Seorang nabi dan rasul allah anaknya perempuan shalehah maryam bernama

Nabi Zakaria AS diutus menjadi nabi dan rasul di daerah Palestina.

MgIt03

Mihrab Nabi Zakaria

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Zakaria Alaihissalam (AS) adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk mengemban misi dakwah kepada Bani Israil. Ia meneruskan risalah dari Nabi Sulaiman AS dan Nabi Daud AS. Ia juga seorang pemakmur masjid sekaligus pemelihara Maryam, ibunda Nabi Isa AS.Satu hal yang mengesankan dalam kisah Nabi Zakaria AS, yakni saat ia memelihara Maryam putri dari Imran dan keinginannya untuk mendapatkan keturunan.Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, ketika istri Imran yang sudah berusia lanjut menginginkan seorang anak. Dan, bila terkabul, ia bernazar untuk menyerahkan anaknya ke Baitul Maqdis dan menjadi pemeliharanya.Doa istri Imran akhirnya terkabul dan lahirlah seorang putri yang diberi nama Maryam. Sesuai dengan janjinya, Maryam pun diserahkan ke pengelola Baitul Maqdis yang ketika itu dipimpin oleh saudara sepupu mereka yang bernama Zakaria.Selama dalam pemeliharaan Zakaria, Maryam tumbuh menjadi seorang anak yang sehat, cerdas, dan senantiasa berbakti kepada Allah SWT. Yang lebih membanggakan Zakaria, Maryam selalu mendapatkan makanan dan buah-buahan di mihrab Zakaria.''Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata; 'Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?' Maryam menjawab; 'Makanan itu dari sisi Allah.' Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.'' (QS Ali Imran [3]: 37).Mihrab manakah yang dimaksud dalam ayat tersebut? Para ulama sepakat, saat Maryam dititipkan kepada Nabi Zakaria, ia ditempatkan di sebuah ruangan khusus di Bayt al-Maqdis (Al-Aqsa). Dan, setiap selesai melaksanakan ibadah, Maryam mendapatkan makanan yang ada di mihrab Zakaria. Karena itu, mihrab yang dimaksudkan itu adalah mihrab di Bayt al-Maqdis (Al-Aqsa).Pandangan ini diperkuat dengan keterangan ayat Alquran surah Ali Imran [3] ayat 35. ''(Ingatlah), ketika istri Imran berkata; 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Bayt al-Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya, Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui'.''Sejumlah ulama dan para sejarawan menyatakan, Nabi Zakaria AS diutus menjadi nabi dan rasul di daerah Palestina, tempat Masjid Al-Aqsa berdiri. ''Maka, ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; 'hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang'.'' (QS Maryam [19]: 11).Adapun Betlehem (Bayt al-Lahm), tempat Nabi Isa dilahirkan, bukanlah tempat mihrab Zakaria sebagaimana diterangkan dalam ayat 37 surah Ali Imran [3].

Bagaimanakah bentuk mihrab kala itu? Samakah ia dengan mihrab-mihrab yang ada di masjid dan mushala saat ini? Menurut Ensiklopedi Islam, kata mihrab berarti gedung yang tinggi. Sebagian ulama berpendapat, mihrab sebagai tempat memerangi setan dan hawa nafsu. Mihrab, menurut mereka, berasal dari kata al-Hurba yang berarti peperangan.

Ada pula yang menyatakan, mihrab adalah ceruk atau ruangan di dalam masjid. Karena dalam tempat itu, kebenaran manusia akan ditempa dalam upaya menghindarkan diri dari kesibukan duniawi.Namun, Dr Muhammad Taqiyuddn al-Hilali dan Dr Muhammad Muhsin Khan mempunyai definisi lain tentang mihrab. Dalam Alquran cetakan King Fahd Complex, Arab Saudi, keduanya mendefinisikan mihrab sebagai tempat shalat kecil atau ruang privasi dan bukan sebagai penunjuk arah kiblat, apalagi tempat imam memimpin shalat. Menurut Merriam Webster, mihrab adalah sebuah tempat yang menjorok ke dalam atau ruangan di dalam masjid yang menjadi penanda arah kiblat.Sementara itu, mihrab saat ini dikenal sebagai empat imam dalam memimpin shalat berjamaah. Dalam bahasa Arab, kata mihrab berarti melawan atau berperang. Beberapa sejarawan mengatakan, istilah mihrab berasal dari Persia, yakni sebuah lubang yang tidak tembus atau cekungan (niche) pada kuil Mithraistik.Adapun menurut Ibnu Katsir, mihrab yang dimaksud dalam ayat 37 surah Ali Imran itu, bukanlah mihrab sebagaimana sekarang ini yang ada di masjid-masjid atau mushala, yang digunakan sebagai tempat imam atau penunjuk arah kiblat. Menurut Ibnu Katsir, mihrab dahulunya adalah ruangan utama masjid, yang biasa dipakai sebagai ruang utama shalat, bukan tempat imam memimpin shalat.Penjelasannya ini dipertegas dengan keterangan Alquran surah Maryam [19]: 11, ketika Zakaria keluar dari mihrabnya menuju kaumnya. Maksud mihrab dalam ayat ini, ungkap Ibnu Katsir, menunjukkan ia keluar dari Masjid Al-Aqsa menuju kaumnya yang berada di luar masjid.

Baca Juga

sumber : Harian Republika

Alquran mengabadikan nama perempuan ini sebagai nama surat.

Republika/Putra M. Akbar

Alquran mengabadikan nama perempuan ini sebagai nama surat. Ilustrasi perempuan.

Rep: Rahmat Fajar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Maryam binti Imran perempuan istimewa di antara perempuan lainnya. Namanya bahkan satu-satunya yang disebutkan di dalam Alquran. Namanya juga menjadi nama salah satu surah di dalam kitab suci.

Baca Juga

Bukti bahwa Maryam adalah umat yang istimewa sebagaimana tertuang dalam surah Ali Imran ayat 33. Ayat tersebut berbunyi: 

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ. "Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat." (QS Ali Imran: 33).

Maryam merupakan perempuan dari keturunan keluarga mulia dan saleh. Paman Maryam seorang nabi yakni Nabi Zakariya. Anak dari Nabi Zakariya pun seorang nabi. Dialah Nabi Yahya AS.

Tidak heran jika dari keturun annya lahir orang-orang yang mulia dan saleh yang menjadi para nabi. Sejak Maryam dalam kandungan, oleh ayahnya telah dinadzarkan hanya kepada Allah jika nanti lahir.

Dari Maryam ini lahir seorang nabi yakni Isa AS. Kisah tentang keluarga Imran terjaga dalam Alquran. Keluarga Imran bahkan di sebutkan dalam Alquran sebagai keluarga yang terpilih.

Maryam digambarkan sebagai perempuan taat kepada Allah. Ke takwaannya pun tak diragukan lagi. Sehari-hari, aktivitasnya hanya diisi dengan beribadah kepada Allah. Atas ketataannya tersebut, Allah menjadikannya ibu bagi Nabi Isa As dimana Maryam mengandungnya tanpa se orang ayah, namun ditiupkan ruh langsung oleh Allah sebagaimana firman Allah surah at-Tahrim ayat 12.

Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar tentang surah Ali Imran ayat 42-43 menceritakan tentang pertumbuhan Maryam sejak kecil hingga dewasa dibawah asuhan Zakariya. "Maka, diingatkan Tuhan lah kepadanya bahwa dia telah termasuk orang-orang yang terpilih seperti Adam, Nuh, keluarga Ibrahim serta rasul dan nabi-nabi yang lain," kata Hamka. 

Al-Qurthubi, seorang mufasir, mengatakan, Maryam adalah seorang nabiyah yang sahih. Alasannya, malaikat menyampaikan wahyu kepadanya di mana mengadung perintah Allah, perkabaran dan kabar selamat. 

Kisah yang menggambarkan ketakwaan Maryam dan kesa bar annya dapat disaksikan dalam proses mengandung Isa AS. Sebab, dari kehamilannya ini, dia harus menerima bacaan hinaan dari kaumnya karena mengandung tanpa seorang ayah.

Sebelum kaumnya mengetahui tentang kehamilannya, Maryam memilih mengasingkan diri. Dia merasa malu karena kehamilannya itu. 

Rasa malunya yang besar tertuang dalam surat Maryam ayat 23. 

قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا

"Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan." Namun, kabar tak bisa dibendung.

Kaumnya mendengar tentang kehamilan Maryam tanpa menikah. Hinaan dan cemooh pun tak dapat dihindari Maryam. Kendati demikian, dia menerima hinaan tersebut dengan perasaan tawakal kepada Allah.

Dia memasrahkan permasa lahan yang dihadapinya hanya kepada Allah. Disebutkan dalam beberapa sumber bahwa dia pua sa bicara ketika mendapatkan hi naan tersebut. Sebelumnya, Maryam telah kadatangan Malaikat Jibril yang diutus Allah menyampaikan rencana-Nya dengan menyerupai manusia sempurna.

Maryam lalu berdoa: "Sungguh aku berlindung kepada Tuhan Yang Mahapengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa." Malaikat Jibril pun berterus terang bahwa dirinya adalah utusan Allah untuk menyampaikan anugerah berupa bayi laki-laki suci. Maryam terkejut mendengar penjelasan Malaikat Jibril lalu berkata: "Bagai mana mungkin aku mempunyai anak lelaku sedangkan tidak pernah ada seorang lelaki yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina?"

Malaikat Jibril hanya menjawab bahwa Allah telah berfirman: "Dan persoalan ini bagi- Nya merupakan sesuatu yang mudah diatasi." Itu sebabnya, Maryam kemudian mengasingkan diri guna menyelamatkan bayi ter sebut. 

Jakarta -

Di antara 4 wanita yang dirindukan surga berikutnya adalah Maryam binti Imran. Dia lahir di Nashirah, Nazareth, Palestina dari rahim seorang ibu bernama Hannah binti Faqudha, istri Ali Imran bin Matsan.

Dari garis ayah, leluhur Maryam sampai kepada Nabi Daud Alaihissalam. Sementara Hannah adalah adik dari istri Nabi Zakaria. Sehingga Maryam adalah keponakan Nabi Zakaria alahissalam. Bahkan saat masih kecil disebutkan Maryam pernah diasuh oleh Nabi Zakaria.

Seorang nabi dan rasul allah anaknya perempuan shalehah maryam bernama

Keluarga Imran menjadi salah satu yang terpilih oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat Ali imran ayat 33:

إِنَّاللَّهَاصْطَفَىٰآدَمَوَنُوحًاوَآلَإِبْرَاهِيمَوَآلَعِمْرَانَعَلَىالْعَالَمِينَ

Arab-Latin: Innallāhaṣṭafā ādama wa nụḥaw wa āla ibrāhīma wa āla 'imrāna 'alal-'ālamīn

Artinya : Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat

Di kalangan masyarakat Bani Israil ketika itu, keluarga Imran sangat terpandang. Namun sekian lama Imran menikah dengan Hannah binti Faqudha, mereka tak kunjung dikarunia seorang anak.

Imran dan istrinya yang salehah tetap bersabar sambil terus berdoa agar mendapatkan keturunan yang salehah. Doa Hannah diabadikan dalam Al Qur'an surat Ali Imran ayat 35 berikut ini:

إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab-Latin: Iż qālatimra`atu 'imrāna rabbi innī nażartu laka mā fī baṭnī muḥarraran fa taqabbal minnī, innaka antas-samī'ul-'alīm

Artinya; (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Allah SWT mengabulkan doa istri Ali Imran. Sayang sebelum sang anak lahir, Ali Imran sudah meninggal dunia. Tanpa didampingi sang suami, Hannah melahirkan seorang anak perempuan yang kemudian diberi nama Maryam. Hannah berdoa agar Allah SWT melindungi Maryam dan keturunannya dari godaan syaithan yang terkutuk.

Sesuai nazarnya, Hannah kemudian mengirimkan Maryam ke Baitul Maqdis. Setelah dilakukan musyawarah oleh masyarakat kala itu, perawatan Maryam akhirnya jatuh ke Nabi Zakaria sang paman. Nabi Zakaria merawat Maryam di Baitul Maqdis.

Di Baitul Maqdis, Maryam tinggal di tempat khusus. Dia menghabiskan waktu untuk beribadah kepada Allah SWT. "Banyak berdoa, berdzikir, sholat, ketika malama ia melakukan sholat malam, ketika siang tiba dia berpuasa dan beribadah," kata Dr. Halimi Zuhdy, M.Pd., MA, dalam makalah yang berjudul Perempuan Suci, Pengabdi , Menjejak Langit Ilahi yang disampaikan di Aula Bruderan Budi Mulia Lawang Malang, pada tanggal 21 Mei 2017.

Dikutip dari buku berjudul Surga Kenikmatan yang Kekal karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy, Dalam Musnad karya Ahmad, Musyikul Atsar karya Ath-Thahawiy dan Mustadrak karya Hakim diceritakan tentang keutamaan Maryam binti Imran. Maryam merupakan satu-satunya perempuan yang namanya diabadikan menjadi nama surat dalam Al Qur'an.

Disebutkan dalam Kitab, al-Jami' litafsir ahkam karya Abu 'Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari al-Qurthub, di dalam Al Qur'an, Allah menyebut nama Maryam sebanyak 30 kali. Di ataranya dalam Surat Ali Imran ayat 42 dan Surat Al Thamrim ayat 12.

Keutamaan Maryam binti Imran disebutkan dalam Al Qur'an Surat Ali Imran ayat 42:

وَإِذْقَالَتِالْمَلَائِكَةُيَامَرْيَمُإِنَّاللَّهَاصْطَفَاكِوَطَهَّرَكِوَاصْطَفَاكِعَلَىٰنِسَاءِالْعَالَمِينَ

Arab-Latin: Wa iż qālatil-malā`ikatu yā maryamu innallāhaṣṭafāki wa ṭahharaki waṣṭafāki 'alā nisā`il-'ālamīn

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).

Juga dalam Al Qur'an Surat Al Thamrim ayat 12:

وَمَرْيَمَابْنَتَعِمْرَانَالَّتِيأَحْصَنَتْفَرْجَهَافَنَفَخْنَافِيهِمِنْرُوحِنَاوَصَدَّقَتْبِكَلِمَاتِرَبِّهَاوَكُتُبِهِوَكَانَتْمِنَالْقَانِتِينَ

Arab-Latin: Wa maryamabnata 'imrānallatī aḥṣanat farjahā fa nafakhnā fīhi mir rụḥinā wa ṣaddaqat bikalimāti rabbihā wa kutubihī wa kānat minal-qānitīn

Artinya: Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.

Dalam Shahih Bukhari dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda:

"Sebaik-baik perempuan adalah Maryam dan sebaik-baik perempua adalah Khadijah."

Maryam binti Imran kemudian melahirkan Nabi Isa Alaihissalam yang kisahnya bisa dibaca di artikel ini:

detikers, setiap sore Tim Hikmah detikcom menurunkan kisah-kisah inspiratif dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Kumpulan berita harian Hikmah terbaru dan terlengkap seputar Islam dan kisah inspiratif bisa dibaca di sini.

(erd/lus)