Mengulik 17 lagu daerah Jakarta [Betawi] yang disertai dengan lirik dan maknanya.
Jakarta, sebuah daerah khusus yang menjadi pusat pemerintahan Indonesia telah menyimpan beragam adat istiadat dan kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Lahir dan tumbuh sudah sejak berabad-abad lalu, Jakarta berkembang bersama dengan beragam suku, ras, dan agama.
Segala macam kebudayaan, baik dari dalam maupun luar negeri, tentu telah turut mempengaruhi kesenian dan kebudayaan Kota Jakarta. Salah satunya adalah musik. Lagu-lagu daerah Jakarta juga telah dipengaruhi oleh berbagai macam jenis musik dari daerah lain.
Namun meski begitu, musik-musik tradisional Jakarta, khususnya Betawi, tetap memiliki karakter dan ciri khasnya sendiri. Lagu-lagu daerah Betawi biasanya memiliki beberapa karakteristik khusus, seperti berisi nilai-nilai luhur atau nasihat yang dibawakan dengan pantun yang bersifat jenaka dan menghibur.
Selain itu, banyak dari lagu-lagu daerah Betawi yang biasanya dalam pementasannya liriknya dapat diubah-ubah sesuai dengan ide yang ingin disampaikan si penyanyi. Meski begitu, nada dan beberapa baris lirik tidak diubah agar tetap menjadi ciri dari lagu tersebut.
Di sini, setidaknya ada 17 judul lagu daerah Jakarta yang telah kita rangkum beserta lirik dan maknanya. Silakan menyimak!
Baca juga: Kumpulan 16 Lagu Daerah Papua Paling Populer
1. Keroncong Kemayoran
Salah satu lagu daerah yang paling terkenal dalam kebudayaan Betawi adalah Keroncong Kemayoran. Tidak diketahui secara pasti siapa yang pertama kali menyanyikan lagu ini atau siapa yang menciptakannya.
Lirik pada lagu Keroncong Kemayoran ini memiliki banyak versi, namun tetap dengan susunan lirik dan nada yang sama. Meskipun dengan versi yang berbeda-beda, lagu ini selalu ditandai dengan satu baris lirik yang sama, yang berbunyi “…jiwa manis indung disayang”.
Berikut salah satu versi lirik lagu Keroncong Kemayoran yang dibawakan oleh Mus Mulyadi:
La la la la la la la laaa Laju laju perahu laju Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo
Lajulah sampai lajulah sampai ke Surabaya
Ikan pepes dari Cianjur
Kantongnya kempes pacarnya kabur
La la la la la la la laaa Biarlah lupa kain dan baju Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo
Janganlah janganlah lupa suara saya
Buah Kedondong di pinggir kali
Lagu keroncong merdu sekali
La la la la la la la laaa Terang bulan terang di kali Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo
Buaya timbul buaya timbul disangka mati
Makan bubur di pagi hari
Kekasih kabur cepat cari ganti
La la la la la la la laaa Jangan percaya mulut lelaki Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo
Berani sumpah berani sumpah hai kawin lagi
Burung dara tinggi terbangnya
Dengar suara ini orangnya
La la la la la la la laaa Ani-ani bukannya wajah Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo
Buat memotong buat memotong padi di sawah
Dari Malang ke Surabaya
Jikalau pulang bersama-sama
La la la la la la la laaa Saya nyanyi memang sengaja Jiwa manis indung disayang La la la la la la la la oo
Untuk menghibur untuk menghibur hati yang luka
Kedongdong di atas peti Ini Keroncong mohon berhenti Kedongdong di atas peti
Ini Keroncong mohon berhenti
Lagu daerah Keroncong Kemayoran juga memiliki lirik yang berbentuk pantun, sesuai dengan salah satu bentuk kebudayaan Betawi yaitu berbalas pantun. Dengan berbagai karakternya, lagu ini seperti menyampaikan pesan kepada setiap orang untuk selalu bahagia.
Dalam kehidupan, setiap orang pasti selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan, tertimpa musibah, atau mengalami hal sulit. Namun dalam setiap permasalahan tersebut, pasti akan selalu ada jalan untuk melewatinya.
Lagu ini membawakan keceriaan untuk setiap pendengarnya serta memberikan pesan agar selalu lapang dan bahagia dalam menghadapi setiap masalah.
2. Lagu “Ondel-Ondel”
Lagu Ondel-Ondel mungkin sudah sangat familiar di telinga masyarakat di Indonesia, karena memang lagu ini sering diperdengarkan di televisi dalam berbagai jenis acara. Lagu ini biasa digunakan untuk mengiringi salah satu kesenian tradisional Betawi, yaitu Ondel-Ondel.
Nyok, kite nonton ondel-ondel Nyok, kite ngarak ondel-ondel Ondel-ondel ade anaknye
Anaknye ngigel ter-iteran
Mak, bapak ondel-ondel ngibing Ngarak penganten disunatin Goyangnye asyik endut-endutan
Nyang ngibing igel-igelan
…
Plak gumbang gumplak plak plak Gendang nyaring ditepak Yang ngiringin nandak
Pade surak-surak….
Tangan iseng ngejailin Kepale anak ondel-ondel Taroin puntungan
Rambut kebakaran….
Anak ondel-ondel jejingkrakkan Kepalenye nyale bekobaran Yang ngarak pade kebingungan
Disiramin aer comberan….
Siapa yang tak mengenal seni pertunjukan Ondel-Ondel?
Ondel-Ondel adalah bentuk seni pertunjukan masyarakat Betawi yang biasa dipentaskan dalam pesta-pesta rakyat. Dalam pementasannya, Ondel-Ondel seperti memerankan sosok leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak-cucunya [penduduk desa].
Boneka besar Ondel-Ondel sendiri memiliki ukuran tinggi sekitar 2,5 meter dan diameter kurang lebih 80 cm. Terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mudah dipikul dari dalam.
Bagian wajah Ondel-Ondel berupa topeng atau kedok, dihias dengan rambut kepala yang terbuat dari ijuk. Wajah pada boneka Ondel-Ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan di cat dengan warna putih.
3. Kelap-Kelip
Kelap kelip lampu di kapal anak kapal main sekoci
Air mata jatuh di bantal, aduh, yang dinanti belum kembaliPulau Pandan jauh di tengah di balik Pulau Angsalah Dua
Hancur badan di kandung tanah amboi, budi baik terkenang juaDalam hujan bajuku basah jalan-jalan di pinggir kali
Biar kini kita berpisah, sayang, lain kali jumpa kembali
4. Kicir-Kicir
Kicir-Kicir mungkin juga termasuk salah satu lagu daerah Jakarta yang paling terkenal. Pasalnya, lagu ini sering dibawakan dalam berbagai acara perayaan. Salah satunya, setiap tahunnya lagu ini dibawakan dalam perayaan ulang tahun Kota Jakarta oleh artis-artis ibukota di televisi.
Kicir kicir ini lagunya Lagu lama ya tuan dari Jakarta Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur menghibur hati nan duka
Burung dara burung merpati Terbang cepat ya tuan tiada tara Bilalah kita ya tuan suka menyanyi
badanlah sehat ya tuan hati gembira
Buah mangga enak rasanya Si manalagi ya tuan paling ternama Siapa saya ya tuan rajin bekerja
pasti menjadi menjadi warga berguna
Dalam asal-usulnya, lagu Kicir-Kicir dapat dibilang muncul dari tradisi pantun Nusantara, terutama syair dan pantun-pantun Melayu. Hal tersebut ditunjukan dalam lirik lagu ini yang terikat oleh rima, jumlah suku kata, dan larik, seperti halnya pada pantun dan syair.
Bahkan sampai saat ini, lagu Kicir-Kicir telah telah berkembang dalam versi dan aransemen yang lebih modern. Seperti misalnya, lagu ini diaransemen dalam bentuk musik band, dalam berbagai aliran seperti musik pop, jazz, dan semacamnya. Padahal, versi asli lagu ini dibawakan dengan iringan musik orkes tanjidor.
5. Lenggang Kangkung
Lenggang Kangkung merupakan salah satu lagu yang terdaftar sebagai lagu daerah DKI Jakarta, dipopulerkan oleh seorang penyanyi putri asal Jakarta, Lilis Suryani. Di usianya yang masih muda, beliau telah mulai terjun di dunia musik. Bahkan, beliau sempat mendapat tawaran untuk tampil di Istana Negara dan beberapa tempat terhormat lainnya.
Lenggang lenggang kangkung Kangkung dari Cimanggis Lenggang lenggang lenggang kangkung
Kangkungnya dari Cimanggis
Memang nasib yang paling beruntung Dapat pacar tak punya kumis Memang nasib yang paling beruntung
Dapat pacar tak punya kumis
Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung Kangkung dari Jakarta Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung
Kangkungnya dari Jakarta
Memang nasib paling tak beruntung Punya ayah suka main mata Memang nasib paling tak beruntung
Punya ayah suka main mata
Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung Kangkung di atas peti Lenggang lenggang lenggang lenggang kangkung
Kangkungnya di atas peti
Memang nasib tak beruntung Punya nenek suka main tali Memang nasib tak beruntung
Punya nenek suka main tali
Belum diketahui secara pasti siapa sebenarnya yang menciptakan lagu Lenggang Kangkung ini. Konon, lagu ini tercipta sejak masa penjajahan Belanda dengan Bahasa Melayu. Dengan tema asmara atau kehidupan sosial secara luas, lagu ini seperti menyindir kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis.
Pengaruh pantun Melayu begitu kental pada lirik lagu ini. Liriknya sangat sederhana dan mudah dipahami. Lenggang Kangkung memiliki arti “tidak peduli” atau “cuek”. Dalam soal asmara, lenggang kangkung terhadap pasangan dapat mengakibatkan pertengkaran dan perselisihan. Lenggang kangkung merujuk pada sikap acuh tak acuh atau tindakan yang seenaknya saja.
6. Jali-Jali
Jali-Jali atau juga dikenal dengan Si Jali-Jali merupakan lagu daerah Jakarta yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Betawi. Merunut asal-usulnya, lagu ini diyakini lahir dan dikembangkan oleh orang-orang Cina peranakan Jakarta lewat musik tradisional mereka, Gambang Kromong.
Ini dia si jali-jali lagunya enak, lagunya enak merdu sekali ini dia si jali-jali eh, sayang disayang
lagunya enak merdu sekali
capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan, asalkan tuan senang di hatijalilah jali roda melati, sayang cali cali roda melati
calilah cali berganti-ganti
ular naga diemprut selang [ah lu kate belanda] uler kadut, uler kadut segene gini
[segede ape bang?] [neh!]
ular naga diemprut selang, nona, nona uler kadut, uler kadut segede gini
[kayak gede banget] [ah, lu tau kok]
digode jande gak inget pulang, sayang digode jande gak inget pulang [kenape bang?]
sampe lupain utang seringgit
dari turki ke bojong lengkong, sayang dari turki ke bojong lengkong sebab si pengki turunan cukong
[ha ha.. lu tahan gak tuh]
keramat ape tiga langkah? [mane gua tahu] sayang di sayang, kramat karet banyaklah lumpur keramat ape tiga langkah?
eh sayang di sayang, kramat lah karet banyaklah lumpur
jimat ape yang abang pake sayang,
siang dan malam, siang dan malam ga bisa tidurjali-jali dari cikini, sayang jali-jali dari cikini
jali jali… sampai disini
Dengan permainan biolanya, lagu Si Jali-Jali dipopulerkan oleh M. Sagi yang merupakan pimpinan Orkes Kerontjong M. Sagi pada tahun 1942. Karena begitu kental dengan nuansa budaya Betawi, Jali-Jali kemudian dijadikan sebagai lagu rakyat Betawi.
Seperti kebanyakan lagu daerah Jakarta yang berasal dari kebudayaan Betawi, lagu Si Jali-Jali ini juga terbentuk dari bait-bait pantun yang dipadukan dengan musik yang riang. Maka pada setiap bait lirik lagu ini, baris pertama dan kedua hanyalah sebagai sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan inti pesan yang ingin disampaikan.
7. Cik Abang
Buat apa berkain batik tulis Jikalau tidak serta s’lendang kebaya Buat apa bermuka-muka manis Jikalau memang tidak ya jiwa manis indung disayang Jikalau tidak jujur hatinya Kalau Cik Abang ke Pasar Minggu janganlah lupa beli pepaya Kalau Cik Abang berkawan baru
janganlah lupa kawan yang lama
8. Sirih Kuning
Kalau tidak, nona, karena bulan, sayang Tidaklah bintang, ya nona, tidaklah bintang ya nona
meninggi hari
Kalau tidak, nona, karena tuan, sayang Tidaklah kami, ya nona, tidaklah kami, ya nona
sampai kemari
Sirih kuning, nona, batangnya ijo, nona Yang putih kuning, ya nona, yang putih kuning, ya nona
memang sejodo
Ani-ani, nona, bukannya waja, sayang Dipakailah anak, ya nona, dipakailah anak. ya nona
patah tangkainya
Kami nyanyi, nona, memang sengaja, sayang Lagunya asli, ya nona, lagunya asli, ya nona
pusaka lama
Sirih kuning, nona, lagi ditampin, nona Kami menyanyi, ya nona, kami menyanyi, ya nona
mohon berhenti
9. Surilang Jot-Njotan
Surilang jot-njotan Ada hujan rintik perlahan Rahmat Tuhan semesta alam eh sayang disayang Kagak gune cantik rupawan aduh sayang Kagak gune cantik rupawan eh sayang aduh sayang
Kalo kagak suka sembahyang
Surilang jot-njotan Burung elang di pinggir jalan Dideketin eh malah terbang eh sayang disayang Sie-sie puasa sebulan aduh sayang Sie-sie puasa sebulan eh sayang aduh sayang
Kalo cuma ngomongin orang
Surilang jot-njotan Kue cubit di atas nampan Jadi sehat kalo dimakan eh sayang disayang Tiada gune uang disimpan aduh sayang Tiada gune uang disimpan eh sayang aduh sayang
Kalo zakat enggak dibayarkan
Surilang jot-njotan Baek ati ente lakuin Kagak rugi aye jaminin eh sayang disayang Naek haji niatin aduh sayang Naek aji kite niatin eh sayang aduh sayang
Haji mabrur kite dambain
10. Lagu Permainan “Wak-Wak Gung”
Sebenarnya, Wak-Wak Gung adalah sebuah permainan tradisional anak-anak Betawi yang dalam permainannya diiringi dengan menyanyikan lagu Wak-Wak Gung. Untuk lebih detilnya mengenai permainan traidisional ini, silakan simak artikel pada halaman berikut ini.
Wak wak kung nasinye nasi jagung Lalapnye daon utan Sarang gaok dipohon jagung
Gang…ging…gung
Tam-tambuku Seleret daon delime Pato klembing pate paku Tarik belimbing Tangkep satu Pit ala’ipit
Kuda lari kejepit-sipit
11. Pepaya Pisang Jambu
Pepaya mangga Pisang Jambu Dibawa dari pasar minggu Disana banyak penjualnya
Dikota banyak pembelinya
Pepaya buah yang berguna Bentuknya sangat sederhana Rasanya manis tidak kalah
Membikin badan sehat segar
Pepaya jeruk jambu rambutan Duren duku dan lain lainnya Marilah mari kawan semua
Membeli buah buahan
Pepaya makanan rakyat Karena sangat bermanfaat Harganya juga tak mengikat
Setalen tuan boleh angkat
12. Abang Pulang
Siapa yang tak kenal Benyamin Sueb? Seniman legendaris yang telah menghasilkan karya berupa 75 album musik dan 56 judul film. Dikenal sebagai seorang aktor, pelawak, musisi, sekaligus sutradara. Lagu Abang Pulang ini juga merupakan salah satu karya beliau yang dijadikan sebagai lagu daerah Jakarta.
Nah, abang pulang Bakul nasi goyang-goyang Dek, abang pulang Dari kota pulang kandang Abang bawa apaan? Abang bawa bungkusan Eh bungkusannye apaan? Beginian Apaan sih isinye bang? Ntar aje loe liat Buka donk aye liat,
Loe liat pasti melotot
Duh, abang sayang Pulang pasti banyak uang Duh, adek sayang Gue gak bisa bilang dah. Terserah. Abang bawa apaan? Abang bawa bungkusan Eh bungkusannye apaan? Beginian Apaan sih isinye bang? Ntar aje loe liat Buka donk aye liat,
Loe liat pasti melotot
13. Sang Bango
Pernah nonton sinetron drama komedi Si Entong? Kalau pernah, pasti sudah tak asing lagi dengan lagu Sang Bango yang menjadi soundtrack sinetron Si Entong yang tayang sejak tahun 2005 ini. Lagu ini tentu sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia, terlebih berkat sinetron tersebut. Sang Bango juga merupakan lagu ciptaan Benyamin Sueb.
Sang bango, eh sang bangau Kenape elu, elu delak-delok? Sang bangau, ngau, ngau, ngau, eh sang bango
Kenape elu, elu delak-delok?
Mengkenye aye, aye delak-delok Sang kodok, eh, kerak-kerok Mengkenye aye, aye delak-delok
Sang kodok, eh, kerak-kerok
Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok Kenape elu, elu kerak-kerok? Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok
Kenape elu, elu kerak-kerok?
Mengkenye aye, aye kerak-kerok Orang-orang, eh, pade ngorok Mengkenye aye, aye kerak-kerok
Orang-orang, eh, pade ngorok
Bang orang, eh, eh, eh bang orang Kenape elu, elu pade ngorok? Bang orang, eh, eh, eh bang orang
Kenape elu, elu pade ngorok?
Mengkenye aye, aye pade ngorok Sang kodok kerak-kerok Mengkenye aye, aye pade ngorok
Sang kodok, eh kerak-kerok [bandel]
Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok Kenape elu, elu kerak-kerok? Sang kodok, eh, eh, eh sang kodok
Kenape elu, elu kerak-kerok?
Mengkenye aye, aye kerak-kerok Bikin musik, lagu jailhouse rock Mengkenye aye, aye kerak-kerok
Bikin musik, lagu jailhouse rock
14. Lagu Daerah “Hujan Gerimis”
Masih seputar karya Benyamin Sueb, Hujan Gerimis juga merupakan karya beliau yang dipopulerkan bersama Ida Rohyani. Lagu ini biasa dibawakan dengan iringan musik tradisional Gambang Kromong dalam acara perayaan masyarakat Betawi.
eh ujan gerimis aje ikan teri diasinin eh jangan menangis aje
yang pergi jangan dipikirin
eh ujan gerimis aje ikan lele ade kumisnye eh jangan ngelamun aje
kalo bole cari gantinye
mengapa ujan gerimis aje pergi berlayar ke tanjung cina mengapa adek menangis aje kalo udah jodoh gak kemana
oiy oiy
eh ujan gerimis aje ikan bawal diasinin eh jangan menangis aje
bulan syawal mau dikawinin
jalan-jalan ke menado jangan lupa membeli pala kalo niat mencari jodoh
cari yang item seperti saya
Lagu Hujan Gerimis memiliki lirik berupa pantun yang mengandung pesan tentang kehidupan sehari-hari. Pesan yang disampaikan dalam lagu ini masih seputar masalah jodoh, bahwa kita tidak usah bersedih dan khawatir dengan jodoh yang belum juga datang.
15. Kompor Meleduk
Aah, nyak banjir!
Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk Rumeh ane kebakaran, gare-gare kompor mleduk Ane jadi gemeteran, wara-wiri keserimpet
Rumeh ane kebanjiran, gara-gara got mampet
Ati-ati kompor meleduk Ati ane jadi dag-dig-dug [Heh, jatuh duduk] Ayo-ayo bersihin got
Jangan takut badan blepot
Coba eneng jangan ribut Jangan pade kalang kabut
Aarrrgh
Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk Rumeh ane kebakaran, gare-gare kompor mleduk Ane jadi gemeteran, wara-wiri keserimpet
Rumeh ane kebanjiran, gara-gara got mampet
Ati-ati kompor meleduk Ati ane jadi dag-dig-dug [Heh, jatuh duduk] Ayo-ayo bersihin got
Jangan takut badan blepot
Coba eneng jangan ribut Jangan pade kalang kabut
Aarrrgh
16. Ronggeng Jakarta
Berbicara soal judul lagu ini, ronggeng adalah satu bentuk kesenian tari di mana pasangan saling bertukar ayat-ayat puitis saat mereka menari dan diiringi dengan musik rebab atau biola dan gong.
Takdir tak dapat aku pungkiri Terserah Tuhan Khalikul Bahri Hanya kerjaku sepanjang hari
Merangkai madah di sanubari
Aku menyanyi anda menari Aku bersuara anda gembira Tetapi anda tak pernah m’rasa
Dalam menyanyi jiwa tersiksa
Dilihat dari liriknya, lagu Ronggeng Jakarta ini menceritakan tentang seorang yang pasrah dengan kehendak Tuhan. Ia hanya dapat berusaha sebisa mungkin, dan selebihnya ia pasrahkan hasilnya kepada ketentuan Tuhan.
Ia hanya berusaha menyayangi dengan baik dan menghibur orang sebisanya, sementara orang-orang tidak sadar bahwa kepahitan hidup sedang ia pendam dalam hatinya.
Baca juga: Mengulas 20 Lagu Daerah Jawa Barat beserta Lirik dan Maknanya
17. Lagu Daerah “Cente Manis”
Lagu Cente Manis merupakan lagu daerah Jakarta bertemakan romansa yang judulnya diambil dari nama sebuah kue tradisional khas Betawi. Mungkin sudah sering kita lihat, kue cente manis ini memiliki warna merah muda dan bertekstur kenyal seperti agar-agar.
Ambil dacin, Ambil dacin menimbang padi. Ambil dacin, Ambil dacin menimbang padi. Ya padilah ditimbang. Ya aduhai sayang. Padi ditimbang setengah kati, Sayang. Badan miskin ya tuan, Siapalah yang mau, Yaduh sayang, Tidak ada lah yang mau. Yaduh nona, Cente manis, Dipatok burung. Biar saja, Biar saja dibawa dulu. Biar saja, Biar saja dibawa dulu. Ya jambulah ijo, Ya aduhai sayang, Jambulah ijo jatuh di tanah, Sayang. Biar sajalah nona, Kita sabar dahulu, Yaduh sayang, Biarlah sabar dahulu Kalaulah jodoh takkan kemana, Yaduh nona, Cente manis, Dipatok burung. Cente manis, Dipatok burung,
Cente manis!
***
Itulah 17 lagu daerah Jakarta yang unik, khas, dan menarik. Dari sekian banyak lagu daerah, mungkin tidak banyak yang benar-benar menggemarinya karena telah digantikan dengan lagu-lagu yang lebih modern. Namun, lagu-lagu daerah tersebut tentu memiliki karakter tersendiri yang menjadi ciri khas daripada lagu-lagu modern yang lebih populer dan mainstream.
Baca juga: Mengulik 7 Lagu Daerah Aceh, Kesenian Musik Serambi Mekah
Referensi
- wikipedia
- budaya-indonesia.org
- lagudaerah.id