Sebutkan unsur yang ada pada cerita fantasi

Jakarta -

Cerita fantasi memang paling asyik dibaca untuk mengisi waktu luang. Jika kamu tertarik untuk menulis cerita fantasi, simak unsur-unsur cerita fantasi dalam artikel ini, yuk.

Cerita fantasi adalah cerita imajinatif atau khayalan yang menceritakan suatu rangkaian peristiwa dengan ciri perilaku tokohnya tidak ada dalam kehidupan nyata atau merupakan imaji pengarang.

Cerita fantasi memiliki ciri-ciri:

1. Imaji bukan kejadian nyata, ceritanya dapat berupa hal-hal yang gaib atau tidak nyata dan misterius.

2. Cerita dibangun berdasarkan khayalan penulis yang melampaui batas ruang dan waktu.

3. Tokoh pelaku dalam cerita fantasi memiliki kelebihan atau kesaktian dibandingkan tokoh cerita pada umumnya.

4. Mengandung kejadian unik atau aneh.

5. Memiliki ragam bahasa yang variatif, ekspresif, dan bukan bahasa formal.

Jenis-jenis Cerita Fantasi

Mengutip Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 7 yang ditulis oleh Heriyanto, jenis-jenis cerita fantasi dikelompokkan berdasarkan kesesuaian dengan kehidupan dan latar belakang.

Berdasarkan kesesuaian kehidupan, jenis cerita fantasi dibagi menjadi dua, yaitu

1. Fantasi Total

Jenis cerita fantasi total merupakan cerita yang semua kejadian dan tempat peristiwanya merupakan rekayasa pengarang dan tidak terjadi dalam dunia nyata.

2. Fantasi Irisan

Merupakan cerita fantasi yang menggabungkan dunia fantasi dan dunia nyata. Nah, berdasarkan latar belakang cerita, cerita fantasi dibagi menjadi:

Memadukan dua latar waktu, yaitu waktu masa sekarang dan masa lalu, atau memadukan masa sekarang dengan masa yang akan datang.

Cerita hanya menggunakan satu latar waktu, yaitu masa lampau, masa kini, atau masa yang akan datang.

Ciri Kebahasaan Cerita Fantasi

Ciri kebahasaan cerita fantasi dapat dikelompokkan menjadi kata ganti, kata sambung penanda urutan waktu, dan kata keterkejutan. Ini dia penjelasan lengkapnya.

1. Kata Ganti

a. Kata ganti orang bisa menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga. Contoh kata ganti orang pertama, yaitu aku, saya, kami, dan kita, sedangkan contoh kata ganti kedua adalah kamu, anda, saudara, dan kalian. Kemudian, contoh kata ganti orang ketiga adalah dia, ia, beliau, -Nya, dan mereka.

b. Kata ganti penunjuk, yaitu sana, situ, sini, ini, dan itu. Contoh penggunaan kata ganti penunjuk adalah: Seruling ini yang telah memberinya semangat hidup.

c. Kata penghubung 'yang'. Contoh penggunaannya sebagai berikut: Rumah berwarna kuning yang ada di tengah hutan itu selalu dikunjungi oleh tujuh kurcaci.

d. Kata ganti penanya, seperti kapan, siapa, dan apa. Contoh: Kapan nenek sihir itu keluar dari tempat persembunyiannya?

e. Kata ganti tak tentu, seperti seseorang atau sesuatu. Contoh kalimat: Tunggu di sini, aku akan pergi ke jalan besar untuk meminta bantuan seseorang.

f. Kata ganti kepunyaan, yaitu ku, mu, dan-nya. Contoh kalimat: Buku mantraku telah dirampas oleh murid penyihir di seberang desa.

2. Kata sambung penanda urutan waktu, yakni semenjak, ketika, dan sebelum. Contoh penggunaan katanya adalah: Semenjak kakek merawat burung nuri ini, keadaan kakek semakin membaik.

3. Kata keterkejutan, seperti tiba-tiba, tanpa disangka-sangka, di tengah keheningan.

Contoh penggunaan katanya dalam cerita fantasi adalah:a. Tiba-tiba monster besar yang ada di tengah hutan menyerang kami.b. Tanpa disangka-sangka naga besar membawanya pergi.

c. Di tengah keheningan, akhirnya muncul sosok nenek tua yang sudah dinanti-nanti.

Contoh Cerita Fantasi

Bacalah cerita fantasi di bawah ini yang dikutip dari Modul Kemdikbud Bahasa Indonesia:

Asyiknya Menulis Cerita Imajinasi.

Legenda Peri Bulan


Oleh: Mila Nurhida

Wulan adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia menderita penyakit kulit di wajahnya. Orang-orang desa sering takut jika berpapasan dengannya. Wulan akhirnya selalu menggunakan cadar. Pada suatu malam, Wulan bermimpi bertemu dengan pangeran Rangga.

Putra Raja itu terkenal dengan keramahannya dan ketampanannya. Wulan ingin berkenalan dengannya. Ia pun makin sering memimpikan Pangeran Rangga. "Sudahlah, Wulan! Buang jauh-jauh mimpimu itu!" kata Ibu Wulan, ketika melihat anaknya termangu di depan jendela kamar.

"Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu. Kamu boleh menyukai siapa saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa," tutur Ibu Wulan lembut. Sebenarnya Wulan juga sadar. Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja takut melihatnya, apalagi pangeran Rangga, pikir Wulan.

Pada suatu malam, Wulan melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan bersinar terang di langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak bintang-bintang yang berkelap-kelip. Malam itu begitu cerah. "Sungguh cantik!" gumam Wulan.

Matanya takjub memandang ke arah bulan. Tiba-tiba saja Wulan teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu tinggal di bulan. Ia sangat cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk menolong orang-orang yang kesusahan.

Di desa Wulan, setiap ibu yang ingin mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan. Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu Wulan. "Aku ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa cantik lagi seperti dulu. Tapi, ah, mana mungkin! Itu pasti hanya dongeng!" Wulan segera menepis harapannya.

Setelah puas menatap bulan, Wulan menutup rapat jendela kamarnya. Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih. Wulan adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain. Suatu sore, Wulan bersiap-siap pergi mengantarkan makanan untuk seorang nenek yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu cukup jauh, Wulan rela menjenguknya.

Sepulang dari rumah si nenek, Wulan kemalaman di tengah perjalanan. Ia bingung karena keadaan jalan begitu gelap. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul ratusan kunang-kunang. Cahaya dari tubuh mereka begitu terang. "Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!" ucap Wulan lega.

Ia berjalan dan terus berjalan. Namun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan tidak juga sampai di rumahnya. Wulan tidak juga menemukan rumahnya. "Kurasa aku sudah tersesat!" gumamnya panik.

Ternyata para kunang-kunang telah mengarahkannya masuk ke dalam hutan. "Jangan takut, Wulan! Kami membawamu kesini , agar wajahmu bisa disembuhkan," ujar seekor kunang-kunang. "Kau..kau bisa bicara?" Wulan menatap heran ke arah seekor kunang-kunang yang paling besar.

"Kami adalah utusan Dewi Bulan," jelas kunang-kunang itu. Wulan akhirnya tiba di tepi danau. Para kunang-kunang beterbangan menuju langit. Begitu kunang-kunang menghilang, perlahan-lahan awan hitam di langit menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang terang benderang.

"Indah sekali!" Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang. Wulan mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu begitu bulat sempurna. Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu muncul sosok perempuan berparas cantik.

"Si...siapa kau?" tanya Wulan kaget. "Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu," tutur Dewi Bulan lembut. "Selama ini kau telah mendapat ujian. Namun, karena kebaikan hatimu, kau berhak menerima air kecantikan dariku. Usaplah wajahmu dengan air ini!" lanjut Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air.

Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk kembali ke dalam bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian, ia menghilang. Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu, Wulan tertidurdi tepi danau.

Akan tetapi, sungguh ajaib karena esok harinya Wulan telah berada di kamarnya sendiri. Ketika bercermin, ia sangat gembira melihat kulit wajahnya telah halus lembut kembali seperti dulu. Ia telah cantik kembali. Ibunya heran dan gembira.

"Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!" cerita Wulan. Dengan cepat kecantikan paras Wulan tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga ke telinga Pangeran Rangga. Karena penasaran, Pangeran Rangga pun mencari Wulan.

Keduanya akhirnya bisa bertemu. Wulan sangat gembira bisa bersahabat dengan pangeran pujaan hatinya.

Itulah ciri-ciri, jenis, ciri kebahasaan, dan contoh cerita narasi. Cukup mudah bukan?

[pal/pal]

Sahabat pendidikan sekalian, setelah sebalumnya kita telah membahas mengenai Teks Deskripsi maka kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Cerita Pantasi, Unsur, Jenis, Ciri dan Struktur Serta Langkah Penyusunanya yang diharapkan dapat membari manfaat untuk anda sekalian. Untuk jelasnya mari kita sama-sama menyimak ulasan dibawah ini!

Cerita Pantasi
A. Unsur - Unsur Cerita Fantasi


Cerita fantasi merupakan jenis dari teks narasi yang dapat mengembangkan kreativitas dimana fantasi sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu fantasi aktif dan pasif. Fantasi aktif adalah  fantasi yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauaan sedangkan fantasi pasif ialah fantasi yang tidak dikendalikan, sehingga seolah-olah orang hanya pasif sebagai wadah berbagai tanggapan.

Cerita fantasi adalah teks yang menceritakan suatu rangkaiaan kejadian sesuai dengan urutan waktu, dimana cerita berkembang mulai dari tahapan pengenalan [ apa, siapa, dan di mana suatu kejadian terjadi], timbulnya pertentangan, dan penyelesaian atau akhir dari cerita.

1. Unsur Intrinsik cerita fantasi

Unsur intrinsik cerita fantasi terbagi menjadi 6 bagian, yaitu Tema, Alur, Tokoh dan Penokohan, Latar, Sudut Pandang, dan Amanat. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya sastra di dalam karya sastra itu sendiri. 

  • Tema, yaitu ide yang paling mendasar yang menjadi acuan untuk mengembangkan suatu cerita.
  • Alur, yaitu jalan atau alur cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang tersusun dan saling berkaitan satu sama lain.
  • Tokoh dan penokohan, yaitu karekter dari pemeran atau pelaku didalam suatu cerita.
  • Latar, yaitu tempat, waktu, serta suasana yang menjadi latar belakang suatu cerita.
  • Sudut pandang, yaitu posisi pengarang dalam membawakan suatu cerita.
  • Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pegarang sebuah cerita didalam cerita dan penokohan. 

2. Ciri-Ciri Cerita Fantasi 

Ciri-ciri cerita fantasi dibagi menjadi enam bagian yaitu :

  • Tema yang dibangun didalam cerita fantasi adalah magis,misterius, supranatural dan gaib yang tidak ditemukan didunia nyata, seperti pada kisah atau cerita didalam film Harry Potter yang mengisahkan tentang dunia sihir dan kehidupan di sekolah yang mengajarkan tentang ilmu sihir.
  • Memiliki ide cerita khas dalam kisahnya yang sesuai dengan daya khayalan penulisnya. tidak dibatasi oleh realita atau kehidupan yang nyata. Sebagai contoh, sekelompok remaja atau anak yang sedang berwisata namun meraka terdampar di dalam dimensi lain kehidupan.
  • Menggunakan lintas ruang dan waktu sebagai latar di dalam peristiwa yang dialami oleh tokoh atau pemerannya, yaitu latar yang berbentuk kehidupan sehari-hari atau nyata dan yang tidak berbentuk kehidupan sehari-hari atau tidak nyata. Rangakaian pada peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagia latar yang menembus dimensi ruang dan waktu. Sebagai contoh, Tokoh utama didalam suatu kisah yang dapat mengalami kejadian atau peristiwa pada beberapa latar seperti zaman sekarang dan zaman dahulu sebelum ia lahir.
  • Pemeran atau tokohnya memiliki keunikan [kesaktian] yang biasanya diberi watak dan ciri yang tidak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan juga memiliki kesaktian tertentu. Selain dari itu, tokoh tersebut juga mengalami peristiwa misterius serta kejadian diberbagai latar ruang waktu, maksudnya bahwa tokoh dapat berada pada latar waktu dan tempat yang berbeda masa atau zaman, baik pada waktu dizaman dahulu ataupun waktu dimasa yang akan datang/futuristik.
  • Cerita fantasi memiliki sifat yang fiktif [tidak nyata] yang bisa diilhami oleh latar nyata berupa objek nyata didalam kehidupan, namun diberi unsur fantasi. Sebagai contoh, latar dan objek cerita karangan Djokolelono diilhami oleh hasil observasinya terhadap Desa Wlingi serta kehidupan zaman belanda.
  • Penggunaan bahasa didalam ceria fantasi menggunakan sinonim dengan emosi yagn sangat kuat, variatif, ekspresif, serta memuat ragam percakapan yang bersifat tidak formal. 

Aspek-aspek yang mendasari perbedaan cerita fantasi adalah sebagai berikut. 

1. Berdasarkan kesesuaiannya dengan kehiduapan yang nyata, cerita fantasi dibagi menjadi 2 yaitu fantasi secara total dan fantasi sebagian [irisan].

  • Fantasi total, didalamnya semua objek yang terdapat pada ceritanya tidak dapat dijumpai di kehidupan nyata, seperti pada cerita fantasi " Nagata the Little Dragon" karya Ugi Agustono yang memiliki nama orang, nama objek serta nama tempat berdasar pada rekaan atau rekayasa pengarangnya.
  • Fantasi irisan [sebagian] yaitu cerita yagn mengungkapkan fantasi, namun masih memiliki nama-nama serta tempat yagn dapat dijumpai pada kehidupan nyata. Selain itu, isi ceritanya dapat membahas peristiwa yang dapat dijumpai atau pernah terjadi didunia nyata. Contohnya pada cerita fantasi " Anak Rembulan : Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari" karya Djokolelono yang pada kisah ceritanya tersebut ada Desa Wilingi yang pada dunia nyata terdapat di Daerah Blitar.

2. Berdasarkan latar ceritanya, cerita fantasi dibedakan menjadi 2 latar yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman.

  • Sezaman berarti menggunakan latar yang berasal dari satu masa dimana sebuah cerita dapat berupa fantasi masa kini, masa lalu, atau fantasi kehidupan yang akan datang [futuristik]
  • Latar lintas waktu berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yagn berbeda, misalnya latar pada masa kini dan masa prasejarah atau masa kini dengan masa pada ratusan tahun yang akan datang.

C. Struktur Dalam Cerita Fantasi 

Struktur pada cerita fantasi terdiri atas tiga jenis yaitu :

  • Orientasinya berisi tentang pengenalan latar, tokoh serta konflik yang dapat dikembangkan dengan deskripsi latar, pengenalan tokoh, dan pengenalan konflik.
  • Konplikasinya berisi tentang hubungan sebab akibat munculnya suatu permasalahan hingga masalah memuncak dimana komplikasi tersebut dikembangkan dengan cara  pengenalan tokoh lain, mengubah latar, atau menembus kezaman yang berbeda.
  • Resolusinya berisi tentang penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi dimana resolisu tersebut dikembangkan dengan cara lompatan waktu, penggunaan sebab akibat yang unik serta dikembangkan dengan unsur kejutan.

D. Ciri Kebahasaan Pada Cerita Fantasi

  • Penggunaan kata ganti serta nama orang sebagai sudut pandang pencerita [aku, meraka, Dina , Dani].
  • Panggunaan kata yang seakan menggunakan pancaindra untuk mendeskripsikan latar [tempat, waktu, dan suasana]. Contoh :

    a. Latar Tempat : Ketika aku masuk keruang kelas, aku mendapati kelas dalam keadaan berantakan. Kursi dan meja kelas berhamburan, kaca jendela pecah. namun anehnya, laptopku masih terjaga dan tidak rusak sama sekali.

    b. Latar Suasana : Air mata pun menetes dan mengalir dari mata Sang Putri dan tanpa sepatah kata pun kalimat keluar dari bibirnya, Membuat kamar yang besar, megah dan mewah ini semakin terasa sunyi karena dipenuhi oleh kesedihan Sang Putri.

    c. Latar Waktu : Di tengah malam yang gelap, tak ada satupun bintang dilangit. yang nampak hanyalah awan mendung yang hitam. Hanya suara merdu jangkriklah yang memecah keheningan malam.

  • Menggunakan pilihan kata dengan makna kiasan serta makna khusus.

    a. Makna Kias yaitu makna yang berisikan pengandaian, pengibaratan dan bukan makna yang sebenarnya. Contoh : Buah tangan atau oleh-oleh.

    b. Makna Khusus yaitu maka dari kata yang memiliki cakupan makna yang lebih sempit dibandingkan dengan kata umum. Contoh : Mahluk luar angkasa dengan kata khusus [alien].

  • Menggunakan kata sambung penanda urutan waktu.

    Contohnya adalah : Setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum dan lain sebagainya. Kata ini digunakan untuk menandakan kedatangan tokoh lain atau perubahan latar, baik itu latar waktu, suasana dan tepat. Contoh : Setelah pintu terbuka, tiba-tiba aku terseret ke masa depan. Lima tahun kemudian, Delian tiba di planet coda dan bertemu dengan kakai.

  • Penggunaan ungkapan keterkejutan, memiliki fungsi untuk menggerakkan cerita [memulai masalah]. Contoh : Tiba-tiba sosok seorang alien yang berbadan besar datang. Di tengah kebahagiaan, terjadilah musibah itu.
  • Penggunaan kalimat langsung didalam cerita, Contoh : Raksasa jahat sedang mengejar! " sambil berlari kalang kabut, Dera berteriak. Aku ternganga mendengar perkataan Dera.

E. Penyuntingan Cerita Fantasi. 

Menyunting adalah suatu proses editing atau mengedit, mengubah, atau merapikan susunan letak atau penggunaan bahasa sebuah naskah tanpa mengubah  makna yang sebenarnya. Contoh : 

  • Sebelum proses penyuntingan :

    Tiba-tiba aku terpental masuk kedalam kerajaan di masa lalu.

  • Setelah Proses Penyuntingan :

    Tiba-tiba aku terpental masuk kedalam kerajaan di masa lalu yang cukup asing bagiku. Semua yang kudapati terlihat asing. Orang-orang disini memakai pakaian kuno sama seperti yang kulihat didalam lukisan-lukisan tentang kehidupan dimasa kerajaan yang lalu. Di hadapanku tedapat pintu gerbang yang sangat megah dan para pengawal hilir mudik dengan pakaiaan perang di tubunya.

F. Langkah Penyusunan Carita Fantasi 

Langkah penyusunannya adalah sebagai berikut. 

a. Menemukan ide penulis dengan mengamati objek nyata kemudian diberikan sentuhan imajinasi.

b. Menggali ide cerita fantasi dengan membaca.

c. Membuat rangkaian peristiwa.

d. Mengembangkan ide cerita fantasi.

Demikian ulasan tentang cerita fantasi diatas, semoga bermanfaat untuk anda dan selamat belajar. Terimakasih.Sumber : Solatif_Media Prestasi

Penulis : Wisnu Prabajatmika.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề