Suku bangsa yang terdapat di provinsi bengkulu adalah
Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, meskipun sekarang kedua kelompok ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dimengerti oleh sebagian luhur masyarakat, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dll. edunitas.com Page 2Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, meskipun kini kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar masyarakat, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dll. edunitas.com Page 3Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, meskipun kini kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar masyarakat, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dll. edunitas.com Page 4Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, meskipun kini kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar masyarakat, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dll. edunitas.com Page 5Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, meskipun kini kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar masyarakat, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dll. edunitas.com Page 6Suku Baka, juga dikenal sbg Bebayaka, Bebayaga, Bibaya, atau Babinga, adalah suatu himpunan etnis yang tinggal di tenggara Kamerun, utara Kongo, utara Gabon, dan barat kekuatan Republik Afrika Tengah. Mereka sering dinamakan sbg anggota dari suku Twa, namun keduanya tak bertalian tidak jauh. Selain itu nama "Baka" juga kadang dipakai sbg suku lain yang sering dinamakan pygmy. Istilah ini sekarang diasumsikan tak sopan. Suku Baka benar bahasa yang bernama bahasa Baka. Selain itu, banyak dari mereka yang dapat bercakap bahasa Koozime, yaitu bahasa suku Bantu tetangga mereka. Beberapa kecil dapat berbahasa Perancis. Mata pencaharian utama adalah berburu. Sbg itu mereka menggunakan panah beracun dan tombak. Selain itu mereka juga mengumpulkan madu lebah dan menangkap ikan dengan sejenis zat kimia dari pohon. Zat ini tak beracun, namun membuat ikan kekurangan oksigen dan berenang ke atas sehingga semakin mudah dikumpulkan. Mereka mengenal berbagai obat tradisional dari tumbuhan sbg mengobati penyakit dan mandul. Agama mereka adalah animisme. Mereka menyembah hantu hutan yang dinamakan Jengi. Bila perburuan sukses, mereka menari sbg mengucapkan syukur, dinamakan Luma, didampingi dengan gendang dan nyanyian. Pranala luaredunitas.com Page 7
Suku Baka, juga dikenal sebagai Bebayaka, Bebayaga, Bibaya, atau Babinga, adalah suatu himpunan etnis yang tinggal di tenggara Kamerun, utara Kongo, utara Gabon, dan barat kekuatan Republik Afrika Tengah. Mereka sering dinamakan sebagai anggota dari suku Twa, namun keduanya tak bertalian tidak jauh. Selain itu nama "Baka" juga kadang dipakai sebagai suku lain yang sering dinamakan pygmy. Istilah ini sekarang diasumsikan tak sopan. Suku Baka benar bahasa yang bernama bahasa Baka. Selain itu, banyak dari mereka yang dapat bercakap bahasa Koozime, yaitu bahasa suku Bantu tetangga mereka. Beberapa kecil dapat berbahasa Perancis. Mata pencaharian utama adalah berburu. Sebagai itu mereka menggunakan panah beracun dan tombak. Selain itu mereka juga mengumpulkan madu lebah dan menangkap ikan dengan sejenis zat kimia dari pohon. Zat ini tak beracun, namun membuat ikan kekurangan oksigen dan berenang ke atas sehingga semakin mudah dikumpulkan. Mereka mengenal berbagai obat tradisional dari tumbuhan sebagai mengobati penyakit dan mandul. Agama mereka adalah animisme. Mereka menyembah hantu hutan yang dinamakan Jengi. Bila perburuan sukses, mereka menari sebagai mengucapkan syukur, dinamakan Luma, didampingi dengan gendang dan nyanyian. Pranala luaredunitas.com Page 8
Suku Baka, juga dikenal sebagai Bebayaka, Bebayaga, Bibaya, atau Babinga, adalah suatu himpunan etnis yang tinggal di tenggara Kamerun, utara Kongo, utara Gabon, dan barat kekuatan Republik Afrika Tengah. Mereka sering dinamakan sebagai anggota dari suku Twa, namun keduanya tak bertalian tidak jauh. Selain itu nama "Baka" juga kadang dipakai sebagai suku lain yang sering dinamakan pygmy. Istilah ini sekarang diasumsikan tak sopan. Suku Baka benar bahasa yang bernama bahasa Baka. Selain itu, banyak dari mereka yang dapat bercakap bahasa Koozime, yaitu bahasa suku Bantu tetangga mereka. Beberapa kecil dapat berbahasa Perancis. Mata pencaharian utama adalah berburu. Sebagai itu mereka menggunakan panah beracun dan tombak. Selain itu mereka juga mengumpulkan madu lebah dan menangkap ikan dengan sejenis zat kimia dari pohon. Zat ini tak beracun, namun membuat ikan kekurangan oksigen dan berenang ke atas sehingga semakin mudah dikumpulkan. Mereka mengenal berbagai obat tradisional dari tumbuhan sebagai mengobati penyakit dan mandul. Agama mereka adalah animisme. Mereka menyembah hantu hutan yang dinamakan Jengi. Bila perburuan sukses, mereka menari sebagai mengucapkan syukur, dinamakan Luma, didampingi dengan gendang dan nyanyian. Pranala luaredunitas.com Page 9Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, walaupun sekarang kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar warga, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dan lain-lain. edunitas.com Page 10Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, walaupun sekarang kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar warga, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dan lain-lain. edunitas.com Page 11Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, walaupun sekarang kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar warga, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dan lain-lain. edunitas.com Page 12Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, walaupun sekarang kedua kumpulan ini mulai bercampur baur. Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang, yang banyak dipahami oleh sebagian akbar warga, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan bahasa Serawai. Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano. Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
Suku bangsa pendatang meliputi Melayu, Jawa (dari Banten), Bugis, Madura, Minangkabau, Batak, Sunda, dan lain-lain. edunitas.com |