Setelah berdzikir sesudah salat kita dianjurkan untuk membaca doa-doa artinya

Ilustrasi menyiapkan diri untuk berdzikir selepas sholat. Foto: Pixabay

Usai menunaikan sholat, umat Islam dianjurkan untuk berdzikir kepada Allah SWT. Terdapat urutan dzikir setelah sholat yang perlu dipahami muslim, agar mereka memperoleh manfaat dan keutamaan dari berdzikir.

Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar mengatakan, para ulama telah sepakat bahwa hukum berdzikir setelah sholat adalah sunnah. Ada banyak hadis yang membahas soal anjuran berdzikir setelah sholat. Salah satunya hadis Rasulullah SAW berikut ini:

Rasulullah bersabda, “Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Malik)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.

Ilustrasi berdzikir kepada Allah agar memperoleh manfaat dan keutamaan yang luar biasa. Foto: Pixabay

Apa Saja Urutan Dzikir Setelah Sholat?

Jika ada pertanyaan, dzikir dulu apa doa dulu, jawabannya adalah sebelum berdoa akan lebih baik jika diawali dengan bacaan dzikir terlebih dahulu. Mengapa demikian?

Selain membuat hati menjadi tenang dan damai, dzikir juga menjadi sarana bagi umat Islam untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Allah berfirman dalam Alquran: "Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu," (QS. Al-Baqarah: 152).

Lantas, apa saja yang kita ucapkan ketika kita dzikir kepada Allah? Adapun urutan dzikir setelah sholat seperti dikutip dari buku I Love Islam for Kids terbitan Redaksi Great Publisher, urutannya sebagai berikut:

Lafal dzikir ini dibaca sebanyak tiga kali:

Astaghfirullaah (sebanyak 3x)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.

Membaca kalimat pujian dengan lafal sebagai berikut:

للَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.

Allahumma Antas-Salaamu Wamingkas-Salaamu Wa Ilaika Ya Uudus-Salaamu Fa Hayyinaa Rabbanaa Bis-Salaami Wa Adkhilna-Jannata Daaros-Salaami Tabaarokta Robbanaa Wa Ta Aalaita Ya Dzal-Jalaali Wal Ikroom

Artinya: “Ya allah, engkau adalah zat yang mempunyaikesejahtraan dan daripadamulah kesejahtraan itu da kepadamulah akan kembali lagi segala kesejahtraan itu, maka hidupkanlah kami ya allah dengan sejahtera. dan masukanlah kami kedalam surga kampung kesejahtraan, engkaulah yang kuasa memberi berkah yang banyak dan engkaulah yang maha tinggi, wahai zat yang memiliki ke agungan dan kemulyaan.” (HR. Muslim).

3. Dilanjutkan dengan Kalimat Pujian Lainnya

Kalimat pujiannya berbunyi:

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya: “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah dengan haq), melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Muttafaq ‘alaihi).

4. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Lafal dzikir ini dibaca masing-masing sebanyak 33 kali:

Artinya: "Mahasuci Allah" ( 33x)

Artinya: "Segala puji bagi Allah" (33x)

Artinya: "Allah Maha besar" (33x)

Pada hitungan ke seratus, bacalah:

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya: “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah dengan haq), melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Muttafaq ‘alaihi).

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal 'aliyyul 'azhiim.

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain dia, yang maha hidup, yang terus menerus mengurus (makhluknya), tidak mengantuk dan tidak tidur, miliknya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, tidak ada yang dapat memberi syafaat disisinya tanpa izinnya. dia mengetahui apa yang ada dihadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmunya melainkan apa yang dia kehendaki, kursinya meliputi langit dan bumi. dan dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan dia maha tinggi, maha besar.

Ilustrasi berdzikir sesuai adab yang diajarkan kepada umat Muslim. Foto: Pixabay

Bagaimana Cara Berdzikir yang Benar Sesuai Adab?

Apa saja adab dalam berdzikir? Dihimpun dari buku Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qaththani, berikut adab dalam berdzikir yang benar dan dianjurkan untuk dilakukan umat Islam.

  • Memulai dengan bertaubat dari segala kemaksiatan, membersihkan diri dari sikap pertentangan, menyimpan kekhusyukan dalam hati, lalu tenang, dan tunduk.

  • Hendaknya ikhlas, penuh harap, cemas, tunduk, dan khusyu.

  • Memohon dengan kemauan keras dan kesungguhan.

  • Menguatkan harapan pada Allah SWT dan tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala sekalipun pengabulannya ditunda.

  • Memulainya dengan mengesakan Allah SWT.

  • Berada pada posisi yang paling sempurna. Jika dalam posisi duduk di suatu tempat, hendaknya menghadap kiblat dan duduk dengan merendahkan diri.

  • Tempat yang digunakan untuk berdzikir harus bersih dari hal yang menimbulkan gangguan.

  • Hendaknya mulut dalam keadaan bersih.

  • Jika ada yang mengucapkan salam, maka harus menjawab salam tersebut lalu melanjutkan berdzikir kembali.

  • Dzikir itu sangat baik dalam segala kondisi, kecuali beberapa kondisi yang dikecualikan oleh syariat. Di antaranya makruh berdzikir dalam posisi duduk ketika sedang buang hajat, berjima', ketika khutbah bagi orang yang mendengarkan suara khatib, dan saat berdiri untuk menunaikan sholat.

Ilustrasi berdzikir di dalam hati dengan sungguh-sungguh. Foto: Pixabay

Apakah Boleh Berdzikir dalam Hati?

Dalam buku Rahasia Dzikir yang Mengasyikkan tulisan Ubaidurrahman al-Bulmany dijelaskan, bahwa Alquran menyebutkan sejumlah cara zikir yang disukai Allah, salah satunya dengan berdzikir dalam hati dan tidak mengeraskan suara.

Adapun firman Allah SWT yang menyebutkan cara berdzikir yang dianjurkan:

1. Berdzikir dengan Rendah Hati

Tertuang dalam QS Al Anam ayat 63 yang artinya:

"Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut?” (Dengan mengatakan), “Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.”"

2. Berdzikir dengan Suara Lembut

Termaktub dalam QS Al Araf ayat 55 yang terjemahannya berbunyi:

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

3. Berdzikir dengan Rasa Takut kepada Allah SWT dan Tidak Mengeraskan Suara

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Araf ayat 205 yang terjemahannya sebagai berikut:

"Ingatlah Nama Tuhanmu dengan Tidak Mengeraskan Suara. "Dan ingatlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut (kepada Allah), dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai."

Berdoa dan berzikir yang keluar dari tiga kategori tersebut termasuk kategori melampaui batas. Padahal, Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Abu Musa Al-Asyari berkata,"Kami bersama Rasulullah SAW sehingga jika kami mendekati suatu lembah kami bertahlil dan bertakbir dengan suara yang sangat keras sehingga Nabi bersabda, wahai sekalian manusia, rendahkan suara kalian, sesungguhnya kalian tidak menyeru Zat yang tuli atau tidak ada, sesungguhnya Dia bersama kalian, sesungguhnya Dia Maha Mendengar, dan Mahamendekat, Mahasuci asma-Nya, dan Mahamulia." (HR Bukhari no.6838).

Dzikir Apa yang Paling Disukai Allah?

Ridhoul Wahidi dalam buku Keajaiban Melimpah dari Kalimat Tayyibah menjelaskan, salah satu bacaan dzikir yang disukai Allah dan malaikat adalah kalimat 'subhanallah wabihamdihi subhanallahil azhim'. Kalimat tersebut juga menjadi bacaan dzikir paling utama di sisi Allah Ta’alaa.

Hal tersebut dijelaskan dalam hadits yang berasal dari Abu Hurairah ra. Ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, berat di timbangan amal, dan disukai oleh Dzat yang Maha Pengasih. Kalimat tersebut adalah subhanallah wa bihamdihi- subhannallahil'adzim.” (HR. Shahih Bukhari)

Berdasarkan hadits riwayat Muslim dalam kitab Adz Dzikri Wa Ad-Du'a karangan Imam Nawawi, kalimat tersebut juga disukai para malaikat karena dipilih langsung oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda:

Ucapan yang paling disukai Allah adalah ucapan yang telah dipilih Allah untuk para malaikat-Nya, yakni, ‘subhannalahi wa bihamdihi subhannallahil'adzim.’’’ (HR. Muslim).

Selain kalimat dzikir di atas, bacaan dzikir yang disukai Allah dan malaikat lainnya adalah kalimat Al Baqiyat Ash Shalihat. Kalimat tersebut adalah tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan hauqalah.

Mengutip buku Fiqqih Sunnah 2 karangan Sayyid Sabiq, hal tersebut dijelaskan dalam hadits berikut ini:

Abu Said ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan al baqiyat ash sahlihat." Kemudian, sebagian sahabat bertanya, “Wahai Rasululllah, apakah al baqiyat ash shalihat tersebut?” Beliau menjawab, “Ucapan takbir, tahlil, tasbih, tahmid, dan la haula wala quwwata illa billah.” (HR. Imam Ahmad).