Sikap terpuji bagi rasul yang artinya tekun adalah

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK.COM

Ilustrasi

KOMPAS.com - Bagi keluarga muslim, tentu berharap anaknya tumbuh dan berakhlak mulia. Tak hanya itu, setiap anak juga harus bisa mencontoh perilaku Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-harinya.

Ini adalah salah satu wujud bahwa kita mencintai dan menghormati Rasul Allah. Dimulai sejak usia dini supaya perilaku tersebut terbawa saat usia remaja sampai tua.

Tentunya, sikap terpuji Rasulullah SAW sangat banyak. Setiap perilakunya sehari-sehari memiliki suri teladan yang mesti dicontoh. Perkataan dan perbuatan Rasulullah merupakan budi pekerti yang baik.

Baca juga: Pendidikan Karakter lewat Kisah 75 Orang Pemberani dari Nusantara

Dari sikap terpuji Rasulullah, ada 4 sifat yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita sejak dini. Terlebih pada bulan suci Ramadhan ini, anak harus dibekali budi pekerti yang baik.

Merangkum laman resmi Sahabat Keluarga Kemdikbud RI, ini 4 sifat Rasulullah yang harus diajarkan pada anak sejak usia dini:

1. Shiddiq [jujur]

Jujur adalah sikap menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta. Kejujuran Rasulullah SAW sangat terkenal, tidak hanya diakui teman dekatnya, bahkan diakui oleh musuhnya.

Anak-anak juga harus punya sikap jujur. Dalam situasi apapun, sifat kejujuran harus dimiliki. Tanda anak hebat adalah jujur.

Sebagai contoh, seorang anak-anak, sebut saja namanya Budi ditanya oleh guru. "Kamu tadi pagi salat Subuh atau tidak?" Budi menjawab dengan berbohong, "Iya Bu, saya salat Subuh tadi pagi" Ibu guru melanjutkan, "Jam berapa kamu salat?" Budi berbohong lagi, "Jam 05.00 Bu"

Ibu guru bertanya lagi, "Salat sama siapa kamu?" Budi terpaksa berbohong lagi, "Sama mama, papa, dan adek, Bu" Hanya karena berbohong sekali, Budi terpaksa berbohong lagi dan lagi karena guru terus bertanya.

Jadi kita tidak boleh berbohong karena berbohong sekali pun dapat menimbulkan kebohongan-kebohongan yang lain dan menyebabkan kita mendapatkan banyak dosa.

Posted on 10/16/2019 by admin

Amar Tarmizi, M.Pd.

Telah datang kepada kita seorang Rasul yang memberikan contoh uswah hasanah yang shaleh. Dua sifat Rasulullah Saw yang dapat kita jadikan contoh adalah sifat fathonah dan amanah. Rasulullah Saw yang lebih dikenal sebagai pribadi yang ummi, buta huruf dan tidak pernah merasakan pendidikan seperti kita sekarang ini. Namun karena mukjizat yang diberikan Allah kepadanya, melalui wahyuNya maka tercerminlah ia sebagai pribadi yang cerdas. Salah satu kecerdasan yang dapat kita lihat dari Rasulullah adalah di saat beliau memimpin peperangan Badar.

Untuk mengetahui berapa banyak jumlah musuh yang akan dihadapi, beliau hanya bertanya kepada dua orang pemuda Quraisy yang biasanya menghidangkan minuman untuk pasukan Quraisy. Beliau bertanya berapa banyak biasanya unta yang dihabiskan oleh pasukan Quraisy dalam sekali makan. Para pemuda iu menjawab sekitar 9 sampai 10 ekor unta. Dari situ Rasulullah dapat menaksir, kalau satu ekor unta dapat dihabiskan oleh sekitar seratus orang, maka pasukan Quraisy yang akan beliau hadapi berjumlah sekitar 900 sampai 1000 orang banyaknya. Ini di antara cara cerdas Rasulullah Saw.

Sekarang bagaimana dengan kita? Kalau kita melihat, banyak di antara sahabat dan orang-orang terdahulu memiliki umur yang panjang. Berbanding jauh dengan kita, sangat sedikit yang memiliki kesempatan merasakan umur yang panjang. Maka dengan waktu yang sangat terbatas ini, bagaimana upaya kita untuk memaksimalkannya, mengamalkannya seefektif mungkin. Maka di sini pula dibutuhkan kecerdasan dalam beribadah. Contoh sederhana kecerdasan dalam beribadah dapat kita temukan dalam sedekah. Betapa sedekah dapat membuka banyak peluang-peluang kebaikan. Dari sedekah yang kita lakukan, ekonomi dapat tergerakkan, orang yang kesusahan dapat terbantu, bahkan berpeluang untuk tidak akan terputus. Sedekah adalah ibadah yang memiliki nilai-nilai yang luar biasa, dapat mengoptimalkan diri kita dalam waktu yang singkat yang diberikan Allah kepada kita.

Begitu pula dengan sifat jujur, amanah. Rasulullah yang kita kenal sebagai seorang yang jujur, sampai-sampai beliau menapat gelar Al-Amin, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi seorang Rasul. Begitu luar biasa fadhilah dari seorang yang jujur. Sebagaimana Rasulullah, beliau jujur dalam bisnisnya, menyampaikan apa adanya dalam setiap perdagangannya. Sehingga beliau dikenal sebagai orang yang sukses dalam perekonomian, disebabkan karena kejujurannya. Maka kalau sifat kejujuran ini tertanam pula dalam jiwa kita, menjadi kebiasaan rutinitas kita. Maka pastilah kita akan termuliakan menjadi manusia.

Sesungguhnya setiap ujian yang kita rasakan hari ini adalah untuk mengangkat derajat kita. Bagaimana kita bisa dengan cerdasnya menyikapi semua permasalahan hidup kita. Bagaimana kita bisa dengan sifat jujur kita, amanah, tanpa harus menghalalkan berbagai macam cara untuk bisa meraih kesuksesan. Sebuah pepatah shaleh mengatakan, “Ujian itu bisa membuat orang menjadi mulia, tapi ujian itu juga bisa membuat orang menjadi terhinakan”. Tidaklah dengan ujian akhirnya membuat kita menjadi pembohong. Tidaklah dengan ujian membuat kita menghalalkan segala cara sehingga memanipulasi banyak orang. Padahal kalaulah kita tahu, sesungguhnya Allah melihat apa yang kita lakukan. Allah tahu apa yang tertanam dalam jiwa dan hati kita.

Dua sifat yang dimiliki oleh Rasulullah Saw ini hendaklah pula dapat tercermin dalam diri kita masing-masing. Sifat fathonah, cerdas dalam menyikapi kehidupan, cerdas menjalani ibadah-ibadah yang kita lakukan agar memiliki nilai-nilai yang jauh lebih besar. Jujur dalam kehidupan, jujur dalam diri, jujur kita kepada Allah, jujur kita kepada sesama manusia. Kalau dua sifat ini dapat kita realisasikan dalam kehidupan kita, maka insyaAllah kita pula akan menjadi bagian dari umat Rasulullah yang sukses dalam hidup di dunia dan akhirat.

Tags: Alumni Berprestasi, Alumni Terbaik, Beasiswa Kuliah, Biaya Kuliah, Dosen Berprestasi, Dosen Terbaik, Fakultas Internasional, Fakultas Terbaik, Fakultas Unggul, Kampus Di Medan, Kampus Internasional, Kampus Swasta Terbaik, Kampus Terakreditasi, Kampus Terbaik, Kampus UMA Sehat, Mahasiswa Berprestasi, Mahasiswa Terbaik, Perguruan Tinggi Di Medan, Perguruan Tinggi Internasional, Perguruan Tinggi Ranking, Perguruan Tinggi Swasta, Perguruan Tinggi Terakreditasi, Perguruan Tinggi Terbaik, UMA Berkualitas, UMA Bestari, UMA Internasional, UMA Sehat, UMA Unggul, Universitas Berkualitas, Universitas Di Medan, Universitas Ranking, Universitas Standar Internasional, Universitas Terakreditasi, Universitas Terbaik

Jakarta -

Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT. Mereka diutus untuk menyampaikan wahyu kepada manusia.

Rasul yang wajib diketahui umat muslim ada 25. Rasul juga memiliki sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.

A. Sifat Wajib Rasul

Sifat wajib rasul adalah sifat yang harus dimiliki oleh rasul. Sifat wajib rasul adalah sebagai berikut seperti dikutip dari buku Aqidah Akhlaq karya Ahmad Kusaeri:

1. Siddiq

Siddiq artinya benar. Seorang rasul selalu benar dalam perkataan dan perbuatan.

2. Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya. Mereka dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh Allah, tanpa ditambah atau dikurangi.

3. Tablig

Tablig artinya menyampaikan wahyu. Seorang rasul adalah penyampai wahyu Allah kepada manusia. Sekalipun untuk menyampaikannya sangat pahit, bahkan mendapat rintangan berat.

Hal ini sesuai firman Allah surat Al Maidah ayat 67:

۞ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ - ٦٧

Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan [apa yang diperintahkan itu] berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari [gangguan] manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

4. Fatanah

Fatanah artinya cerdas. Dengan kecerdasannya mereka dapat memberikan keterangan secara benar sehingga manusia dapat mengerti dan memahami hal yang diajarkan.

Sebagai muslim, sahabat hikmah diharapkan dapat mencontoh sifat wajib rasul agar dapat menjadi orang-orang yang baik dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.

B. Sifat Mustahil Rasul

Sifat mustahil rasul adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh rasul. Sifat mustahil kebalikan dari sifat wajib rasul.

Sifat mustahil rasul sebagai berikut:

1. Kizbu

Kizbu artinya berbohong atau dusta.

2. Khianat

Khianat artinya tidak dapat dipercaya.

3. Kitman

Kitman artinya mennyembunyikan.

4. Baladah

Baladah artinya bodoh atau dungu.


C. Sifat Jaiz Rasul

Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat yang diperbolehkan bagi mereka. Maksudnya kebolehan yang berupa sifat-sifat manusiawi yang dimiliki setiap orang pada umumnya sepanjang sifat-sifat tersebut tidak mengurangi martabat kerasulan yang mulia. Sifat-sifat manusia yang dibolehkan bagi rasul seperti makan, minum, tidur, dan beristri.

[nwy/erd]

Video yang berhubungan

KABARPANDEGLANG.COM – Rasul artinya utusan. Sedangkan Rasulullah artinya utusan Allah Swt., yaitu orang yang mendapatkan wahyu dan berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain atau umat manusia. Nabi dan rasul harus menjadi pola umat manusia. Semua nabi dan rasul membawa fatwa tauhid, yakni menyembah hanya kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa.

Jumlah rasul yang disebutkan di dalam al-Qur’an ada 25 orang. Nabi dan rasul mempunyai sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Rasul Ulul ’Azmi maksudnya teguh hati, sabar, sabar dalam menjalani perintah Allah Swt. Rasul Ulul ’Azmi itu yakni Muhammad saw., Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., dan Isa a.s. Nabi Muhammad saw. ialah nabi dan rasul terakhir [epilog].

Perhatikan Q.S. al-An’am/6: 48 berikut ini.

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ ۖ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

[wamaa nursilu almursaliina illaa mubasysyiriina wamundziriina faman aamana wa-ashlaha falaa khawfun ‘alayhim walaa hum yahzanuuna]

Artinya:

“Dan tidak Kami mengutus para rasul melainkan untuk memberi kabar besar hati dan peringatan”.

Ayat di atas menjelaskan perihal “alasan Allah Swt. mengutus para rasul”. Allah mengutus para rasul untuk memberi kabar gembira dan memperlihatkan peringatan. Kabar gembira maksudnya menyampaikan kesepakatan Allah Swt. bagi orang yang menaati perintah-Nya. Rasul memberi peringatan, adalah bagi mereka yang ingkar kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya akan menerima balasan buruk yakni neraka jahanam.

A. Tugas dan Sifat Rasul-rasul Allah

Para utusan Allah mempunyai peran yang sangat berat, semoga tugas itu sukses dan berhasil, mereka diberi sifat-sifat yang istimewa oleh Allah Swt. yakni “sifat-sifat wajib bagi rasul”

  1. Pertama, rasul itu bersifat siddiq artinya jujur dan benar. Seorang rasul selalu benar dalam perkataan dan perbuatan, tidak mungkin ia berkata dusta atau bohong.
  2. Kedua, rasul harus amanah artinya dan dapat diandalkan. Seorang rasul mustahil khianat. Dia wajib memberikan amanah Allah Swt. kepada kaumnya. Semua perkataan, perbuatan dan tindakan rasul harus benar, dan dilarang ingkar akad.
  3. Ketiga, rasul bersifat tablig artinya memberikan. Seorang rasul harus memberikan pesan Allah Swt. kepada umat insan. Rasul tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang telah diberikan Allah Swt. kepadanya.
  4. Keempat, rasul bersifat fathanah artinya cerdas, pintar dan bijaksana. Dengan sifat ini, seorang rasul mampu menyelesaikan peran kerasulannya dengan baik.

Mari kita membiasakan sikap mirip acuan berikut ini.

  1. Berbuat yang benar artinya perbuatan yang sesuai dengan perintah agama. Hindari berbuat buruk yang tidak disenangi Allah Swt. dan insan.
  2. Kalau kita dipercaya atau dititipi seseorang, kerjakanlah dengan jujur dan nrimo. Ada pepatah usang menyampaikan “sekali saja kita berbuat salah, selamanya orang tidak percaya”.
  3. Pesan-pesan kebaikan harus disampaikan kepada orang lain, mulailah dari diri sendiri, keluarga, kemudian kepada yang lainnya.
  4. Hidup harus cerdas, yaitu cerdas logika dan cerdas nurani.

B. Rasul Ulul ‘Azmi

Ulul ’Azmi terdiri dari dua kata, yaitu Ulul dan al-Azmi. Ulul atau Ulu/Uli artinya mempunyai atau mempunyai. Al-Azmi artinya teguh atau tekad yang berpengaruh. Ulul ‘Azmi artinya mempunyai keteguhan/tekad. Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat besar lengan berkuasa, serta
teguh dalam menjalankan tugasnya, yakni menyampaikan aliran-aliran Allah Swt.

Rasul Ulul ‘Azmi itu adalah Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s., dan Muhammad saw. Berikut  riwayat singkat para Rasul Ulul ‘Azmi.

  1. Nabi Nuh a.s. ialah keturunan kesepuluh dari Nabi Ādam a.s. Ia mengajak manusia supaya menyembah Allah Swt. dan melarang memperhambakan diri kepada selain Allah Swt. Tetapi insan di abad itu tidak mengacuhkan seruannya. Akhirnya Tuhan menurunkan kepada mereka siksaan berupa banjir besar. Hanya sedikit orang yang selamat dari banjir besar. Mereka yang selamat yakni para pengikut Nuh a.s.
  2. Nabi Ibrahim a.s. hidup pada masa raja Namrud yang zalim, musyrik dan kufur. Nabi Ibrahim a.s. mengajak raja Namrud dan kaumnya biar beriman dan menyembah Allah Swt. Ia ajak biar mereka meninggalkan menyembah berhala. Ada banyak kesabaran dan keteguhan Nabi Ibrahim a.s. yang dapat kita ketahui lebih lanjut. Karena ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah Swt., maka doanya dikabulkan.
  3. Nabi Musa a.s. hidup pada abad raja Firaun yang sangat zalim, mengaku dirinya Tuhan. Siapa yang tidak mau menuhankannya, maka orang itu akan dibunuh. Nabi Musa a.s. terus saja berbagi pedoman Allah Swt. kepada kaum Bani Israil seraya berdoa semoga diberi kawan yang membantunya. Akhirnya diberilah Harun saudaranya yang membantu dakwahnya. Doa Nabi Musa a.s. dikabulkan Allah Swt., maka Nabi Harun a.s. diangkat Allah Swt. menjadi Rasul.
  4. Nabi Isa a.s. yaitu putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah Swt. beliau dilahirkan dengan perantaraan ibu saja. Nabi Isa a.s. dalam menjalankan dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk dibun*h dengan cara disalib. Namun Allah Swt. menyelamatkan Nabi Isa a.s. dengan cara diangkatkan ke alam ghaib [mi’raj]. Ternyata yang terbunuh ialah orang yang mirip Nabi Isa a.s. ialah Yahuza [Iskariot]. Lihat Q.S. an-Nisa/4: 157: “… tidaklah mereka membun*h dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan Allah dengan Isa a.s. yang tersalib.
  5. Nabi Muhammad saw. terkenal jujur, tabah, tabah, bertanggung jawab, dan pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya. Setelah diangkat menjadi rasul, dia tak henti-hentinya berdakwah mengajak umat manusia menyembah Allah Swt. dan meninggalkan kemusyrikan adalah penyembahan terhadap berhala.  Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad saw., dialah nabi dan rasul penutup, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena Nabi Muhammad saw. sebagai penutup, maka sering disebut dengan istilah khatamul anbiya artinya penutup atau penghabisan para nabi dan rasul.

C. Sikap Terpuji Para Rasul dan Rasul Ulul ‘Azmi

1. Sikap Terpuji Para Rasul

Terpuji [mahmudah] artinya sikap yang baik sesuai hukum agama Islam. Misalnya jujur [al-Amanah], pemaaf [al-‘Afwu], tekun [al-Khusu’], aib bila diri tercela [al-Hayau], bersih [an-Nazafah], pemurah [as-Sakhau], sabar [a£-Sabru] dan seterusnya.

Para Rasul itu mempunyai sifat wajib, yaitu sifat siddiq artinya benar, sifat amanah artinya dapat diandalkan, sifat tablig artinya memberikan, dan sifat fatanah artinya terpelajar dan cerdas. Selain itu, ada sifat dan perilaku yang mereka pegang teguh ialah menyembah hanya kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, taat dan patuh kepada Allah Swt.

2. Sikap Terpuji Para Rasul Ulul ‘Azmi

Perhatikan Q.S. al-Ahzab/33: 7 yang artinya sebagai berikut :”Dan [ingatlah] ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau [Muhammad], dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.”

Sikap terpuji di dalam ayat itu terdapat kata “teguh” , yaitu perjanjian yang teguh. Teguh dan sanggup memberikan agama kepada umatnya masing-masing. Ulul ‘Azmi maksudnya teguh hati, tabah, dan tabah. Mengapa diberi gelar rasul Ulul ‘Azmi alasannya adalah mereka yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak penderitaan, akan tetapi mereka tetap teguh, sabar, tabah dan terus berjuang memberikan pesan Allah Swt. kepada umat manusia.

D. Meneladani Rasul Allah Swt. dan Rasul Ulul ‘Azmi

Seperti pesan Allah Swt. dalam Q.S. al-Ahqaf/46: 35 yang ditujukan kepada manusia termasuk kita, yakni:

   …فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ

Artinya :

“Maka bersabarlah engkau [Muhammad] sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati …”.

Berikut ini pola sifat para rasul Ulul ‘Azmi, adalah:

  1. Teguh dan tabah dalam belajar,
  2. Teguh dan sabar dalam beribadah [salat],
  3. Teguh dan tabah dalam mengerjakan tugas-peran sekolah,
  4. Teguh dan sabar dalam mematuhi orang renta,
  5. Teguh dan sabar dalam pergaulan, tidak cepat marah,
  6. Teguh dan sabar dalam mematuhi peraturan, baik peraturan di rumah, sekolah, maupun dilingkungan daerah tinggal,

Ayo Berlatih

A. Bacalah secara cermat percakapan singkat di bawah ini! Pelajaran apa yang kamu peroleh dari cerita tersebut? Jelaskan!

“Apakah kamu sudah tahu sifat-sifat rasul itu Fatimah?” tanya ayah Fatimah. “Insya Allah tahu ayah, ialah siddiq, amanah, tablig, dan fatanah,” jawab Fatimah. Pertama, rasul itu bersifat siddiq artinya jujur dan benar, tidak pernah berdusta, atau berbohong. Kedua, amanah artinya dapat mengemban amanah. Ketiga, tablig artinya memberikan. Keempat, bersifat fatanah artinya cerdas, pintar, dan bijaksana.

Kita mampu mengikuti sifat para Rasul, dengan demikian hidup kita akan lebih baik dan mendapatkan keridhoan dari ALLAH SWT .

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan terang!

  1. Sebutkan arti Ulul ‘Azmi [Ulul ‘Azmi maksudnya teguh hati, tabah, dan tabah.]
  2. Amanah artinya dapat diandalkan. Jelaskan contohnya. [Dipercaya orang bau tanah untuk ke sekolah dan memenuhi amanah orang tua tersebut dengan benar-benar berangkat ke sekolah dan berguru dengan baik]
  3. Semua orang ingin cerdas [fatanah]! Bagaimana caranya supaya cerdas. Jelaskan.[Supaya cerdas kita harus mencar ilmu dengan rajin dan tekun]
  4. Semua rasul membawa anutan tauhid! Apa arti tauhid? Jelaskan. [Tauhid adalah meyakini keesaan Allah]
  5. Mengapa Nabi Muhammad saw. disebut rasul terakhir? Jelaskan. [Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad saw dan tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya sehingga Nabi Muhammad saw. disebut dengan istilah khatamul anbiya ]
  6. Ulul ’Azmi maksudnya teguh hati. Jelaskan contohnya. [Para rasul Ulul ‘Azmi mempunyai keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat berpengaruh, serta teguh dalam menjalankan tugasnya, yakni memberikan pemikiran-pemikiran Allah Swt. Contohnya Nabi Isa a.s. dalam menjalankan dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk dibun*h dengan cara disalib.]
  7. Rasul Ulul ’Azmi ada 5 orang. Sebutkan. [Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s., dan Muhammad saw.]
  8. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. di masa muda. [ Sejak usia muda, Nabi Muhammad saw. terkenal jujur, tabah, sabar, bertanggung jawab, dan pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya.]
  9. Apa arti musyrik? Jelaskan.[Musyrik menurut syariat Islam ialah perbuatan menyekutukan Allah dengan apa pun]

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan //kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!

Video yang berhubungan