Teknik pengambilan sampel jika populasi kurang dari 100

ilustrasi | ©ID techinasia

Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hasil penelitian bisa dikatakan membuat manusia dapat bertahan hidup hingga saat ini. Hampir semua elemen kehidupan manusia berasal dari penelitian [studi].

Dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah, seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang digunakan agar penelitian tersebut tepat. Salah satu bagian dari metodologi penelitian adalah teknik pengambilan sampel penelitian [sampling]. Sampling merupakan pengambilan atau memilih objek/unsur dari populasi.

Pengambilan teknik sampling

Pada umumnya teknik sampling terbagi menjadi 2 yakni probability sampling dan non probability sampling.

Probability sampling

Metode pengambilan sampel ini terbagi lagi menjadi 5 bagian yakni simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionaten stratified random sampling, cluster sampling, dan sistematis sampling.

  1. Simple randon sampling:Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak. Cara ini digunakan jika anggota populasi dianggap homogen. Tujuan yang ingin dicapai dengan cara ini adalah agar dapat melakukan pengamatan dan pemeriksaan pada sebagaian populasi yang dapat ditarik kesimpulan secara umum. Metode pengambilan sampel dapat menggunakan lotre technique, melempar mata uang atau dadu, dan random number.
  2. Proportionate stratified random sampling: Teknik ini dapat digunakan jika populasi tidak homogen dan proporsional. Contoh: suatu perusahaan mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan S1: 30. S2: 40, SMA: 80. Jumlah sampel yang harus diambil adalah meliputi strata pendidikan diambil perwakilan sesuai kebutuhan.
  3. Disproportionaten stratified random sampling: Digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi kurang proporsional. Contohnya: Pegawai PT A memiliki 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 400 orang SMA, 600 oran SMP, maka khusus lulusan S3 dan S2 harus diambil semuanya sebagai sampel karena kedua kelompok tersebut paling kecil dibandingkan dengan kelompok lainnya.
  4. Cluster sampling: Cluster berarti pengelompokan berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Teknik ini dapat digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas. Peneliti dapat menggunakan teknik ini dengan alasan jarak dan biaya serta peneliti tidak mengetahui alamat dari populasi secara pasti. Contohnya: satu kecamatan terdiri dari 15 desa, kemudian kita ambil hanya dua desa. Teknik ini bisa disebut sebagai teknik sampling daerah.
  5. Sistematis sampling: Teknik inii merupakan modifikasi dari simple random sampling. Keuntungan cara ini lebih mudah dan lebih murah. Contoh: Teknik penentuan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya ada populasi 100 orang kemudian diambil yang ganjil saja atau yang genap saja [1,3,4,7,…99].

Non probability sampling

Teknik ini tidak memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari purposive sampling, consekutive sampling, quota sampling, insidental sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

  1. Purposive sampling: Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti. Contoh: akan melakukan penelitian tentang asuhan keperawatan covid-19, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli atau bekerja melakukan perawatan pasien covid-19.
  2. Consekutive sampling: Pemilihan sampel dengan cara berurutan [consekutive] yaitu penentuan sampel dengan menetapkan subjek yang memnuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden yang diperlukan terpenuhi.
  3. Quota sampling: Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah [kuota] yang diinginkan].
  4. Insidental sampling: Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan oleh peneliti.
  5. Sampling jenuh: Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil misalnya kurang dari 30 orang, atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. 
  6. Snowball sampling: Penentuan sampel yang awalnya jumlah sedikit atau kecil, kemudian sampel tersebut diminta untuk memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Dengan mengetahui proses pengambil sampel penelitian di atas, maka penelitian yang akan kita lakukan dapat berjalan dengan baik dan tepat sesuai kaidah penulisan ilmiah.

Sumber:

  • Setiadi, Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan ed. 2. GRAHA ILMU.
  • TEKNIK SAMPLING

Populasi dan sampel adalah unit-unit atau kelompok yang memiliki bentuk atau karakter tertentu yang sengaja dipilih agar dapat diambil data yang dapat digunakan dalam penelitian yang telah dirancang. Misalnya populasi yang dipilih adalah warga kota Bandung, atau sekecil murid kelas 7 SMP 28 Bandung.

Lalu apa perbedaan dari populasi dan sampel? Populasi adalah keseluruhan dari kelompok yang akan diambil datanya. Sementara sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakter yang sama dengan populasi.

Mengapa ada sampel? Dalam beberapa kasus, sebagian populasi atau sampel tersebut bisa jadi sudah cukup untuk mewakili keseluruhan populasi. Terkadang mendapatkan data dari seluruh populasi kurang memungkinkan, misalnya dalam perhitungan cepat pemilihan presiden yang melibatkan populasi ratusan juta orang.

Kita tidak dapat melakukan perhitungan cepat jika harus melibatkan seluruh populasi warga Indonesia. Menggunakan sampel saja sebetulnya sudah dapat menghasilkan perkiraan hasil perolehan pemungutan suara yang akurat. Asalkan teknik sampling yang digunakan tepat dan pengolahan data dilakukan dengan cermat.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan mengenai pengertian dari populasi, sampel, berbagai teknik sampling, serta cara pengambilan sampel menurut para ahli.

Pengertian Populasi dan Sampel

Seperti yang telah diutarakan di atas, populasi dan sampel merupakan kelompok atau unit-unit yang dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. Namun untuk memastikannya, berikut adalah pengertian atau definisi masing-masing istilah menurut para ahli dilengkapi penjelasan lebih lanjut.

Pengertian Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono [2018, hlm. 117] adalah wilayah generalisasi [suatu kelompok] yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Contoh dari populasi adalah seluruh staf bank BCA kantor cabang Bandung sejumlah 120 orang jika yang akan diteliti adalah kinerja staf bank BCA kantor cabang Bandung. Contoh lainnya, kelas VII SMP Negeri 10 Yogyakarta sejumlah 336 siswa jika yang ingin diteliti berkaitan dengan kemampuan menulis teks eksposisi di SMP Negeri 10 Yogyakarta.

Pengertian populasi menurut para ahli lainnya masih dalam kesimpulan yang senada, meliputi Arikunto [2019, hlm. 109] yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Pengertian Sampel

Menurut Sugiyono [2018, hlm. 81] sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau mewakili populasi yang diteliti.

Pengertian sampel menurut para lainnya dalam hal ini yakni Arikunto [2019, hlm. 109] menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

Perbedaan Populasi dan Sampel

Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa perbedaan utama dari populasi dan sampel adalah jumlah yang diambilnya. Populasi melibatkan seluruh kelompok yang akan diteliti. Sementara sampel hanya mengambil sebagian dari populasi, misalnya hanya 15% atau 25% saja dari total populasi. Namun sampel harus benar-benar dapat mewakili karakteristik yang dimiliki oleh propulsi.

Sebaiknya mana yang kita gunakan? Apakah populasi akan selalu lebih baik daripada hanya mengambil sebagian sampel saja? Menurut Arikunto [2019, hlm. 104] jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka sebaiknya sampel diambil secara keseluruhan [gunakan populasi], tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil sampel 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya.

Teknik Sampling

Teknik yang digunakan dalam mengambil populasi tentunya sudah sangat dapat diterka, ambil saja semua data dari populasi yang diteliti. Namun mengambil sampel tidak sesederhana itu. Berapa sampel orang dari populasi agar populasi tersebut terwakili? Orang-orang mana yang dipilih? Dibutuhkan cara yang tepat agar sampel dapat benar-benar mewakili keseluruhan populasi dan cara tersebut adalah teknik sampling.

Teknik sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel [Sugiyono, 2018, hlm. 118]. Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Macam Macam Teknik Sampling

Menurut Sugiyono [2018, hlm. 119] jenis atau macam teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi, simpel random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Sementara itu Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Probability Sampling [Random Sampling]

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel [Sugiyono, 2018 , hlm. 120]. Dalam sampling ini, sampel diambil secara acak [random]. Terdapat empat teknik yang dapat digunakan meliputi beberapa teknik di bawah ini.

  1. Simple Random Sampling
    Dikatakan sederhana [simpel] karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota populasi homogen.
  2. Proportionate Stratified Random Sampling
    Teknik ini digunakan apabila populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata dan jumlah populasinya proporsional. Misalnya suatu organisasi memiliki pegawai dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda, lulusan S1 90 orang, S2 30 orang, SMA 120 orang [angka perbedaannya tidak terlalu jauh].
  3. Disproportionate Stratified Random Sampling
    Digunakan untuk menentukan jumlah sampel apabila populasi berstrata tapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu memiliki 3 orang lulusan S3, 4 orang S2, 90 S1, 800 SMU, 700 SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 diambil semuanya sebagai sampel. Mengapa? Karena dua kelompok tersebut terlalu kecil jika dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
  4. Cluster Sampling [Area Sampling]
    Teknik sampling area digunakan untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti sumber datanya sangat luas seperti penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya terdapat 30 provinsi di suatu negara, maka akan diambil 15 provinsi secara acak [Sugiyono, 2018, hlm. 120-122].

NonProbability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel [Sugiyono, 2018, hlm. 122]. Mudahnya, sampel yang diambil tidak diacak [tidak random]. Menurut Sugiyono [2018, hlm. 122-125] terdapat enam teknik nonprobability sampling yakni sebagai berikut.

  1. Sampling Sistematis
    Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi terdiri dari 100, dari semua anggota diberi nomor urut 1-100. Pengambilan sampel kemudian dapat dilakukan menggunakan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
  2. Sampling Kuota
    Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah [kuota] yang diinginkan. Misalnya ditentukan sampel penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat sebanyak 500 orang. Jika belum mencapai 500, penelitian dianggap belum selesai.
  3. Sampling Insidental
    Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang orang tersebut dianggap cocok sebagai sumber data.
  4. Sampling Purposive
    Maksudnya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya jika kita akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
  5. Sampling Jenuh
    Merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif sedikit. Bisa juga penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel.
  6. Snowball Sampling
    adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dirasa dari dua orang tersebut data yang didapatkan belum lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu atau dapat melengkapi data yang kurang. Hal tersebut dapat dilakukan berkali-kali hingga data lengkap.

Langkah Langkah Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah menurut Sanjaya [2015, hlm. 231] di bawah ini.

  1. Menentukan Target Populasi
    Terkadang disebut batasan populasi, maksudnya perlu diperjelas dahulu target populasi yang dapat memengaruhi penelitian yang akan kita lakukan. Karena pada akhirnya, penarikan anggota sampel harus sesuai dengan target populasi dalam penelitian.
  2. Mendaftar Seluruh Elemen Unit Populasi
    Terkadang populasi terdiri dari banyak elemen atau unit yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu didaftar satu per satu sehingga diketahui mana yang termasuk populasi yang diinginkan, mana yang tidak. Karakteristik populasi juga harus dipastikan, apakah sampel homogen atau heterogen, memiliki strata [berbeda tingkat] atau tidak.
  3. Menentukan Sumber Informasi
    Mencari sumber informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan populasi penelitian tidak boleh dikesampingkan. Misalnya, jika sumber populasi adalah guru SD di Jawa Barat, maka sumber populasinya adalah Dinas Pendidikan Jawa Barat.
  4. Menentukan Jumlah Anggota Sampel yang Akan Diambil
    Penentuan ini sangat tergantung pada peneliti dan jenis penelitiannya sendiri. Sebab, tidak ada ketentuan umum yang mengatur masalah ini. Namun biasanya para peneliti sepakat semakin banyak sampel maka hasilnya akan lebih baik. Hanya saja anggota sampel yang proporsional biasanya jauh lebih penting.
  5. Menentukan Teknik Sampling yang Akan Digunakan
    Setelah jumlah sampel telah ditentukan, maka selanjutnya adalah menentukan teknik sampling yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik populasi dan kebutuhan penelitian.

Manfaat Sampel Dalam Penelitian

Membicarakan masalah manfaat, sampel merupakan salah satu organ vital dari penelitian. Apalagi penelitian kuantitatif yang selalu berhubungan erat dengan sampel dan teknik sampel. Selain itu, menurut Sanjaya [2015, hlm. 229] terdapat beberapa manfaat atau keuntungan dalam menggunakan sampel dalam proses penelitian, yakni sebagai berikut.

  1. Penggunaan sampel dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga.
    Terutama dalam penelitian yang melibatkan populasi besar. Tidak dapat dibayangkan berapa besar biaya dan tenaga yang dikeluarkan jika harus melakukan survei terhadap ratusan jutaan penduduk.
  2. Teknik sampling dapat menghasilkan penelitian yang lebih akurat dan mendalam.
    Populasi yang terlalu banyak dapat menyulitkan peneliti untuk menggali berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat mengakibatkan hasil yang dicapai kurang tepat.
  3. Sampling yang tepat dapat mempermudah penelitian.
    Populasi yang besar akan menimbulkan potensi kesalahan yang besar pula. Oleh karena itu, dengan sampling pekerjaan penelitian akan terasa jauh lebih mudah karena kemungkinan kesalahan juga diperkecil.

Referensi

  1. Arikunto, Suharsimi. [2019]. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
  2. Sanjaya, Wina. [2015]. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
  3. Sugiyono. [2018]. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  4. Sugiyono. [2018]. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề