Surah Al-Ma'un [bahasa Arab:الْمَاعُون, Al-Mā'un, " Sarana Kehidupan"] adalah surah ke-107 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-17 sesuai urutan pewahyuan Al-Quran. Surah ini dinamai Al-Ma'un karena kata Al-Ma'un disebutkan pada penghujung surah ini. Para mufasir memaknai Al-Ma'un sebagai zakat atau sarana kehidupan, barang-barang berguna dan terkadang kenalan dan tetangga yang mengambil amanah.
Nama-nama Surah Al-Ma'un
Nama lain dari surah Al-Ma'un ini adalah "Araitalladzi" karena surah ini dimulai dengan kalimat ini. Allah swt berfirman:
﴾أَرَأَيْتَ الَّذي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ﴿ "Apakah kamu melihat orang yang mendustakan agama?" [QS Al-Ma'un [107]:1]
Nama lain dari surah ini adalah "Din" dan "Takdzib" lantaran dua tema ini merupakan bagian dari kandungan surah ini.
Identitas Surah Al-Ma'un
Surah Al-Ma'un terdiri dari 7 ayat, 25 kata dan 112 huruf. Ada yang berpendapat bahwa surah Al-Ma'un terdiri dari 6 ayat namun yang masyhur adalah pendapat pertama yaitu 7 ayat. Surah Al-Ma'un adalah surah ke-107 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-17 sesuai urutan pewahyuan Al-Quran serta tergolong sebagai surah Makkiyah. Sebagian mufasir berpandangan bahwa surah Al-Ma'un adalah surah Madaniyah namun masyhur surah ini ditempatkan sebagai surah Makkiyah. Surah Al-Ma'un adalah salah satu surah Al-Qishar Al-Mufasshalat.
Tema Utama
Surah ini berbicara tentang orang yang mengingkari hari pembalasan yaitu orang yang menghardik anak yatim dan dan tidak menganjurkan [orang lain] untuk memberi makan kepada orang miskin. Demikian jug berkisah tentang orang-orang salat – yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya dan mengerjakan salat untuk berbuat ria. Para mufasir memaknai Al-Ma'un sebagai zakat atau sarana kehidupan, barang-barang berguna dan terkadang kenalan dan tetangga yang mengambil amanah. [1]
Catatan Kaki
- ↑ Dānesynāmeh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2, hlm. 1269.
Daftar Pustaka
- Al-Quran, Terjemahan Persia Muhammad Mahdi Fuladmand. Tehran: Dar al-Qur’an al-Karim, 1418 H/1376 S.
- Dānesynameh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2. disusun oleh Bahauddin Khuramsyahi. Tehran: Dustan-Nahid, 1377 S.
سورة الْمَاعُون
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ ﴿١﴾ فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ ﴿٢﴾ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ ﴿٣﴾ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ ﴿٤﴾ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ﴿٥﴾ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ ﴿٦﴾ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ ﴿٧﴾
Surah Al-Ma'un
Dengan Nama-Nya Yang Mahakasih dan Mahasayang
Tahukah kamu [orang] yang mendustakan agama?[1] Itulah orang yang menghardik anak yatim, [2] dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. [3]Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, [4][yaitu] orang-orang yang lalai dari shalatnya, [5]orang-orang yang berbuat riya, [6] dan enggan [menolong dengan] barang berguna. [7]
Perbesar
Ilustrasi Al Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Al-Ma’un termasuk surat Makiyyah, di mana isi pokoknya menerangkan mengenai beberapa sifat serta watak manusia. Watak tersebut dianggap mendustakan agama, seperti menghardik anak yatim serta menelantarkannya, tidak mau bersedekah, dan tidak menganjurkan orang lain untuk menyantuni fakir miskin.
Surat Al-Ma'un merupakan surat ke-107 di dalam Al-Quran. Surat Al-Ma’un terdiri dari tujuh ayat yang diturunkan setelah surat Al-Quraisy.
Jika dilihat dari nama, arti surat Al-Ma'un yaitu bantuan penting. Namun, untuk membahas lebih dalam mengenai kandungan serta arti surat Al-Ma’un, maka berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari berbagai sumber, Sabtu [17/10/2020].
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Surat Al-Ma’un terdiri dari tujuh ayat. Selain bunyinya yang indah, arti surat Al-Ma’un juga sangat mendalam dan pantas untuk direnungkan. Sebab surat ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, terutama sebagai pengingat akan sifat manusia, untuk saling mengasihi dan memberi. Berikut bunyi dan arti surat Al-Ma’un tersebut:
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ - ١
a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn
Artinya: Tahukah kamu [orang] yang mendustakan agama?
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ - ٢
fa żālikallażī yadu''ul-yatīm
Artinya: Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ - ٣
wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn
Artinya: dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ - ٤
fa wailul lil-muṣallīn
Artinya: Maka celakalah orang yang salat,
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ - ٥
allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn
Artinya: [yaitu] orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ - ٦
allażīna hum yurā`ụn
Artinya: yang berbuat ria,
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ - ٧
wa yamna'ụnal-mā'ụn
Artinya: dan enggan [memberikan] bantuan.
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: pexels.com/Tayeb
Berdasar buku Terjemah Tafsir Jalalain berikut Asbaabun Nuzul [1990], dari Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti mengutip dari Imam Ibnul Mundzir menjelaskan, ada sebuah hadist Tharif Abu Thalhah yang bersumber dari Ibnu Abbas R.A. dan di dalamnya telah dijelaskan, jika surat ini diturunkan bagi orang munafik.
Sebab, mereka selalu pamer salat dihadapan orang mu’min dengan riya. Akan tetapi, saat orang mu’min tidak disekitar mereka, maka mereka meninggalkan salat.
Selain itu, bisa ditafsirkan juga apabila arti surat Al-Ma’un membahas perihal orang yang mengerjakan salat, namun mereka tidak mengahayati serta merenungkan bacaannya, tidak perhatikan tujuan salat tersebut, bahkan tidak sadar jika salat merupakan upaya untuk mencegah kejahatan dan kemungkaran.
Selain itu, bunyi dan arti surat Al-Ma’un turut menyinggung perilaku manusia yang sangat tercela. Ada beberapa sifat tercela manusia, seperti melakukan ibadah yang tujuannya hanya karena pamer, bukan dengan niat mencari ridha Allah SWT.
Selanjutnya, ada juga perilaku tercela seperti tidak bersedia membayar zakat, tidak mau bersedekah kepada fakir miskin, dan juga tidak punya sedikit saja belas kasihan terhadap yatim piatu yang menderita.
Bisa dibilang, orang-orang yang mempunyai sifat serta watak yang dijelaskan di atas tadi, hanya akan mendapat ancaman serta siksa dari api neraka yang sangat pedih. Sebab, golongan tersebut bisa dikatakan adalah orang yang mendustakan agama Islam.
Perbesar
Ilustrasi Al-Quran [Sumber: steemit.com]
Beberapa ulama berpendapat bahwa surat Al-Ma’un diturunkan dengan kaitannya dengan Abu Sufyan. Berdasar buku Tafsir Nurul Qur’an karya Allamah Kamal Faqih Imani [2006], “Abu Sufyan biasa membunuh dua unta besar setiap hari untuk disantap bersama kaumnya. Namun, pada suatu hari, ada seorang anak yatim mendatangi pintunya dan meminta pertolongan. Alih-alih mendapat pertolongan, Abu Sufyan malah memukul anak yatim itu dengan tongkat dan mengusirnya”.
Berdasar ha tersebut, bisa dikatakan jika orang munafik sering menunjukkan keshalehan di depan umat muslim. Tujuannya tidak lain supaya mendapat pujian dari publik. Akan tetapi, saat tidak diketahui umat muslim, perlakuan mereka sangat bertolak belakang dengan apa yang biasa ditunjukkan di depan banyak orang.
Dengan adanya peristiwa tersebut, maka menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat yang ada di dalam surat Al-Ma’un. Terutama pada ayat ke-4 hingga ayat ke-7, yang di dalamnya berisi mengenai peringatan bagi orang-orang munafik.
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Sebenarnya jika dilihat melalui pembahasan di atas, bisa disimpulkan jika surat Al-Ma’un tidak hanya sebagai sebuah peringatan bagi umat muslim untuk bersikap baik pada anak yatim. Akan tetapi, surat Al-Ma’un juga memberi penegasan mengenai gambaran beberapa hal, seperti orang-orang yang tidak mau bayar zakat, tidak mau membantu fakir miskin, serta orang-orang yang memiliki jumlah harta melimpah akan tetapi sama sekali tidak memiliki kepedulian dengan lingkungan sekitarnya.
Jika dikaitkan dengan hal tersebut, menurut hadist riwayat Thabrani dikatakan, Rasulullah SAW pernah memberikan peringatan dengan bunyi:
“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya.”
Maka dari itu, semoga dengan pembahasan mengenai kandungan serta arti surat Al-Ma’un di atas, bisa semakin menambah ilmu serta kepekaan untuk menolong sesama manusia.
Lanjutkan Membaca ↓