Sebutkan hikmah dari penciptaan langit dan bumi

Sebutkan hikmah dari penciptaan langit dan bumi
BincangSyariah.Com- Manusia mengetahui adanya pergantian waktu dari adanya perubahan siang dan malam, ternyata pergantian ini membawa hikmah yang banyak sekali, terutama untuk kebaikan semua makhlukNya, khususnya manusia. Diantaranya adalahAllah menciptakan malam hari sebagai waktu untuk mengistirahatkan semua anggota badan, setelah bekerja selama seharian, begitu juga siang hari diciptakan untuk mencukupi segala kebutuhan manusia, dengan cara bekerja, berdagang, atau aktifitas yang lain. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam Surat An Naba’ ayat yang berbunyi:

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا ﴿١٠﴾ وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا ﴿١١﴾

Artinya: Dan kami telah jadikan malam sebagai serta menjadikan siang hari sebagai tempat mencari penghidupan.Menurut Imam Ar Razi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa Allah menjadikan malam sebagai karunia Nikmatnya, supaya manusia terhindar dari kejaran musuh-musuhnya, serta untuk menyembunyikan atau menutupi dari hal-hal yang tak layak dipublikasikan.Sedangkan Ibnu Asyur dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hikmah dijadikan malam adalah agar manusia bisa tidur atau mengistirahatkan fisiknya setelah mengalami penatnya aktifitas seharian. Sedangkan menurut Imam Suyuti dalam kitab Al Iklil fi istinbati Attanzil menjelaskan bahwa Ayat ini dijadikan sebagai argumen sebagian Ulama tentang orang yang terdesak, tak menemukan baju untuk menutupi auratnya maka Sholat dalam keadaan telanjang atau kondisi gelap, maka Sholatnya sah.Sedangkan Hikmah diciptakannya waktu siang menurut Imam Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, adalah untuk menerangi kehidupan, terutama untuk memudahkan manusia dalam bertransaksi, berinteraksi dengan orang lain, baik dalam perdagangan, atau kegiatan yang lain untuk mencukupi urusan dirinya, serta keluarganya.Sedang Imam Thabari menambahkan, supaya manusia mencukupi segala urusan duniawinya, mulai makan, minum, dan lain sebagainya, sehingga ia tak menggantungkan pemberian orang lain atau tamak. Jadi Allah menjadikan siang hari sebagai sebab perantaraan manusia agar tercukupi segala kebutuhan hidupnya.Dalam Surat Al Isra’, Ayat 12 yang berbunyi:

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا (12(

Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.Imam Thobari menjelaskan ayat diatas bahwa diantara nikmat Allah yang diberikan kepada manusia adalah Allah membedakan tanda-tanda waktu siang dengan adanya pancaran sinar matahari sehingga menjadi terang dan malam hari ditandai dengan mulai gelap gulita, supaya manusia bisa menggunakan kedua waktu ini dengan baik agar tujuan hidupnya tercapai.Adanya siang malam ini sebagai penentu hitungan hari, bulan, dan tahun atau mempermudah dalam perhitungan dalam kalender, sehingga manusia mampu mengingat, mencatat kejadian yang penting dalam sejarah hidupnya,misalnya tanggal pernikahan, kelahiran seseorang, atau momen yang lain.Kesimpulan dari penjelasan diatas, manusia harus bersyukur atas Nikamt Allah yang telah menciptakan pergantian siang dan malam dengan beberap tujuan sebagai berikut:Pertama, Allah menciptakan malam agar manusia bisa beristirahat dengan nyaman dan tenang.Kedua, diciptakannya siang, agar manusia berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, karena waktu ini baik untuk berinteraksi dengan yang lain.Ketiga, memudahkan perhitungan dalam kalender.

Semoga hikmah diatas menjadi motivasi kepada manusia agar lebih mengenal nikmat Allah yang diberikan, sehingga ia tambah dekat dengannya, dan selalu mendap[atkan bimbinganNya.

25 Januari 2022 23:50

Pertanyaan

Sebutkan hikmah dari penciptaan langit dan bumi

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Sebutkan hikmah dari penciptaan langit dan bumi

211

Sebutkan hikmah dari penciptaan langit dan bumi

1

Jawaban terverifikasi

Mahasiswa/Alumni University Malaya Malaysia

04 Februari 2022 07:03

Hallo Falisha A, Kakak jawab ya:) Jawaban : hikmah adanya takdir Allah dalam penciptaan alam semesta maka alam semesta ini berjalan dengan penuh keteraturan dan keseimbangan. Pembahasan: Allah SWT adalah Al khalik (maha pencipta), terkait penciptaan alam semesta maka Allah Berfirman di dalam surat Al Baqarah ayat 29 yang berbunyi : هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Artinya: Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Hikmah adanya takdir Allah dalam penciptaan alam semesta maka alam semesta ini berjalan dengan penuh keteraturan dan keseimbangan. Seperti jarak antar matahari dan bumi yang selalu sama sejak dahulu diciptakan berada di garis edarnya tidak pernah menjauh atau mendekat dari yang sudah ditetapkan. Siang dan malam silih berganti dan tidak saling mendahului. Jadi, hikmah adanya takdir Allah dalam penciptaan alam semesta maka alam semesta ini berjalan dengan penuh keteraturan dan keseimbangan. Semoga membantu ya.

Sebutkan hikmah dari penciptaan langit dan bumi

Balas

Ayat 21 surah Ar-Rum sebelumnya menjelaskan tentang arti pasangan hidup dalam kehidupan berumah tangga. Pada ayat 22 ini Allah menjelaskan bukti kekuasaan-nya dengan bukti diciptakannya langit, bumi, dan berbagai macam bahasa serta warna kulit manusia. Allah berfirman:

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ خَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفُ أَلۡسِنَتِكُمۡ وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah penciptaan langit, bumi, berbagai macam bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada hal demikan, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”

Mari kita tela’ah penafsiran dari beberapa mufasir tentang ayat ini, apa hikmah yang terkandung di dalamnya.

Kenapa alam semesta berupa langit dan bumi dijadikan sebagai bukti kuasa Allah? Alam semesta merupakan fenomena yang tidak bisa kita bantah, bagaimana tidak! Langit luas yang terbentang demikian tanpa disanggah oleh tiang, juga bintang-bintang dan planet beserta garis edar. Belum lagi bumi beserta sekian lapisan, gunung, lembah, gurun dan laut yang membentang, juga termasuk sumber daya alam yang tersimpan di bumi, mulai emas, perak beserta tumbuhan dan hewan. Seluruhnya bisa kita buktikan dan dapat kita lihat secara kasat mata, seperti penjelasan Wahbah Zuhaili dalam al-Munir.

Fahrur Razi menambahkan dalam Mafatih al-Ghaib, ayat tersebut sebagai jawaban dari anggapan sebagian non-muslim. Bahwa semua alam semesta termasuk, langit dan bumi tidak lain hanya sekadar kumpulan komposisi-komposisi sekian komponen yang ada, bukan karena adanya Sang Pencipta.

Sya’rawi menambahkan berkaitan dengan fenomena langit dalam tafsir al-Sha’rawi, ada dua kemungkinan jika sesuatu berada di atas dan tidak bisa jatuh ke bawah. Adakalanya tiang untuk dapat menyangga perkara yang di atas, atau ada kekuatan yang dapat menahan terjatuh-nya perkara di atas, dengan mengutip surah Luqman ayat 10, Allah berfirman:

خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٖ تَرَوۡنَهَاۖ وَأَلۡقَىٰ فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمۡ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٖۚ وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجٖ كَرِيمٍ

Artinya: “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung [di permukaan] bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkanmu; dan segala macam jenis binatang dapat berkembang biak karena-Nya. Kami turunkan air hujan dari langit, kemudian kami tumbuhkan dari bumi segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”

Melalui ayat di atas, menjelaskan adanya tiang-tiang yang tidak dapat dilihat secara kasat mata manusia. Pada surah lain, yaitu surah Fatir ayat 41 menjelaskan, bahwa Allah yang menahan langit dan bumi untuk tidak lenyap. Allah berfirman:

۞إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورٗا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Secara sederhana, jika tidak ada tiang-tiang yang menahan langit luas yang membentang, hanya Allah sebagai Dzat pencipta yang dapat menahan langit, sedangkan manusia makhluk lemah yang tidak dapat menahan jatuhnya langit.

Mari kita amati burung-burung yang terbang, dengan hempasan kedua sayapnya burung dapat terbang di atas langit, terkadang saat di langit ia mengatupkan kedua sayapnya tapi masih dapat terbang, lantas faktor apa yang membuat burung dapat terbang di langit? Sya’rawi menukil ayat dari surah al-Mulk ayat 19. Allah berfirman:

أَوَ لَمۡ يَرَوۡاْ إِلَى ٱلطَّيۡرِ فَوۡقَهُمۡ صَٰٓفَّٰتٖ وَيَقۡبِضۡنَۚ مَا يُمۡسِكُهُنَّ إِلَّا ٱلرَّحۡمَٰنُۚ ٱلرَّحۡمَٰنُۚ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَيۡءِۢ بَصِيرٌ

Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya [di udara] selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” Pesan ayat ini, hanya Allah yang dapat menahan langit yang membentang luas dan burung-burung yang mengatupkan sayapnya saat di langit.

Bukan hanya bumi dan langit saja, Allah menunjukkan keagungan-Nya. Termasuk fenomena berbagai macam bahasa dan warna kulit manusia, kenapa demikian? Padahal bahasa pada mulanya hanya satu bahasa yang digunakan oleh Adam dan Hawa, bagaimana bisa menjadi bermacam-macam bahasa dan warna kulit? Bahkan bukan hanya karena berbeda bangsa, dalam satu bangsa dan negara pun masih banyak aksen dan bahasa yang berbeda. Misalnya, Negara Indonesia satu kenegaraan tapi memiliki banyak etnis dan bahasa. Betapa menakjubkan bukan?

Bukan sekadar bahasa. Lebih dari itu Wahbah Zuhaili menjelaskan, bahkan sampai sidik jari manusia tidak ada yang sama. Juga termasuk intonasi suara yang berbeda-beda. Nawawi al-Bantani mencontohkan dalam Marah Labid,  dua orang yang saling mengenal dengan bahasa yang sama, walaupun ada penghalang diantara keduanya dan tidak saling bertemu, keduanya akan mudah mengenali pemilik suara.

Sugguh demikian bukti bagi orang-orang yang mengetahui, kenapa hanya sebagai bukti bagi orang-orang yang mengetahui? Karena dengan mengetahui ia dapat mengerti batasan akal dalam memahami fenomena alam. Siapakah orang-orang yang mengetahui dimaksud? Sya’rawi menjelaskan, orang-orang yang membahas gejala-gejala alam dan tidak berhenti pada gejala fenomena alam saja, melainkan mencoba untuk berangan-angan apa yang terkandung dari fenomena tersebut, juga dengan menganalisa secara dalam untuk mencapai hakikat kebenaran.

Terdapat banyak hikmah dari penciptaan alam semesta beserta isinya. Pertama, betapapun luas dan indahnya langit, ada kekuatan dan kekuasaan Allah dibalik itu semua. Kedua, Allah sangat teliti dalam setiap hal, betapa banyaknya ciptaan yang sejenis tetap memiliki perbedaan. Saking telitinya jari telapak tangan manusia diciptakan berbeda dari satu dengan yang lain. Ketiga, penting menjadi orang mengetahui serta dapat memahami sesuatu secara dalam. Wallahu a’lam.

Kalau Allah menginginkan sesuatu maka Dia Cuma mengatakan ‘Kun Fayakun [Jadilah maka akan jadi]’ kenapa sampai menghabiskan 6 hari dalam menciptakan langit dan bumi?

Alhamdulillah.

Telah menjadi ketentuan menurut ahlu iman yang kuat dan ketauhidan yang sempurna, bahwa Allah Jalla Wa’ala Maha mampu segala sesuatu, kekuasan-Nya subhanahu tanpa batas, maka bagi-Nya kukuasaan penuh, dan keinginan yang sempurna, akhir semua masalah dan qado’. Kalau menginginkan sesuatu, maka akan jadi seperti yang diinginkan dan pada waktu yang diinginkan serta dengan cara yang diinginkan-Nya Subhanahu WaTa’ala.

Telah ada nash-nash yang pasti dari Kitab Tuhan kita dan sunnah Nabi kita sallallahu’alaihi wa sallam akan penetapan hal ini serta penjelasan yang gamblang tidak ada keraguan.

Kami cukupkan disini dengan menyebutkan sebagian ayat yang manunjukkan akan hal itu. diantaranya Firman-Nya Ta’ala:

[ بديع السموات والأرض وإذا قضى أمراً فإنما يقول له كن فيكون ] البقرة /117

”Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak [untuk menciptakan] sesuatu, maka [cukuplah] Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.” SQ. Al-Baqarah: 117.

Al-Khafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsiri ayat ini, 1/175: ‘Hal itu Allah menjelaskan kesempurnaan kekuasaan-Nya, keagungan kerajaan-Nya. Kalau sekiranya ingin mentakdirkan suatu perkara dan menginginkan sesuatu, [cukup] dengan mengatakan kun [jadilah] hanya sekali, maka jadilah. Yakni maka akan ada sesuai dengan keinginan-Nya sebagaimana firman-Nya, ‘Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.’ SQ. Yasin: 82. Begitu juga Firman Allah, ‘." Allah berfirman [dengan perantaraan Jibril]: "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.” SQ. Ali Imron: 47. Firman-Nya Ta’ala, ‘Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.” SQ. Ghofir: 68. Firman lainnya, ‘Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.’ SQ. Al-Qamar: 50.

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya ketika menafsiri ayat ini, 4/261: “Ini adalah kabar akan pelaksanaan dari perintah-Nya dipenciptaan-Nya. Sebagaimana dikabarkan melaksanakan kekuasan-Nya kepada mereka, sehingga Allah berfirman ‘Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan.’ Yakni sesungguhnya kami memerintahkan sesuatu sekali saja, tidak membutuhkan penguatan kedua kali. Maka akan jadi apa yang Kami perintahkan itu akan terjadi dan ada hanya sekejap mata, tidak terlambat dari sekejap mata. Alangakah indahnya ungkapan sebagian ahli syair:

‘Ketika Allah menginginkan sesuatu, cukup hanya mengatakan ‘Jadilah’ dalam ucapan, maka akan jadi.’ Selesai.

Disana ayat-ayat lain yang menegaskan dan menjelaskan masalah ini.

Kalau hal ini telah mantap, kenapa Allah Jalla Jalaluhu menciptakan langit dan bumi selama enam hari?

Pertama, telah ada banyak ayat di Kitab Tuhan kami bahwa Allah Jalla Wa’ala menciptakan langit dan bumi selama enam hari. Diantaranya adalah firman-Nya Ta’ala:

[ إن ربكم الله الذي خلق السماوات والأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش ... ] الأعراف /54

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.” SQ. Al-A’raf: 54.

Kedua, tidaklah suatu urusan yang Allah lakukan, melainkan di dalamnya terdapat hikmah nan dalam. Dan ini termasuk diantara arti nama Allah Ta’ala ‘AL-Hakim [Maha Bijaksana]’. Hikmah ini terkadang Allah nampakkan dan terkadang tidak dinampakkan. Terkadang diketahui dan dibuat istimbat [pengambil hukum] bagi orang yang mendalam ilmunya tanpa [diketahui] oleh orang lain. Meskipun begitu, ketidaktahuan kita tentang hikmah ini, tidak menjadikan untuk meniadakan atau menolak hukum-hukum Allah dan mencoba dengan memaksakan dan bertanya-tanya tentang hikmah yang Allah sembunyikan ini. Allah Ta’ala berfirman:

[ لا يُسأل عما يفعل وهم يسألون ] الأنبياء /23

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” SQ. Al-Ambiya’: 23. Sebagian ulama’ mencoba untuk mencari hikmah dari penciptaan langit dan bumi selama enam hari,

1.Imam Al-Qurtuby rahimahullah berkata dalam tafsirannya ‘Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an’ pada surat Al-A’raf: 54, 4/7/140, ‘Disebutkan masa ini yakni enam hari. Kalau ingin menciptakan dalam waktu sekejap, pasti akan dilakukan. Dimana Dia Maha Mampu dengan mengatakan ‘jadilah’ maka akan jadi. Akan tetapi Dia menginginkan, agar para hamba mengetahui sisi kelembutan dan ketepatan dalam segala urusan. Agar terlihat kemampuan-Nya kepada Malaikat sedikit demi sedikit. Dan hikmah lainnya, diciptakan selama enam hari, karena segala sesuatu di sisi-Nya ada ajalnya. Hal ini menjelaskan dengan membiarkan pelaku kemaksiatan mengobati dengan hukuman, karena segala sesuatu disisi-Nya telah ada ajalnya. Selesai.

2. Ibnu Al-Jauzi berkata di tafsirnya yang dinamakan ‘Zadul Masir, 3/162 dalam menafsiri ayat di surat Al-A’raf, ‘Kalau dikatakan, kenapa tidak diciptakan sekejep. Karena Dia mampu [melakukannya]? Dari sini ada lima jawaban,

Yang pertama, Dia menginginkan ketepatan setiap hari suatu masalah yang diagungkan oleh para Malaikat dan orang yang menyaksikannya. [Jawaban] ini disebutkan oleh Ibnu AL-Anbari

Kedua, Dia menguatkan sebagai pembukaan apa yang akan diciptakan untuk Adam dan keturunannya sebelum diciptakan. [Hal itu akan] lebih kuat pengagungannya di sisi para Malaikat

Ketiga, Bahwa lebih cepat itu lebih mengena dari sisi kekuasaan. Sedangkan lebih tepat itu lebih mengena dari sisi hikmah. Maka ingin memperlihatkan hikmah dalam hal itu, sebagaimana terlihat kekuasan-Nya dalam ungkapan ‘Kun Fayakun.

Keempat, Bahwa Dia mengajarkan kepada para hamba-Nya agar lebih tepat, kalau melakukan yang lebih tepat itu dilakukan oleh yang tidak pernah tergelincir, maka orang yang [sering] punya kegelinciran itu lebih utama untuk lebih tepat [dalam seluruh urusannya].

Kelima, dengan berlahan-lahan dalam menciptakan sesuatu. Akan lebih jauh persangkaan, bahwa hal itu terjadi secara tabiat atau kebetulan saja.’ Selesai

3. Al-Qadi Abu As-Saud berkata dalam tafsirnya pada ayat di surat Al-A’raf, 3/232, ‘Dalam menciptakan sesuatu secara berlahan-lahan, padahal mampu menciptakan secara langsung, sebagai tanda pilihan, diambil pelajaran bagi yang melihat dan anjuran untuk tenang dalam segala urusan. Selesai

Dan beliau berkata tentang tafsir ayat [59] dari surat Al-Furqan, 6,266: ‘Sesungguhnya yang menciptakan makhluk begitu besar dengan sangat teliti serta kesinambungan nan indah, pengaturan yang kuat, ketertiban yang tepat pada waktu-waktu tertentu. Disertai dengan kesempurnaan kekuasaan-Nya untuk langsuang menciptakan, terdapat hikmah nan agung, tujuan nan indah dimana akal fikiran tidak dapat memperincinya.’ Selesai

Dari perincian tadi, maka jelaslah bahwa Allah yang tinggi kemampuan-Nya, agung kekuasan-Nya. Mempunyai kekuatan penuh, akhir [segala] keinginan, kesempurnaan mengatur. Dia mempunyai pada setiap makhluknya, hikmah-hikmah yang tinggi tidak dapat diketahui melainkan Dia Subhanahu. Begitu juga telah jelas bagi anda sebagian hikmah-hikmah serta rahasia penciptaan Allah Subhanahu Wata’ala langit dan bumi pada waktu enam hari, meskipun Dia Mampu menciptakannya dengan ucapan ‘Kun [jadilah]’

Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita, keluarga serta para shahabat.

Video yang berhubungan