Sebutkan sanad hadis yang paling ḍa īf atau yang disebut dengan awal Al- asānid

Jawaban disertai dengan pembahasan :

Ashahhul ashanid adalah sanad-sanad paling shahih yang Para ulama telah berijtihad ketika meneliti perbandingan antara para perawi maqbuul dan pengetahuan sanad-sanad yang mengumpulkan derajat-derajat qabuul (penerimaan, pent) tertinggi dengan para perawinya yang terkenal dalam hal ilmu, dhabit dan ‘adalah. Para ulama tersebut berpandangan bahwa beberapa sanad-sanad shahih itu mempunyai martabat tertinggi dibanding sanad-sanad shahih yang lain karena telah terpenuhinya (syarat-syarat) derajat qabuul tertinggi tersebut. Maka mereka pun memuthlakkan term “ashahhul asaaniid” atasnya, lalu para ulama berbeda pendapat dalam menentukan ashahhul asaaniid tersebut.

Sebagian para ulama berkata, sanad-sanad yang paling shahih adalah :

1. Ibnu Syihaab Az-Zuhriy – Saalim bin ‘Abdillaah bin ‘Umar – Ayahnya ; Ibnu ‘Umar

Inilah madzhab Ahmad bin Hanbal dan Ishaaq bin Raahawaih. Hal ini telah dijelaskan oleh Ibnu Ash-Shalaah.

Sebagian lagi mengatakan bahwa yang paling shahih adalah :

2. Muhammad bin Siiriin – ‘Abiidah As-Salmaaniy (dengan huruf ‘ain dibaca fathah) – ‘Aliy bin Abi Thaalib

Inilah madzhab ‘Aliy bin Al-Madiiniy, Al-Fallaas dan Sulaimaan bin Harb, hanya saja Sulaimaan berkata : “Ayyuub As-Sikhtiyaaniy menyempurnakannya, dari Ibnu Siiriin.” Sementara Ibnul Madiiniy memilih : “‘Abdullaah bin ‘Aun, dari Ibnu Siiriin.” Demikian dihikayatkan oleh Ibnu Ash-Shalaah.

Sebagian lagi berkata, yang paling shahih adalah :

3. Sulaimaan Al-A’masy – Ibraahiim bin Yaziid An-Nakha’iy – ‘Alqamah bin Qais – ‘Abdullaah bin Mas’uud

Ini adalah madzhab Yahyaa bin Ma’iin, dijelaskan oleh Ibnu Ash-Shalaah.

Sebagian lagi berkata :

4. Az-Zuhriy – ‘Aliy Zainul ‘Abidin bin Al-Husain – Ayahnya ; Al-Husain bin ‘Aliy – Kakeknya ; ‘Aliy bin Abi Thaalib

Sanad ini dihikayatkan oleh Ibnu Ash-Shalaah dari Abu Bakr bin Abi Syaibah, dan Al-‘Iraaqiy dari ‘Abdurrazzaaq.

Sebagian lagi berkata :

5. Maalik bin Anas – Naafi’ maulaa Ibnu ‘Umar – Ibnu ‘Umar

Ini adalah pendapat Al-Bukhaariy, dikeluarkan pendapatnya tersebut oleh Al-‘Iraaqiy yang mana jiwa-jiwa lebih cenderung kepada sanad ini dan ia menarik banyak hati manusia.

Imam Abu Manshuur ‘Abdul Qaahir bin Thaahir At-Tamiimiy berpendapat bahwa sanad yang paling mulia adalah :

Asy-Syaafi’iy – Maalik bin Anas – Naafi’ – Ibnu ‘Umar

Sanad ini adalah hujjah dengan ijma’ para ahli hadits dikarenakan tidak ada perawi yang meriwayatkan dari Maalik lebih mulia derajatnya dari Asy-Syaafi’iy. Sebagian ulama muta’akhirin mengikuti alur pendapat ini, yakni mulianya riwayat Ahmad bin Hanbal, dari Asy-Syaafi’iy, dari Maalik, dengan kesepakatan para ahli hadits bahwa murid paling mulia yang meriwayatkan dari Asy-Syaafi’iy -dari kalangan ahli hadits- adalah Al-Imam Ahmad. Para ulama menamai sanad ini dengan “Silsilah Adz-Dzahab” atau rangkaian sanad emas.

قال أبو بكر القطيعي، أنبأنا عبد الله بن أحمد، حدثني أبي -أحمد بن حنبل-، أنبأنا محمد بن إدريس الشافعي، أنبأنا مالك، عن نافع، عن إبن عمر رضي الله عنهما، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَنَهَى عَنْ النَّجْشِ وَنَهَى عَنْ بَيْعِ حَبَلِ الْحَبَلَةِ وَنَهَى عَنْ الْمُزَابَنَةِ وَالْمُزَابَنَةُ بَيْعُ الثَّمَرِ بِالتَّمْرِ كَيْلًا وَبَيْعُ الْكَرْمِ بِالزَّبِيبِ كَيْلًا

Abu Bakr Al-Qathii’iy berkata, ‘Abdullaah bin Ahmad memberitahu kami, Ayahku -Ahmad bin Hanbal- menceritakan kepadaku, Muhammad bin Idriis Asy-Syaafi’iy memberitahu kami, Maalik memberitahu kami, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah sebagian kalian melakukan transaksi jual beli diatas transaksi jual beli sebagian saudara kalian.” Beliau juga melarang jual beli Najasy, jual beli Habal Al-Habalah, jual beli Al-Muzaabanah yaitu jual beli kurma yang masih di pohon dengan kurma yang telah dikilo, dan jual beli anggur yang masih di kebun dengan anggur yang telah dikilo.”

Pendapat Al-Imam Abu ‘Abdillaah Al-Haakim lebih memudahkan kita dalam mengenali “ashahhul asaaniid” dan menyudahi perbedaan pendapat para ulama di bidang ini. Beliau mengkhususkan pendapat dalam masalah ini dengan poros sanad sahabat, atau suatu negeri yang spesifik, beliau -rahimahullahu Ta’ala- berkata :

Sanad Abu Bakr Ash-Shiddiiq yang paling shahih adalah :

1. Ismaa’iil bin Abu Khaalid – Qais bin Abi Haazim – Abu Bakr Ash-Shiddiiq

Semoga membantu :)

Salah satu komponen dalam kesahihan sebuah hadits adalah sanadnya, baik secara ketersambungan antara satu perawi dan yang lain maupun kualitas dari perawi-perawi yang ada dalam sanad tersebut.Namun penelitian sebuah sanad tentu tidak semudah membalikkan tangan karena biasanya membutuhkan kemampuan khusus dan waktu yang cukup lama. Para ulama dan peneliti hadits yang terbiasa meneliti sanad akan hafal dan menandai sanad mana saja yang sudah bisa dipastikan kesahihannya dan sanad mana saja yang sudah bisa dipastikan kedhaifannya bahkan kebohongannya.

Para ulama hadits membaginya menjadi dua kategori, yakni silsilatudz dzahab dan silsilatul kadzib.

Adapun silsilah dzahab atau silsilah emas, yang disebut Mahmud Thahan dalam Taysir Musthalah Hadits sebagai ashahhul asanid (sanad-sanad yang paling sahih) adalah sebagai berikut.

Pertama, silsilah sanad sahih yang paling tinggi derajatnya adalah sanad Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar. Silsilah sanad inilah yang disebut para ulama sebagai silsilatudz dzahab karena kualitas perawi dan ketersambungannya tidak dapat diragukan lagi.

Kedua, silsilah sanad sahih yang kualitasnya di bawah silsilah dzahab di atas, yaitu riwayat Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bin Malik.

Ketiga, yang merupakan silsilah sanad sahih yang kualitasnya di bawah kedua silsilah sanad di atas adalah riwayat Suhail bin Abi Shalih dari Ayahnya (Abi Shalih) dari Abu Hurairah RA.

Seperti halnya hadits shahih yang memiliki sanad paling shahih di dalamnya (ashahhul asanid), hadits dhaif juga memiliki sanad paling lemah (auha’ul asanid).

Imam Al-Hakim An-Nisabury menjelaskan dalam kitabnya yang berjudul Ma’rifah fi Ulumil Hadits bahwa ada banyak sekali sanad-sanad yang dianggap paling lemah, baik dalam kategori tingkatan sahabat ataupun dari segi negara (tempat tinggal seorang rawi). Imam As-Suyuthi telah menjelaskannya secara lengkap dalam kitabnya Tadribur Rawi fi syarhi taqrib An-Nawawi.

Berikut tiga di antara banyaknya sanad lemah yang disebutkan As-Suyuthi sesuai ringkasan yang diberikan oleh Mahmud Thahan berdasarkan sahabat dan negara.Pertama, sanad yang paling lemah yang dinisbatkan kepada sahabat Abu Bakar RA adalah Shadaqah bin Musa Ad-Dakiki dari Farqad As-Sabahiy dari Murrah bin Thayyab dari Abu Bakar RA.Kedua, sanad paling lemah yang dinisbatkan pada ahli Syam adalah Muhammad bin Qais Al-Maslub dari Ubaidillah bin Zahr dari Ali bin Yazid dari Al-Qasim dari Abi Umamah.

Ketiga, sanad paling lemah yang dinisbatkan pada sahabat Ibnu Abbas, yaitu As-Sudy As-Saghir Muhammad bin Marwan dari Al-Kalbiy dari Abi Shalih dari Ibnu Abbas. Bahkan As-Syeikhul Islam mengatakan bahwa ini adalah silsilah kadzib bukan silsilah dzahab.

Beberapa sanad sahih dan lemah yang telah kami paparkan di atas adalah hanya kilas singkat pengetahuan agar mempermudah pembaca meneliti hadits dari susunan perawinya. Tetapi karena hadits jumlahnya ratusan ribu dan sanadnya juga sangat kaya, maka kami sarankan untuk lebih mendalami pembahasan terkait sanad dalam ilmu Musthalah Hadits. Wallahu a‘lam. (Muhammad Alvin Nur Choironi)