Tebakan kata gajah gajah apa yang baik?

“Masak le? Kalu bagitu, skarang kita mo tanya pa ngana. Misalnya ngana bunung (bunuh) kong ngana, makang pa ngana pe mama deng papa, orang-orang mo pangge (panggil) apa dang pa ngana?”

“Yatim piatu, noh.”

 

Pil KB

Kakak ipar Ungke mengandung lagi. Namanya Brenda. Karena suaminya baru saja ke luar kota, Brenda meminta tolong Ungke mengantarnya ke bidan.

Sesampainya di klinik, bidan bertanya kepada Brenda, “Bukang ngana yang beberapa bulan ada datang minta pil KB?”

“Iyo, kita no, bidan,” jawab Brenda.

“Trus… skarang ada kiapa?”

“Kita hamil ulang.”

“Tu pil KB kita kase pa ngana dang, nyandak (tidak) minum?” tanya bidan heran.

“Bagimana nyandak mo hamil, pil baru ada di leher, calana so sampe (sampai) lutut.”

 

Kacamata

Besoknya, gantian pamannya Ungke, Bonza, yang meminta bantuan untuk diantar ke klinik dokter mata.

“Om Bonza jarak 10 meter so nyandak mo dapa lia (lihat) orang. Sedang ngana tadi nanti so dekat baru Om kenal,” curhat pamannya.

Sesampainya di klinik, dokter mata segera memeriksa Om Bonza.

“Sebelumnya so pernah pake kacamata?” tanya dokter.

“Blum, Dok.”

“Nah, coba badiri situ. Baru haga (pandangi) huruf apa itu?” tanya dokter itu, sambil menunjuk poster yang berjejer huruf-huruf dan angka-angka, dari ukuran paling besar sampai yang terkecil.

“Adoh, nyandak jelas huruf apa,” kata Om Bonza sambil menggaruk-garuk kepala.

“Kalu ini?” sekali lagi dokter menunjuk huruf yang lebih besar ukurannya.

“Nyandak jelas le, Dok.”

Hampir semua huruf dan angka ditanyakan dokter itu, tapi Om Bonza kerap menjawab: nyandak jelas.

“Masak samua nyandak jelas?” tanya dokter itu heran.

“Kita nyandak skolah kwa, Dok. Jadi nintau (tidak tahu) ba baca.”

 

Terserempet Angkot

Ungke punya adik bernama Boni. Suatu hari, Boni yang masih SD itu pulang sekolah dengan tangan dan kaki penuh lecet.

“Kiapa ngana ini?” Ungke memilin-milin pelan lengan adiknya, melihat-lihat lecet itu.

“Tadi ada oto mikro (angkot) sambar pa Boni,” adu Boni.

“Kong tu sopir nyandak bawa ka puskesmas?”

“Nyandak, Kak. Cuma lecet bagini kwa. Mar sopir kase 200 ribu pa Boni,” ceritanya, sambil menunjukkan dua lembar uang bergambar Bung Karno dan Bung Hatta.

Besoknya, sepulang sekolah, Boni heran melihat kakaknya berdiri di tengah jalan. Apalagi, ada mobil truk dengan kecepatan tinggi, melaju ke arah kakaknya.

“Kak! Awas ada trek! (truk)” teriak Boni.

“Ba diam ngana! Jutaaaaaa iniiiiiii!”

 

Orang Gila

Rumahnya Ungke letaknya berdekatan dengan rumah sakit jiwa. Siang itu, Ungke diajak kerabatnya, yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit itu.

Satu orang pasien bernama Gafur, diajak keluar oleh kerabatnya.

“Om Bambe, mo bawa ka mana ni pasien?” selidik Ungke.

“Iko jo (ikut saja)!”

“Jadi kita ini mo tes kalu Gafur masih gila ato so sadar. Kita curiga kwa dia ini so sadar mar pura-pura gila,” sambung Om Bambe.

“Mo bawa ka mana ini dang?” tanya Ungke penasaran.

“Ka kolam renang.”

Setelah sampai di kolam renang yang jaraknya memang cukup dekat dari rumah sakit jiwa, Om Bambe menyuruh Gafur melepas pakaiannya.

Satu per satu Gafur mencopot pakaiannya, dan baru terhenti setelah diteriaki Om Bambe.

“Eh, calana dalam nyandak usah!”

Ungke terbahak-bahak melihat kejadian barusan. Ungke juga heran sebab kolam renang tidak berisi air. Hanya kotak-kotak ubin mengilap.

“Skarang coba ngana ba lumpa (lompat) ka kolam, Gafur,” kata Om Bambe sambil memberi aba-aba dengan telunjuk.

Gafur hanya menggeleng-gelengkan kepala.

“Nah, coba ngana lia? So sadar kwa Gafur ini mar pura-pura gila,” kata Om Bambe memastikan kecurigaannya selama ini benar.

“Coba Om Bambe tanya. Kiapa dia nimau (tidak mau) ba lumpa?” kata Ungke.

“Eh, Gafur. Kiapa ngana nimau ba lumpa?”

Gafur, sambil melipat kedua lengannya di atas dada menjawab, “Dingin.”

 

Tebak-tebakan

Sekali lagi, Utu mampir ke rumah Ungke. Utu yang gemar melontarkan pertanyaan aneh, kembali mengetes temannya itu dengan tebak-tebakan.

“Ungke, bola apa yang sama deng kucing?”

“Apa eee? Hmm… nintau apa no,” Ungke menyerah.

“Bolaemon,” kata Utu.

Terlihat Ungke agak kesal karena tidak berhasil menjawab.

“Ayam apa yang paling basar?” Sekali lagi Utu melemparkan tebak-tebakan.

Sambil mengernyit, Ungke sekali lagi menyerah.

“Ayam semesta!” kata Utu, kali ini disusul tawa keras sekeras-kerasnya keras. “Payah ngana no!”

Kesal dengan tingkah Utu. Ungke balik bertanya, “Gajah apa yang paling bersih?”

Sedetik, semenit, sejam, sehari, seminggu, sebulan, setahun, sewindu, sedasawarsa, seabad… eh, semenit kemudian Utu mengaku menyerah.

Tebak-tebakan jadi salah satu alternatif hiburan yang masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama kalangan bapak-bapak. Tebak-tebakan bapak-bapak ini merupakan candaan receh yang terkadang bikin kesal sekaligus membuat tertawa.

Garing namun adakalanya kocak adalah ciri khas jokes atau tebak-tebakan bapak-bapak. Penasaran dengan tebak-tebakan bapak-bapak?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berikut 25 tebak-tebakan bapak-bapak yang recehnya bikin jengkel namun buat kita tersenyum:

Baca juga: 10 Tebak-tebakan Lucu Bahasa Inggris, Yang Selera Humornya Receh Pasti Ketawa

Tebak-tebakan bapak-bapak tema hewan:

1. Binatang apa yang nyariin bapaknya mulu? Bee.. Bee... Bee. Kambing nyariin babenya mulu.

2. Gajah gajah apa yang baik hati? Gajahat.

3. Hewan apa yang paling sering terlambat ke sekolah? Kaki seribu! Pakai sepatunya lama dong.

4. Pak, hewan apa yang kerjaannya menjual rokok? Kodok! Soalnya kalau bunyi 'rokok...rokok....rokok'.

5. Hewan apa yang dekat sama teman-temannya? A crab (kepiting).

6. Hewan apa yang namanya cuma dua huruf? U dan G.

7. Binatang apa yang kalau diinjak tidak pernah marah? Kera mik.

8. Hewan apa yang bersaudara? Katak beradik.

9. Lele-lele apa yang bisa terbang? Lelelawar dong!

10. Bapak tau nggak kenapa kucing tak pernah dipenjara ketika maling? Karena kucing ga wrong.

Tebak-tebakan bapak-bapak yang receh hingga bikin ketawa:

11. Pak, kenapa air mata warnanya bening? Karena kalau hijau namanya air matcha.

12. Kota apa yang banyak bapak-bapaknya? Purwodaddy.

13. Tahu nggak kenapa donat tengahnya bolong? Karena yang utuh itu cuma cinta bapak ke ibu.

14. Siapakah pemain bola yang beratnya hanya 3 kg? Bambang tabung gas.

15. Nak, kenapa nyamuk bunyinya "nging ngin"? Karena menghisap darah. Kalau menghisap solar bunyinya "brem brem".

16. Gendang, gendang apa yang nggak bisa dipukul? Gendang telinga lah.

17. Saya punya tebak-tebakan bapak-bapak lagi nih. Warna apa yang tidak peduli dengan kita? Biru don't care (dongker).

18. Mengapa kita perlu berdoa sebelum minum air? Sebab di dalam air ada tiga jin. 2 hidrojin 1 oksijin (H2O nama kimia air yang terdiri dari hidrogen dan oksigen).

19. Bundaran HI kalau diputerin dua kali jadi apa hayo pak? HIHI.

20. Kenapa Indonesia disebut negara yang paling sering nanya 'kapan nikah'? Karena Indonesia adalah negara marry time (maritim).

21. Saya punya tebak-tebakan bapak-bapak loh. Mengapa Tayo warnanya biru? Karena kalau kuning namanya Tayi.

22. Uang 100 ribu kalau dilempar jadi apa? Ya jadi rebutan dong.

23. Kalau kijang dan kuda tabrakan, yang mati siapa? Sopirnya lah!

24. Olahraga apa yang tergolong paling berat? Catur! Bayangin aja kuda dan benteng diangkat.

25. Coba tebak sabun apa yang paling genit? Sabun colek.

Bagaimana apakah 25 tebak-tebakan bapak-bapak ini menghibur?



Simak Video "Melihat Mahkota Terbaru Miss Universe"
[Gambas:Video 20detik]
(eny/eny)

tebak tebakan tebak-tebakan tebak tebakan bapak bapak tebak tebakan receh tebak-tebakan kocak tebak-tebakan garing tebak-tebakan lucu tebak-tebakan gombal

Gajah apa yang paling baik?

11. Gajah apa yang paling baik hati? Jawaban: Gajahat.

Apa yang besar dari 12 gajah?

Apa yang lebih dari 12 gajah? Jawaban: 13 gajah.

Gajah gajah apa yang lebih berat dari 12 gajah?

Apakah yang lebih berat dari 12 gajah? Jawaban: 13 Gajah.

Kalau gajah terbang dengan apa?

Maka, jika ada yang bertanya tentang "gajah terbang nampak apanya", jawabannya adalah "nampak bohongnya".