Sebutkan lima macam penerapan bahan hias berbahan tekstil yang diterapkan di indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya. Bukan hanya kaya akan sumber daya alam (SDA) saja, tetapi juga produk kesenian asli dan khas yang mendapat pengakuan dari dunia internasional. Batik dalam hal ini merupakan salah satunya. Nah, tahukah kamu bahwa pola-pola unik yang terdapat pada batik merupakan salah satu teknik ragam hias tekstil? Kira-kira apa saja teknik ragam hias tekstil yang bisa dituangkan dalam seni kerajinan tangan? Show
Ragam hias adalah bentuk-bentuk dasar hiasan yang biasanya diauaun secara berulang-ulanh sesuai pola tertentu, diterapkan pada karya seni atau kerajinan dengan tujuan untuk memperindah atau menghias. Ragam hias nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenun, anyaman, tembikar, ukiran kayu, maupun pahatan kayu. Dalam penerapannya, ternyata ada beberapa teknik ragam hias pada tekstil yang tergantung dengan bahan yang digunakannya. Adapun teknik ragam hias tekstil terdiri dari membatik, menenun, membordir, menyulam, dan melukis. Ragam hias dengan membatik memerlukan dua tahap, yaitu; pembuatan pola dan pewarnaan. Untuk pembuatan pola memerlukan peralatan berupa canting atau alat cetak. Sedangkan pewarnaan kain tekstilnya menggunakan teknik tutup celup. Baca juga: Berkenalan Dengan Aneka Motif Ragam Hias Ragam hias dengan menenun memerlukan peralatan berupa benang dan alat tenun. Sejak awal sudah direncanakan motif ragam hias pada hasil tenunan nanti. Pilihan motif menentukan pengaturan dan penyelipan benang selama proses menenun. Ragam hias dengan menyulam atau bordir memerlukan peralatan berupa kain, benang warna-warni, jarum, pembidang lingkaran, manik-manik, payet, dan pernik lain sesuai kebutuhan. Setelah dibuat pola ragam hias sulaman dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti sulam terawang, sulam timbul, dan sulam datar. Ragam hias dengan melukis memerlukan peralatan berupa kain, pewarna sesuai kondisi serat kain, kuas dengan ukuran sesuai bidang yang dilukis dan efek yang diinginkan, seperti kuas rata, kuas runcing, dan kuas bundar. Setelah dibuat pola, lukisan dapat dilakukan berbagai teknik sapuan dan goresan. Ketebalan warna dapat diatur dengan menggunakan air untuk mengatur tingkat kekentalan pewarna yang digunakan. AdaHobi, Penerapan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil – Pernahkah kamu memperhatikan pola gambar yang ada di pakaian yang kamu kenakan? Misalnya saja, pola batik pada seragam sekolah. Pola-pola unik tersebut ternyata merupakan salah satu dari penerapan ragam hias pada bahan tekstil. Ragam hias pada tekstil memiliki teknik penerapan yang berbeda-beda tergantung dengan bahan yang digunakan. Kali ini mimin akan membahas penerapan ragam hias pada bahan tekstil dimulai dari apa itu ragam hias, fungsi dan manfaat penerapan ragam hias, contoh penerapan ragam hias, jenis dan sifat pewarna dan bahan tekstil, serta teknik penerapan ragam hias pada bahan tekstil. Pengertian Penerapan Ragam Hias pada Bahan TekstilSebelum melangkah lebih jauh, kita mesti terlebih dahulu bertanya, “apa itu ragam hias?”, “apa pengertian dari ragam hias?”. Ragam hias ialah suatu bentuk dasar hiasan yang umumnya disusun dengan teknik pengulangan yang telah disesuaikan dengan pola-pola tertentu untu kemudian diterapkan ke suatu karya seni maupun kerajinan dengan tujuan menghias atau memperindah. Secara singkat, ragam hias merupakan pola-pola tersusun dan berulang yang diterapkan ke karya seni untuk memperindah. Bentuk Ragam Hias di NusantaraRagam hias yang ada di Nusantara sangat mudah kita temui, yakni pada motif batik, motif kain tenun, tatah sungging, anyaman, ukiran kayu, pahatan batu, serta tembikar. Bentuk-bentuk ragam hias yang sering kita temui sangat bervariasi dan umumnya memakai teknik penggubahan motif ragam hias realis, stilasi, dan deformasi. Seringkali, ragam hias pada hasil kerajinan dan seni tradisional di daerah manapun di Indonesia memiliki makna spiritual tertentu. Ragam hias biasanya berbentuk realis yakni mengikuti bentuk dari objek-objek asli yang dapat dilihat manusia. Selain itu, bisa juga berupa hasil pengayaan atau stilasi dan deformasi dari flora fauna, benda-benda, dan figuratif. Ada juga ragam hias berbentuk abstrak serta ragam hias yang telah terpengaruh oleh budaya di luar Nusantara seperti budaya Persia, India, dan Tiongkok. Fungsi Ragam Hias pada Bahan TekstilRagam hias yang terdapat di berbagai hasil karya seni terutama di bahan tekstil memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
Teknik dan Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan TekstilSetelah mengetahui ragam hias Nusantara dan fungsi penerapan ragam hias pada bahan tekstil, kini kita perlu mengetahui teknik dan cara penerapannya. Teknik-teknik penerapan ragam hias pada bahan tekstil tersebut ialah sebagai berikut: 1. MembatikSecara tradisional teknik penerapan ragam hias pada bahan tekstil dengan cara membatik yakni dengan menahan warna dengan menggunakan lilin malam secara berulang-ulang di atas sebuah kain. Namun, seiring berkembangnya teknologi ragam hias batik bisa didapatkan dengan teknik cap, teknik celup, sablon, dan printing.
2. MenenunTeknik penerapan ragam hias dengan menenum kain yaitu dengan cara memasukkan kelompok benang membujur (lungusi) ke dalam kelompok benang melintang (pakan) secara berselang-seling. Kain hasil tenunan umumnya memiliki harga yang mahal sebab rentang pembuatannya yang relatif memakan waktu lebih lama. 3. MenyulamTeknik penerapan ragam hias berikut menggunakan keterampilan tangan berbekal alat berupa benang dan jarum jahit. Teknik menyulam benang pada kain ini dilakukan secara manual.
4. MembordirHampir mirip dengan teknik menyulam sebab menggunakan alat yang sama. Akan tetapi penerapan ragam hias dengan teknik border menggunakan alat-alat canggih sehingga pembuatannya relatif lebih singkat dan bisa otomatis. 5. MelukisHampir mirip dengan penerapan ragam hias dengan membatik, melukis ragam hias ini menggunakan alat berupa kuas dan cat yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis dan Sifat Bahan TekstilBahan tekstil memiliki jenis yang berbeda-beda sehingga sifat yang dihasilkan dari tiap jenis bahan tekstil juga berbeda satu sama lain. Perbedaan sifat dari tiap-tiap jenis bahan tekstil perlu kita ketahui agar mendapatkan hasil penerapan ragam hias yang maksimal. Umumnya, jenis bahan tekstil terdiri dari benang atau serat yang bisa diperoleh secara alami dan buatan. Berikut penjelasan singkat mengenai jenis dan sifat bahan tekstil. 1. Bahan Tekstil AlamiBahan tekstil alami dapat kita peroleh dari alam dengan menggunakan teknik pengolahan tertentu. Berikut di antaranya: a. GoniBahan goni memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
b. Katun/KapasSifat-sifat dari bahan tekstil berupa kapas atau katun, yakni:
c. KapukSifat dari bahan kapuk yaitu sebagai berikut:
d. SutraSifat-sifat dari bahan sutra, yaitu:
e. WolSifat dari bahan wol, yakni:
2. Bahan Tekstil Buatan/SintetisSelain bahan tekstil alami, manusia kini mampu memproduksi sendiri bahan tekstil dengan mencampurkan bahan-bahan tertentu. Bahan tekstil ini disebut sebagai bahan tekstil buatan atau sintetis. Berikut adalah beberapa contoh bahan tekstil sintetis yang perlu kamu ketahui dalam penerapan ragam hias pada bahan tekstil: a. DakronSifat dari bahan dakron atau polietilena tereftalat yakni:
b. PoliesterBerikut sifat dari bahan tekstil poliester:
c. NilonSifat bahan nilon yakni:
Jenis dan Bahan Pewarna TekstilSetelah kita mengetahui jenis dan sifat dari bahan tekstil, sekarang beranjak ke jenis dan bahan pewarna tekstil. Sama dengan bahan tekstil, pewarna tekstil secara umum terdiri dari dua jenis yakni: pewarna alami dan pewarna buatan (sintetis). Pewarnaan pada bahan tekstil tentu saja bertujuan untuk memperindah suatu karya seni dari tekstil. Teknik ragam hias menggunakan teknik pewarnaan ini dalam proses awal pembuatan suatu kerajinan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bahan pewarna tekstil alami dan buatan: 1. Pewarna Teksti AlamiBahan pewarna alami dapat diperolah dari ekstrak akar-akaran tumbuhan tertentu, buah, daun, kulit, dan bahkan batang kayu. Bagian-bagian tumbuhan tersebut terlebih dahulu diolah sedemikian rupa sehingga zat pewarna alami yang terkandung di dalamnya dapat digunakan. a. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)Akar dari tanaman mengkudu adalah salah satu pewarna alami yang menghasilkan warna merah kecoklatan. b. AngsanaBagian dari tanaman angsana yang dimanfaatkan zat pewarna alaminya adalah kayu dan daunnya. Warna yang dihasilkan dari daunnya yaitu coklat kekuningan dan warna dari kayu angsana ialah merah. c. Getah gambirEkstrak remasan daun dan ranting dari tanaman gambir yang terlebih dahulu dikeringkan ini menghasilkan warna merah tua hingga kecoklatan. d. Jati (Tectona grandis)Bagian pohon jati yang digunakan sebagai zat pewarna alami yaitu pucuk daunnya. Warna yang dihasilkan ialah merah kecoklatan. e. Kayu tingi (saga)Pewarna alami dari kulit kayu dan getah dari tinggi atau saga ini menghasilkan warna merah dan hitam. f. KesumbaZat pewarna alami berikutnya didapat dari biji-bijian ini menghasilkan warna merah atau kuning. g. Kunyit (Curcuma domestica)Salah satu rempah dapur ini juga merupakan pewarna alami lo, caranya yakni dengan memarutnya terlebih dahulu dan kemudian merebus parutannya. Warna yang dihasilkan dari kunyit ini adalah kuning hingga jingga. h. Kulit manggis (Garcinia mangostana)Untuk mendapatkan pewarna alami dari kulit manggis, caranya ialah dengan menumbuk halus kulit manggis. Kemudian, bubuk tersebut direndam dengan memakai etanol lalu keringkan. Warna yang dihasilkan dari kulit manggis ini ialah biru, ungu, dan juga merah. i. Pinang (Areca cathecu)Bagian dari pinang yang bisa dijadikan pewarna tekstil alami ialah bijinya. Hasil tumbukan halus dari biji pinang yang sudah tua menghasilkan warna merah. j. Suji (Dracaena angustifolia)Tumbukan halus dari tanaman ini menghasilkan pewarna alami berwarna hijau. k. Tarum atau tom (Indigofera tinctoria)Daun tarum atau tom yang direndam dapat menghasilkan warna alami yaitu biru. 2. Pewarna Tekstil Buatan/SintetisBerikutnya ialah pewarna tekstil yang dihasilkan dari proses kimia buatan atau sintetis. Pewarna tekstil buatan bersifat tahan dari sinar matahari dan tak mudah luntur. Berikut adalah penjelasan singkatnya: a. NaphtolZat warna pada naphtol terdiri dari 2 bagian, yakni, naphtol sebagai bagian dasar serta garam naphtol atau garam diazonium sebagai bagian pembangkit warna. Jenis pewarna ini menggunakan teknik celup. b. Zat warna indigosolWarna yang dihasilkan dari bejana larut ini ialah merah secara merata dan tahan terhadap luntur. Zat warna ini menggunakan teknik coletan (lukis) dan pencelupan. Zat pembangkit warna yang digunakan ialah natrium nitrit dan asam sulfat atau asam florida. c. Zat warna rapidZat ini adalah campuran dari garam dianozium dan naphtol yang kemudian distabilkan digunakan untuk teknik coletan. Warna yang umum dipakai ialah rapid merah sebab menghasilkan warna yang lebih cerah yang tak ditemui di indigosol. d. Zat warna pigmenPewarna ini biasanya dipakai untuk cetak saring dan tidak cocok untuk teknik celup. Penggunaan pewarna ini memerlukan suatu zat pengikat berupa serat untuk mengikat zat warnanya. e. Cat tekstilPewarna cat tekstil memiliki bahan dasar air dan khusus digunakan untuk melukis di atas sebuah kain. Pewarnaan dengan cat tekstil sangat cocok untuk melukis sepatu kanvas, kaos oblong, dan tas kain. f. Cat akrilikCat ini sangat umum digunakan untuk melukis yang terbuat dari plastik berbahan dasar polietilen dan akan mengeras dengan sendirinya ketika sudah mengering. Cat akrilik bisa dipakai menggunakan air, sehingga akan tahan air setelah mengering. Lukisan dengan zat ini bisa menandingi lukisan cat air dan cat minyak. Demikian pembahasan mengenai penerapan ragam hias pada bahan tekstil. Kita telah mengetahui fungsi penerapan, teknik penerapan, dan lain sebagainya. Semoga kita bisa mempraktekkan penerapan ragam hias pada bahan tekstil pilihan kita tersendiri demi menjaga kebudayaan Nusantara. |