Sebutkan hal hal positif yang harus dilakukan oleh remaja jelaskan

Bagi Anda yang sedang menikmati waktu libur panjang, entah itu karena pandemi atau baru lulus sekolah, pasti sekarang lagu mencari contoh kegiatan positif di rumah. Bersantai selama 24/7 di rumah awalnya menyenangkan, namun lama kelamaan membuat kita merasa bosan. Untuk itu, berikut ini 6 contoh kegiatan positif di rumah yang selain bermanfaat, juga mudah untuk Anda lakukan.

Baca buku fiksi atau non fiksi

Kegiatan membaca buku memang menjadi salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan mental. Secara umum, membaca buku bisa membuka wawasan, menumbuhkan rasa empati, meningkatkan kreativitas, meredam stress, serta mempertajam kemampuan berbahasa Anda.

Manfaat-manfaat ini berlaku untuk buku fiksi maupun non fiksi. Ada begitu banyak genre buku yang bisa dipilih, baik yang ditulis dalam Bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Jika Anda ingin meningkatkan skill spesifik, Anda bisa membaca buku non fiksi. Anda pun bisa mengasah kemampuan bahasa asing Anda dengan membaca buku!

Membersihkan dan menata ulang rumah

Terlalu lama berdiam diri di rumah kadang membuat kita merasa jenuh dengan suasana di hunian kita. Ini bukanlah hal yang tidak lumrah, apalagi jika Anda biasanya aktif bepergian. Rumah yang kotor dan tidak tertata dengan rapi, tentu akan berpengaruh pada mood dan produktivitas penghuninya.

Di waktu luang ini, kumpulkan semangat Anda untuk membersihkan rumah. Ambil sapu untuk membersihkan debu di lantai dan plafon rumah. Jangan lupakan lap dan kemoceng untuk menghilangkan debu di perabotan rumah. Cek setiap kamar tidur dan kamar mandi di rumah, lalu bersihkan.

Setelah rumah bersih, Anda bisa lebih leluasa untuk menata interior rumah sesuai dengan preferensi Anda. Cari referensi di internet untuk membantu Anda. Pastinya, interior rumah yang bersih dan tampak seperti baru akan mendatangkan semangat baru!

Belajar resep makanan baru

Memasak juga menjadi contoh kegiatan positif di rumah yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Asalkan Anda mengikuti resep dengan teliti, masakan yang dihasilkan pun dijamin enak.

Selain itu, memasak di rumah juga lebih hemat dan sehat dibanding membeli makanan di restoran. Cobalah resep-resep masakan baru setiap harinya supaya kegiatan memasak jadi semakin seru. Jika ada makanan sisa, bisa Anda simpan di kotak kedap udara, taruh di kulkas, dan dihangatkan lagi saat ingin dimakan.

Olahraga untuk tubuh yang bugar

Olahraga tidak harus di gym, Anda pun bisa berolahraga di rumah. Kini, sudah banyak kelas online bersama trainer profesional yang akan membantu Anda dalam berolahraga. Anda juga bisa menonton latihan olahraga di rumah secara gratis lewat YouTube.

Olahraga merupakan contoh kegiatan positif di rumah yang sebenarnya wajib dilakukan secara rutin. Dilansir dari Mayo Clinic, orang dewasa perlu melakukan olahraga minimal 30 menit setiap harinya. Akan lebih baik bila berhasil mencapai 300 menit per minggu.

Belajar hobi baru

Setiap orang punya hobi masing-masing, entah itu hobi bernyanyi, menari, bersepeda, atau menggambar. Namun, tidak jarang juga orang-orang merasa suntuk dengan hobi yang mereka miliki. Mungkin karena pekerjaan mereka pun berhubungan dengan hobi tersebut. Tidak ada aturan yang menyatakan bahwa satu orang hanya boleh memiliki satu hobi saja.

Anda sekarang memiliki banyak waktu untuk mencari hobi baru yang menyenangkan. Pilihannya ada sangat banyak, tergantung keinginan Anda. Jika Anda ingin hobi yang lebih rileks, bisa mencoba merajut atau bermain musik. Buat Anda yang punya jiwa petualang, bisa mencoba hobi fotografi maupun hobi bercocok tanam.

Ikut kelas kuliah online

Satu lagi contoh kegiatan positif di rumah yang layak Anda coba, yakni mengikuti kelas kuliah online. Bagi Anda yang ingin menaiki tangga karier atau ingin lebih mantap berbisnis, mengikuti kelas kuliah online menjadi solusi alternatif. Apalagi di tengah pandemi yang tidak menentu, Anda perlu kebebasan dalam mengatur jadwal kuliah.

Namun, waktu Anda malah akan terbuang sia-sia jika kelas kuliah online yang diikuti hanya menawarkan sertifikat, bukan gelar sarjana. Jika ini menjadi kekhawatiran Anda, maka Anda bisa mendaftarkan diri ke program studi S1 di BINUS Online Learning. Di sini, Anda akan mengikuti perkuliahan online dengan sistem modular, di mana Anda bisa mengatur jadwal kuliah sendiri. Tidak hanya kelas kuliah online saja, Anda pun akan mengikuti ujian secara online, tidak perlu datang ke kampus.

Tunggu apa lagi? Saatnya isi waktu luang Anda dengan contoh kegiatan positif di rumah yang bermanfaat bagi masa depan Anda!

Remaja yang sehat secara fisik, mental, emosional dan spritual menjadi dambaan para orangtua, masyarakat bangsa dan negara, karena dengan kondisi yang demikian itu, para remaja dapat diharapkan mampu mengisi masa remajanya dengan kegiatan yang positif bagi perkembangan kehidupan di masa dewasanya nanti tanpa banyak terganggu oleh situasi pribadi yang tidak kondusif. Persoalannya, untuk mencapai remaja dengan kondisi sehat pada empat aspek tersebut, bukanlah sesuatu yang mudah karena besarnya pengaruh faktor lingkungan, teman sebaya dan teknologi informasi termasuk internet yang secara langsung maupun tidak langsung menggerus nilai-nilai moral remaja di satu sisi dan menyeret mereka pada perilaku negatif di sisi lainnya.

Demikian dikatakan oleh Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi  Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo Drs. Mardiya  pada saat menyajikan materi Kebijakan tentang Penanganan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di Kabupaten Kulon Progo pada acara Pendidikan Pranikah Bagi Remaja Usia Nikah Dalam Rangka Pembinaan Keluarga Sakinah  yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulonprogo, Sabtu (20/3) di Gedung Serbaguna kantor setempat.  Hadir sekaligus menjadi nara sumber pada acara tersebut Ka Badan PMPDP dan KB Drs. Krissutanto dan Ustad Drs. Wahib Jamil, MPd.

Di hadapan sekitar 40 siswa dari berbagai SLTA di lingkungan Kecamatan Pengasih dan Wates ini, Mardiya menambahkan, sekarang ini banyak indikasi bahwa remaja kita telah meninggalkan nilai-nilai moral dan agama, salah satunya adalah berperilaku seks yang tidak sehat. Perilaku seks yang tidak sehat tersebut salah satu bentuknya adalah dengan pacaran tanpa reserve sehingga menyebabkan tidak sedikit remaja kita yang mengalami "kecelakaan" berupa Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD).  Sementara KTD itu  sendiri bagi remaja akan menjadi hambatan untuk meraih cita-citanya, karena ia tidak bisa lagi meneruskan belajar, mendapat tekanan psikologis karena dikucilkan teman atau keluarga serta dipaksa menikah oleh orangtuanya yang menjadikan sang remaja harus berkonsentrasi untuk memikirkan kehidupan berumah tangga sebelum waktunya.

Untuk mencegahnya, menurut mantan Penyiap Bahan Pembinaan Ketahanan Keluarga di lingkungan Dinas Dukcapilkabermas ini, para remaja selain beri pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan ini akan efektif bila dilakukan melalui media Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) yang sekarang diubah namanya menjadi PIK Remaja. PIK Remaja ini  merupakan suatu wadah yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja dalam memperoleh informasi dan pelayanan konseling KRR. PIK Remaja ini merupakan langkah operasional menuju Tegar  Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari resiko Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, Napza), mau menunda usia pernikahan hingga memasuki usia ideal perkawinan (20 bagi wanita dan 25 bagi pria), bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, serta mampu menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Dengan demikian, PIK KRR yang menggunakan pendekatan kelompok sebaya (peer group) ini diyakini mampu secara efektif cegah seks bebas pada remaja.

Pada kesempatan tersebut, Mardiya memaparkan perlunya para remaja untuk meningkatkan iman dan tagwa melalui pendalaman serta pengamalan ilmu agama agar terhindar dari perilaku seks yang belum saatnya. Memang benar,  masa remaja adalah masa untuk menuntut ilmu yang setinggi tingginya sebagai bekal di masa depan. Tetapi ilmu agama tetap diperlukan sebagai penyeimbang, agar ilmu pengetahuan yang diperoleh remaja memiliki moral yang kuat sehingga tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif. Sangat boleh jadi, remaja yang tanpa landasan iman dan taqwa yang kuat, bila mendapat ilmu pengetahuan tentang proses reproduksi manusia atau siklus kesuburan dari seorang wanita justru akan memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk berbuat yang macam-macam, misalnya saja mencari cara bagaimana agar seks bebas yang dilakukannya tidak menyebabkan kehamilan.

 Mempertahankan keperjakaan dan keperawanan hingga menikah, kata Mardiya, harus dikembalikan sebagai prinsip hidup yang dipegang teguh oleh para remaja, agar tidak kecewa di kemudian hari. Karena berdasarkan pengalaman, keluarga yang di awal pernikahannya didahului dengan KTD, keharmonisan dan ketenteramannya sering terganggu,  apalagi  laki-laki yang menghamili bukan menjadi suaminya yang sekarang. Itu artinya, keluarga yang dibangun tidak akan pernah mencapai kesejahteraan da kebahagiaan yang diinginkan. Kunci untuk pencegahannya adalah hindari perilaku pacaran yang tidak sehat dan hindari pula tempat-tempat yang memberi peluang pada orang lain untuk melakukan perkosaan, pelecehan seksual dan lain-lain serta perbanyak olahraga untuk menyalurkan tenaga yang berlebih.

Sumber berita: Drs. Mardiya

Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kulonprogo

HP. 081328819945