Selain bibit apa saja yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan proses budi daya

Halo Sobat SMP! Seperti apa rencana libur akhir tahun Sobat SMP kali ini? Ya, meski berlibur, kita tetap diimbau agar tidak melakukan mobilitas mengingat risiko penyebaran virus Covid-19. Namun, masih ada cara lain kok untuk mengisi waktu liburan dengan aktivitas-aktivitas yang mengasyikan sekaligus bermanfaat.

Salah satu aktivitas mengasyikan serta bermanfaat adalah budidaya tanaman sayur. Sayur memiliki manfaat yang baik bagi tubuh manusia karena mengandung banyak zat gizi serta nutrisi. Sebut saja vitamin, protein, dan juga zat-zat mineral lainnya yang diperlukan oleh tubuh. 

Budidaya tanaman sayur dapat dilakukan oleh Sobat SMP apabila memiliki sedikit lahan untuk bercocok tanam. Jika lahannya terbatas, budidaya tanaman sayur masih dapat dijalankan dengan metode-metode tertentu seperti hidroponik, aeroponik, ataupun vertikultur.

Namun, sebelum terjun ke budidaya tanaman sayur tentunya Sobat SMP perlu mengetahui tahapan-tahapannya. Oleh karena itu, simak artikel ini sampai selesai ya supaya bisa paham cara melakukan budidaya tanaman sayur!

1. Teknik pembibitan

Tahapan awal dari budidaya tanaman sayur adalah pembibitan. Benih yang baik yang dipilih memiliki tanda-tanda seperti, bebas dari hama dan penyakit, memiliki daya tumbuh yang tinggi, memiliki daya kecambah sekitar 80%, dan riwayat induknya sehat serta produktif.

Teknik pembibitan juga harus diperhatikan tergantung dari jenis tanamannya. Ada beberapa bibit yang mendapat perlakuan khusus sebelum penyemaian. Namun, yang terpenting dalam tahap ini adalah ketercukupan air, gizi, serta pencahayaan.

2. Teknik pengolahan tanah

Bibit yang telah siap disemai tentunya perlu dipindahkan ke lahan yang permanen. Lahan yang akan dijadikan media penanaman harus melalui berbagai proses pengolahan tanah terlebih dahulu.

Proses pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan tanah dan memastikan lahan telah sesuai dengan syarat-syarat tumbuh tanaman yang akan ditanam. Misalkan menyesuaikan pH dan kadar air.

3. Teknik penanaman

Tadi sudah sempat disinggung mengenai penyemaian apakah bibit perlu disemai terlebih dahulu sebelum ditanam atau langsung. Bila bibit tidak perlu penyemaian maka bisa langsung ditanam di media penanaman.

Hal yang harus diperhatikan dalam tahapan penanaman adalah jarak antara tanaman. Jarak yang ideal merupakan kunci dari keberhasilan budidaya tanaman sayur. Jika jarak terlalu dekat atau terlalu jauh maka hasil yang dituai tidak akan maksimal.

4. Teknik pemeliharaan

Baca Juga  Pedoman Pelaksanaan Asesmen Nasional 2021

Sayur-sayuran yang sudah ditanam tadi selanjutnya perlu mendapatkan perawatan dan pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik serta produktif.

Dalam pemeliharaan ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah pengairan untuk memenuhi ketercukupan air pada tanaman. Kedua adalah penyiangan atau pemangkasan yang bertujuan menstimulasi tanaman agar tetap produktif. Ketiga adalah pemberian pupuk guna memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.

5. Teknik panen atau pascapanen

Setiap tanaman sayur memiliki masa panen yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan masa panen tanaman sayur. Selain itu, ketahui juga ciri-ciri sayuran yang siap untuk dipanen. Jika syarat waktu panen serta ciri panen telah terpenuhi, maka sayuran telah siap dipanen. 

Setelah dipanen, sayuran harus diperlakukan dengan tepat untuk mencegah kebusukan. Lakukanlah penggolongan jenis sayuran yang sudah panen dan simpanlah sesuai kebutuhan kelembaban dari tanaman sayuran tersebut. Dengan demikian, sayur akan tetap segar dan tetap dapat dijual dengan harga yang tinggi.

Sekadar tip untuk Sobat SMP, cobalah untuk memilih sayur-sayuran yang umum dan mudah untuk dibudidayakan seperti sawi, kangkung, selada, dan sebagainya. Bagaimana, menarik bukan? Sobat SMP bisa mencoba melakukan budidaya tanaman sayur mulai dari sekarang. 

Selain menyenangkan, budidaya tanaman sayur juga bisa menambah pengetahuan mengenai pembudidayaan. Untuk budidaya yang lainnya, Sobat SMP bisa mempelajarinya di Modul Prakarya Budidaya terbitan Direktorat SMP. Selamat mencoba ya!

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

Modul PJJ Prakarya Budidaya kelas 7 semester genap terbitan Direktorat SMP tahun 2021

tirto.id - Budi daya tanaman pangan adalah upaya untuk menghasilkan makanan dengan cara menanam tanaman layak konsumsi di suatu lahan pertanian. Hasil budi daya tersebut tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga diperdagangkan atau dijual kembali sebagai sumber pendapatan petani.

Dari definisinya, tanaman pangan adalah seluruh jenis tanaman yang menjadi sumber karbohidrat utama dan juga mengandung protein. Contoh tanaman pangan yang sering dibudidayakan di Indonesia adalah padi, jagung, umbi-umbian, kedelai, dan kacang-kacangan.

Untuk mendapat hasil terbaik, budi daya tanaman pangan harus dilakukan dengan baik dan benar. Ada beberapa tahapan penting dalam budi daya tanaman pangan yang berkaitan dengan lahan, benih, pupuk, pengairan, serta pengendalian hama.

Tahapan Budidaya Tanaman Pangan

Tahapan proses dalam produksi budi daya tanaman pangan terdiri dari pengolahan lahan, persiapan benih dan penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, hingga proses pemanenan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan rinci tahap-tahap budidaya tanaman pangan seperti dikutip dari buku Prakarya dan Kewirausahaan (2017) yang ditulis Hendriana Werdhaningsih, dkk.

1. Pengolahan Lahan

Lahan yang siap untuk ditanami adalah lahan yang sudah diolah terlebih dahulu dengan cara dibajak, lalu dihaluskan sampai gembur.

Pembajakan lahan dapat dilakukan secara manual, dicangkul, dibajak menggunakan bantuan hewan, hingga dengan traktor. Berikut ini standar penyiapan lahan yang harus dipenuhi:

  • Lahan harus bebas dari pencemaran limbah beracun
  • Pengolahan lahan dilakukan dengan baik agar struktur tanah menjadi gembur sekaligus beraerasi baik. Dengan demikian, akar tanaman pangan dapat berkembang secara optimal.
  • Pengolahan lahan dapat dilakukan secara tradisional atau memanfaatkan mesin pertanian.
  • Pengolahan lahan tidak menyebabkan erosi tanah, longsor, atau kerusakan sumber daya lahan.
  • Pengolahan lahan termasuk upaya pelestarian sumber daya lahan sekaligus sebagai tindakan sanitasi serta penyehatan lahan.
  • Bila diperlukan, pengolahan bisa disertai dengan pengapuran lahan, penambahan bahan organik, pembenahan tanah, serta menerapkan teknik perbaikan kesuburan tanah.

2. Persiapan Benih dan Penanaman

Persiapan benih penting dilakukan agar budi daya tanaman pangan menghasilkan produk yang berkualitas.

Ketika memilih benih, tentukan yang punya kualitas terbaik. Ciri benih yang baik adalah benih dari varietas unggul, benihnya sehat, memiliki vigor (sifat benih) yang baik, dan tidak memiliki atau menularkan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan benih sekaligus penanamannya:

  • Khusus untuk padi, benih harus melalui proses penyemaian terlebih dahulu, sedangkan benih tanaman pangan lainnya umumnya bisa langsung ditanam.
  • Untuk daerah endemis dan eksplosif, lakukan pencegahan serangan OPT. Caranya, benih yang akan ditanam diberi perlakuan yang sesuai (seed treatment)
  • Penanaman harus dilakukan saat musim tanam yang tepat. Penanaman juga bisa mengikuti jadwal tanam sesuai manajemen produksi tanaman yang bersangkutan.
  • Penanaman benih dilakukan dengan mengikuti teknik budi daya yang dianjurkan. Perhatikan jarak tanam dan kebutuhan benih per hektar, sesuaikan pula dengan persyaratan spesifik untuk setiap jenis tanaman, varietas, sekaligus tujuan penanaman.
  • Lakukan antisipasi agar tanaman tidak mengalami kekeringan, banjir, atau faktor abiotik lain.
  • Waktu atau tanggal penanaman sebaiknya dicatat demi memudahkan jadwal pemeliharaan, penyulaman, hingga pemanenan.

Baca juga:

  • Apa Saja Sarana Bahan dan Alat Produksi Budidaya Tanaman Sayuran?
  • Daftar Ide Bisnis Budidaya Tanaman yang Potensial dan Menguntungkan

3. Pemupukan Tanaman

Tujuan pemupukan adalah memberi nutrisi pada tanaman agar bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Pemupukan harus dilakukan secara tepat, dengan memperhatikan ketepatan jenis, mutu, waktu, dosis, hingga cara pemupukannya.

Pertama, tepat jenis: pupuk harus mengandung unsur hara makro dan mikro yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi kesuburan tanah.

Kedua, tepat mutu: pupuk yang digunakan harus memiliki mutu yang baik dan sesuai standar.

Ketiga, tepat waktu: pupuk diberikan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan stadia/fase pertumbuhan tanaman dan kondisi lapangan.

Keempat, tepat dosis: pupuk diberikan sesuai dengan jumlah yang dianjurkan.

Kelima, tepat cara: aplikasi pemberian pupuk sesuai dengan tanaman dan kondisi tanah.

Selain itu, pemberian pupuk juga sebaiknya mengacu pada analisis kesuburan tanah dan tanaman. Analisis ini lazimnya dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Selanjutnya, langkah-langkah pemberian pupuk yang benar adalah sebagai berikut:

Penyemprotan pupuk cair secara langsung pada tanaman (foliar spray) tidak meninggalkan residu zat kimia berbahaya, terutama ketika sudah dipanen.

  • Dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah.
  • Penggunaan pupuk tidak mengakibatkan pencemaran air, baik itu air tanah, air permukaan (sungai, waduk, bendungan), maupun air baku untuk konsumsi.
  • Pupuk berupa limbah kotoran manusia harus diberi perlakuan yang sesuai sebelum digunakan.

4. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman (mengganti tanaman mati/rusak), dan pembumbunan (tanah digundukkan di pangkal batang tanaman).

Setiap tanaman memiliki kekhasan masing-masing. Pemeliharaan harus dilakukan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik tanaman pangan. Hal ini berguna agar tanaman dapat tumbuh secara optimal dan menghasilkan produk pangan bermutu tinggi.

Pemeliharaan juga dilakukan dengan menjaga tanaman agar terhindar dari gangguan hewan, baik hewan liar, ternak, atau hewan lainnya.

5. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida. Kendati demikian, pestisida yang digunakan mesti seminimal mungkin untuk mengurangi residu ketika tanaman dipanen.

Karena itulah, dianjurkan untuk menggunakan pestisida hayati yang mudah terurai, tidak meninggalkan residu, serta tidak berbahaya bagi manusia dan ramah lingkungan.

Standar penggunaan pestisida dalam budidaya tanaman adalah sebagai berikut.

Pertama, penggunaan pestisida harus tepat jenis, tepat dosis, tepat mutu, tepat konsentrasi, tepat waktu, tepat sasaran, serta tepat cara dan alat yang dipakai.

Kedua, penggunaan pestisida tidak membahayakan kesehatan pekerja. Pekerja disarankan memakai pakaian pelindung khusus saat mengaplikasikan pestisida.

Ketiga, penggunaan pestisida harus ramah lingkungan dan tidak memberikan dampak negatif pada biota tanah dan biota air.

Keempat, tata cara aplikasi pestisida harus sesuai dengan aturan yang tertera pada labelnya.

Kelima, pestisida dengan residu berbahaya bagi manusia dilarang diaplikasikan menjelang atau saat panen.

Selanjutnya, penggunaan pestisida juga harus mengikuti standar pengendalian OPT seperti berikut:

  • Penggunaan pestisida harus dicatat jenisnya, dosis, konsentrasi, waktu, serta cara aplikasinya.
  • Pencatatan penggunaan pestisida harus mencakup nama pestisida, lokasi, waktu/tanggal aplikasi, nama distributor, dan nama operator atau orang yang bertugas menyemprot pestisida.
  • Catatan tersebut minimal digunakan selama tiga tahun.

6. Panen dan Pasca Panen

Tahap akhir dari proses budi daya tanaman pangan adalah panen. Pemanenan tanaman pangan harus dilakukan pada waktu yang tepat agar kualitas hasil produk tanaman pangan juga optimal ketika dikonsumsi.

Selain itu, Penentuan masa panen yang tepat berbeda untuk setiap tanaman pangan dan harus mengikuti standar yang berlaku. Standar panen yang baik adalah sebagai berikut:

  • Cara pemanenan harus sesuai dengan teknik dan anjuran baku untuk setiap jenis tanaman pangan. Dengan demikian, hasil panen akan memiliki mutu tinggi, tidak rusak, segar dalam waktu lama, dan risiko tingkat kehilangan panen pun bisa ditekan seminimal mungkin.
  • Panen dapat dilakukan secara manual atau memanfaatkan mesin pertanian.
  • Wadah atau kemasan yang akan dipakai harus disimpan di tempat yang aman untuk mencegah kontaminasi.

Baca juga:

  • Produksi Padi dan Beras Kita Amat Rentan di 2021
  • Pengertian Tanaman Pangan dan Contohnya: Padi, Jagung hingga Ubi

Baca juga artikel terkait BUDIDAYA TANAMAN atau tulisan menarik lainnya Erika Erilia
(tirto.id - erk/hdi)


Penulis: Erika Erilia
Editor: Abdul Hadi
Kontributor: Erika Erilia

Subscribe for updates Unsubscribe from updates