Siapa yang menciptakan lagu 17 Agustus?

DESKJABAR – Sosok Husein Mutahar atau dikenal dengan H. Mutahar merupakan salah satu tokoh dalam perjuangan Bangsa Indonesia.

H. Mutahar banyak dikenal rakyat Indonesia dengan lagu lagu bertema perjuangan salah satunya lagu “Hari Merdeka” atau lebih dikenal dengan lagu 17 Agustus 1945.

Setiap Hari Ulang Tahun Republik Indonesia atau HUT RI, profil H. Mutahar banyak dicari profilnya karena lagu karyanya tersebut senantiasa dinyanyikan dan dikenang bangsa dan Rakyat Indonesia.

Dan besok, Rabu 17 Agustus 2022 bertepatan dengan HUT RI ke-77 lagu Hari Merdeka atau lagu 17 Agustus 1945 akan bergema diseluruh pelosok Tanah Air dan Rakyat Indonesia di berbagai belahan dunia.

Lalu, siapakah sosok H. Mutahar sang pencipta lagu Hari Merdeka atau Lagu 17 Agustus 1945 itu?

Baca Juga: Tiket Konser Perak 25 Tahun Padi Reborn, Ludes Terjual, Catat Juga Jadwal Mereka Di Luar Jakarta

Dikutip dari deskjabar.com, H. Mutahar merupakan seorang habib yang dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah 5 Agustus 1916.

Ia meninggal di Jakarta pada 9 Juni 2004 atau pada usia 87 tahun.

H. Mutahar memulai sekolah di Europese Lagere School (ELS), kemudian dilanjutkan dengan sekolah Meer Uitgebreid Lager Ondewwijs (MULO) setingkat SMP di Semarang.

Usai menamatkan SMP, H. Mutahar melanjutkan sekolah ke Algemeen Midelbare School (AMS) setingkat SMA dengan memilih jurusan Sastra Timur, khusus bahasa Melayu, di Yogyakarta.

Sumber: Dok. DeskJabar

SETIAP 17 Agustus, kita semua akan mengingat lagu Hari Merdeka. Biasanya lagu ini diajarkan para guru di sekolah kepada murid. Simak lirik lengkap lagu 17 Agustus 45 atau Hari Merdeka.

Lagu Hari Merdeka diciptakan Husein Mutahar atau lebih dikenal dengan H. Mutahar. Lagu Hari Merdeka juga dipopulerkan oleh grup band Cokelat.

Lagu itu tidak hanya menjadi nyanyian pada Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Akan tetapi, lagu ini juga menyimpan informasi sejarah dan meneguhkan hari lahirnya bangsa Indonesia.

Lagu Hari Merdeka menjadi salah satu lagu wajib yang akan selalu dilantunkan dalam upacara peringatan hari kemerdekaan RI. Berikut lirik lagu 17 Agustus 45 atau Hari Merdeka selengkapnya.

5. 5. 5. 3 3 3 3 2 3 4 2 1 5.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima

5. 5. 5. 5 5 5 5 4 5 6 4 3
itulah hari kemerdekaan kita

1 1 1 6 6 4 5 6 5 3
hari merdeka nusa dan bangsa

5. 5. 5. 1 111 3 3 2 1 2
hari lahirnya bangsa Indonesia

5 4 2
merdeka

3 3 3 3 2 3 4 2 1 5
sekali merdeka tetap merdeka

5 6 4 3 3 3 3 2 3 4 2 1
selama hayat masih dikandung badan

5 6 7 1 5 2 1 3 2 4
kita tetap setia tetap sedia

4 5 1' 5 4 3 2 4 3 2
mempertahankan Indonesia

5. 6. 7. 1 5. 2 1 3 2 4
kita tetap setia tetap sedia

4 5 1' 5 4 3 2 1
membela negara kita

5. 5. 5. 3 3 3 3 2 3 4 2 1 5.
tujuh belas Agustus tahun empat lima

5. 5. 5. 5 5 5 5 4 5 6 4 3
itulah hari kemerdekaan kita

1 1 1 6 6 4 5 6 5 3
hari merdeka nusa dan bangsa

5. 5. 5. 1 111 3 3 2 1 2
hari lahirnya bangsa Indonesia

5 4 2
merdeka

3 3 3 3 2 3 4 2 1 5
sekali merdeka tetap merdeka

5 6 4 3 3 3 3 2 3 4 2 1
selama hayat masih dikandung badan

5 6 7 1 5 2 1 3 2 4
kita tetap setia tetap sedia

4 5 1' 5 4 3 2 4 3 2
mempertahankan Indonesia

5. 6. 7. 1 5. 2 1 3 2 4
kita tetap setia tetap sedia

4 5 1' 5 4 3 2 1
membela negara kita

Baca juga: Lima Rekomendasi Film Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Demikian lirik lagu 17 Agustus 45 atau Hari Merdeka yang dipopulerkan oleh grup band Cokelat dan biasa dinyanyikan saat peringatan HUT RI. Kamu pasti sudah bisa kan! (OL-14)

KONTAN.CO.ID - Lagu 17 Agustus atau lagu Hari Merdeka identik dengan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Lirik lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" memang bermakna perayaan terhadap kemerdekaan Indonesia. 

Nah, pencipta lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" adalah Husein Mutahar. 

Lantas, seperti apa lirik lagu 17 Agustus "Hari Merdeka", sejarah penciptannya dan profil Husein Mutahar?

Baca Juga: 11 Ide Lomba 17 Agustus untuk Ibu-ibu, Inspirasi Peringatan HUT Kemerdekaan RI

Sejarah lagu 17 Agustus "Hari Merdeka"

Sejarah lagu Hari Merdeka dimulai saat Indonesia dalam fase gentingnya perang Revolusi di Yogyakarta pada 1946, Sukarno memanggil ajudannya, Husein Mutahar. 

Dirangkum dari buku "100 Konser Musik Indonesia" (2018) oleh Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan, Penerbit I:BOEKOE, Sukarno memerintahkan Husein Mutahar untuk membuatkan sebuah aubade yakni nyanyian atau musik penghormatan pada pagi hari. Nah, untuk mengetes lagu tersebut, Husein Mutahar yang tidak memiliki orkes, meminjam orkes keraton. 

Dengan semangat, Husein Mutahar mengonduktori permainan dengan naik di meja reot. Saking bersemangatnya, meja reot tersebut ambruk. Lagu Hari Merdeka pun dikumandangkan pada upacara 17 Agustus dan mendapatkan pujian dari Sukarno. 

Baca Juga: Promo Shopee Agustus 2022, Dapatkan Cashback Rp 100.000 saat Bayar Tagihan

Profil pencipta lagu "Hari Merdeka", Husien Mutahar

Husein Mutahar lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916 dan meninggal di Jakarta, 9 Juni 2004. Husein Mutahar adalah seorang komposer musik lagu kebangsaan dan lagu anak-anak.

Dirangkum dari buku "Indonesia Pusaka" (2019) oleh Sopan Adrianto, Penerbit Elex Media Komputindo, puncak karier Husein Mutahar adalah sebagai duta besar di Vatikan dan menguasai paling tidak 6 bahasa secara aktif. Selain sebagai komposer, Husein Mutahar aktif dalam kegiatan Kepanduan yang saat ini dikenal dengan Pramuka. 

Selain itu, Husein Mutahar adalah tokoh utama pendiri gerakan Pramuka Indonesia dan pencetus ide Paskibraka, pengibar bendera pusaka yang beranggotakan pelajar di berbagai daerah di Indonesia. 

Baca Juga: Promo Gokana Agustus 2022, Happy Hour Diskon hingga 20% di Jam 2-5 Sore

Sementara, dikutip dari buku "Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Tradisional, & Anak Terpopuler" oleh Hani Widiatmoko dan Dicky Maulana, Husein Mutahar juga pernah terlibat langsung dalam pertempuran di Yogyakarta dan mendapat tanda jasa Bintang Gerilya pada 1948-1949. 

Lagu anak-anak ciptaan Husein Mutahar di antaranya Gembira, Tepuk Tangan Silang-Silang, Mari Tepuk, Slamatlah, Jangan Putus Asa, Saat Berpisah, dan Hymne Pramuka.

Lagu ciptaan Husein Mutahar yang populer adalah Hari Merdeka dan Himne Syukur. Sementara, karya terakhir Husein Mutahar adalah Dirgahayu Indonesiaku, yang menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia. 

Baca Juga: Ini Jadwal Lengkap Asesmen Nasional 2022 Jenjang SD Sederajat, Siswa Sudah Tahu?

Makna dan lirik lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" 

Makna lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" mengisyaratkan tentang Kemerdekaan Indonesia yang telah dicapai pada 17 Agustus 1945 dan harus dipertahankan oleh seluruh rakyat Indonesia sampai kapan pun.

Berikut adalah lirik lagu 17 Agustus "Hari Merdeka"

Tujuh belas Agustus tahun empat lima

Itulah hari kemerdekaan kita

Hari merdeka nusa dan bangsa

Hari lahirnya bangsa Indonesia Merdeka 

Sekali merdeka tetap merdeka 

Selama hayat masih dikandung badan 

Kita tetap setia tetap sedia 

Mempertahankan Indonesia 

Kita tetap setia tetap sedia 

Membela negara kita

Demikian informasi mengenai lirik lagu 17 Agustus "Hari Merdeka" sejarah penciptaannya, dan profil pencipta lagu Hari Merdeka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

  • INDEKS BERITA

Tag

  • lagu 17 agustus
  • lirik lagu 17 agustus
  • unlisted
  • Jangan Lewatkan
  • pencipta lagu 17 Agustus


Siapakah pencipta lagu 17 Agustus 1945?

Jadi, lagu "17 Agustus" diciptakan H Mutahar tepat satu tahun setelah Hari Kemerdekaan RI. Sekilas tentang sosok H Mutahar, ia adalah pria kelahiran Semarang, 5 Agustus 1916. H Mutahar merupakan salah satu ajudan Presiden Soekarno.

Apa arti dari lagu 17 Agustus?

Makna dari lagu 17 Agustus 1945 ini adalah menggambarkan tentang perjuangan dan semangat perjuangan para pahlawan nasional. Lagu dengan tempo cepat dan tegas ini bertujuan untuk menciptakan rasa semangat para pemuda dengan mengenang perjuangan pahlawan Indonesia.

Lagu 17 Agustus diciptakan tahun berapa?

Melansir Kemdikbud RI, lagu Hari Merdeka atau juga dikenal sebagai 17 Agustus 1945 diciptakan Husein Mutahar. Husein Mutahar ialah merupakan Habib juga komponis yang aktif pada berbagai upaya perjuangan Republik Indonesia. Diinformasika bahwa lagu ini pertama kali didengarkan pada medio Agustus 1946.