berbagai amal usaha

Saat meninggal dunia tahun 1954, dan mengakhiri kepemimpinannya di Muhammadiyah saat itu, KH Ahmad Dahlan dianggap berhasil menegakkan Muhammadiyah dengan memerangi 'wabah' TBC (tahayul, bid'ah, churafat), tiga hal yang dipraktekkan sebagian besar pemeluk Islam di Jawa dan dianggap menodai kemurniannya.

Wasiat yang selalu diulangnya didepan jamaah Muhammadiyah identik dengan pesan Surah Al Maun dalam Al Qur 'an yang memerintahkan agar seorang muslim peduli pada muslim lainnya, menolong orang miskin serta memelihara anak yatim.

Pesan ini dan warisan Dahlan berupa dua sekolah : Madrasah Mu'allimin (Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah Mu'allimat (Kweekschool Istri Muhammadiyah), di kemudian hari akan menjadi amal usaha yang berkembang menjadi ratusan panti asuhan, rumah sakit, 14 ribu unit seolah TK hingga SMA, dan lebih dari 113 Perguruan tinggi.

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Buya AR Sutan Mansur (1953-1959)

Ditengah eforia pasca kemerdekaan 1945, Muhammadiyah menjadi salah satu ormas yang menghadapi krisis identitas: apakah ikut atau tidak dalam panggung politik praktis. Kepemimpinan Sutan Mansur antara lain ditandai dengan keikutsertaan Muhammadiyah sebagai anggota istimewa Partai Masyumi, keikutsertaannya yang pertama dalam panggung politik, dan ikut memeriahkan pemilu 1955. Namun tak lama di panggung politik praktis, Muhammadiyah lalu keluar dari Masyumi.

KH AR Fachruddin (1971-1990)

Pimpinan terlama Mahammadiyah dengan periode jabatan ketua hingga 19 tahun. Fakhruddin, atau sangat terkenal dengan nama 'Pak AR' dikalangan Muhammaadiyah, adalah salah satu ketua yang paling menentukan arah pergerakan Muhammadiyah di abad ke-21. Terutama karena Fakhruddin harus memimpin Muhammadiyah di bawah kontrol ketat pemerintahan Orde Baru. Dalam upaya menyeragamkan ideologi dan memberantas kelompok garis keras, rezim Suharto meminta seluruh organisasi sosial politik mengadopsi Pancasila sebagai asas tunggal tahun 1984. Sejumlah kalangan Islam menolak tetapi Muhammadiyah, juga NU, memilih menerima. Menurut Fakhruddin menerima Pancasila seperti "naik motor di jalur wajib helm", dengan helm diibaratkan sebagai Pancasila dan Muhammadiyah sebagai pengendaranya. Menurut tafsir Fakhruddin, meski memakai 'helm', pengendara tetap punya kepalanya sendiri tidak berarti berganti kepala.

Hasilnya Muhammadiyah selamat dan bahkan makin besar dibawah Fakhruddin. Keengganannya untuk terlibat politik praktis, berbeda dengan NU yang belakangan jadi salah satu elemen di bawah PPP, dianggap memberi sumbangan besar terhadap makin besarnya Muhammadiyah di bidang amal usaha sosial dan pendidikannya.

KH A Azhar Basyir (1990-1995)

Dipandang berjasa meneruskan pola kebijakan AR Fakhruddin dengan menghindari persentuhan dengan panggung politik praktis. Di bawah Azhar, amal usaha MUhammadiyah mendapat perhatian utama.

Prof Dr H Amien Rais (1995-2000)

Keterangan gambar,

Amien populer sebagai cendekiawan yang vokal terhadap rezim Suharto

Akademisi bergelar profesor pertama yang memimpin Muhammadiyah. Lahir di Solo, Amien Rais dikenal publik karena analisis dan pernyataannya yang populis dan banyak dianggap 'berani' di bawah era Soeharto. Amien menjadi sangat populer dan terpilih hingga tiga kali pemilihan ketua. Amien juga membawa Muhammadiyah kembali ke panggung politik praktis dengan melahirkan Partai Amanat Nasional tahun 1998.

Amien berhasrat menjadikan PAN sebagai kendaraan politik untuk duduk sebagai presiden namun kandas dan hanya sempat menjabat sebagai Ketua MPR. Seperti NU yang melahirkan PKB, langkah Muhammadiyah melahirkan PAN (dan kemudian Partai Matahari bangsa, PMB) oleh sebagian kalangan, dianggap sebagai penyelewengan khittah Muhammadiyah untuk tidak menjadikan dirinya sebagai pemain politik. Sempat dikabarkan akan mencalonkan diri kembali sebagai ketua Muhammadiyah periode 2010-2015, Amien kemudian mengumumkan lebih suka generasi muda memimpin Muhammadiyah.

Keterangan gambar,

Syafii menerima penghargaan Ramon Magsaysay bidang perdamaian

Prof Dr H Ahmad Syafi'i Ma'arif (2000-2005)

Hanya satu periode memimpin Muhammadiyah, Syafii Maarif dipandang berupaya keras menampilkan jarak antara Muhammadiyah dan partai politik, termasuk PAN yang baru kurang dari lima tahun dilahirkan Muhammadiyah. Berbeda dengan gaya Amien Rais yang vokal dan ceplas-ceplos, Syafii lebih tenang. Misalnya ditengah serunya pertentangan argumen antara Amien dan Abdurrahman Wahid, Gus Dur pimpinan NU, Syafii minta agar Amien tak menyerang Gus Dur dengan kata-kata terlalu keras. Syafii menerima penghargaan Ramon Magsaysay tahun 2008 untuk jasanya di bidang perdamaian dan membangun saling pengertian di dunia internasional.

Keterangan gambar,

Dien bersaing untuk jabatan Ketua Muhammadiyah periode kedua

Prof Dr H Din Syamsuddin (2005-sekarang)

Kepemimpinan Dien, professor ketiga dalam barisan ketua umum Muhammadiyah, kembali diasosiasikan dengan Muhammadiyah sebagai kekuatan politik. Berbeda dengan arus Amien dengan gerbong PAN, Dien dianggap membawa Muhammadiyah terlalu condong pada pasangan Jusuf Kalla - Wiranto dalam pemilihan presiden 2009. Dien banyak terlibat dalam acara yang diselenggarakan organisasi antar iman dunia dan kini mencalonkan diri kembali untuk posisi ketua Muhammadiyah periode kedua. Dua pesaing terdekatnya masing-masing Haidar Nasir dan Yunahar Ilyas, keduanya ketua Muhammadiyah.