Sebutkan dua judul lagu daerah beserta asalnya yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan

Mengulik 17 lagu daerah Jakarta (Betawi) yang disertai dengan lirik dan maknanya.

Jakarta, sebuah daerah khusus yang menjadi pusat pemerintahan Indonesia telah menyimpan beragam adat istiadat dan kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Lahir dan tumbuh sudah sejak berabad-abad lalu, Jakarta berkembang bersama dengan beragam suku, ras, dan agama.

Segala macam kebudayaan, baik dari dalam maupun luar negeri, tentu telah turut mempengaruhi kesenian dan kebudayaan Kota Jakarta. Salah satunya adalah musik. Lagu-lagu daerah Jakarta juga telah dipengaruhi oleh berbagai macam jenis musik dari daerah lain.

Namun meski begitu, musik-musik tradisional Jakarta, khususnya Betawi, tetap memiliki karakter dan ciri khasnya sendiri. Lagu-lagu daerah Betawi biasanya memiliki beberapa karakteristik khusus, seperti berisi nilai-nilai luhur atau nasihat yang dibawakan dengan pantun yang bersifat jenaka dan menghibur.

Selain itu, banyak dari lagu-lagu daerah Betawi yang biasanya dalam pementasannya liriknya dapat diubah-ubah sesuai dengan ide yang ingin disampaikan si penyanyi. Meski begitu, nada dan beberapa baris lirik tidak diubah agar tetap menjadi ciri dari lagu tersebut.

Di sini, setidaknya ada 17 judul lagu daerah Jakarta yang telah kita rangkum beserta lirik dan maknanya. Silakan menyimak!

Baca juga: Kumpulan 16 Lagu Daerah Papua Paling Populer

1. Keroncong Kemayoran

Sebutkan dua judul lagu daerah beserta asalnya yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan
Mus Mulyadi /fin.co.id

Salah satu lagu daerah yang paling terkenal dalam kebudayaan Betawi adalah Keroncong Kemayoran. Tidak diketahui secara pasti siapa yang pertama kali menyanyikan lagu ini atau siapa yang menciptakannya.

Lirik pada lagu Keroncong Kemayoran ini memiliki banyak versi, namun tetap dengan susunan lirik dan nada yang sama. Meskipun dengan versi yang berbeda-beda, lagu ini selalu ditandai dengan satu baris lirik yang sama, yang berbunyi “…jiwa manis indung disayang”.

Berikut salah satu versi lirik lagu Keroncong Kemayoran yang dibawakan oleh Mus Mulyadi:

La la la la la la la laaa Laju laju perahu laju Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo

Lajulah sampai lajulah sampai ke Surabaya

Ikan pepes dari Cianjur
Kantongnya kempes pacarnya kabur

La la la la la la la laaa Biarlah lupa kain dan baju Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo

Janganlah janganlah lupa suara saya

Buah Kedondong di pinggir kali
Lagu keroncong merdu sekali

La la la la la la la laaa Terang bulan terang di kali Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo

Buaya timbul buaya timbul disangka mati

Makan bubur di pagi hari
Kekasih kabur cepat cari ganti

La la la la la la la laaa Jangan percaya mulut lelaki Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo

Berani sumpah berani sumpah hai kawin lagi

Burung dara tinggi terbangnya
Dengar suara ini orangnya

La la la la la la la laaa Ani-ani bukannya wajah Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo

Buat memotong buat memotong padi di sawah

Dari Malang ke Surabaya
Jikalau pulang bersama-sama

La la la la la la la laaa Saya nyanyi memang sengaja Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo

Untuk menghibur untuk menghibur hati yang luka

Kedongdong di atas peti Ini Keroncong mohon berhenti Kedongdong di atas peti

Ini Keroncong mohon berhenti

Lagu daerah Keroncong Kemayoran juga memiliki lirik yang berbentuk pantun, sesuai dengan salah satu bentuk kebudayaan Betawi yaitu berbalas pantun. Dengan berbagai karakternya, lagu ini seperti menyampaikan pesan kepada setiap orang untuk selalu bahagia.

Dalam kehidupan, setiap orang pasti selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan, tertimpa musibah, atau mengalami hal sulit. Namun dalam setiap permasalahan tersebut, pasti akan selalu ada jalan untuk melewatinya.

Lagu ini membawakan keceriaan untuk setiap pendengarnya serta memberikan pesan agar selalu lapang dan bahagia dalam menghadapi setiap masalah.

2. Lagu “Ondel-Ondel”

Sebutkan dua judul lagu daerah beserta asalnya yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan
tribunnews.com

Lagu Ondel-Ondel mungkin sudah sangat familiar di telinga masyarakat di Indonesia, karena memang lagu ini sering diperdengarkan di televisi dalam berbagai jenis acara. Lagu ini biasa digunakan untuk mengiringi salah satu kesenian tradisional Betawi, yaitu Ondel-Ondel.

Nyok, kite nonton ondel-ondel Nyok, kite ngarak ondel-ondel Ondel-ondel ade anaknye

Anaknye ngigel ter-iteran

Mak, bapak ondel-ondel ngibing Ngarak penganten disunatin Goyangnye asyik endut-endutan

Nyang ngibing igel-igelan

Plak gumbang gumplak plak plak Gendang nyaring ditepak Yang ngiringin nandak

Pade surak-surak….

Tangan iseng ngejailin Kepale anak ondel-ondel Taroin puntungan

Rambut kebakaran….

Anak ondel-ondel jejingkrakkan Kepalenye nyale bekobaran Yang ngarak pade kebingungan

Disiramin aer comberan….

Siapa yang tak mengenal seni pertunjukan Ondel-Ondel?

Ondel-Ondel adalah bentuk seni pertunjukan masyarakat Betawi yang biasa dipentaskan dalam pesta-pesta rakyat. Dalam pementasannya, Ondel-Ondel seperti memerankan sosok leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak-cucunya (penduduk desa).

Boneka besar Ondel-Ondel sendiri memiliki ukuran tinggi sekitar 2,5 meter dan diameter kurang lebih 80 cm. Terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mudah dipikul dari dalam.

Bagian wajah Ondel-Ondel berupa topeng atau kedok, dihias dengan rambut kepala yang terbuat dari ijuk. Wajah pada boneka Ondel-Ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan di cat dengan warna putih.

3. Kelap-Kelip

Kelap kelip lampu di kapal anak kapal main sekoci
Air mata jatuh di bantal, aduh, yang dinanti belum kembali

Pulau Pandan jauh di tengah di balik Pulau Angsalah Dua
Hancur badan di kandung tanah amboi, budi baik terkenang jua

Dalam hujan bajuku basah jalan-jalan di pinggir kali
Biar kini kita berpisah, sayang, lain kali jumpa kembali

4. Kicir-Kicir

Kicir-Kicir mungkin juga termasuk salah satu lagu daerah Jakarta yang paling terkenal. Pasalnya, lagu ini sering dibawakan dalam berbagai acara perayaan. Salah satunya, setiap tahunnya lagu ini dibawakan dalam perayaan ulang tahun Kota Jakarta oleh artis-artis ibukota di televisi.

Kicir kicir ini lagunya Lagu lama ya tuan dari Jakarta Saya menyanyi ya tuan memang sengaja

Untuk menghibur menghibur hati nan duka

Burung dara burung merpati Terbang cepat ya tuan tiada tara Bilalah kita ya tuan suka menyanyi

badanlah sehat ya tuan hati gembira

Buah mangga enak rasanya Si manalagi ya tuan paling ternama Siapa saya ya tuan rajin bekerja

pasti menjadi menjadi warga berguna

Dalam asal-usulnya, lagu Kicir-Kicir dapat dibilang muncul dari tradisi pantun Nusantara, terutama syair dan pantun-pantun Melayu. Hal tersebut ditunjukan dalam lirik lagu ini yang terikat oleh rima, jumlah suku kata, dan larik, seperti halnya pada pantun dan syair.

Bahkan sampai saat ini, lagu Kicir-Kicir telah telah berkembang dalam versi dan aransemen yang lebih modern. Seperti misalnya, lagu ini diaransemen dalam bentuk musik band, dalam berbagai aliran seperti musik pop, jazz, dan semacamnya. Padahal, versi asli lagu ini dibawakan dengan iringan musik orkes tanjidor.

5. Lenggang Kangkung

Sebutkan dua judul lagu daerah beserta asalnya yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan
Lilis Suryani /youtube

Lenggang Kangkung merupakan salah satu lagu yang terdaftar sebagai lagu daerah DKI Jakarta, dipopulerkan oleh seorang penyanyi putri asal Jakarta, Lilis Suryani. Di usianya yang masih muda, beliau telah mulai terjun di dunia musik. Bahkan, beliau sempat mendapat tawaran untuk tampil di Istana Negara dan beberapa tempat terhormat lainnya.

Lenggang lenggang kangkung Kangkung dari Cimanggis Lenggang lenggang lenggang kangkung

Kangkungnya dari Cimanggis

Memang nasib yang paling beruntung Dapat pacar tak punya kumis Memang nasib yang paling beruntung

Dapat pacar tak punya kumis

Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung Kangkung dari Jakarta Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung

Kangkungnya dari Jakarta

Memang nasib paling tak beruntung Punya ayah suka main mata Memang nasib paling tak beruntung

Punya ayah suka main mata

Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung Kangkung di atas peti Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung

Kangkungnya di atas peti

Memang nasib tak beruntung Punya nenek suka main tali Memang nasib tak beruntung

Punya nenek suka main tali

Belum diketahui secara pasti siapa sebenarnya yang menciptakan lagu Lenggang Kangkung ini. Konon, lagu ini tercipta sejak masa penjajahan Belanda dengan Bahasa Melayu. Dengan tema asmara atau kehidupan sosial secara luas, lagu ini seperti menyindir kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis.

Pengaruh pantun Melayu begitu kental pada lirik lagu ini. Liriknya sangat sederhana dan mudah dipahami. Lenggang Kangkung memiliki arti “tidak peduli” atau “cuek”. Dalam soal asmara, lenggang kangkung terhadap pasangan dapat mengakibatkan pertengkaran dan perselisihan. Lenggang kangkung merujuk pada sikap acuh tak acuh atau tindakan yang seenaknya saja.

6. Jali-Jali

Jali-Jali atau juga dikenal dengan Si Jali-Jali merupakan lagu daerah Jakarta yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Betawi. Merunut asal-usulnya, lagu ini diyakini lahir dan dikembangkan oleh orang-orang Cina peranakan Jakarta lewat musik tradisional mereka, Gambang Kromong.

Ini dia si jali-jali lagunya enak, lagunya enak merdu sekali ini dia si jali-jali eh, sayang disayang

lagunya enak merdu sekali

capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan, asalkan tuan senang di hati

jalilah jali roda melati, sayang cali cali roda melati

calilah cali berganti-ganti

ular naga diemprut selang (ah lu kate belanda) uler kadut, uler kadut segene gini

(segede ape bang?) (neh!)

ular naga diemprut selang, nona, nona uler kadut, uler kadut segede gini

(kayak gede banget) (ah, lu tau kok)

digode jande gak inget pulang, sayang digode jande gak inget pulang (kenape bang?)

sampe lupain utang seringgit

dari turki ke bojong lengkong, sayang dari turki ke bojong lengkong sebab si pengki turunan cukong

(ha ha.. lu tahan gak tuh)

keramat ape tiga langkah? (mane gua tahu) sayang di sayang, kramat karet banyaklah lumpur keramat ape tiga langkah?

eh sayang di sayang, kramat lah karet banyaklah lumpur

jimat ape yang abang pake sayang,
siang dan malam, siang dan malam ga bisa tidur

jali-jali dari cikini, sayang jali-jali dari cikini

jali jali… sampai disini

Dengan permainan biolanya, lagu Si Jali-Jali dipopulerkan oleh M. Sagi yang merupakan pimpinan Orkes Kerontjong M. Sagi pada tahun 1942. Karena begitu kental dengan nuansa budaya Betawi, Jali-Jali kemudian dijadikan sebagai lagu rakyat Betawi.

Seperti kebanyakan lagu daerah Jakarta yang berasal dari kebudayaan Betawi, lagu Si Jali-Jali ini juga terbentuk dari bait-bait pantun yang dipadukan dengan musik yang riang. Maka pada setiap bait lirik lagu ini, baris pertama dan kedua hanyalah sebagai sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan inti pesan yang ingin disampaikan.

7. Cik Abang

Buat apa berkain batik tulis Jikalau tidak serta s’lendang kebaya Buat apa bermuka-muka manis Jikalau memang tidak ya jiwa manis indung disayang Jikalau tidak jujur hatinya Kalau Cik Abang ke Pasar Minggu janganlah lupa beli pepaya Kalau Cik Abang berkawan baru

janganlah lupa kawan yang lama

8. Sirih Kuning

Kalau tidak, nona, karena bulan, sayang Tidaklah bintang, ya nona, tidaklah bintang ya nona

meninggi hari

Kalau tidak, nona, karena tuan, sayang Tidaklah kami, ya nona, tidaklah kami, ya nona

sampai kemari

Sirih kuning, nona, batangnya ijo, nona Yang putih kuning, ya nona, yang putih kuning, ya nona

memang sejodo

Ani-ani, nona, bukannya waja, sayang Dipakailah anak, ya nona, dipakailah anak. ya nona

patah tangkainya

Kami nyanyi, nona, memang sengaja, sayang Lagunya asli, ya nona, lagunya asli, ya nona

pusaka lama

Sirih kuning, nona, lagi ditampin, nona Kami menyanyi, ya nona, kami menyanyi, ya nona

mohon berhenti

9. Surilang Jot-Njotan

Surilang jot-njotan Ada hujan rintik perlahan Rahmat Tuhan semesta alam eh sayang disayang Kagak gune cantik rupawan aduh sayang Kagak gune cantik rupawan eh sayang aduh sayang

Kalo kagak suka sembahyang

Surilang jot-njotan Burung elang di pinggir jalan Dideketin eh malah terbang eh sayang disayang Sie-sie puasa sebulan aduh sayang Sie-sie puasa sebulan eh sayang aduh sayang

Kalo cuma ngomongin orang

Surilang jot-njotan Kue cubit di atas nampan Jadi sehat kalo dimakan eh sayang disayang Tiada gune uang disimpan aduh sayang Tiada gune uang disimpan eh sayang aduh sayang

Kalo zakat enggak dibayarkan

Surilang jot-njotan Baek ati ente lakuin Kagak rugi aye jaminin eh sayang disayang Naek haji niatin aduh sayang Naek aji kite niatin eh sayang aduh sayang

Haji mabrur kite dambain

10. Lagu Permainan “Wak-Wak Gung”

Sebenarnya, Wak-Wak Gung adalah sebuah permainan tradisional anak-anak Betawi yang dalam permainannya diiringi dengan menyanyikan lagu Wak-Wak Gung. Untuk lebih detilnya mengenai permainan traidisional ini, silakan simak artikel pada halaman berikut ini.

Wak wak kung nasinye nasi jagung Lalapnye daon utan Sarang gaok dipohon jagung

Gang…ging…gung

Tam-tambuku Seleret daon delime Pato klembing pate paku Tarik belimbing Tangkep satu Pit ala’ipit

Kuda lari kejepit-sipit

11. Pepaya Pisang Jambu

Pepaya mangga Pisang Jambu Dibawa dari pasar minggu Disana banyak penjualnya

Dikota banyak pembelinya

Pepaya buah yang berguna Bentuknya sangat sederhana Rasanya manis tidak kalah

Membikin badan sehat segar

Pepaya jeruk jambu rambutan Duren duku dan lain lainnya Marilah mari kawan semua

Membeli buah buahan

Pepaya makanan rakyat Karena sangat bermanfaat Harganya juga tak mengikat

Setalen tuan boleh angkat

12. Abang Pulang

Sebutkan dua judul lagu daerah beserta asalnya yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan
Benyamin Sueb /kompas.com

Siapa yang tak kenal Benyamin Sueb? Seniman legendaris yang telah menghasilkan karya berupa 75 album musik dan 56 judul film. Dikenal sebagai seorang aktor, pelawak, musisi, sekaligus sutradara. Lagu Abang Pulang ini juga merupakan salah satu karya beliau yang dijadikan sebagai lagu daerah Jakarta.

Nah, abang pulang Bakul nasi goyang-goyang Dek, abang pulang Dari kota pulang kandang Abang bawa apaan? Abang bawa bungkusan Eh bungkusannye apaan? Beginian Apaan sih isinye bang? Ntar aje loe liat Buka donk aye liat,

Loe liat pasti melotot

Duh, abang sayang Pulang pasti banyak uang Duh, adek sayang Gue gak bisa bilang dah. Terserah. Abang bawa apaan? Abang bawa bungkusan Eh bungkusannye apaan? Beginian Apaan sih isinye bang? Ntar aje loe liat Buka donk aye liat,

Loe liat pasti melotot

13. Sang Bango

Sebutkan dua judul lagu daerah beserta asalnya yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan

Pernah nonton sinetron drama komedi Si Entong? Kalau pernah, pasti sudah tak asing lagi dengan lagu Sang Bango yang menjadi soundtrack sinetron Si Entong yang tayang sejak tahun 2005 ini. Lagu ini tentu sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia, terlebih berkat sinetron tersebut. Sang Bango juga merupakan lagu ciptaan Benyamin Sueb.

Sang bango, eh sang bangau Kenape elu, elu delak-delok? Sang bangau, ngau, ngau, ngau, eh sang bango

Kenape elu, elu delak-delok?

Mengkenye aye, aye delak-delok Sang kodok, eh, kerak-kerok Mengkenye aye, aye delak-delok

Sang kodok, eh, kerak-kerok

Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok Kenape elu, elu kerak-kerok? Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok

Kenape elu, elu kerak-kerok?

Mengkenye aye, aye kerak-kerok Orang-orang, eh, pade ngorok Mengkenye aye, aye kerak-kerok

Orang-orang, eh, pade ngorok

Bang orang, eh, eh, eh bang orang Kenape elu, elu pade ngorok? Bang orang, eh, eh, eh bang orang

Kenape elu, elu pade ngorok?

Mengkenye aye, aye pade ngorok Sang kodok kerak-kerok Mengkenye aye, aye pade ngorok

Sang kodok, eh kerak-kerok (bandel)

Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok Kenape elu, elu kerak-kerok? Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok

Kenape elu, elu kerak-kerok?

Mengkenye aye, aye kerak-kerok Bikin musik, lagu jailhouse rock Mengkenye aye, aye kerak-kerok

Bikin musik, lagu jailhouse rock

14. Lagu Daerah “Hujan Gerimis”

Sebutkan dua judul lagu daerah beserta asalnya yang biasa digunakan untuk mengiringi permainan
Lenong Betawi /tangerangpesona.blogspot.com

Masih seputar karya Benyamin Sueb, Hujan Gerimis juga merupakan karya beliau yang dipopulerkan bersama Ida Rohyani. Lagu ini biasa dibawakan dengan iringan musik tradisional Gambang Kromong dalam acara perayaan masyarakat Betawi.

eh ujan gerimis aje ikan teri diasinin eh jangan menangis aje

yang pergi jangan dipikirin

eh ujan gerimis aje ikan lele ade kumisnye eh jangan ngelamun aje

kalo bole cari gantinye

mengapa ujan gerimis aje pergi berlayar ke tanjung cina mengapa adek menangis aje kalo udah jodoh gak kemana

oiy oiy

eh ujan gerimis aje ikan bawal diasinin eh jangan menangis aje

bulan syawal mau dikawinin

jalan-jalan ke menado jangan lupa membeli pala kalo niat mencari jodoh

cari yang item seperti saya

Lagu Hujan Gerimis memiliki lirik berupa pantun yang mengandung pesan tentang kehidupan sehari-hari. Pesan yang disampaikan dalam lagu ini masih seputar masalah jodoh, bahwa kita tidak usah bersedih dan khawatir dengan jodoh yang belum juga datang.

15. Kompor Meleduk

Aah, nyak banjir!

Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk Rumeh ane kebakaran, gare-gare kompor mleduk Ane jadi gemeteran, wara-wiri keserimpet

Rumeh ane kebanjiran, gara-gara got mampet

Ati-ati kompor meleduk Ati ane jadi dag-dig-dug (Heh, jatuh duduk) Ayo-ayo bersihin got

Jangan takut badan blepot

Coba eneng jangan ribut Jangan pade kalang kabut

Aarrrgh

Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk Rumeh ane kebakaran, gare-gare kompor mleduk Ane jadi gemeteran, wara-wiri keserimpet

Rumeh ane kebanjiran, gara-gara got mampet

Ati-ati kompor meleduk Ati ane jadi dag-dig-dug (Heh, jatuh duduk) Ayo-ayo bersihin got

Jangan takut badan blepot

Coba eneng jangan ribut Jangan pade kalang kabut

Aarrrgh

16. Ronggeng Jakarta

Berbicara soal judul lagu ini, ronggeng adalah satu bentuk kesenian tari di mana pasangan saling bertukar ayat-ayat puitis saat mereka menari dan diiringi dengan musik rebab atau biola dan gong.

Takdir tak dapat aku pungkiri Terserah Tuhan Khalikul Bahri Hanya kerjaku sepanjang hari

Merangkai madah di sanubari

Aku menyanyi anda menari Aku bersuara anda gembira Tetapi anda tak pernah m’rasa

Dalam menyanyi jiwa tersiksa

Dilihat dari liriknya, lagu Ronggeng Jakarta ini menceritakan tentang seorang yang pasrah dengan kehendak Tuhan. Ia hanya dapat berusaha sebisa mungkin, dan selebihnya ia pasrahkan hasilnya kepada ketentuan Tuhan.

Ia hanya berusaha menyayangi dengan baik dan menghibur orang sebisanya, sementara orang-orang tidak sadar bahwa kepahitan hidup sedang ia pendam dalam hatinya.

Baca juga: Mengulas 20 Lagu Daerah Jawa Barat beserta Lirik dan Maknanya

17. Lagu Daerah “Cente Manis”

Lagu Cente Manis merupakan lagu daerah Jakarta bertemakan romansa yang judulnya diambil dari nama sebuah kue tradisional khas Betawi. Mungkin sudah sering kita lihat, kue cente manis ini memiliki warna merah muda dan bertekstur kenyal seperti agar-agar.

Ambil dacin, Ambil dacin menimbang padi. Ambil dacin, Ambil dacin menimbang padi. Ya padilah ditimbang. Ya aduhai sayang. Padi ditimbang setengah kati, Sayang. Badan miskin ya tuan, Siapalah yang mau, Yaduh sayang, Tidak ada lah yang mau. Yaduh nona, Cente manis, Dipatok burung. Biar saja, Biar saja dibawa dulu. Biar saja, Biar saja dibawa dulu. Ya jambulah ijo, Ya aduhai sayang, Jambulah ijo jatuh di tanah, Sayang. Biar sajalah nona, Kita sabar dahulu, Yaduh sayang, Biarlah sabar dahulu Kalaulah jodoh takkan kemana, Yaduh nona, Cente manis, Dipatok burung. Cente manis, Dipatok burung,

Cente manis!

***

Itulah 17 lagu daerah Jakarta yang unik, khas, dan menarik. Dari sekian banyak lagu daerah, mungkin tidak banyak yang benar-benar menggemarinya karena telah digantikan dengan lagu-lagu yang lebih modern. Namun, lagu-lagu daerah tersebut tentu memiliki karakter tersendiri yang menjadi ciri khas daripada lagu-lagu modern yang lebih populer dan mainstream.

Baca juga: Mengulik 7 Lagu Daerah Aceh, Kesenian Musik Serambi Mekah

Referensi

  • wikipedia
  • budaya-indonesia.org
  • lagudaerah.id