Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

JAKARTA - Ciri-ciri virus merupakan tema yang sesuatu yang hangat dibincangkan. Mengingat saat ini sedang terjadi pandemi COVID-19, membuat banyak orang harus mengerti mengenai ciri-ciri virus itu sendiri.

Show

Menyadur dari buku Sekolah Elektronik Mata Pelajaran Biologi Kelas X, virus memiliki sifat makhluk hidup, namun dapat dikristalkan (dimatikan sementara), sedangkan tak ada satu sel hidup pun yang dapat dikristalkan tanpa mengalami kerusakan.

Dari semua jenis sel yang ada di bumi ini, virus memang yang paling kecil, namun dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan. Berikut penjelasan mengenai virus, mulai dari struktur, perkembangbiakan, hingga manfaat.

Baca juga: 5.154 Pekerja Migran Dikarantina di Wisma Atlet Pademangan

Baca juga: Ada Siswa Terpapar Covid-19, Ridwan Kamil: PTM Harus Dihentikan

Ciri-Ciri Virus

Virus memiliki ciri dan struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme lain, karena virus merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh sistem genetika. Ciri virus yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan, adalah sebagai berikut.

1. Virus hanya dapat hidup pada sel hidup atau bersifat parasit intraselluler obligat, misalnya dikembangbiakan di dalam embrio ayam yang masih hidup.

2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi lainnya. Ukuran virus yang paling kecil memiliki ukuran diameter 20 nm dengan jumlah gen 4.

3. Nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA. 

4. Virus tidak memiliki enzim metabolisme dan tidak memiliki ribosom ataupun perangkat/organel sel lainnya. Namun beberapa virus memiliki enzim untuk proses replikasi dan transkripsi dengan melakukan kombinasi dengan enzim sel inang, misalnya Virus Herpes.

5. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang penentuannya tergantung pada evolusi pengenalan yang dilakukan virus tersebut dengan menggunakan kesesuaian " lock and key atau lubang dan kunci". 

6. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya berisi partikel penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus di dalam lapisan pelindung, pada beberapa kasus asam nukleatnya terdapat di dalam selubung membran.

7. Genom virus lebih beragam dari genom konvensional (DNA untai tunggal atau single heliks) yang dimiliki oleh organisme lainnya, genom virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal ataupun dapat juga RNA untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya.

Struktur Virus

Walaupun virus memiliki berbagai ukuran dan bentuk, mereka memiliki motif struktur yang sama, yaitu sebagai berikut.  

1. Kapsid

Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk heliks (batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya.

2. Kapsomer

Kapsomer adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya sedikit dan akan bergabung membentuk kapsid. 

3. Struktur Tambahan 

Struktur tambahan lainnya, yaitu selubung virus yang menyelubungi kapsid dan berfungsi untuk menginfeksi inangnya. Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan protein sel inang serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri.

Perkembangbiakan Virus

Perkembangbiakan virus sering disebut dengan replikasi/sintesa protein virus, dimana protein adalah materi genetik dasar yang menunjukkan kehidupan. Adapun 2 mekanisme dalam perkembangbiakan virus, yaitu siklus lisis dan siklus lisogenik.

1. Siklus Lisis 

Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis mengacu pada tahapan akhir dari infeksi, yaitu saat sel inang bakteri lisis atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel inang tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus lisis disebut dengan virus virulen. 

2. Siklus Lisogenik

Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa menghancurkan sel inang, dengan kata lain faga berintegrasi ke dalam kromosom bakteri, integrasi ini disebut profaga. Istilah lisogenik mengimplikasikan bahwa profaga pada kondisi tertentu dapat menghasilkan faga aktif yang melisis inangnya dikarenakan adanya pemicu dari lingkungan seperti radiasi atau adanya beberapa zat kimia tertentu, menyebabkan virus mengubah mekanisme reproduksinya dari cara lisogenik menjadi cara lisis.

Manfaat Virus

Manfaat virus antara lain adalah sebagai berikut.  

1. Anti Bakterial

Dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu, misalnya bakteri pengganggu pada produk makanan yang diawetkan. 

2. Pembuatan Insulin

Virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut berkembangbiak dengan cepat sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.

3. Pembuatan Vaksin

Contoh kasus pada akhir tahun 1700, Edward Jenner seorang dokter asal Inggris mengetahui dari pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena cacar sapi (penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten terhadap infeksi cacar sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner menggoreskan jarum yang mengandung cairan dari luka seorang pemerah sapi yang telah terkena cacar sapi ke seorang anak laki-laki. 

Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah cacar. Virus cacar sapi dengan virus cacar sangat mirip sehingga sistem imun tidak dapat membedakan adanya partikel asing. Selain vaksin cacar juga sudah ditemukan vaksin lainnya, misalnya vaksin polio, vaksin rubela, vaksin campak dan vaksin gondongan.

Virus
Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Rotavirus

Klasifikasi virus
Groups

I: Virus dsDNAII: Virus ssDNAIII: Virus dsRNAIV: Virus (+)ssRNAV: Virus (−)ssRNAVI: Virus ssRNA-RT

VII: Virus dsDNA-RT

Virus yaitu parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya mampu bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Kebanyakan virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus hendak diekspresikan menjadi benar protein yang dipakai untuk berisi bahan genetik maupun protein yang diperlukan dalam daur hidupnya.

Istilah virus kebanyakan merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage dipakai untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena dia tidak mampu menjalankan fungsi biologisnya secara lepas sama sekali jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, benar pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), binatang (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berfaedah racun, yang pertama kali dipakai di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Ruang lingkup "agen yang mengakibatkan infeksi penyakit" pertama kali dipakai tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

  • Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan hal benar beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan tentang infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir lawas (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal yaitu virus Smallpox yang menyerang warga cina pada tahun 1000. Hendak tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian adalah pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme adalah penyebab penyakit. Pada ketika itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal sampai ketika ini yaitu :
  1. Kaki tangan penyakit harus benar di dalam setiap kasus penyakit
  2. Kaki tangan harus dapat diisolasi dari inang dan dapat ditumbuhkan secara in vitro
  3. Ketika kultur kaki tangan muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka dia dapat menimbulkan penyakit
  4. Kaki tangan yang sama dapat di bawa dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian tentang virus dimulai dengan penelitian tentang penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut mampu menular ketika tanaman yang dia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak sukses menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang semakin kecil dari kebanyakan dan tidak mampu diteliti dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri sedang mampu menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua probabilitas, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berwujud sangat kecil sehingga sedang mampu melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang mampu menembus saringan.[2] Probabilitas kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa kaki tangan infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut mampu bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak menjadi kurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan adalah contagium vivum fluidum, yaitu sejenis air hidup pembawa penyakit.[2]
  • Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi mampu melewati filter yang tidak mampu dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya yaitu bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Argumen Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat sukses mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga adalah virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga hendak terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak mampu dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga mampu mengakibatkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut adalah penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang mampu mengakibatkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope adalah model kanker pertama pada manusia yag disebabkan oleh virus.[6] Dr Shope melaksanakan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada binatang lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley adalah orang pertama yang sukses mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan adalah Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus hendak mampu tetap giat meskipun setelah kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 sukses menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage adalah virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya mampu bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Bangun dan anatomi virus

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus yaitu organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya mampu diteliti dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya semakin kecil daripada bakteri sehingga virus tidak mampu disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar diteliti dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus mampu berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus mampu terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus mampu berwujud linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan virus binatang dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan yaitu RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid dapat berwujud bulat (sferik), heliks, polihedral, atau wujud yang semakin kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.[9][10]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral mengandung asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.

Untuk virus berwujud heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Virus cacar air memiliki selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara semuanya dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Bangun ini dapat bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam wujud simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang diperlukan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid.[12] Seperti virus wujud heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik mampu diselubungi lapisan lipid, namun kebanyakan protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada binatang memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Benar pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut dipakai oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus mampu menginfeksi inangnya dan mengakibatkan berbagai dampak untuk inangnya.[15] benar yang berbahaya, namun juga benar yang mampu ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga dampak yang dihasilkan tidak terlalu agung.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut adalah infeksi yang berlanjut dalam jangka masa cepat namun mampu juga mengakibatkan fatal.[15] Dampak dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut untuk infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis adalah infeksi virus yang berkepanjangan sehingga benar resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang mengakibatkan infeksi akut, contoh : shingles[15]* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV

    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus adalah proses interaksi awal selang partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik selang molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel mampu berwujud protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki semakin dari satu reseptor sehingga benar beberapa rute untuk berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus benar beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • arus dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut adalah molekul adhesi yang fungsi normalnya yaitu untuk mengikatkan sel untuk substratnya.[17] bangun ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]Bangun ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]benar reseptor virus berupa protein membran integral yang juga proses dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]Virus ini benar dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA hendak berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang benar pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]hal benar asam sialat pada nyaris semua jenis sel mengakibatkan virus influenza dapat berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi terjadi pada masa yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Proses translokasi relatif jarang terjadi di selang virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami aci, probabilitas diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
proses endositosis adalah mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah dipakai untuk pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Proses fusi virus berenvelop dengan membran sel benar secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Diperlukan hal benar protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus benar seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam wujud kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlanjut cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] untuk virus lainnya, tahap ini adalah proses multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kumpulan seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Proses ekspresi gen hendak menentukan semua proses infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

Kumpulan ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung untuk faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan wujud utas ganda intermediate sebagai cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein dewasa. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi yaitu transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan untuk replikasi genom.[24]
  2. Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kumpulan ini bergantung untuk reverse transkriptase, tetapi berlainan dengan retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan adalah proses pengumpulan komponen-komponen virion pada proses khusus di dalam sel.[20] Selama proses ini, terjadi pembentukan bangun partikel virus.[20] Proses ini tergantung untuk proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan adalah tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan bangun dalam partikel virus yang probabilitas dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang dewasa.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya kebanyakan terlibat dalam proses ini.[20]

Pelepasan

Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang menempuh dua mekanisme :

  • untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan adalah proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi buka dan virus keluar.[20]
  • untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.[20]

Proses pelepasan partikel virus probabilitas dapat merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan probabilitas sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus mampu diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan kegiatan penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kumpulan, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan kegiatan penyebaran
Berdasarkan tropisme dan kegiatan penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kumpulan berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA adalah virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kumpulan yang tergolong dalam kumpulan ini yaitu virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kumpulan ini yaitu Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae adalah virus berwujud ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya hendak diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berjasa untuk mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya hendak berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, mampu mengakibatkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut disebabkan salah satunya karena virus ini remeh merasakan mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal yaitu genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya yaitu HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae adalah berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini dapat mengakibatkan banyak penyakit pada manusia, di selangnya yaitu penyakit polio yang disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae adalah virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini yaitu virus ini memiliki protein permukaan yang adalah antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin adalah proses virus yang menempel pada sel target oleh karena itu antibodi terhadap hemmaglutinin mampu melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase memerankan untuk melepaskan virion dari sel oleh karena itu antibodi terhadap NA mampu menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kumpulan yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A adalah virus yang menginfeksi berbagai spesies benar manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A mampu merasakan antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift yaitu terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut mengakibatkan antibodi yang benar tidak mampu mengenalinya lagi. Peristiwa tersebut mengakibatkan terjadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift yaitu munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik selang manusia dengan virus binatang atau dengan transmisi langsung dari binatang unggas ke manusia. karena tidak benar atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik mampu terjadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini adalah virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus adalah singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kumpulan Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu California encephalitis virus (CE) yang mengakibatkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu reovirus yang mengakibatkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang mengakibatkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA adalah virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kumpulan yang tergolong dalam kumpulan ini yaitu virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kumpulan ini yaitu Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae adalah kumpulan virus berukuran agung dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kumpulan ini mampu mengakibatkan penyakit ganas dan juga mampu mengakibatkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan Alpha herpesvirus kebanyakan mengakibatkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul ketika itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang.[31] jika kondisi inang sedang lemah, maka benar probabilitas penyakit mampu muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
    contoh dari virus ini yaitu Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan beta herpesvirus kebanyakan mengakibatkan penyakit yang akut hendak tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini mengakibatkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini yaitu Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan ini dapat mengakibatkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini yaitu Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae adalah virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak memiliki selubung virus dan adalah virus manusia yang berukuran paling kecil.[32] Virus adalah virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kumpulan ini yaitu virus B-19 yang mampu mengakibatkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae adalah virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini yaitu virus ini memiliki morfologi agung dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kumpulan ini yaitu Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat agung diseluruh lingkungan kehidupan.[33] sekarang virus Smallpox sudah dibasmi.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus benar yang mampu dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Menempuh terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen benar (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan kegiatan pemanfaatan virus dalam lingkungan kehidupan kesehatan.[15] Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders sukses menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga mampu dimanfaatkan sebagai pembawa gen untuk sel yang sakit (paru-paru).[15] Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, binatang, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak benar makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang mengakibatkan selesma menyerang arus pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini berisi beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga mengakibatkan kesengsaraan untuk binatang dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani dampak ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit binatang dampak virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya yaitu new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, disebabkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan dampak virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya yaitu tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya yaitu virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya yaitu virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia dampak virus

Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu pilek (yang dapat saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang mengakibatkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan selang kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga benar beberapa kontroversi tentang apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab untuk penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus untuk mengakibatkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya kegiatan penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah mengakibatkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan dapat mengakibatkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah dampak wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Meskipun sebenarnya diragukan dalam banyak pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam banyak agung.[34] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di lingkungan kehidupan baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya yaitu filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus yaitu virus berwujud panjang seperti cacing, yang dalam banyak agung tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 sampai 2005, peristiwa ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, sampai analisis suatu virus kebanyakan melewati proses yang sulit dan mahal.[35] Karena itu, penelitian penyakit dampak virus membutuhkan sarana prasarana agung dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga berbakat dari berbagai proses, misalnya teknisi, berbakat biologi molekular, dan berbakat virus.[35] Kebanyakan proses ini diterapkan oleh lembaga kenegaraan atau diterapkan secara kerjasama dengan bangsa lain menempuh lembaga lingkungan kehidupan seperti Organisasi Kesehatan Lingkungan kehidupan (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Karena kebanyakan memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh.[36] Kegiatan pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif yaitu vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala dampak infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit dampak infeksi virus kebanyakan disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak benar pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik yaitu resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Karena itulah diperlukan pemeriksaan semakin lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat pula

  • Mikrobiologi
  • Prion
  • Virologi

Pustaka

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Tautan luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online tentang virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?

edunitas.com


Page 2

Virus
Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Rotavirus

Klasifikasi virus
Groups

I: Virus dsDNAII: Virus ssDNAIII: Virus dsRNAIV: Virus (+)ssRNAV: Virus (−)ssRNAVI: Virus ssRNA-RT

VII: Virus dsDNA-RT

Virus yaitu parasit mempunyai ukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut diakibatkan karena virus hanya bisa bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak mempunyai perlengkapan selular sbg bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus hendak diekspresikan menjadi berpihak kepada yang benar protein yang dipakai sbg memuat bahan genetik maupun protein yang diperlukan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage dipakai sbg jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sbg makhluk hidup karena dia tidak bisa menjalankan fungsi biologisnya secara lepas sama sekali bila tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, berpihak kepada yang benar pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), binatang (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berfaedah racun, yang pertama kali dipakai di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Definisi "agen yang mengakibatkan infeksi penyakit" pertama kali dipakai tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

  • Virus telah menginfeksi semenjak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan mempunyainya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan tentang infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir lawas (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal yaitu virus Smallpox yang menyerang warga cina pada tahun 1000. Hendak tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu mempunyai kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian yaitu pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme yaitu penyebab penyakit. Pada ketika itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal sampai ketika ini yaitu :
  1. Mata-mata negara asing penyakit mesti mempunyai di dalam setiap kasus penyakit
  2. Mata-mata negara asing mesti dapat diisolasi dari inang dan dapat ditumbuhkan secara in vitro
  3. Ketika kultur mata-mata negara asing muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan karenanya dia dapat menimbulkan penyakit
  4. Mata-mata negara asing yang sama dapat di tinggikan dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian tentang virus dimulai dengan penelitian tentang penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut mempunyai bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut bisa menular ketika tanaman yang dia teliti menjadi sakit sesudah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak sukses menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak bisa dilihat dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih bisa menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua probabilitas, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut mempunyai wujud sangat kecil sehingga masih bisa melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang bisa menembus saringan.[2] Probabilitas kedua ini dibuang pada tahun 1897 sesudah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa mata-mata negara asing infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut bisa bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak menjadi kurang sesudah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sbg bukan bakteri, melainkan yaitu contagium vivum fluidum, yaitu sejenis air hidup pembawa penyakit.[2]
  • Sesudah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi bisa melewati filter yang tidak bisa dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya yaitu bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, sesudah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat sukses mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang sekarang dikenal sbg virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga yaitu virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan bila ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, karenanya pada ayam yang sehat tersebut juga hendak terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak bisa dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga bisa mengakibatkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker diakibatkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut yaitu penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang bisa mengakibatkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope yaitu model kanker pertama pada manusia yag diakibatkan oleh virus.[6] Dr Shope menerapkan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada binatang lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley yaitu orang pertama yang sukses mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan yaitu Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus hendak bisa tetap giat walaupun sesudah kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 sukses menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage yaitu virus yang mempunyai inang bakteri sehingga hanya bisa bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Struktur dan anatomi virus

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus yaitu organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya bisa dilihat dengan memakai mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak bisa disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus bisa berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus bisa terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus bisa mempunyai wujud linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat sbg yang terkecil sampai dengan beberapa ratus sbg yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan virus binatang dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan yaitu RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut dinamakan kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid dapat mempunyai wujud bulat (sferik), heliks, polihedral, atau wujud yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang dinamakan kapsomer.[9][10]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral mengandung asam nukleat dan ekor sbg menginfeksi inang.

Sbg virus mempunyai wujud heliks, protein kapsid (biasanya dinamakan protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini dinamakan nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Virus cacar air mempunyai selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur ini dapat bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam wujud simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang diperlukan sbg membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Sbg contoh, virus hepatitis B mempunyai angka T=4, butuh 240 protein sbg membentuk kapsid.[12] Seperti virus wujud heliks, kapsid beberapa jenis virus sferik bisa diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa jenis virus mempunyai unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada binatang mempunyai selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Mempunyai pula beberapa jenis bakteriofag yang mempunyai ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut dipakai oleh fag sbg menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus dinamakan virion. Virion berfungsi sbg alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus bisa menginfeksi inangnya dan mengakibatkan beragam akibat bagi inangnya.[15] mempunyai yang berbahaya, namun juga mempunyai yang bisa ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu akbar.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut yaitu infeksi yang berlanjut dalam jangka ketika cepat namun bisa juga mempunyai akibat fatal.[15] Akibat dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis yaitu infeksi virus yang berkepanjangan sehingga mempunyai resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang mengakibatkan infeksi akut, contoh : shingles[15]* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV

    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus yaitu ronde interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa jenis virus membutuhkan molekul lainnya sbg ronde pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel bisa mempunyai wujud protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus mempunyai lebih dari satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute sbg berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • arus dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus mempunyai reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut yaitu molekul adhesi yang fungsi normalnya yaitu sbg mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sbg protein supefamily immunoglobulin[17]Struktur ICAM-1 mempunyai lima Ig-like domain sbg berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]10 serotipe dari HRV memakai ICAM-1 sbg reseptor, sepuluh serotipe lainnya memakai protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini mempunyai tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA hendak berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang mempunyai pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]mempunyainya asam sialat pada hampir semua jenis sel mengakibatkan virus influenza dapat berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi terjadi pada ketika yang sangat singkat sesudah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Ronde ini membutuhkan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Ronde translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami mempunyai, probabilitas diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
ronde endositosis yaitu mekanisme yang sangat umum sbg jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah dipakai sbg pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Ronde fusi virus berenvelop dengan membran sel berpihak kepada yang benar secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Diperlukan mempunyainya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini terjadi sesudah ronde penetrasi dimana kapsid virus berpihak kepada yang benar seluruhnya maupun beberapa dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam wujud kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlanjut cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] sbg virus lainnya, tahap ini yaitu ronde multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kumpulan seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Ronde ekspresi gen hendak menentukan semua ronde infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

Kumpulan ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting sbg transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan wujud utas ganda intermediate sbg cetakan sbg sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya mempunyai genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah sbg menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan sbg membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi yaitu transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase sbg menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sbg cetakan sbg replikasi genom.[24]
  2. Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA sbg masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sbg mRNA tetapi sebagi template sbg reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kumpulan ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berlainan dengan retrovirus, rondenya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan yaitu ronde pengumpulan komponen-komponen virion pada ronde khusus di dalam sel.[20] Selama ronde ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus.[20] Ronde ini tergantung kepada ronde replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi sbg virus yang berbeda-beda. Contoh : ronde perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu ronde perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan yaitu tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang probabilitas dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid sbg menghasilkan produk yang matang.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam ronde ini.[20]

Pelepasan

Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melewati dua mekanisme :

  • sbg virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan yaitu ronde yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.[20]
  • sbg virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran , ronde ini dikenal sbg budding.[20]

Ronde pelepasan partikel virus probabilitas dapat merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan probabilitas beberapa lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus bisa diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berlandaskan morfologi
Berlandaskan morfologi, virus dibagi berlandaskan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kumpulan, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berlandaskan tropisme dan cara penyebaran
Berlandaskan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berlandaskan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kumpulan berlandaskan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini dinamakan juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA yaitu virus yang mempunyai materi genetik berupa RNA, kumpulan yang tergolong dalam kumpulan ini yaitu virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kumpulan ini yaitu Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae yaitu virus mempunyai wujud ikosahedral. Virus ini mempunyai genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan mempunyai polaritas positif yang nantinya hendak diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna sbg mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya hendak berintegrasi ke dalam DNA sel inang sbg provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, bisa mengakibatkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut diakibatkan salah satunya karena virus ini gampang merasakan mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang sangat terkenal yaitu genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya yaitu HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae yaitu mempunyai ukuran kecil. Virus ini mempunyai genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini bisa mengakibatkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya yaitu penyakit polio yang diakibatkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang diakibatkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae yaitu virus yang mempunyai selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini yaitu virus ini mempunyai protein permukaan yang yaitu antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin yaitu ronde virus yang menempel pada sel target oleh karenanya antibodi terhadap hemmaglutinin bisa melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase berperan sbg melepaskan virion dari sel oleh karenanya antibodi terhadap NA bisa menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kumpulan yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A yaitu virus yang menginfeksi beragam spesies berpihak kepada yang benar manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A bisa merasakan antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift yaitu terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut mengakibatkan antibodi yang mempunyai tidak bisa mengenalinya lagi. Peristiwa tersebut mengakibatkan terjadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift yaitu munculnya subtipe barus virus influenza yang diakibatkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus binatang atau dengan transmisi langsung dari binatang unggas ke manusia. karena tidak mempunyai atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, karenanya pandemik bisa terjadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini yaitu virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus yaitu singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kumpulan Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu California encephalitis virus (CE) yang mengakibatkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini yaitu reovirus yang mengakibatkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang mengakibatkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA yaitu virus yang mempunyai materi genetik berupa DNA, kumpulan yang tergolong dalam kumpulan ini yaitu virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kumpulan ini yaitu Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae yaitu kumpulan virus mempunyai ukuran akbar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kumpulan ini bisa mengakibatkan penyakit ganas dan juga bisa mengakibatkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan Alpha herpesvirus biasanya mengakibatkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul ketika itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten diakibatkan karena kemampuan genom virus ini sbg berintergrasi dengan sel inang.[31] bila kondisi inang sedang lemah, karenanya mempunyai probabilitas penyakit bisa muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
    contoh dari virus ini yaitu Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan beta herpesvirus biasanya mengakibatkan penyakit yang akut hendak tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini mengakibatkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini yaitu Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan ini bisa mengakibatkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini yaitu Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae yaitu virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak mempunyai selubung virus dan yaitu virus manusia yang mempunyai ukuran sangat kecil.[32] Virus yaitu virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering dinamakan Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kumpulan ini yaitu virus B-19 yang bisa mengakibatkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae yaitu virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini yaitu virus ini mempunyai morfologi akbar dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kumpulan ini yaitu Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat akbar diseluruh alam.[33] sekarang virus Smallpox sudah dibasmi.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus mempunyai yang bisa dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Melewati terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen berpihak kepada yang benar (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam alam kesehatan.[15] Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders sukses menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga bisa dimanfaatkan sbg pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).[15] Walaupun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal sbg penyebab penyakit infeksi pada manusia, binatang, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak mempunyai makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang mengakibatkan selesma menyerang arus pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya kekuatan tahan tubuh penderita penyakit tersebut diakibatkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang diakibatkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga mengakibatkan kesengsaraan bagi binatang dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit binatang akibat virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya yaitu new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, diakibatkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan akibat virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya yaitu tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya yaitu virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya yaitu virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia akibat virus

Contoh sangat umum dari penyakit yang diakibatkan oleh virus yaitu pilek (yang dapat saja diakibatkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang diakibatkan virus HIV), dan demam herpes (yang diakibatkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga diakibatkan beberapa oleh papilomavirus (yang mengakibatkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga mempunyai beberapa kontroversi tentang apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sbg penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus sbg mengakibatkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sbg senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah mengakibatkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan bisa mengakibatkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Walaupun sebenarnya diragukan dalam banyak pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam banyak akbar.[34] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di alam baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang diasumsikan sangat berbahaya yaitu filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus yaitu virus mempunyai wujud panjang seperti cacing, yang dalam banyak akbar tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Semenjak Oktober 2004 sampai 2005, peristiwa ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, sampai analisis suatu virus biasanya melewati ronde yang sulit dan mahal.[35] Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas akbar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga pandai dari beragam ronde, misalnya teknisi, pandai biologi molekular, dan pandai virus.[35] Biasanya ronde ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melewati lembaga alam seperti Organisasi Kesehatan Alam (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya sbg bereproduksi, virus sangat sulit sbg dibunuh.[36] Cara pengobatan sejauh ini yang diasumsikan sangat efektif yaitu vaksinasi, sbg merangsang kekebalan alami tubuh terhadap ronde infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik yaitu resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut sbg memastikan apakah suatu penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat juga

  • Mikrobiologi
  • Prion
  • Virologi

Pustaka

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Pranala luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online tentang virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?

edunitas.com


Page 3

Virus
Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Rotavirus

Klasifikasi virus
Groups

I: Virus dsDNAII: Virus ssDNAIII: Virus dsRNAIV: Virus (+)ssRNAV: Virus (−)ssRNAVI: Virus ssRNA-RT

VII: Virus dsDNA-RT

Virus adalah parasit mempunyai ukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut diakibatkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Kebanyakan virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus hendak diekspresikan menjadi berpihak kepada yang benar protein yang dipakai untuk berisi bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus kebanyakan merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage dipakai untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena dia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara lepas sama sekali bila tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, berpihak kepada yang benar pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), binatang (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berfaedah racun, yang pertama kali dipakai di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Ruang lingkup "agen yang mengakibatkan infeksi penyakit" pertama kali dipakai tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

  • Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan mempunyainya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir lawas (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang warga cina pada tahun 1000. Hendak tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
  1. Mata-mata negara asing penyakit harus mempunyai di dalam setiap kasus penyakit
  2. Mata-mata negara asing harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
  3. Ketika kultur mata-mata negara asing muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan karenanya dia bisa menimbulkan penyakit
  4. Mata-mata negara asing yang sama bisa di tinggikan dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang dia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak sukses menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri yang semakin kecil dari kebanyakan dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berwujud sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.[2] Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa mata-mata negara asing infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak menjadi kurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis air hidup pembawa penyakit.[2]
  • Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat sukses mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan bila ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, karenanya pada ayam yang sehat tersebut juga hendak terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat mengakibatkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker diakibatkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat mengakibatkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag diakibatkan oleh virus.[6] Dr Shope memainkan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada binatang lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley merupakan orang pertama yang sukses mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus hendak dapat tetap giat walaupun setelah kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 sukses menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Struktur dan anatomi virus

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus adalah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya semakin kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berwujud linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan virus binatang dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berwujud bulat (sferik), heliks, polihedral, atau wujud yang semakin kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.[9][10]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral mengandung asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.

Untuk virus berwujud heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Virus cacar air memiliki selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam wujud simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid.[12] Seperti virus wujud heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun kebanyakan protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada binatang memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Mempunyai pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut dipakai oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus dapat menginfeksi inangnya dan mengakibatkan beragam akibat bagi inangnya.[15] mempunyai yang berbahaya, namun juga mempunyai yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu akbar.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut merupakan infeksi yang berlanjut dalam jangka saat cepat namun dapat juga berdampak fatal.[15] Akibat dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga mempunyai resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang mengakibatkan infeksi akut, contoh : shingles[15]* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV

    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus merupakan ronde interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk ronde pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat berwujud protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki semakin dari satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • arus dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah untuk mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA hendak berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang mempunyai pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]mempunyainya asam sialat pada nyaris semua jenis sel mengakibatkan virus influenza bisa berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi terjadi pada saat yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Ronde ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Ronde translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami mempunyai, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
ronde endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah dipakai untuk pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Ronde fusi virus berenvelop dengan membran sel berpihak kepada yang benar secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Diperlukan mempunyainya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini terjadi setelah ronde penetrasi dimana kapsid virus berpihak kepada yang benar seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam wujud kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlanjut cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] untuk virus lainnya, tahap ini merupakan ronde multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kumpulan seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Ronde ekspresi gen hendak menentukan semua ronde infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

Kumpulan ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan wujud utas ganda intermediate sebagai cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein dewasa. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan untuk replikasi genom.[24]
  2. Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kumpulan ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berlainan dengan retrovirus, rondenya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan merupakan ronde pengumpulan komponen-komponen virion pada ronde khusus di dalam sel.[20] Selama ronde ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus.[20] Ronde ini tergantung kepada ronde replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda. Contoh : ronde perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu ronde perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang dewasa.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya kebanyakan terlibat dalam ronde ini.[20]

Pelepasan

Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang menempuh dua mekanisme :

  • untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan ronde yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.[20]
  • untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran , ronde ini dikenal sebagai budding.[20]

Ronde pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berlandaskan morfologi
Berlandaskan morfologi, virus dibagi berlandaskan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kumpulan, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berlandaskan tropisme dan cara penyebaran
Berlandaskan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berlandaskan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kumpulan berlandaskan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kumpulan yang tergolong dalam kumpulan ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kumpulan ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae merupakan virus berwujud ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya hendak diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berjasa untuk mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya hendak berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat mengakibatkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut diakibatkan salah satunya karena virus ini remeh merasakan mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae merupakan mempunyai ukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini mampu mengakibatkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang diakibatkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang diakibatkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin merupakan ronde virus yang menempel pada sel target oleh karena itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase memerankan untuk melepaskan virion dari sel oleh karena itu antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kumpulan yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi beragam spesies berpihak kepada yang benar manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A dapat merasakan antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut mengakibatkan antibodi yang mempunyai tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut mengakibatkan terjadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang diakibatkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus binatang atau dengan transmisi langsung dari binatang unggas ke manusia. karena tidak mempunyai atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, karenanya pandemik dapat terjadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kumpulan Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini adalah Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini adalah California encephalitis virus (CE) yang mengakibatkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kumpulan ini adalah reovirus yang mengakibatkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang mengakibatkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kumpulan yang tergolong dalam kumpulan ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kumpulan ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae merupakan kumpulan virus mempunyai ukuran akbar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kumpulan ini dapat mengakibatkan penyakit ganas dan juga dapat mengakibatkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan Alpha herpesvirus kebanyakan mengakibatkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten diakibatkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang.[31] bila kondisi inang sedang lemah, karenanya mempunyai kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
    contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan beta herpesvirus kebanyakan mengakibatkan penyakit yang akut hendak tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini mengakibatkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kumpulan ini mampu mengakibatkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang mempunyai ukuran paling kecil.[32] Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kumpulan ini adalah virus B-19 yang dapat mengakibatkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi akbar dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kumpulan ini adalah Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat akbar diseluruh alam.[33] sekarang virus Smallpox sudah dibasmi.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus mempunyai yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Menempuh terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen berpihak kepada yang benar (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam alam kesehatan.[15] Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders sukses menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).[15] Walaupun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, binatang, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak mempunyai makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang mengakibatkan selesma menyerang arus pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya kekuatan tahan tubuh penderita penyakit tersebut diakibatkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini berisi beberapa jenis penyakit yang diakibatkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga mengakibatkan kesengsaraan bagi binatang dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit binatang akibat virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, diakibatkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan akibat virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya adalah virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia akibat virus

Contoh paling umum dari penyakit yang diakibatkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja diakibatkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang diakibatkan virus HIV), dan demam herpes (yang diakibatkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga diakibatkan sebagian oleh papilomavirus (yang mengakibatkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga mempunyai beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus untuk mengakibatkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah mengakibatkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu mengakibatkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Walaupun sebenarnya diragukan dalam banyak pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam banyak akbar.[34] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di alam baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus adalah virus berwujud panjang seperti cacing, yang dalam banyak akbar tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus kebanyakan melewati ronde yang sulit dan mahal.[35] Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan sarana prasarana akbar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga pandai dari beragam ronde, misalnya teknisi, pandai biologi molekular, dan pandai virus.[35] Kebanyakan ronde ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain menempuh lembaga alam seperti Organisasi Kesehatan Alam (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Karena kebanyakan memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh.[36] Cara pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap ronde infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus kebanyakan disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Karena itulah diperlukan pemeriksaan semakin lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat pula

  • Mikrobiologi
  • Prion
  • Virologi

Referensi

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Pranala luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online tentang virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?

edunitas.com


Page 4

Visi 2030 atau Visi Indonesia 2030 adalah sebuah Visi kondisi Indonesia pada tahun 2030. Visi ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Forum dan dibicarakan dalam konferensi pers pada tanggal 22 Maret 2007.

Daftar inti

  • 1 Pernyataan dalam visi
  • 2 Tanggapan
  • 3 Tautan luar

Pernyataan dalam visi

Dalam Visi ini dibicarakan bahwa :

  1. perekonomian Indonesia akan dijadikan daya nomor 1 di dunia pada tahun 2030 diikuti China, India, Amerika Serikat dan Uni Eropa
  2. jumlah penduduk sebesar 285 juta jiwa,
  3. PDB Indonesia mampu mencapai 5,1 triliun $US.
  4. Pendapatan perkapita US$ 180.000 per tahun

Asumsi

Untuk mencapai cita-cita dan impian ini, beberapa asumsi harus bisa tercapai, yaitu:

  1. pertumbuhan ekonomi riil rata-rata 7,62 %/tahun
  2. laju inflasi 4,95 %/tahun
  3. pertumbuhan penduduk rata-rata 1,12 % per-tahun.

Jika semua komponen bangsa memperagakan pekerjaan sama dengan bersinergi untuk mengelola beragam kelebihannya seperti sumber daya dunia serta menyelesaikan persoalan-persoalan di dalam negeri, maka impian ini pasti akan sukses. Beberapa persoalan tersebut di selangnya adalah: mewujudkan warga yang beradab dan bermutu, menciptakan kehidupan warga demokratis, mewujudkan keamanan/kesatuan dan kedamaian, dan pembangunan yang tidak sewenang-wenang dan berkelanjutan.

Tanggapan

  1. Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa yakin bahwa Indonesia mampu masuk dalam jajaran ekonomi lima luhur dunia mulai 2030.
  2. Menurut Haryono Suyono, sukses dari impian Visi Indonesia 2030 mengharuskan pemerintah bersama-sama warga untuk mempersiapkan sumber daya manusia bermutu, lewat bidang pendidikan dan pelatihan selama 15 tahun pertama. Cita-cita ini hanya akan mampu terwujud jika kita semua komit memberi perhatian dan prioritas yang tinggi terhadap bidang pendidikan, terutama di bidang ilmu murni dan terapan, ilmu komputer dan elektronika, selain juga pendidikan budi pekerti dan ilmu global.

Tautan luar

  • (Indonesia) Peluncuran Buku Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030
  • (Indonesia) Visi Indonesia 2030 oleh H.Susilo Bambang Yudhoyono
  • (Indonesia) Menuju Visi 2030

edunitas.com


Page 5

Visi 2030 atau Visi Indonesia 2030 adalah sebuah Visi kondisi Indonesia pada tahun 2030. Visi ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Forum dan dibicarakan dalam konferensi pers pada tanggal 22 Maret 2007.

Daftar inti

  • 1 Pernyataan dalam visi
  • 2 Tanggapan
  • 3 Tautan luar

Pernyataan dalam visi

Dalam Visi ini dibicarakan bahwa :

  1. perekonomian Indonesia akan dijadikan daya nomor 1 di dunia pada tahun 2030 diikuti China, India, Amerika Serikat dan Uni Eropa
  2. jumlah penduduk sebesar 285 juta jiwa,
  3. PDB Indonesia mampu mencapai 5,1 triliun $US.
  4. Pendapatan perkapita US$ 180.000 per tahun

Asumsi

Untuk mencapai cita-cita dan impian ini, beberapa asumsi harus bisa tercapai, yaitu:

  1. pertumbuhan ekonomi riil rata-rata 7,62 %/tahun
  2. laju inflasi 4,95 %/tahun
  3. pertumbuhan penduduk rata-rata 1,12 % per-tahun.

Jika semua komponen bangsa memperagakan pekerjaan sama dengan bersinergi untuk mengelola beragam kelebihannya seperti sumber daya dunia serta menyelesaikan persoalan-persoalan di dalam negeri, maka impian ini pasti akan sukses. Beberapa persoalan tersebut di selangnya adalah: mewujudkan warga yang beradab dan bermutu, menciptakan kehidupan warga demokratis, mewujudkan keamanan/kesatuan dan kedamaian, dan pembangunan yang tidak sewenang-wenang dan berkelanjutan.

Tanggapan

  1. Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa yakin bahwa Indonesia mampu masuk dalam jajaran ekonomi lima luhur dunia mulai 2030.
  2. Menurut Haryono Suyono, sukses dari impian Visi Indonesia 2030 mengharuskan pemerintah bersama-sama warga untuk mempersiapkan sumber daya manusia bermutu, lewat bidang pendidikan dan pelatihan selama 15 tahun pertama. Cita-cita ini hanya akan mampu terwujud jika kita semua komit memberi perhatian dan prioritas yang tinggi terhadap bidang pendidikan, terutama di bidang ilmu murni dan terapan, ilmu komputer dan elektronika, selain juga pendidikan budi pekerti dan ilmu global.

Tautan luar

  • (Indonesia) Peluncuran Buku Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030
  • (Indonesia) Visi Indonesia 2030 oleh H.Susilo Bambang Yudhoyono
  • (Indonesia) Menuju Visi 2030

edunitas.com


Page 6

Visi 2030 atau Visi Indonesia 2030 adalah sebuah Visi kondisi Indonesia pada tahun 2030. Visi ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Forum dan dibicarakan dalam konferensi pers pada tanggal 22 Maret 2007.

Daftar inti

  • 1 Pernyataan dalam visi
  • 2 Tanggapan
  • 3 Tautan luar

Pernyataan dalam visi

Dalam Visi ini dibicarakan bahwa :

  1. perekonomian Indonesia akan dijadikan daya nomor 1 di dunia pada tahun 2030 diikuti China, India, Amerika Serikat dan Uni Eropa
  2. jumlah penduduk sebesar 285 juta jiwa,
  3. PDB Indonesia mampu mencapai 5,1 triliun $US.
  4. Pendapatan perkapita US$ 180.000 per tahun

Asumsi

Untuk mencapai cita-cita dan impian ini, beberapa asumsi harus bisa tercapai, yaitu:

  1. pertumbuhan ekonomi riil rata-rata 7,62 %/tahun
  2. laju inflasi 4,95 %/tahun
  3. pertumbuhan penduduk rata-rata 1,12 % per-tahun.

Jika semua komponen bangsa memperagakan pekerjaan sama dengan bersinergi untuk mengelola beragam kelebihannya seperti sumber daya dunia serta menyelesaikan persoalan-persoalan di dalam negeri, maka impian ini pasti akan sukses. Beberapa persoalan tersebut di selangnya adalah: mewujudkan warga yang beradab dan bermutu, menciptakan kehidupan warga demokratis, mewujudkan keamanan/kesatuan dan kedamaian, dan pembangunan yang tidak sewenang-wenang dan berkelanjutan.

Tanggapan

  1. Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa yakin bahwa Indonesia mampu masuk dalam jajaran ekonomi lima luhur dunia mulai 2030.
  2. Menurut Haryono Suyono, sukses dari impian Visi Indonesia 2030 mengharuskan pemerintah bersama-sama warga untuk mempersiapkan sumber daya manusia bermutu, lewat bidang pendidikan dan pelatihan selama 15 tahun pertama. Cita-cita ini hanya akan mampu terwujud jika kita semua komit memberi perhatian dan prioritas yang tinggi terhadap bidang pendidikan, terutama di bidang ilmu murni dan terapan, ilmu komputer dan elektronika, selain juga pendidikan budi pekerti dan ilmu global.

Tautan luar

  • (Indonesia) Peluncuran Buku Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030
  • (Indonesia) Visi Indonesia 2030 oleh H.Susilo Bambang Yudhoyono
  • (Indonesia) Menuju Visi 2030

edunitas.com


Page 7

Visi 2030 atau Visi Indonesia 2030 adalah sebuah Visi kondisi Indonesia pada tahun 2030. Visi ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Forum dan dibicarakan dalam konferensi pers pada tanggal 22 Maret 2007.

Daftar inti

  • 1 Pernyataan dalam visi
  • 2 Tanggapan
  • 3 Tautan luar

Pernyataan dalam visi

Dalam Visi ini dibicarakan bahwa :

  1. perekonomian Indonesia akan dijadikan daya nomor 1 di dunia pada tahun 2030 diikuti China, India, Amerika Serikat dan Uni Eropa
  2. jumlah penduduk sebesar 285 juta jiwa,
  3. PDB Indonesia mampu mencapai 5,1 triliun $US.
  4. Pendapatan perkapita US$ 180.000 per tahun

Asumsi

Untuk mencapai cita-cita dan impian ini, beberapa asumsi harus bisa tercapai, yaitu:

  1. pertumbuhan ekonomi riil rata-rata 7,62 %/tahun
  2. laju inflasi 4,95 %/tahun
  3. pertumbuhan penduduk rata-rata 1,12 % per-tahun.

Jika semua komponen bangsa memperagakan pekerjaan sama dengan bersinergi untuk mengelola beragam kelebihannya seperti sumber daya dunia serta menyelesaikan persoalan-persoalan di dalam negeri, maka impian ini pasti akan sukses. Beberapa persoalan tersebut di selangnya adalah: mewujudkan warga yang beradab dan bermutu, menciptakan kehidupan warga demokratis, mewujudkan keamanan/kesatuan dan kedamaian, dan pembangunan yang tidak sewenang-wenang dan berkelanjutan.

Tanggapan

  1. Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa yakin bahwa Indonesia mampu masuk dalam jajaran ekonomi lima luhur dunia mulai 2030.
  2. Menurut Haryono Suyono, sukses dari impian Visi Indonesia 2030 mengharuskan pemerintah bersama-sama warga untuk mempersiapkan sumber daya manusia bermutu, lewat bidang pendidikan dan pelatihan selama 15 tahun pertama. Cita-cita ini hanya akan mampu terwujud jika kita semua komit memberi perhatian dan prioritas yang tinggi terhadap bidang pendidikan, terutama di bidang ilmu murni dan terapan, ilmu komputer dan elektronika, selain juga pendidikan budi pekerti dan ilmu global.

Tautan luar

  • (Indonesia) Peluncuran Buku Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030
  • (Indonesia) Visi Indonesia 2030 oleh H.Susilo Bambang Yudhoyono
  • (Indonesia) Menuju Visi 2030

edunitas.com


Page 8

Virus
Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Rotavirus

Klasifikasi virus
Groups

I: Virus dsDNAII: Virus ssDNAIII: Virus dsRNAIV: Virus (+)ssRNAV: Virus (−)ssRNAVI: Virus ssRNA-RT

VII: Virus dsDNA-RT

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut diakibatkan sebab virus hanya mampu bereproduksi di dalam materiil hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup sebab virus tidak mempunyai perlengkapan selular bagi bereproduksi sendiri. Kebanyakan virus berisi sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi adun protein yang digunakan bagi memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus kebanyakan merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan bagi jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup sebab ia tidak mampu menjalankan fungsi biologisnya secara lepas sama sekali bila tidak berada dalam sel inang. Sebab karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, adun pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berguna racun, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Arti "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

  • Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan mempunyainya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal sebab terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu mempunyai kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga sebab Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami akhir merupakan pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada masa itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal sampai masa ini yaitu :
  1. Kaki tangan penyakit wajib mempunyai di dalam setiap kasus penyakit
  2. Kaki tangan wajib mampu diisolasi dari inang dan mampu ditumbuhkan secara in vitro
  3. Ketika kultur kaki tangan muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia mampu menimbulkan penyakit
  4. Kaki tangan yang sama mampu di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut mempunyai bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut mampu menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Sebab tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri yang semakin kecil dari kebanyakan dan tidak mampu diteliti dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri sedang mampu menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut bermodel sangat kecil sehingga sedang mampu melalui saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang mampu menembus saringan.[2] Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa kaki tangan infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut mampu bereproduksi sebab kemampuannya menimbulkan penyakit tidak menjadi kurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[2]
  • Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi mampu melalui filter yang tidak mampu dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Argumen Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan bila ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak mampu dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga mampu menyebabkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker diakibatkan sebab sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang mampu menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag diakibatkan oleh virus.[6] Dr Shope melaksanakan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus akan mampu tetap aktif walaupun setelah kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage merupakan virus yang mempunyai inang bakteri sehingga hanya mampu bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Struktur dan anatomi virus

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus adalah organisme subselular yang sebab ukurannya sangat kecil, hanya mampu diteliti dengan memakai mikroskop elektron. Ukurannya semakin kecil daripada bakteri sehingga virus tidak mampu disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar diteliti dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus mampu berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus mampu terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus mampu bermodel linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat bagi yang terkecil sampai dengan beberapa ratus bagi yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut dinamakan kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid mampu bermodel bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang semakin kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang dinamakan kapsomer.[9][10]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral memuat asam nukleat dan ekor bagi menginfeksi inang.

Bagi virus bermodel heliks, protein kapsid (biasanya dinamakan protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini dinamakan nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Virus cacar cairan mempunyai selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur ini mampu bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang dibutuhkan bagi membentuk kapsid virus sferik diputuskan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Sebagai contoh, virus hepatitis B mempunyai angka T=4, butuh 240 protein bagi membentuk kapsid.[12] Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik mampu diselubungi lapisan lipid, namun kebanyakan protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa jenis virus mempunyai unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan mempunyai selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini berisi fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga berisi protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Mempunyai pula beberapa jenis bakteriofag yang mempunyai ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag bagi menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus dinamakan virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus mampu menginfeksi inangnya dan menyebabkan beragam dampak bagi inangnya.[15] mempunyai yang berbahaya, namun juga mempunyai yang mampu ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga dampak yang dihasilkan tidak terlalu akbar.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun mampu juga berdampak fatal.[15] Dampak dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga mempunyai resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV

    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus merupakan ronde interaksi awal selang partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik selang molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya bagi ronde pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel mampu bermodel protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus mempunyai semakin dari satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute bagi berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • aliran dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus mempunyai reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah bagi mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]Struktur ICAM-1 mempunyai lima Ig-like domain bagi berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]10 serotipe dari HRV memakai ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya memakai protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini mempunyai tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA akan berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang mempunyai pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]mempunyainya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza mampu berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Ronde ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Ronde translokasi relatif jarang terjadi di selang virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami sah, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
ronde endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak dibutuhkan protein virus spesifik selain yang telah digunakan bagi pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Ronde fusi virus berenvelop dengan membran sel adun secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Dibutuhkan mempunyainya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini terjadi setelah ronde penetrasi dimana kapsid virus adun seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] bagi virus lainnya, tahap ini merupakan ronde multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada materiil genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Ronde ekspresi gen akan menentukan semua ronde infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting bagi transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan bagi sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya mempunyai genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah bagi menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan bagi membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak mempunyai segmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase bagi menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan bagi replikasi genom.[24]
  2. Genom mempunyai segmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA bagi masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template bagi reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus, rondenya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan merupakan ronde pengumpulan komponen-komponen virion pada anggota khusus di dalam sel.[20] Selama ronde ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus.[20] Ronde ini tergantung kepada ronde replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi bagi virus yang berbeda-beda. Contoh : ronde perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu ronde perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid bagi menghasilkan produk yang matang.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya kebanyakan terlibat dalam ronde ini.[20]

Pelepasan

Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dua mekanisme :

  • bagi virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan ronde yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi buka dan virus keluar.[20]
  • bagi virus berselubung, dibutuhkan membran lipid ketika virus keluar dari sel melalui membran , ronde ini dikenal sebagai budding.[20]

Ronde pelepasan partikel virus kemungkinan mampu merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus mampu diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan metode penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan metode penyebaran
Berdasarkan tropisme dan metode penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini dinamakan juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA merupakan virus yang mempunyai materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae merupakan virus bermodel ikosahedral. Virus ini mempunyai genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan mempunyai polaritas positif yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna bagi mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, mampu menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut diakibatkan salah satunya sebab virus ini mudah mengalami mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang sangat terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini mempunyai genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di selangnya adalah penyakit polio yang diakibatkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang diakibatkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang mempunyai selubung dengan materi genetik RNA mempunyai segmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini adalah virus ini mempunyai protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin merupakan anggota virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin mampu melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase memerankan bagi melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA mampu menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi beragam spesies adun manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A mampu mengalami antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang mempunyai tidak mampu mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang diakibatkan sebab penggabunggan genetik selang manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. sebab tidak mempunyai atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik mampu terjadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA merupakan virus yang mempunyai materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran akbar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit ganas dan juga mampu menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul masa itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten diakibatkan sebab kemampuan genom virus ini bagi berintergrasi dengan sel inang.[31] bila kondisi inang sedang lemah, maka mempunyai kemungkinan penyakit mampu muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
    contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak mempunyai selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran sangat kecil.[32] Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering dinamakan Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang mampu menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini mempunyai morfologi akbar dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal sebab menimbulkan pandemik yang sangat akbar diseluruh dunia.[33] sekarang virus Smallpox sudah dibasmi.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus mempunyai yang mampu dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen adun (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan metode pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.[15] Dalam temuannva yang disebarluaskan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga mampu dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).[15] Walaupun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak mempunyai makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang aliran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut diakibatkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini memuat beberapa jenis penyakit yang diakibatkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani dampak ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit hewan dampak virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, diakibatkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan dampak virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya adalah virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia dampak virus

Contoh sangat umum dari penyakit yang diakibatkan oleh virus adalah pilek (yang mampu saja diakibatkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang diakibatkan virus HIV), dan demam herpes (yang diakibatkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga diakibatkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan selang kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga mempunyai beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus bagi menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya metode penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah dampak wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Walaupun sebenarnya diragukan dalam banyak pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam banyak akbar.[34] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang dianggap sangat berbahaya adalah filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus adalah virus bermodel panjang seperti cacing, yang dalam banyak akbar tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 sampai 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, sampai analisis suatu virus kebanyakan melalui ronde yang sulit dan mahal.[35] Sebab itu, penelitian penyakit dampak virus memerlukan sarana akbar dan mahal, termasuk juga alat yang mahal dan tenaga berbakat dari beragam aspek, contohnya teknisi, berbakat biologi molekular, dan berbakat virus.[35] Kebanyakan ronde ini diperagakan oleh lembaga kenegaraan atau diperagakan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Sebab kebanyakan memanipulasi mekanisme sel induknya bagi bereproduksi, virus sangat sulit bagi dibunuh.[36] Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap sangat efektif adalah vaksinasi, bagi merangsang kekebalan alami tubuh terhadap ronde infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala dampak infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit dampak infeksi virus kebanyakan disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Sebab itulah dibutuhkan pemeriksaan semakin lanjut bagi memastikan apakah suatu penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat pula

  • Mikrobiologi
  • Prion
  • Virologi

Pustaka

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Tautan luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online tentang virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?

edunitas.com


Page 9

Virus
Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Rotavirus

Klasifikasi virus
Groups

I: Virus dsDNAII: Virus ssDNAIII: Virus dsRNAIV: Virus (+)ssRNAV: Virus (−)ssRNAVI: Virus ssRNA-RT

VII: Virus dsDNA-RT

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut diakibatkan karena virus hanya mampu bereproduksi di dalam materiil hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular bagi bereproduksi sendiri. Kebanyakan virus berisi sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi adun protein yang digunakan bagi memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus kebanyakan merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan bagi jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak mampu menjalankan fungsi biologisnya secara lepas sama sekali bila tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, adun pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berguna racun, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Arti "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

  • Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan mempunyainya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami akhir merupakan pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada masa itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal sampai masa ini yaitu :
  1. Kaki tangan penyakit wajib mempunyai di dalam setiap kasus penyakit
  2. Kaki tangan wajib mampu diisolasi dari inang dan mampu ditumbuhkan secara in vitro
  3. Ketika kultur kaki tangan muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia mampu menimbulkan penyakit
  4. Kaki tangan yang sama mampu di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut mampu menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri yang semakin kecil dari kebanyakan dan tidak mampu diteliti dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri sedang mampu menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut bermodel sangat kecil sehingga sedang mampu melalui saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang mampu menembus saringan.[2] Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa kaki tangan infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut mampu bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak menjadi kurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[2]
  • Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi mampu melalui filter yang tidak mampu dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Argumen Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan bila ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak mampu dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga mampu menyebabkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker diakibatkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang mampu menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag diakibatkan oleh virus.[6] Dr Shope melaksanakan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus akan mampu tetap aktif walaupun setelah kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya mampu bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Struktur dan anatomi virus

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus adalah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya mampu diteliti dengan memakai mikroskop elektron. Ukurannya semakin kecil daripada bakteri sehingga virus tidak mampu disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar diteliti dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus mampu berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus mampu terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus mampu bermodel linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat bagi yang terkecil sampai dengan beberapa ratus bagi yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut dinamakan kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid mampu bermodel bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang semakin kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang dinamakan kapsomer.[9][10]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral memuat asam nukleat dan ekor bagi menginfeksi inang.

Bagi virus bermodel heliks, protein kapsid (biasanya dinamakan protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini dinamakan nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Virus cacar cairan memiliki selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur ini mampu bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang dibutuhkan bagi membentuk kapsid virus sferik diputuskan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein bagi membentuk kapsid.[12] Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik mampu diselubungi lapisan lipid, namun kebanyakan protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini berisi fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga berisi protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Mempunyai pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag bagi menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus dinamakan virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus mampu menginfeksi inangnya dan menyebabkan beragam dampak bagi inangnya.[15] mempunyai yang berbahaya, namun juga mempunyai yang mampu ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga dampak yang dihasilkan tidak terlalu akbar.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun mampu juga berdampak fatal.[15] Dampak dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga mempunyai resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV

    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus merupakan ronde interaksi awal selang partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik selang molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya bagi ronde pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel mampu bermodel protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki semakin dari satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute bagi berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • aliran dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah bagi mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain bagi berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]10 serotipe dari HRV memakai ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya memakai protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA akan berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang mempunyai pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]mempunyainya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza mampu berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Ronde ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Ronde translokasi relatif jarang terjadi di selang virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami sah, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
ronde endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak dibutuhkan protein virus spesifik selain yang telah digunakan bagi pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Ronde fusi virus berenvelop dengan membran sel adun secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Dibutuhkan mempunyainya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini terjadi setelah ronde penetrasi dimana kapsid virus adun seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] bagi virus lainnya, tahap ini merupakan ronde multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada materiil genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Ronde ekspresi gen akan menentukan semua ronde infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting bagi transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan bagi sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah bagi menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan bagi membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak mempunyai segmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase bagi menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan bagi replikasi genom.[24]
  2. Genom mempunyai segmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA bagi masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template bagi reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus, rondenya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan merupakan ronde pengumpulan komponen-komponen virion pada anggota khusus di dalam sel.[20] Selama ronde ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus.[20] Ronde ini tergantung kepada ronde replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi bagi virus yang berbeda-beda. Contoh : ronde perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu ronde perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid bagi menghasilkan produk yang matang.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya kebanyakan terlibat dalam ronde ini.[20]

Pelepasan

Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dua mekanisme :

  • bagi virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan ronde yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi buka dan virus keluar.[20]
  • bagi virus berselubung, dibutuhkan membran lipid ketika virus keluar dari sel melalui membran , ronde ini dikenal sebagai budding.[20]

Ronde pelepasan partikel virus kemungkinan mampu merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus mampu diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan metode penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan metode penyebaran
Berdasarkan tropisme dan metode penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini dinamakan juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae merupakan virus bermodel ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna bagi mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, mampu menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut diakibatkan salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang sangat terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di selangnya adalah penyakit polio yang diakibatkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang diakibatkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA mempunyai segmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin merupakan anggota virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin mampu melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase memerankan bagi melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA mampu menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi beragam spesies adun manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A mampu mengalami antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang mempunyai tidak mampu mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang diakibatkan karena penggabunggan genetik selang manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak mempunyai atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik mampu terjadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran akbar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit ganas dan juga mampu menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul masa itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten diakibatkan karena kemampuan genom virus ini bagi berintergrasi dengan sel inang.[31] bila kondisi inang sedang lemah, maka mempunyai kemungkinan penyakit mampu muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
    contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran sangat kecil.[32] Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering dinamakan Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang mampu menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi akbar dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat akbar diseluruh dunia.[33] sekarang virus Smallpox sudah dibasmi.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus mempunyai yang mampu dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen adun (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan metode pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.[15] Dalam temuannva yang dipasarkan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga mampu dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).[15] Walaupun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak mempunyai makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang aliran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut diakibatkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini memuat beberapa jenis penyakit yang diakibatkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani dampak ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit hewan dampak virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, diakibatkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan dampak virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya adalah virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia dampak virus

Contoh sangat umum dari penyakit yang diakibatkan oleh virus adalah pilek (yang mampu saja diakibatkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang diakibatkan virus HIV), dan demam herpes (yang diakibatkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga diakibatkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan selang kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga mempunyai beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus bagi menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya metode penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah dampak wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Walaupun sebenarnya diragukan dalam banyak pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam banyak akbar.[34] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang dianggap sangat berbahaya adalah filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus adalah virus bermodel panjang seperti cacing, yang dalam banyak akbar tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 sampai 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, sampai analisis suatu virus kebanyakan melalui ronde yang sulit dan mahal.[35] Karena itu, penelitian penyakit dampak virus memerlukan sarana akbar dan mahal, termasuk juga alat yang mahal dan tenaga berbakat dari beragam aspek, contohnya teknisi, berbakat biologi molekular, dan berbakat virus.[35] Kebanyakan ronde ini diperagakan oleh lembaga kenegaraan atau diperagakan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Karena kebanyakan memanipulasi mekanisme sel induknya bagi bereproduksi, virus sangat sulit bagi dibunuh.[36] Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap sangat efektif adalah vaksinasi, bagi merangsang kekebalan alami tubuh terhadap ronde infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala dampak infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit dampak infeksi virus kebanyakan disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Karena itulah dibutuhkan pemeriksaan semakin lanjut bagi memastikan apakah suatu penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat pula

  • Mikrobiologi
  • Prion
  • Virologi

Pustaka

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Tautan luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online tentang virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?

edunitas.com


Page 10

Virus
Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Rotavirus

Klasifikasi virus
Groups

I: Virus dsDNAII: Virus ssDNAIII: Virus dsRNAIV: Virus (+)ssRNAV: Virus (−)ssRNAVI: Virus ssRNA-RT

VII: Virus dsDNA-RT

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut diakibatkan karena virus hanya mampu bereproduksi di dalam materiil hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular bagi bereproduksi sendiri. Kebanyakan virus berisi sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi adun protein yang digunakan bagi memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus kebanyakan merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan bagi jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak mampu menjalankan fungsi biologisnya secara lepas sama sekali bila tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, adun pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berguna racun, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Arti "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

  • Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan mempunyainya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami akhir merupakan pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada masa itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal sampai masa ini yaitu :
  1. Kaki tangan penyakit wajib mempunyai di dalam setiap kasus penyakit
  2. Kaki tangan wajib mampu diisolasi dari inang dan mampu ditumbuhkan secara in vitro
  3. Ketika kultur kaki tangan muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia mampu menimbulkan penyakit
  4. Kaki tangan yang sama mampu di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut mampu menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri yang semakin kecil dari kebanyakan dan tidak mampu diteliti dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri sedang mampu menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut bermodel sangat kecil sehingga sedang mampu melalui saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang mampu menembus saringan.[2] Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa kaki tangan infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut mampu bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak menjadi kurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[2]
  • Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi mampu melalui filter yang tidak mampu dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Argumen Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan bila ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak mampu dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga mampu menyebabkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker diakibatkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang mampu menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag diakibatkan oleh virus.[6] Dr Shope melaksanakan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus akan mampu tetap aktif walaupun setelah kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya mampu bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Struktur dan anatomi virus

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus adalah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya mampu diteliti dengan memakai mikroskop elektron. Ukurannya semakin kecil daripada bakteri sehingga virus tidak mampu disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar diteliti dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus mampu berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus mampu terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus mampu bermodel linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat bagi yang terkecil sampai dengan beberapa ratus bagi yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut dinamakan kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid mampu bermodel bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang semakin kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang dinamakan kapsomer.[9][10]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral memuat asam nukleat dan ekor bagi menginfeksi inang.

Bagi virus bermodel heliks, protein kapsid (biasanya dinamakan protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini dinamakan nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Virus cacar cairan memiliki selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur ini mampu bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang dibutuhkan bagi membentuk kapsid virus sferik diputuskan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein bagi membentuk kapsid.[12] Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik mampu diselubungi lapisan lipid, namun kebanyakan protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini berisi fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga berisi protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Mempunyai pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag bagi menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus dinamakan virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus mampu menginfeksi inangnya dan menyebabkan beragam dampak bagi inangnya.[15] mempunyai yang berbahaya, namun juga mempunyai yang mampu ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga dampak yang dihasilkan tidak terlalu akbar.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun mampu juga berdampak fatal.[15] Dampak dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga mempunyai resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV

    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus merupakan ronde interaksi awal selang partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik selang molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya bagi ronde pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel mampu bermodel protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki semakin dari satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute bagi berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • aliran dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah bagi mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain bagi berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]10 serotipe dari HRV memakai ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya memakai protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA akan berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang mempunyai pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]mempunyainya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza mampu berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Ronde ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Ronde translokasi relatif jarang terjadi di selang virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami sah, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
ronde endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak dibutuhkan protein virus spesifik selain yang telah digunakan bagi pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Ronde fusi virus berenvelop dengan membran sel adun secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Dibutuhkan mempunyainya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini terjadi setelah ronde penetrasi dimana kapsid virus adun seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] bagi virus lainnya, tahap ini merupakan ronde multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada materiil genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Ronde ekspresi gen akan menentukan semua ronde infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting bagi transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan bagi sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah bagi menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan bagi membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak mempunyai segmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase bagi menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan bagi replikasi genom.[24]
  2. Genom mempunyai segmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA bagi masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template bagi reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus, rondenya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan merupakan ronde pengumpulan komponen-komponen virion pada anggota khusus di dalam sel.[20] Selama ronde ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus.[20] Ronde ini tergantung kepada ronde replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi bagi virus yang berbeda-beda. Contoh : ronde perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu ronde perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid bagi menghasilkan produk yang matang.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya kebanyakan terlibat dalam ronde ini.[20]

Pelepasan

Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dua mekanisme :

  • bagi virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan ronde yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi buka dan virus keluar.[20]
  • bagi virus berselubung, dibutuhkan membran lipid ketika virus keluar dari sel melalui membran , ronde ini dikenal sebagai budding.[20]

Ronde pelepasan partikel virus kemungkinan mampu merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus mampu diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan metode penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan metode penyebaran
Berdasarkan tropisme dan metode penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini dinamakan juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae merupakan virus bermodel ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna bagi mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, mampu menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut diakibatkan salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang sangat terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di selangnya adalah penyakit polio yang diakibatkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang diakibatkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA mempunyai segmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin merupakan anggota virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin mampu melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase memerankan bagi melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA mampu menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi beragam spesies adun manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A mampu mengalami antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang mempunyai tidak mampu mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang diakibatkan karena penggabunggan genetik selang manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak mempunyai atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik mampu terjadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran akbar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit ganas dan juga mampu menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul masa itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten diakibatkan karena kemampuan genom virus ini bagi berintergrasi dengan sel inang.[31] bila kondisi inang sedang lemah, maka mempunyai kemungkinan penyakit mampu muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
    contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran sangat kecil.[32] Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering dinamakan Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang mampu menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi akbar dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat akbar diseluruh dunia.[33] sekarang virus Smallpox sudah dibasmi.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus mempunyai yang mampu dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen adun (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan metode pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.[15] Dalam temuannva yang dipasarkan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga mampu dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).[15] Walaupun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak mempunyai makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang aliran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut diakibatkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini memuat beberapa jenis penyakit yang diakibatkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani dampak ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit hewan dampak virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, diakibatkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan dampak virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya adalah virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia dampak virus

Contoh sangat umum dari penyakit yang diakibatkan oleh virus adalah pilek (yang mampu saja diakibatkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang diakibatkan virus HIV), dan demam herpes (yang diakibatkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga diakibatkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan selang kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga mempunyai beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus bagi menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya metode penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah dampak wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Walaupun sebenarnya diragukan dalam banyak pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam banyak akbar.[34] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang dianggap sangat berbahaya adalah filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus adalah virus bermodel panjang seperti cacing, yang dalam banyak akbar tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 sampai 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, sampai analisis suatu virus kebanyakan melalui ronde yang sulit dan mahal.[35] Karena itu, penelitian penyakit dampak virus memerlukan sarana akbar dan mahal, termasuk juga alat yang mahal dan tenaga berbakat dari beragam aspek, contohnya teknisi, berbakat biologi molekular, dan berbakat virus.[35] Kebanyakan ronde ini diperagakan oleh lembaga kenegaraan atau diperagakan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Karena kebanyakan memanipulasi mekanisme sel induknya bagi bereproduksi, virus sangat sulit bagi dibunuh.[36] Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap sangat efektif adalah vaksinasi, bagi merangsang kekebalan alami tubuh terhadap ronde infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala dampak infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit dampak infeksi virus kebanyakan disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Karena itulah dibutuhkan pemeriksaan semakin lanjut bagi memastikan apakah suatu penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat pula

  • Mikrobiologi
  • Prion
  • Virologi

Pustaka

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Tautan luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online tentang virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?

edunitas.com


Page 11

Virus
Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Rotavirus

Klasifikasi virus
Groups

I: Virus dsDNAII: Virus ssDNAIII: Virus dsRNAIV: Virus (+)ssRNAV: Virus (−)ssRNAVI: Virus ssRNA-RT

VII: Virus dsDNA-RT

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut diakibatkan sebab virus hanya mampu bereproduksi di dalam materiil hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup sebab virus tidak mempunyai perlengkapan selular bagi bereproduksi sendiri. Kebanyakan virus berisi sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi adun protein yang digunakan bagi memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus kebanyakan merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan bagi jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup sebab ia tidak mampu menjalankan fungsi biologisnya secara lepas sama sekali bila tidak berada dalam sel inang. Sebab karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, adun pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Etimologi

Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berguna racun, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392.[1] Arti "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.

Sejarah penemuan

  • Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan mempunyainya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal sebab terserang virus Smallpox.
  • Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu mempunyai kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga sebab Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami akhir merupakan pelopor penggunaan vaksin.
  • Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada masa itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal sampai masa ini yaitu :
  1. Kaki tangan penyakit wajib mempunyai di dalam setiap kasus penyakit
  2. Kaki tangan wajib mampu diisolasi dari inang dan mampu ditumbuhkan secara in vitro
  3. Ketika kultur kaki tangan muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia mampu menimbulkan penyakit
  4. Kaki tangan yang sama mampu di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
  • Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut mempunyai bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut mampu menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Sebab tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri yang semakin kecil dari kebanyakan dan tidak mampu diteliti dengan mikroskop.
  • Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri sedang mampu menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut bermodel sangat kecil sehingga sedang mampu melalui saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang mampu menembus saringan.[2] Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa kaki tangan infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut mampu bereproduksi sebab kemampuannya menimbulkan penyakit tidak menjadi kurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[2]
  • Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi mampu melalui filter yang tidak mampu dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[2]
  • Argumen Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
  • Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan bila ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak mampu dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga mampu menyebabkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker diakibatkan sebab sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[5] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang mampu menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
  • Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag diakibatkan oleh virus.[6] Dr Shope melaksanakan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[6]
  • Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa virus akan mampu tetap aktif walaupun setelah kristalisasi.[7]
  • Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage.[8] Bakterofage merupakan virus yang mempunyai inang bakteri sehingga hanya mampu bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]

Struktur dan anatomi virus

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.

Virus adalah organisme subselular yang sebab ukurannya sangat kecil, hanya mampu diteliti dengan memakai mikroskop elektron. Ukurannya semakin kecil daripada bakteri sehingga virus tidak mampu disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar diteliti dengan mikroskop cahaya.[9]

Genom virus mampu berupa DNA ataupun RNA.[10] Genom virus mampu terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam nukleat genom virus mampu bermodel linear tunggal atau sirkuler.[10] Banyak gen virus bervariasi dari empat bagi yang terkecil sampai dengan beberapa ratus bagi yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.[10]

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut dinamakan kapsid.[10] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid mampu bermodel bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang semakin kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang dinamakan kapsomer.[9][10]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral memuat asam nukleat dan ekor bagi menginfeksi inang.

Bagi virus bermodel heliks, protein kapsid (biasanya dinamakan protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini dinamakan nukleokapsid.[11] Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Virus cacar cairan mempunyai selubung virus.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur ini mampu bervariasi dari ukuran 20 nanometer sampai 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.[12] Banyak protein yang dibutuhkan bagi membentuk kapsid virus sferik diputuskan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[12] Sebagai contoh, virus hepatitis B mempunyai angka T=4, butuh 240 protein bagi membentuk kapsid.[12] Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik mampu diselubungi lapisan lipid, namun kebanyakan protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.[12]

Beberapa jenis virus mempunyai unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan mempunyai selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini berisi fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga berisi protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Mempunyai pula beberapa jenis bakteriofag yang mempunyai ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag bagi menempel pada suatu bakteri.[14] Partikel lengkap virus dinamakan virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]

Patogenesis Virus

Macam-macam infeksi virus

Virus mampu menginfeksi inangnya dan menyebabkan beragam dampak bagi inangnya.[15] mempunyai yang berbahaya, namun juga mempunyai yang mampu ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga dampak yang dihasilkan tidak terlalu akbar.[15]

  1. Infeksi Akut
    infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun mampu juga berdampak fatal.[15] Dampak dari infeksi akut adalah :
    * Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
    * Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
    * Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
    * Kematian[15]
  2. Infeksi Kronis
    Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga mempunyai resiko gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
    * Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
    * Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
    * Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV

    * Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]

Replikasi virus

Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.

Pelekatan Virus

Pelekatan virus merupakan ronde interaksi awal selang partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik selang molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus.[16] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya bagi ronde pelekatan yaitu koreseptor.[16]

Molekul reseptor yang target pada permukaan sel mampu bermodel protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus mempunyai semakin dari satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute bagi berikatan dengan sel.[16]

Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :

  • molekul immunoglobulin-like superfamily
  • reseptor terkait membran
  • aliran dan transporter transmembran[16]

Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus mempunyai reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[17] Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah bagi mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]Struktur ICAM-1 mempunyai lima Ig-like domain bagi berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]10 serotipe dari HRV memakai ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya memakai protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini mempunyai tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA akan berikatan dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[19]virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang mempunyai pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]mempunyainya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza mampu berikatan dengan banyak tipe sel.[19]

Penetrasi

Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.[20] Ronde ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

  • Translokasi partikel virus
Ronde translokasi relatif jarang terjadi di selang virus dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami sah, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
  • Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
ronde endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.[22] Tidak dibutuhkan protein virus spesifik selain yang telah digunakan bagi pengikatan reseptor.[22]
  • fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Ronde fusi virus berenvelop dengan membran sel adun secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22] Dibutuhkan mempunyainya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]

Pelepasan Mantel

Tahap ini terjadi setelah ronde penetrasi dimana kapsid virus adun seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[20] bagi virus lainnya, tahap ini merupakan ronde multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]

Replikasi Genom dan Ekspresi Gen

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

7 Klasifikasi Baltimore.[23]

Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada materiil genetik alami dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Ronde ekspresi gen akan menentukan semua ronde infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).[24]

Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
  1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
  2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting bagi transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[24].
  • Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan bagi sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
  • Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya mempunyai genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara terpisah bagi menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae[24]
  • Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang ditranslasikan bagi membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae[24]
  • Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
  1. Genom tidak mempunyai segmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase bagi menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan bagi replikasi genom.[24]
  2. Genom mempunyai segmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA bagi masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.[24]
  • Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template bagi reverse transkriptase menjadi DNA.[24]
  • Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus, rondenya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[24]

Perakitan

Perakitan merupakan ronde pengumpulan komponen-komponen virion pada anggota khusus di dalam sel.[20] Selama ronde ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus.[20] Ronde ini tergantung kepada ronde replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20] mekanisme perakitan bervariasi bagi virus yang berbeda-beda. Contoh : ronde perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu ronde perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[20]

Pematangan

Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid bagi menghasilkan produk yang matang.[20] protease virus dan enzim seluler lainnya kebanyakan terlibat dalam ronde ini.[20]

Pelepasan

Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dua mekanisme :

  • bagi virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan ronde yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi buka dan virus keluar.[20]
  • bagi virus berselubung, dibutuhkan membran lipid ketika virus keluar dari sel melalui membran , ronde ini dikenal sebagai budding.[20]

Ronde pelepasan partikel virus kemungkinan mampu merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[20]

Klasifikasi virus

Virus mampu diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan metode penyebaran, dan genomik fungsional.[25]

  • Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[25]
  1. Virus DNA
  2. Virus RNA
  3. Virus berselubung
  4. Virus non-selubung
  • Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan metode penyebaran
Berdasarkan tropisme dan metode penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
  1. Virus Enterik
  2. Virus Respirasi
  3. Arbovirus
  4. Virus onkogenik
  5. Hepatitis virus
  • Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini dinamakan juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
  1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Contoh-contoh virus

Virus RNA

Virus RNA merupakan virus yang mempunyai materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[26]

Retroviridae

Retroviridae merupakan virus bermodel ikosahedral. Virus ini mempunyai genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan mempunyai polaritas positif yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna bagi mengubah RNA menjadi DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, mampu menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut diakibatkan salah satunya sebab virus ini mudah mengalami mutasi.[26]

Salah satu genus dari famili ini yang sangat terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[26]

Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini mempunyai genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[28] Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di selangnya adalah penyakit polio yang diakibatkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang diakibatkan oleh Rhinovirus.[28]

Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang mempunyai selubung dengan materi genetik RNA mempunyai segmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini adalah virus ini mempunyai protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin merupakan anggota virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin mampu melindung dari infeksi virus.[29] Neuraminidase memerankan bagi melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA mampu menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]

Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

  1. Influenza tipe A
    Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi beragam spesies adun manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A mampu mengalami antigenic drift dan antigenic shift. [29]
    Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang mempunyai tidak mampu mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[29]
    Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang diakibatkan sebab penggabunggan genetik selang manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. sebab tidak mempunyai atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik mampu terjadi.[29]
  2. Influenza tipe B
  3. Influenza tipe C
  4. Tick-Borne Influenza
    virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses

Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :

  1. Togaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[30]
  2. Flaviviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
  3. Bunyaviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
  4. Reoviridae
    contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[30]

Virus DNA

Virus DNA merupakan virus yang mempunyai materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]

Herpesviridae

Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran akbar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit ganas dan juga mampu menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :

  1. Alpha Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul masa itu juga.[31] infeksi virus ini bersifat laten persisten diakibatkan sebab kemampuan genom virus ini bagi berintergrasi dengan sel inang.[31] bila kondisi inang sedang lemah, maka mempunyai kemungkinan penyakit mampu muncul kembali pada tempat yang sama.[31]
    contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
  2. Beta Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus kebanyakan menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31] virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[31]
    contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[31]
  3. Gamma Herpesvirus
    Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
    contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae

Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus ini tidak mempunyai selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran sangat kecil.[32] Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering dinamakan Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang mampu menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[32]

Poxviridae

Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini mempunyai morfologi akbar dan kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal sebab menimbulkan pandemik yang sangat akbar diseluruh dunia.[33] sekarang virus Smallpox sudah dibasmi.[33]

Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus mempunyai yang mampu dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15] Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen adun (penyembuh).[15] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor ­biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan metode pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.[15] Dalam temuannva yang disebarluaskan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember ­2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga mampu dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).[15] Walaupun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.[15]

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak mempunyai makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang aliran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut diakibatkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.[15] Tabel berikut ini memuat beberapa jenis penyakit yang diakibatkan oleh virus.[15]

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani dampak ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang menjadi kurang.[15]

Penyakit hewan dampak virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, diakibatkan oleh virus rabies.[15]

Penyakit tumbuhan dampak virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2] Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya adalah virus Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]

Penyakit manusia dampak virus

Contoh sangat umum dari penyakit yang diakibatkan oleh virus adalah pilek (yang mampu saja diakibatkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang diakibatkan virus HIV), dan demam herpes (yang diakibatkan virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga diakibatkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan selang kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga mempunyai beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.[34]

Potensi virus bagi menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya metode penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]

Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian telah punah dampak wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[34] Walaupun sebenarnya diragukan dalam banyak pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam banyak akbar.[34] Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.[34]

Salah satu virus yang dianggap sangat berbahaya adalah filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus adalah virus bermodel panjang seperti cacing, yang dalam banyak akbar tampak seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 sampai 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.[34]

Diagnosis di laboratorium

Deteksi, isolasi, sampai analisis suatu virus kebanyakan melalui ronde yang sulit dan mahal.[35] Sebab itu, penelitian penyakit dampak virus memerlukan sarana akbar dan mahal, termasuk juga alat yang mahal dan tenaga berbakat dari beragam aspek, contohnya teknisi, berbakat biologi molekular, dan berbakat virus.[35] Kebanyakan ronde ini diperagakan oleh lembaga kenegaraan atau diperagakan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[35]

Pencegahan dan pengobatan

Sebab kebanyakan memanipulasi mekanisme sel induknya bagi bereproduksi, virus sangat sulit bagi dibunuh.[36] Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap sangat efektif adalah vaksinasi, bagi merangsang kekebalan alami tubuh terhadap ronde infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala dampak infeksi virus.[36]

Penyembuhan penyakit dampak infeksi virus kebanyakan disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.[36] Sebab itulah dibutuhkan pemeriksaan semakin lanjut bagi memastikan apakah suatu penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus.[36]

Lihat pula

  • Mikrobiologi
  • Prion
  • Virologi

Pustaka

  1. ^ a b Templat:Vcite web
  2. ^ a b c d e f g h Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Yogyakarta: Kanisius. pp. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Retrieved 2009-03-13. 
  3. ^ Campbell et al. (2002), hlm. 341. Diakses pada 26 Maret 2009.
  4. ^ Creager, A.N.H. (2002). The life of a virus: tobacco mosaic virus as an experimental model, 1930-1965 (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (Edisi ke-2 ed.). Chicago: University of Chicago Press. pp. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263. Retrieved 2009-03-26. 
  5. ^ a b c d Rous P (1911). "A sarcoma of the fowl transmissible by an agent separable from the tumor cells" (pdf). J Exp Med 13: 397–399. 
  6. ^ a b Shope RE (1933). "Infectious papillomatosis of rabbits; with a note on the histopathology" (pdf). J Exp Med 58: 607. 
  7. ^ a b c Stanley WM (1933). "Isolation of a crystalline protein possessing the properties of tobacco mosaic virus" (pdf). Science 81: 644–645. 
  8. ^ a b Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of Viral Protein and Nucleic Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39–56. 
  9. ^ a b c Campbell et al. (2002), hlm. 342. Diakses pada 26 Maret 2009.
  10. ^ a b c d e f g h i Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  11. ^ a b c d e Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  12. ^ a b c d e Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  13. ^ a b Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  14. ^ a b Strauss, JH.; Strauss, EG. (2008), Viruses and Human Disease, London: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Evans, AS.; Kaslow, RA. (1997), Viral Infections of Humans:epidemiology and Control, New York: Plenum Publishing Corporation, ISBN 0-306-44856-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  16. ^ a b c d e f Schneider-Schaulies J (2000). "Cellular receptors for viruses: links to tropism and pathogenesis" (pdf). Journal of General Virology 81: 1413–1429. 
  17. ^ a b c d e Olson NH (1992). "Structure of a human rhinovirus complexed with its receptormolecule" (pdf). Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90: 507–511. 
  18. ^ a b Yongning H. (2000). "Interaction of the poliovirus receptor with poliovirus" (pdf). PNAS 97: 79–84. 
  19. ^ a b c d Hidari KIPJ (2010). "Glycan Receptor for Influenza Virus" (pdf). The Open Antimicrobial Agents Journal 2: 26–33. 
  20. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Mahy, BWJ.; van Regenmortel, MHW. (2010), Desk Encyclopedia of General Virology, San Diego: Elsevier, ISBN 978-0-12-375145-1  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  21. ^ Cossart, P (2005), Cellular Microbiology, Washington DC: American Society for Microbiology Press, ISBN 1-55581-302-X  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  22. ^ a b c d Cheng, H.; Hammar, L. (2004), Cellular Microbiology, Singapore: World Scientifis Publishing Co. Pte. Ltd., ISBN 981-238-614-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  23. ^ Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Applications, England: John Wiley & Sons, Ltd., ISBN 978-0-470-023860-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  24. ^ a b c d e f g h i j k l Wagner (2008), Basic Virology, Australia: Blackwell Publishing, ISBN 2007019839  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  25. ^ a b c d Carter, JB.; Saunders, VA. (2007), Virology: Principles and Application, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-02386-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  26. ^ a b c d e f Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  27. ^ Breeze, R.; Budowle, B.; Schutzer, SE. (2005), Microbial Forensics, London: Elsevier Inc, ISBN 0-12-088483-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  28. ^ a b Rapley, R. (2005), Medical Biomedical Handbook, New Jersey: Humana Press, ISBN 978-1-58829-288-9  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  29. ^ a b c d e f g h i White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  30. ^ a b c d e Oxford, JS.; Oberg, B. (1985), Conquest of viral diseases: a topical review of drugs and vaccines, Netherlands: Elsevier Science Publisher B.V, ISBN 0-444-80566-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  31. ^ a b c d e f g h i j k Cheville, NF. (1994), Ultrastructural Pathology : an Introduction to Interpretion, Iowa: Iowa State University Press, ISBN 0-8138-2398-6  (lihat di Penelusuran Buku Google)g
  32. ^ a b c d Nermut, MV.; Steven, AC. (1987), Animal Virus Structure, New York: Elsevier Science Publishing Company, ISBN 0-444-80879-5  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  33. ^ a b c d e White, DO.; Fenner, F. (1994), Medical virology, California: Academic Press, ISBN 978-0-12-746642-2  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  34. ^ a b c d e f g h i j k l Crowley, LV. (2010), An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology, Sudburry: Jones and Bartlett Publishers, ISBN 978-0-7637-6591-0  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  35. ^ a b c Zuckerman, AJ.; Banatvala, JE.; Griffiths, P. (2009), Principles and Practice of Clinical Virology, England: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-470-51799-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  36. ^ a b c d e Singh, M. (2007), Vaccine Adjuvants and Delivery Systems, New Jersey: John Wiley & Sons Ltd., ISBN 978-0-471-73907-4  (lihat di Penelusuran Buku Google)

Tautan luar

  • (Inggris) Perpustakaan Online tentang virus
  • (Inggris) Wong's Virology
  • (Inggris) Apa itu virus?

edunitas.com


Page 12

Tags (tagged): unkris, vipnet, internet, isp, didirikan pada oktober, 21, tujuan, membangun, masyarakat internet, teknologi, unggul didukung, para, team, telekomunikasi berkualitas, center, of, studies tetapi melayani, indonesia pranala, luar, situs vipnet center, of studies, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, center of, studies, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 13

Tags (tagged): unkris, vipnet, internet, isp, didirikan pada oktober, 21, tujuan, membangun, masyarakat internet, teknologi, unggul didukung, para, team, telekomunikasi berkualitas, center, of, studies tetapi melayani, indonesia pranala, luar, situs vipnet center, of studies, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, center of, studies, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 14

Tags (tagged): unkris, vipnet, internet, isp, didirikan pada oktober, 21, tujuan, membangun, masyarakat internet, teknologi, unggul didukung, para, team, telekomunikasi berkualitas, pusat, ilmu, pengetahuan tetapi melayani, indonesia pranala, luar, situs vipnet pusat, ilmu pengetahuan, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, pusat ilmu, pengetahuan, eksekutif, ensiklopedi bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 15

Tags (tagged): unkris, vipnet, internet, isp, didirikan pada oktober, 21, tujuan, membangun, masyarakat internet, teknologi, unggul didukung, para, team, telekomunikasi berkualitas, pusat, ilmu, pengetahuan tetapi melayani, indonesia pranala, luar, situs vipnet pusat, ilmu pengetahuan, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, pusat ilmu, pengetahuan, eksekutif, ensiklopedi bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 16

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Visualisasi dari beberapa route pada jaringan Internet.

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah yaitu sistem global dari semua jaringan komputer yang saling terhubung memakai standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai melayani miliaran pengguna di semua dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan memakai TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Perkara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Sejarah Internet

Internet adalah jaringan komputer yang diwujudkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melewati proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa menerapkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon.

Proyek ARPANET merancang wujud jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi mampu dipindahkan, dan yang akhir sekalinya semua standar yang mereka tentukan diproduksi menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu sebagai kebutuhan militer. Pada ketika itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital sebagai mengatasi masalah bila terjadi agresi nuklir dan sebagai menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama pengahabisan proyek ini mengembang pesat di semua kawasan, dan semua universitas di negara tersebut berhasrat bergabung, sehingga membuat ARPANET kesukaran sebagai mengaturnya.

Oleh karenanya ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" sebagai kebutuhan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil sebagai kebutuhan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan yang akhir sekalinya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang pengahabisan disederhanakan diproduksi menjadi Internet.

Internet pada ketika ini

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Representasi grafis dari jaringan WWW (hanya 0.0001% saja).

Internet dikawal oleh akad bilateral atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data selang rangkaian). Protokol-protokol ini diwujudkan berlandaskan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang buka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang diketahui sebagai RFC (Request for Comments). Beberapa dari RFC diproduksi menjadi Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol Internet yang sering dipakai yaitu seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.

Beberapa layanan populer di Internet yang memakai protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di selang semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web semakin kerap dipakai, dan semakin banyak servis yang didirikan berlandaskannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan mempunyainya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang mampu diakses di semua dunia. Selain itu melewati Internet dimungkinkan sebagai mengadakan komunikasi secara langsung selang dua pengguna atau semakin melewati program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger Windows Live Messenger, Twitter,Facebook dan sebagainya.

Beberapa servis Internet populer yang berlandaskan sistem tertutup (Proprietary System), yaitu seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.

Adat Internet

Banyak pengguna Internet yang besar dan semakin mengembang, telah mewujudkan adat Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya memakai penunjuk mesin pencari seperti Google, pengguna di semua dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas berjenis-jenis informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / ilmu (knowledge) informasi dan data secara ekstrem.

Perkembangan Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Beragam transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa diterapkan dengan perkara tatap muka (dan beberapa sangat kecil melewati pos atau telepon), sekarang sangat mudah dan sering diterapkan melewati Internet. Transaksi melewati Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.

Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melewati e-government seperti di kabupaten Sragen yang mana ternyata sukses memberikan peningkatan pemasukan kawasan dengan memanfaatkan Internet sebagai transparansi pengelolaan dana warga dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga di kawasan terebut sangat di untungkan demikian para pegawai negeri sipil mampu pula di tingkatkan kesejahterannya karena pemasukan kawasan meningkat tajam.

Atur tertib Internet

Sama seperti halnya suatu komunitas, Internet juga mempunyai atur tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket.

Sebagai di Indonesia selain atur tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).

Isu moral dan undang-undang

Terdapat kebimbangan warga tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan pernyataan kebencian (hate speech), yaitu biasa dan sulit dikawal. Sampai tahun 2007, Indonesia sedang belum mempunyai Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang sedang mempunyai kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi yaitu UU Telekomunikasi tahun 1999.

Internet juga disalahkan oleh beberapa orang karena diasumsikan diproduksi menjadi karena kematian. Brandon Vedas tutup usia dampak pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan semangat dari teman-teman chatting IRCnya. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam bunuh, dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam Internet.

Akses Internet

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Anak-anak sedang memakai komputer sebagai mengakses Internet.

Negara dengan akses Internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada masyarakatnya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua wujud akses Internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara mengembang dimana akses Internet dan penetrasi PC sudah cukup tinggi dengan didukungnya Internet murah dan netbook murah, hanya saja di Indonesia operator kurang sepatutnya dalam menentukan harga dan bahkan mempunyai salah satu operator yang sengaja membuat "jebakan" supaya pengguna Internet tersebut membayar semakin mahal. Lainnya sekitar 42% dari akses Internet melewati fasilitas prasarana Public Internet Access seperti warnet , cybercafe, hotspot dan lain-lain. Tempat umum lainnya yang sering dipakai sebagai akses Internet yaitu di kampus dan di kantor.

Disamping memakai PC (Personal Computer), kita juga mampu mengakses Internet melewati Handphone (HP) memakai fasilitas prasarana yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS adalah salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang mempunyai kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang semakin lapang (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS mampu diakses yang mendukung fasilitas prasarana tersebut. Pengaturan GPRS pada ponsel tergantung dari operator yang dipakai. Biaya akses Internet dihitung melewati besarnya kapasitas (per-kilobyte) yang diunduh.

Penggunaan Internet di tempat umum

Internet juga semakin banyak dipakai di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan Internet termasuk perpustakaan, dan Internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses Internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.

Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi sebagai mendapatkan akses Internet.

Tokoh-tokoh Internet

  • Tim Berners-Lee pencipta WWW (World Wide Web)
  • Roy Tomlinson pencipta @ (at) pada alamat surat e-mail
  • Tim Berners-Lee] penemu dan pengembang internet sampai seperti ketika sekarang ini

Lihat juga

Referensi

  • (Inggris) Internet Wikipedia Bahasa Inggris

Pranala luar

  • (Inggris) Sejarah Internet dari Internet Society

edunitas.com


Page 17

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Visualisasi dari beberapa route pada jaringan Internet.

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah yaitu sistem global dari semua jaringan komputer yang saling terhubung memakai standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai melayani miliaran pengguna di semua dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan memakai TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Perkara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Sejarah Internet

Internet adalah jaringan komputer yang diwujudkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melewati proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa menerapkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon.

Proyek ARPANET merancang wujud jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi mampu dipindahkan, dan yang akhir sekalinya semua standar yang mereka tentukan diproduksi menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu sebagai kebutuhan militer. Pada ketika itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital sebagai mengatasi masalah bila terjadi agresi nuklir dan sebagai menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama pengahabisan proyek ini mengembang pesat di semua kawasan, dan semua universitas di negara tersebut berhasrat bergabung, sehingga membuat ARPANET kesukaran sebagai mengaturnya.

Oleh karenanya ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" sebagai kebutuhan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil sebagai kebutuhan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan yang akhir sekalinya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang pengahabisan disederhanakan diproduksi menjadi Internet.

Internet pada ketika ini

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Representasi grafis dari jaringan WWW (hanya 0.0001% saja).

Internet dikawal oleh akad bilateral atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data selang rangkaian). Protokol-protokol ini diwujudkan berlandaskan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang buka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang diketahui sebagai RFC (Request for Comments). Beberapa dari RFC diproduksi menjadi Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol Internet yang sering dipakai yaitu seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.

Beberapa layanan populer di Internet yang memakai protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di selang semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web semakin kerap dipakai, dan semakin banyak servis yang didirikan berlandaskannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan mempunyainya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang mampu diakses di semua dunia. Selain itu melewati Internet dimungkinkan sebagai mengadakan komunikasi secara langsung selang dua pengguna atau semakin melewati program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger Windows Live Messenger, Twitter,Facebook dan sebagainya.

Beberapa servis Internet populer yang berlandaskan sistem tertutup (Proprietary System), yaitu seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.

Adat Internet

Banyak pengguna Internet yang besar dan semakin mengembang, telah mewujudkan adat Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya memakai penunjuk mesin pencari seperti Google, pengguna di semua dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas berjenis-jenis informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / ilmu (knowledge) informasi dan data secara ekstrem.

Perkembangan Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Beragam transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa diterapkan dengan perkara tatap muka (dan beberapa sangat kecil melewati pos atau telepon), sekarang sangat mudah dan sering diterapkan melewati Internet. Transaksi melewati Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.

Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melewati e-government seperti di kabupaten Sragen yang mana ternyata sukses memberikan peningkatan pemasukan kawasan dengan memanfaatkan Internet sebagai transparansi pengelolaan dana warga dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga di kawasan terebut sangat di untungkan demikian para pegawai negeri sipil mampu pula di tingkatkan kesejahterannya karena pemasukan kawasan meningkat tajam.

Atur tertib Internet

Sama seperti halnya suatu komunitas, Internet juga mempunyai atur tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket.

Sebagai di Indonesia selain atur tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).

Isu moral dan undang-undang

Terdapat kebimbangan warga tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan pernyataan kebencian (hate speech), yaitu biasa dan sulit dikawal. Sampai tahun 2007, Indonesia sedang belum mempunyai Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang sedang mempunyai kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi yaitu UU Telekomunikasi tahun 1999.

Internet juga disalahkan oleh beberapa orang karena diasumsikan diproduksi menjadi karena kematian. Brandon Vedas tutup usia dampak pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan semangat dari teman-teman chatting IRCnya. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam bunuh, dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam Internet.

Akses Internet

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Anak-anak sedang memakai komputer sebagai mengakses Internet.

Negara dengan akses Internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada masyarakatnya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua wujud akses Internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara mengembang dimana akses Internet dan penetrasi PC sudah cukup tinggi dengan didukungnya Internet murah dan netbook murah, hanya saja di Indonesia operator kurang sepatutnya dalam menentukan harga dan bahkan mempunyai salah satu operator yang sengaja membuat "jebakan" supaya pengguna Internet tersebut membayar semakin mahal. Lainnya sekitar 42% dari akses Internet melewati fasilitas prasarana Public Internet Access seperti warnet , cybercafe, hotspot dan lain-lain. Tempat umum lainnya yang sering dipakai sebagai akses Internet yaitu di kampus dan di kantor.

Disamping memakai PC (Personal Computer), kita juga mampu mengakses Internet melewati Handphone (HP) memakai fasilitas prasarana yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS adalah salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang mempunyai kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang semakin lapang (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS mampu diakses yang mendukung fasilitas prasarana tersebut. Pengaturan GPRS pada ponsel tergantung dari operator yang dipakai. Biaya akses Internet dihitung melewati besarnya kapasitas (per-kilobyte) yang diunduh.

Penggunaan Internet di tempat umum

Internet juga semakin banyak dipakai di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan Internet termasuk perpustakaan, dan Internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses Internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.

Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi sebagai mendapatkan akses Internet.

Tokoh-tokoh Internet

  • Tim Berners-Lee pencipta WWW (World Wide Web)
  • Roy Tomlinson pencipta @ (at) pada alamat surat e-mail
  • Tim Berners-Lee] penemu dan pengembang internet sampai seperti ketika sekarang ini

Lihat juga

Referensi

  • (Inggris) Internet Wikipedia Bahasa Inggris

Pranala luar

  • (Inggris) Sejarah Internet dari Internet Society

edunitas.com


Page 18

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Visualisasi dari beberapa route pada jaringan Internet.

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah yaitu sistem global dari semua jaringan komputer yang saling terhubung memakai standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai melayani miliaran pengguna di semua dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan memakai TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Perkara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Sejarah Internet

Internet adalah jaringan komputer yang diwujudkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melewati proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa menerapkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon.

Proyek ARPANET merancang wujud jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi mampu dipindahkan, dan yang akhir sekalinya semua standar yang mereka tentukan diproduksi menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu sebagai kebutuhan militer. Pada ketika itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital sebagai mengatasi masalah bila terjadi agresi nuklir dan sebagai menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama pengahabisan proyek ini mengembang pesat di semua kawasan, dan semua universitas di negara tersebut berhasrat bergabung, sehingga membuat ARPANET kesukaran sebagai mengaturnya.

Oleh karenanya ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" sebagai kebutuhan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil sebagai kebutuhan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan yang akhir sekalinya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang pengahabisan disederhanakan diproduksi menjadi Internet.

Internet pada ketika ini

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Representasi grafis dari jaringan WWW (hanya 0.0001% saja).

Internet dikawal oleh akad bilateral atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data selang rangkaian). Protokol-protokol ini diwujudkan berlandaskan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang buka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang diketahui sebagai RFC (Request for Comments). Beberapa dari RFC diproduksi menjadi Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol Internet yang sering dipakai yaitu seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.

Beberapa layanan populer di Internet yang memakai protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di selang semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web semakin kerap dipakai, dan semakin banyak servis yang didirikan berlandaskannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan mempunyainya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang mampu diakses di semua dunia. Selain itu melewati Internet dimungkinkan sebagai mengadakan komunikasi secara langsung selang dua pengguna atau semakin melewati program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger Windows Live Messenger, Twitter,Facebook dan sebagainya.

Beberapa servis Internet populer yang berlandaskan sistem tertutup (Proprietary System), yaitu seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.

Adat Internet

Banyak pengguna Internet yang besar dan semakin mengembang, telah mewujudkan adat Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya memakai penunjuk mesin pencari seperti Google, pengguna di semua dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas berjenis-jenis informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / ilmu (knowledge) informasi dan data secara ekstrem.

Perkembangan Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Beragam transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa diterapkan dengan perkara tatap muka (dan beberapa sangat kecil melewati pos atau telepon), sekarang sangat mudah dan sering diterapkan melewati Internet. Transaksi melewati Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.

Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melewati e-government seperti di kabupaten Sragen yang mana ternyata sukses memberikan peningkatan pemasukan kawasan dengan memanfaatkan Internet sebagai transparansi pengelolaan dana warga dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga di kawasan terebut sangat di untungkan demikian para pegawai negeri sipil mampu pula di tingkatkan kesejahterannya karena pemasukan kawasan meningkat tajam.

Atur tertib Internet

Sama seperti halnya suatu komunitas, Internet juga mempunyai atur tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket.

Sebagai di Indonesia selain atur tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).

Isu moral dan undang-undang

Terdapat kebimbangan warga tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan pernyataan kebencian (hate speech), yaitu biasa dan sulit dikawal. Sampai tahun 2007, Indonesia sedang belum mempunyai Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang sedang mempunyai kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi yaitu UU Telekomunikasi tahun 1999.

Internet juga disalahkan oleh beberapa orang karena diasumsikan diproduksi menjadi karena kematian. Brandon Vedas tutup usia dampak pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan semangat dari teman-teman chatting IRCnya. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam bunuh, dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam Internet.

Akses Internet

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Anak-anak sedang memakai komputer sebagai mengakses Internet.

Negara dengan akses Internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada masyarakatnya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua wujud akses Internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara mengembang dimana akses Internet dan penetrasi PC sudah cukup tinggi dengan didukungnya Internet murah dan netbook murah, hanya saja di Indonesia operator kurang sepatutnya dalam menentukan harga dan bahkan mempunyai salah satu operator yang sengaja membuat "jebakan" supaya pengguna Internet tersebut membayar semakin mahal. Lainnya sekitar 42% dari akses Internet melewati fasilitas prasarana Public Internet Access seperti warnet , cybercafe, hotspot dan lain-lain. Tempat umum lainnya yang sering dipakai sebagai akses Internet yaitu di kampus dan di kantor.

Disamping memakai PC (Personal Computer), kita juga mampu mengakses Internet melewati Handphone (HP) memakai fasilitas prasarana yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS adalah salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang mempunyai kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang semakin lapang (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS mampu diakses yang mendukung fasilitas prasarana tersebut. Pengaturan GPRS pada ponsel tergantung dari operator yang dipakai. Biaya akses Internet dihitung melewati besarnya kapasitas (per-kilobyte) yang diunduh.

Penggunaan Internet di tempat umum

Internet juga semakin banyak dipakai di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan Internet termasuk perpustakaan, dan Internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses Internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.

Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi sebagai mendapatkan akses Internet.

Tokoh-tokoh Internet

  • Tim Berners-Lee pencipta WWW (World Wide Web)
  • Roy Tomlinson pencipta @ (at) pada alamat surat e-mail
  • Tim Berners-Lee] penemu dan pengembang internet sampai seperti ketika sekarang ini

Lihat juga

Referensi

  • (Inggris) Internet Wikipedia Bahasa Inggris

Pranala luar

  • (Inggris) Sejarah Internet dari Internet Society

edunitas.com


Page 19

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Visualisasi dari beberapa route pada jaringan Internet.

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah yaitu sistem global dari semua jaringan komputer yang saling terhubung memakai standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai melayani miliaran pengguna di semua dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan memakai TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Perkara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Sejarah Internet

Internet adalah jaringan komputer yang diwujudkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melewati proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa menerapkan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melewati arus telepon.

Proyek ARPANET merancang wujud jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi mampu dipindahkan, dan yang akhir sekalinya semua standar yang mereka tentukan diproduksi menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal didirikannya proyek itu yaitu sebagai kebutuhan militer. Pada ketika itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital sebagai mengatasi masalah bila terjadi agresi nuklir dan sebagai menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mampu mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama pengahabisan proyek ini mengembang pesat di semua kawasan, dan semua universitas di negara tersebut berhasrat bergabung, sehingga membuat ARPANET kesukaran sebagai mengaturnya.

Oleh karenanya ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" sebagai kebutuhan militer dan "ARPANET" baru yang semakin kecil sebagai kebutuhan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan yang akhir sekalinya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang pengahabisan disederhanakan diproduksi menjadi Internet.

Internet pada ketika ini

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Representasi grafis dari jaringan WWW (hanya 0.0001% saja).

Internet dikawal oleh akad bilateral atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data selang rangkaian). Protokol-protokol ini diwujudkan berlandaskan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang buka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang diketahui sebagai RFC (Request for Comments). Beberapa dari RFC diproduksi menjadi Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol Internet yang sering dipakai yaitu seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.

Beberapa layanan populer di Internet yang memakai protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di selang semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web semakin kerap dipakai, dan semakin banyak servis yang didirikan berlandaskannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan mempunyainya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang mampu diakses di semua dunia. Selain itu melewati Internet dimungkinkan sebagai mengadakan komunikasi secara langsung selang dua pengguna atau semakin melewati program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger Windows Live Messenger, Twitter,Facebook dan sebagainya.

Beberapa servis Internet populer yang berlandaskan sistem tertutup (Proprietary System), yaitu seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.

Adat Internet

Banyak pengguna Internet yang besar dan semakin mengembang, telah mewujudkan adat Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya memakai penunjuk mesin pencari seperti Google, pengguna di semua dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas berjenis-jenis informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / ilmu (knowledge) informasi dan data secara ekstrem.

Perkembangan Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Beragam transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa diterapkan dengan perkara tatap muka (dan beberapa sangat kecil melewati pos atau telepon), sekarang sangat mudah dan sering diterapkan melewati Internet. Transaksi melewati Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.

Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melewati e-government seperti di kabupaten Sragen yang mana ternyata sukses memberikan peningkatan pemasukan kawasan dengan memanfaatkan Internet sebagai transparansi pengelolaan dana warga dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga di kawasan terebut sangat di untungkan demikian para pegawai negeri sipil mampu pula di tingkatkan kesejahterannya karena pemasukan kawasan meningkat tajam.

Atur tertib Internet

Sama seperti halnya suatu komunitas, Internet juga mempunyai atur tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket.

Sebagai di Indonesia selain atur tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).

Isu moral dan undang-undang

Terdapat kebimbangan warga tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan pernyataan kebencian (hate speech), yaitu biasa dan sulit dikawal. Sampai tahun 2007, Indonesia sedang belum mempunyai Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang sedang mempunyai kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi yaitu UU Telekomunikasi tahun 1999.

Internet juga disalahkan oleh beberapa orang karena diasumsikan diproduksi menjadi karena kematian. Brandon Vedas tutup usia dampak pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan semangat dari teman-teman chatting IRCnya. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam bunuh, dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam Internet.

Akses Internet

Sifat manakah yang menunjukkan ciri virus sebagai makhluk hidup *?

Anak-anak sedang memakai komputer sebagai mengakses Internet.

Negara dengan akses Internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada masyarakatnya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua wujud akses Internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara mengembang dimana akses Internet dan penetrasi PC sudah cukup tinggi dengan didukungnya Internet murah dan netbook murah, hanya saja di Indonesia operator kurang sepatutnya dalam menentukan harga dan bahkan mempunyai salah satu operator yang sengaja membuat "jebakan" supaya pengguna Internet tersebut membayar semakin mahal. Lainnya sekitar 42% dari akses Internet melewati fasilitas prasarana Public Internet Access seperti warnet , cybercafe, hotspot dan lain-lain. Tempat umum lainnya yang sering dipakai sebagai akses Internet yaitu di kampus dan di kantor.

Disamping memakai PC (Personal Computer), kita juga mampu mengakses Internet melewati Handphone (HP) memakai fasilitas prasarana yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS adalah salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang mempunyai kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang semakin lapang (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS mampu diakses yang mendukung fasilitas prasarana tersebut. Pengaturan GPRS pada ponsel tergantung dari operator yang dipakai. Biaya akses Internet dihitung melewati besarnya kapasitas (per-kilobyte) yang diunduh.

Penggunaan Internet di tempat umum

Internet juga semakin banyak dipakai di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan Internet termasuk perpustakaan, dan Internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses Internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.

Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi sebagai mendapatkan akses Internet.

Tokoh-tokoh Internet

  • Tim Berners-Lee pencipta WWW (World Wide Web)
  • Roy Tomlinson pencipta @ (at) pada alamat surat e-mail
  • Tim Berners-Lee] penemu dan pengembang internet sampai seperti ketika sekarang ini

Lihat juga

Referensi

  • (Inggris) Internet Wikipedia Bahasa Inggris

Pranala luar

  • (Inggris) Sejarah Internet dari Internet Society

edunitas.com


Page 20

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 21

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 22

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 23

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 24

Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, indonesia, sumatera, jabodetabek, kalimantan, wayang, maluku, utara, papua, barat, negara, peru, suriname, uruguay, venezuela, wilayah, lesotho, namibia, swaziland, territorial, islam, jawa, jepang, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia


Page 25

Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, utama, agama, astronomi, bahasa, biografi, biologi, budaya, bengkulu, jambi, kepulauan, bangka, belitung, riau, kong, india, indonesia, iran, iraq, israel, jepang, kamboja, tunisia, afrika, barat, benin, burkina, faso, gambia, ghana, asia, ateisme, atheis, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, ensiklopedia


Page 26

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM